Anda di halaman 1dari 25

Pengertian, Bentuk, Fungsi, Karakteristik

Refraktori Dan Isolator

1. Pengertian Refaktori

Refraktori adalah material yang dapat mempertahankan sifat-sifatnya yang berguna dalam
kondisi yang sangat berat karena temperatur tinggi dan kontak dengan bahan-bahan yang korosif.
Refraktori dibuat dari berbagai jenis material terutama keramik yang mana termasuk bahan-
bahan seperti alumina, lempung (clay), magnesia, chromit, silicon karbida dan lain-lain.
Refraktori digunakan untuk mengkonstruksi atau melapisi struktur yang berhubungan dengan
temperatur tinggi, dari perapian sampai blast furnace.

Untuk dapat melayani aplikasi yang diminta, refraktori memerlukan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat
ini diantaranya titik lebur yang tinggi, kekuatan yang bagus pada temperatur tinggi, tahan
terhadap degradasi, mudah dipasang, dan biaya murah. Refraktori didefinisikan sebagai material
konstruksi yang mampu mempertahankan bentuk dan kekuatannya pada temperatur sangat tinggi
dibawah beberapa kondisi seperti tegangan mekanik (mechanical stress) dan serangan kimia
(chemical attack) dari gas-gas panas, cairan atau leburan dan semi leburan dari gelas, logam atau
slag [Hancock, 1988 ].
Material refraktori sangat diperlukan untuk banyak industri proses. Material ini melapisi furnace,
tundish, ladle dan sebagainya. Material ini juga digunakan sebagai Nozzle, Spout, dan Sliding
Gate. Biaya untuk pembelian dan instalasi refraktori adalah faktor yang menentukan dalam biaya
proses secara keseluruhan. Kegagalan (failure) material refraktori ketika digunakan dalam suatu
proses dapat berarti suatu bencana. Material refraktori diharapkan dapat tahan terhadap
temperatur tinggi, tahan terhadap korosi slag cair, logam cair dan gas-gas agresif, siklus termal
(thermal cycling), tahan terhadap benturan dan abrasi dengan hanya sedikit perawatan. Banyak
orang bekerja di Industri yang menggunakan refraktori tetapi hanya sedikit yang mengerti
tentang material ini, sehingga pemborosan biaya tidak dapat dihindari.

2 Bentuk – bentuk Refraktori

Berdasarkan bentuknya maka refaktori dapat dibagi atas:

1. Formed Refaktori

Terdapat berbagai bentuk refaktori tergantung penggunaannya yaitu apakah di lantai, di


dinding,di atap dll. Bentuk tersebut antara lain:Straight,Arch,Wedge,Key,Plain dll

2. Unformed Refaktori ( Momolithic refactory )

Unformed refaktori adalah refaktori yang dipasarkan tanpa dibentuk terlebih dahulu. Ada
beberapa jenis Unformed refaktori antara lain:Plastik refaktri,Ramming mixture,Gunning
mixture,Castables.

3. Plastik refaktori

Plastik refaktori umumnya mengandung lempung pengikat yang tinggi sehingga dapat di bentuk
dengan cara plastis. Bahan ini diproduksi siap pakai, dapat dipakai atau dibentuk dengan tangan
tanpa air.

4. Ramming mixture

Produk ini diperdagangkan dalam bentuk gumpalan yang rapuh, agak basah atau kering dan
dipadatkan dengan mesin vibrator. Terdapat ramming alumina tinggi dengan komposisi
corunndum dan lempung plastis, kadang – kadang dicampur alumina phospat sebagai pengikat
refaktori. Juga terdapat dalam campuran asam dengan kuarsa, refaktori basa berbasis magnesia
dan chrom. Sebagai pengikat campuran ini maka ditambahkan waterglass, magnesium sulfat,
sodium bichromat atau tar, khususnya untuk ramming mixture dolomit.

5. Gunning mixture

Gunning mixture terdiri atas butiran halus yang dalam pemakaiannya di semprotkan ke
permukaan yang di inginkan dengan tekanan udara melalui hose. Pada ujung nozzle biasanya
ditambahkan air atau cairan untuk pengikat. Dengan cara ini kehilangan bahan
harusdiperhitungkan. Tungku baru biasanya dibiasanya dilapisi dengan gunning mixture,
biasanya pipa boiler dilapisi dengan SiC dengan cara semprot.

6. Castable refaktori

Castable adalah agregat dengan penambahan binder hidrolik seperti semen portland atau semen
alumina. Agregat ini dibuat jadi “Castable” dengan menambahkan kemudian dituang. Bahan
akan disetting pada suhu kamar. Komposisi yang sering dipakai adalah alumina tinggi, mulilite
dan fireclay. Senyawa basa atau asam dengan sodium silikat atau magnesium sulfat dapat juga
dibuat castable dengan menambahkan air.

7. Refaktori Mortar

Refaktori mortar termasuk Unformed refaktori, namun diberi klasifikasi lain karena umumnya
refaktori mortar dipakai terutama untuk menyambung “shape refaktori” dan bukan dipakai untuk
membuat suatu bentuk tertentu.

Ada beberapa syarat untuk refaktori mortar antara lain:

1. Bila dicampur air harus dapat membentuk konsistensi yang diperlukan, dapat mengisi
spasi antar bata.
2. Mempunyai refaktoriness dan refaktoriness under load yang memadai.
3. Mortar harus “setting” dan menempel ke bata, dan mempunyaikuat mekanis tinggi
setelah kering dan pada suhu tinggi.
4. Thermal expansion, suisut kering dan susut bakar harus sama dengan bata yang disemen.
5. Refaktori mortar dapat terdiri dari kalsium aluminat. “low cement”, Ultra-low cement,
bahkan zero cement. Dalam hal ini pengikat yang dipakai adalah silika koloid, pospat
kering, dan silika kering.
o Refaktori Berdasarkan Berat Jenis

Berdasarkan berat jenis refaktori dapat dibagi atas:

1. Refaktori berat (heavy weight refactory)

Disebut heavy weight bila bulk densitynya> 1,3 g/cm³. Umumnya dipakai untuk refaktori
yanglangsung terkena panas/suhu tinggi.

2. Refaktori ringan ( light weight refactory )

Disebut light weight bila densitynya≤1,3 g/cm³. Bila refaktori digunakan pada suhu < 1000ºC
maka refaktori tersebut refaktori isolasi. Dan bila digunakan pada suhu> 1000ºC, refaktori
disebut light weight refactory.
4 Refaktori Berdasarkan Cara Pembuatan

Berdasarkan cara pembuatan maka refaktori dibagi atas:


1. Burned refaktori

Termasuk kedalam burned refaktori adalah refaktori silika, fire clay, alumina tinggi dll.

2. Unburned refaktori

Termasuk kedalam unburned refaktori adalah refaktori magnesit dan refaktori karbon.

 Fungsi Refaktori

Bahan refaktori memenuhi beberapa fungsi di seluruh cabang industri sebagai berikut:

1. Mengisolasi ruangan reaksi panas dengan sekelilingnya untuk mencegah kehilangan


panas seminimum mungkin.
2. Menyimpan panas di regenerator untuk kemuadian dilepaskan
3. Untuk transfer panas pada rekuperator.
4. Memisahkan ruang api dengan ruang reaksi.
5. Melindungi bagian lain yang lebih mahal seperti steel dll.

Suhu proses pada industri tertentu berkisar antara 1000-1800ºC

Fungsi utama refaktori

Berdasarkan fungsi utama refaktori dapat dibagi atas:

 Refaktori kerja

Refaktori ini disebut juga “heavy refactory” atau”working refactory”. Fungsi utamanya adalah
menahan suhu tinggi tanpa lebur.

 Refaktori Isolasi

Fungsi utamanya adalah untuk mencegah panas keluar dari sistem.

 Karakteristik Dari Material Refraktori

1. Lempung (Clays)

Lempung dari berbagai kelompok material terbentuk dari proses pelapukan batuan
metamorphosis atau batuan beku. Material ini umumnya sangat halus dengan ukuran partikel
kurang dari 2 mikron. Material yang menarik bagi pembuat (manufaktur) refraktori adalah yang
mempunyai kandungan alumino-silikat yang tinggi.

Kelompok refraktori ini biasanya mempunyai ketahanan yang bagus terhadap slag asam (acid
slag). Secara umum property dari kelompok ini yaitu sebagai berikut:
 Bagus sebagai material insulator.
 Beberapa jenis mempunyai perilaku ekspansi yang kompleks, tetapi kebanyakan hanya
mempunyai ekspansi panas yang kecil.
 Kekuatan yang sedang pada temperatur tinggi, mengandung fasa gelas yang bertitik lebur
rendah.
 Ketahanan yang bagus terhadap slag asam (acid slag).
 Ketahanan yang bagus terhadap kejut panas (thermal shock)
 Tidak mahal dan mudah tersedia.

Lempung adalah campuran dari beberapa mineral lempung, yang biasanya juga mengandung
jumlah yang bervariasi dari mineral bukan lempung.

Lempung Cina (China Clay) atau Kaolin adalah jenis lempung yang mempunyai kandungan
mineral utama berupa kaolinite. Mineral yang lain seperti kwarsa, feldspar dan mika.

Lempung Bola (Ball clays) terdiri dari mineral utama kaolinite dan illite, dan sering juga
mengandung sejulah tertentu bahan-bahan organic. Ukuran butiran dari ball clays biasanya lebih
kecil dari pada China clay, selain itu juga mempunyai tingkat plastilitas yang tinggi serta
kekuatan yang bagus bila kering. Jumlah illite yang besar di dalam material cenderung
menurunkan titik lebur dari ball clays.

Fire clay (lempung api) adalah ball clay dengan kandungan kaolinite yang tinggi dan kandungan
illite yang rendah. Sebagai akibatnya, fire clay mempunyai titik lebur yang tinggi untuk jenis
lempung, oleh karena itu digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.

Flint clays (lempung batu api) adalah lempung dengan kandungan silica yang tinggi, juga
digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.

Bata lempung (Brick clay) mempunyai rentang komposisi yang lebar, tetapi biasanya komposisi
utamanya kaolinite atau illite. Selain itu juga mengandung mineral besi yang menghasilkan
warna merah ketika dibakar.

2. Alumina

Alumina untuk refraktori berasal dari deposit alami dan buatan. Sumber-sumber alami terdiri
dari Bauksite dan Diaspore. Sedangkan yang buatan terdiri dari Calcined Alumina, Sintered
Alumina, dan Fused Alumina.

Bauksit adalah bijih yang mengandung Boehmite (Al2O3.H2O) atau Gibbsite (Al2O3.3H2O)
dalam proporsi yang bervariasi. Bauksit juga mengandung oksida besi, alumino-silikat dan
titania. Bauksit yang kaya akan oksida besi dan pengotor lain dapat digunkan untuk membuat
Calcined Alumina melalui proses Bayer atau untuk membuat logam alumunium. Bauksit yang
langsung digunakan unuk membuat refraktori harus memiliki kandungan pengotor yang rendah.
Segera setelah ditambang kemudian bauksit dikalsinasi di rotary kiln untuk penyetabilan.
Komponen utama adalah corundum (alumina α) dengan sedikit Mullit dan sejumlah kecil fasa
glas.
Diaspore adalah monohidrat alumina, membentuk corundum langsung selama pemanasan,
sehingga hanya membutuhkan kalsinasi sebelum digunakan sebagai bahan baku refraktori.
Calcined alumina dibuat dengan proses Bayer, beberapa grade tersedia dengan property yang
sesuai dengan aplikasinya. Sintered Alumina dibuat dengan peletisasi (peletizing) calcined
alumina, lalu disinterisasi pada temperature sangat tinggi (> 1800 C) di Rotary Kiln. Sintered
pellet kemudian di remuk (crushing) yang akan menghasilkan alumina kualitas sangat tinggi
dengan butiran kasar. Kadang-kadang juga disebut tabular alumina karena bentuk kristalnya
yang besar menyerupai tablet. Kandungan mineral utama adalah alumina α dengan hanya
sejumlah kecil sangat kecil (trace) alumina β (Na2O.11Al2O3).
Fused Alumina dibuat dengan cara melebur calcined bauxite atau calcined alumina di electric
Arc furnace (EAF). Material yang telah lebur tersebut lalu dicetak menjadi ingot dan kemudian
diremuk. Terdapat beberapa jenis fused Alumina, yaitu:

 Brown Fused Alumina yang terbuat dari bauksit, selama peleburan pengotor-pengotor
dipisahkan sehingga akan diperoleh kandungan alumina sebesar 94-97%, pengotor yang
tersisa akan memberikan warna coklat.
 White Fused Alumina yang terbuat dari calcined Alumina dan mengandung alumina
sebesar > 99%, material ini bersifat sangat refraktori (> 1900 C), densitasnya tinggi dan
tangguh, bila warnanya pink maka mengandung oksida Khrom sekitar 2%.

Fused alumina mempunyai kristalisasi yang hamper sempurna sehingga membuatnya sangat
stabil, oleh karena itu mempunyai kekuatan yang sangat bagus pada temperature tinggi dan
ketahanan yang prima terhadap abrasi dan korosi. Properti umum yang dimiliki refraktori
alumina adlah sebagai berikut:

 Kekuatan yang tinggi pada temperatur tinggi.


 Sangat keras.
 Bersifat Amphoter, ketahanan korosi yang bagus terhadap berbagai variasi slag.
 Konduktivitas panasnya lebih tinggi daripada kelompok alumino-silikat.
 Kurang tahan terhadap kejut panas.

3. Silika

Silika membentuk sekitar 60% dari lapisan kerak bumi, sehingga bahan baku untuk refraktori
silica mudah tersedia. Sumber alaminya adalah kwarsa dan tanah diatomae. Pasir silica adalah
bahan baku utama. Pasir dpat berasal dari pantai, lempung pasir, atau dibuat dengan meremuk
batu pasir. Sedangkan tanah diatomae atau diatomit mengandung rangka-rangka silica dari alga
bersel tunggal yang disebut diatom. Rangka-rangka tersebut tersusun dari silica hidrat dan silica
amorf. Setelah dikalsinasi material bersifat sangat porous dan ringan sehingga bagus digunakan
sebagi material insulator.

Fused silica dibuat dengan melebur pasir murni, hampir sama dengan cara membuat fused
alumina, dengan sedikit perbedaan yaitu disertai quenching terhadap material. Produknya
bersifat amorf dan mempunyai ekspansi panas yang sangat rendah, sehingga volumenya sangat
stabil. Akan tetapi material hanya dapat digunakan untuk periode yang panjang pada temperature
sampai 1200 C, ketika itu material gelas akan melunak dan membentuk kristobalit pada 1270 C.
Silika mempunyai banyak polimorf sehingga perubahan fasa akan terjadi bila memanaskan
silica, selain itu juga disertai dengan perubahan volume yang cukup berarti. Hal ini akan
menyebabkan masalah jika memanaskan material yang mengandung kwarsa.

Penggunaan refraktori silica penggunaannya terus menurun, hal ini disebabkan oleh perubahan-
perubahan yang terjadi pada teknologi steelmaking dimana membutuhkan refraktori yang
mampu mengatasi temperature yang lebih tinggi. Selain itu juga masalah kesehatan yang
berkaitan dengan handling silica (silikosis) juga turut menyumbang pada penurunan
popularitasnya.

Properti umum dari refraktori silica adalah sebagai berikut:

1. Masih dapat menanggung beban sampai mendekati titik leburnya.


2. Hanya sedikit menyusut sampai 1600 C.
3. Tahan terhadap korosi leburan Fe dan slag asam
4. Insulator yang baik.
5. Sensitif terhadap kejut panas pada 600 C.
6. Bila terkena uap air dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hancur (crumbling).
7. Debu SiO2 dapat menyebabkan maslah kesehatan (Silikosis).

 Aplikasi Material Refraktori Dalam bidang Teknik

1. Komponen Dapur/Oven (furnace) : Refraktori padat, Isulator, Refraktori cor, Penanganan


logam cair, Elemen pemanas, Perkakas oven.
2. Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor turbocharger
3. Komponen Gas Turbin : Ruang Bakar, Sudu-sudu turbin, Pemindah panas,
4. Penahan Panas : Dinding pesawat ulang alik, Isolator panas, Lapisan penahan panas,
Bahan tahan api
5. Komponen tahan aus : Alat-alat potong, Penempa (die), Kran (nozzle), Sil dan plunyer
pompa, Lining dan alat Miling, Abrasif, Pelumas padat, Alat ukur standar
6. Keramik Tangguh : benang (fiber), Whisker (fiber), Peralatan golf, Lempengan tahan
peluru, Bantalan, pisau dan gunting
7. Keramik Optik : benang optic, Lensa, Laser, Alumina translusen, Dioda, Keramik
luminesen
8. Pelapis Keramik: Tahan aus, Tahan korosi, Penghalang panas, Dielektrik, Pelumas,
Katalis.
9. Keramik Elektromagnetik: Elemen magnet, Kapasitor, Resistor, IC substrat, Sensor
oksigen, Sel bahan baker, Pompa oksigen, Superkonduktor, Elektroda, Varistor,
Pizoelektrik, Isulator, Termistor, Semikonduktor, Konduktor ion
10. Keramik Bangunan : Atap, lantai, Kaca jendela, Semen dan Beton, Gelas keramik,
Terakota, Gerabah, Batu bata
11. Biokeramik: Pengganti tulang, Pengganti gigi, Katup jantung, Porselin gigi
12. Saringan dan Selaput Keramik : Selaput pemisah cairan, Selaput pemisah gas, Saringan
logam cair
13. Keramik Nuklir : Bahan bakar nuklir, Moderator, Pelindung, Kapsul gelas, Pembungkus
bahan bakar nuklir.
2. Pengertian Isolator

Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik.
Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini
dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus
listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa
membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan untuk
menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang listrik.

Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus.
Beberapa bahan sintetis masih “cukup bagus” dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya
plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk /
diproses sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase menengah (ratusan,
mungkin ribuan volt).

2.1 Klasifikasi Bahan Isolator


1. Bahan Isolator Gas

Bahan isolator ini diantaranya adalah udara, Nitrogen dan belerang. Hal ini karena bahan
tersebut sangat murah, mudah diperoleh, tidak mudah menyala dan tidak mudah
meledak.

1. Udara, udara sangat baik untuk bahan isolator apabila tegangan yang digunakan tidak
terlalu tinggi. Arus bocor pada udara kecil dibanding dengan bahan isolator cair atau
padat pada kondisi yang sama dan dielectricnya mendekati nol. Tapi di sisi lain udara
mempunyai dielectric strength rendah yaitu sekitar 3 – 5 kV/mm. Jika dua buah elektroda
dipisahkan oleh udara dan diberikan tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang
melebihi tegangan tembus maka akan timbul loncatan bunga api dan apabila tegangan
dinaikkan lagi maka akan terjadi busur api. Penggunaan isolator udara :

 Circuit breaker
 Kapasitor udara
 Isolator tambahan pada mesin listrik

2. Nitrogen, dalam beberapa hal penggunaan nitrogen mempunyai maksud ganda yaitu
sebagai bahan isolator juga sebagai bahan kimia untuk rnencegah oksidasi sehingga
mengurangi kecepatan kerusakan bahan. Penggunaan Nitrogen :

 Sebagai pengganti udara apabila dikehendaki pula untuk pencegahan


oxidasi seperti pada minyak trafo.
 High voltage gas pressure cable

3. Sulfur Hexaflorida (SF6) merupakan gas gabungan antara unsur Sulfur dengan Fluor
dengan reaksi eksotermis berikut ini : S + 3F2 SF6+Energi
Molekul SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6,139 kg/m3.

Adapun keuntungan menggunakan gas SF6

1. Mempunyai dielectric strength yang tinggi yaitu 75 kV/cm.


2. Tidak mudah terbakar, sehingga dapat digunakan sebagai pemadam busur api.
3. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali stelah
pemadaman bersifat menyeluruh.
4. Pada tekanan tinggi dielectric strength akan naik menyolok
5. Mempunyai struktur kimia yang stabil pada tekanan tinggi dan temperatur sampai 100 o

2. Bahan Isolator Cair

Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik,
seperti trafo, circuit breaker, rheostat dll. Dalam hal ini isolasi cair berfungsi sebagai
pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Sehingga persyaratan yang harus dipenuhi
adalah tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi. Bahan isolasi cair yang paling
banyak digunakan adalah minyak trafo.

Minyak trafo adalah adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Selain berasal dan minyak mineral, minyak trafo juga dapat berasal dan bahan
organic, misalnya minyak trafo piranol dan silicon.

3. Bahan Isolator Padat

Bahan isolator yang termasuk zat padat pada keadaan normal berbentuk padat tapi ada
juga yang cair, namun selalu digunakan dalam bentuk padatnya. Hal ini disebabkan oleh
adanya campuran zat kimia tertentu atau karena perubahan temperatur. Bahan isolator
semacam mi banyak digunakan untuk isolator kumparan seperti pada kumparan motor,
generator, trafo dll.

Bahan isolator padat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Bahan Berserat (Febrous)

Contohnya adalah : kayu, kertas, textil dan asbes. Keuntungan penggunaan bahan ini
adalah :

1. Mudah dibentuk dan diproses


2. Murah harganya
3. Mechanical strength agak kuat
4. Reliable dan mudah didapat

Sedangkan kerugiannya adalah :

1. Bersifat hygroskopis
2. Electric strength agak rendah

2. Resin
1. Natural Resin yaitu tanaman/tumbuhan terpentin, damar/ gondorukem
2. Sintesis Resin yaitu hasil reaksi kimia beberapa bahan

Terdapat dua macam resin :

 Thermo Setting :

 Dibentuk dengan pemanasan atau tekanan


 Sifat kimia berubah setelah dipanasi dan kemudian keras kembali
 Bila telah menjadi keras maka tidak dapat dilunakkan kembali dan bila dipanasi terus
bahan akan rusak
 Penggunaan untuk kepala telepon, rumah radio, TV, switch box dll
 Yang termasuk tipe adalah epoxi, melan-iine, polister, silicon resin dll

 Thermo Plastic
 Sifat-sifat pemanasan tidak akan berubah setelah pemanasan
 Dapat dipanaskan berulang-ulang tanpa merusak struktur kimianya
 Lebih elastis dan tidak rapuh
 Yang termasuk tipe mi adalah polyetilen, cellulose, PVC

3. Keluarga mineral

Yaitu bahan isolator yang diperoleh dan tambang yang diolah dan dibentuk menurut kebutuhan
seperti : mica, manner, sabak dan aspal.
Penggunaan:

1. Untuk isolasi pada mesin-mesin listrik tegangan tinggi (segment komutator)


2. Untuk isolasi heating lemen
3. Untuk bahan dielectric pada isolator

4. Keluarga Karet

Karet alam mepunyai sifat :

1. sangat elastis
2. tahan terhadap cuaca
3. dielectric strength rata-rata baik
4. dapat dicampur dengan belerang dan menjadikannya tahan terhadap temperatur
o Karakteristik Bahan Isolator

Dalam istilah elektronika, Isolator listrik adalah sesuatu benda yang merupakan bukan benda
penghantar listrik yang berguna untuk menahan penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet,
kayu, kertas, dan biasanya adalah benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat
kita lihat pada setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi tembaga(logam) agar
arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain berguna untuk melindungi kita dari sengatan
listrik, oleh sebab itu isolator merupakan penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor
maupun semikonduktor. Isolator memiliki karakteristik lebih lunak daripada logam namun tidak
berair, karena sebagus apapun suatu isolator jika terkena air maka arus listrik akan dapat
mengalir. Isolator memiliki daya resistansi yang tinggi terhadap arus listrik. Karena sifatnya
yang resistant/ menghambat aliran arus listrik maka benda-benda tersebut disebut isolator.
Isolator memiliki atom-atom yang ikatan antar atomnya kurang begitu kuat dibandingkan dengan
ikatan atom pada konduktor sehingga isolator lebih lentur/ lunak daripada konduktor. Di dunia
ini isolator yang paling baik adalah tanah karena sifatnya yang dapat menetralkan arus listrik
dengan cara mengalirkan arus listrik ke tanah (Ground) seperti pada penangkal petir yang telah
dirancang untuk mengalirkan arus listrik dari ujung suatu bangunan dan menanamkan plat/
lempengan besi kedalam tanah yang dimaksudkan untuk menetralkan arus listrik yang luar biasa
besarnya dari alam(petir) ke tanah(ground).

3.11 Sifat Bahan Isolator

Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, ini disebabkan jumlah
elektron yang terikat oleh gaya tarik inti sangat kuat. Elektro-elektronya sulit untuk bergerak atau
bahkan tidak sangat sulit berpindah, walaupun telah terkena dorongan dari luar. Bahan isolator
sering digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Pentyekat listrik terutama dimaksudkan agar
listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Untuk
dapat memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan jenis bahan yang sesuai. Selain syarat tersebut
juga diperlukan syarat yang lain yang dipertimbangkan untuk memenuhi pemakaianya, antara
lain :

Sifat Kelistrikan

Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial atau
untuk mencegah loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya
(tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).

Sifat Mekanis

Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan kekuatan


struktur bahannya. Dengan
demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya.
Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain
daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas.
Sifat Termis

Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet, berpengaruh
terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam
hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus tepat.
Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan penyekat yang digunakan.
Sifat Kimia

Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan
kimia bahan. Demikian juga
pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada di sekitar bahan penyekat. Jika kelembaban
tidak dapat dihindari, haruslah dipilih bahan penyekat yang tahan terhadap air. Demikian juga
adanya zat-zat lain dapat merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam
asal, sifat dan ciri bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk aplikasi
dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian
kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut :

 Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)


 Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)
 Gelas dan keramik
 Plastik
 Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
 Bahan yang dipadatkan.

Penyekat bentuk cair yang penting dan banyak digunakan adalah minyak transformator dan
macam-macam hasil minyak bumi. Sedang penyekat bentuk gas adalah nitrogen dan
karbondioksida (CO2). Penggunaan bahan isolator selain sebagai bahan penyekat adalah sebagai
bahan tahanan (resistor). Bahan tahanan yang umumnya dipakai merupakan paduan/ campuran
logam-logam terdiri dari dua atau lebih unsur bahan campuran. Pemakaian bahan tahanan dalam
kelistrikan, antara lain :

 Untuk pembuatan kotak tahanan standart dan shunt


 Untuk tahanan dan rheostats
 Untuk unsur pemanas, kompor listrik dan sebagainya.

Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan jenis yang tinggi,
koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya elektro-motoris termo yang kecil. Pada
penggunaan yang membutuhkan daya tahan panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang
memiliki titik cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi tidak
mudak dioksidir sehingga menjadi berkarat.

Sumber : http://dollysitompul.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-bentuk-fungsi-
karakteristik.html, (Diunduh, 07/12/2015)
Material Refractory atau bata tahan api,refractory castable,semen tahan api adalah suatu bahan
atau material yang bisa mempertahankan kekuatanya pada suhu tinggi, ASTM C71
mendefinisikan refraktori sebagai bahan non logam,yang memiliki properti-properti kimia dan
fisik yang membuatnya tahan pada kondisi diatas 1.000 derajat F (811K,538 derajat
celcius),bahan tahan api yang digunakan dalam lapisan untuk tungku,kiln,incenerator dan
reaktor,dan juga digunakan untuk membuat cawan lebur dan sebagainya,bahan tahan
api (Refractory)harus tahan terhadap perlakuan kimia dan fisik stabil pada suhu tinggi,tergantung
pada lingkungan operasi,material refraktori harus tahan terhadap kejutan thermal secara kimia
dan memiliki rentang tertentu konduktivitas termal dan koefisien ekspansi termal,oksida
alumunium (alumina),silikon (silika) dan magnesium adalah bahan yang paling penting yang
digunakan dalam pembuatan material refraktori,lain oksida biasanya ditemukan di refraktori
adalah oksida kalsium (Kapur),lempung api juga banyak digunakan dalam pembuatan material
tahan api seperti bata api,castable,semen mortar tahan api,refractory harus dipilih sesuai dengan
kondisi yang akan di pasang,beberapa aplikasi memerlukan bahan tahan api khusus,zirkonia
digunakan ketika materi harus menahan suhu yang tinggi,silicon Carbide dan karbon (Grafit)
adalah dua bahan tahan api lainya yang digunakan dalam beberapa kondisi suhu yang sangat
tinggi,tetapi tidak dapat digunakan /kontak dengan oksigen,karena akan mengoksidasi dan
membakar,biner senyawa seperti karbida tungsten atau nitrida boron bisa sangat tahan
api,hafnium karbida adalah senyawa biner yang paling refrakter dikenal,dengan titik leleh 3890
derajat celcius,senyawa terner tantalum karbida hafnium memiliki salah satu titik leleh tertinggi
dari semua senyawa yang di kenal (4215 derajat cecilus).

Macam-macam bata tahan api :

- Bata tahan api sk 30

- Bata tahan api sk 32

- Bata tahan api sk 34

- Bata tahan api sk 36

- Bata tahan api sk 38

Macam-macam semen castable :

- Castable sc 12

- Castable sc 14

- Castable sc 15

- Castable sc 16

- Castable sc 17
- Castable sc 18

- Dll

Incoming Search Terms : Bata Api,Bata Tahan Api,Batu Tahan Api,castable refractory
material,castable refractories,high strength castable,low cement castable,Semen
Cor,Castable,semen Api Cor,Fire Brick,Fire Mortar,Bata Api Harga,Castable Harga,Batu
Api,Batu Api Harga

www.bentengbatatahanapi.com
1. REFRAKTORI

Bahan-bahan yang digunakan untuk menahan pengaruh abrasi atau korosi bahan padat, cair, atau gas
pada suhu tinggi.Karena penggunaannya yang bervariasi dalam berbagai kondisi operasi, maka pihak
manufaktur memproduksi berbagai jenis refraktori dengan berbagai sifat.
Bahan-bahan refraktori dibuat dengan kombinasi dan bentuk yang bervariasi tergantung pada
penggunaannya. Persyaratan-persyaratan umum bahan refraktori adalah:

 Tahan terhadap suhu tinggi


•Tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak
•Tahan terhadap lelehan terak logam, kaca, gas panas,
•Tahan terhadap beban pada kondisi perbaikan
•Tahan terhadap beban dan gaya abrasi
•Menghemat panas
•Memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah
•Tidak boleh mencemari bahan yang bersinggungan

Gambar 1.1 Dinding bagian dalam refraktori

dengan blok burner (BEE, 2005)

Tabel 1.1 Sifat-Sifat Panas Bahan Refraktori dengan Densitas Tinggi dan Rendah

Massa panas tinggi (refraktori Massa panas rendah (serat


Sifat
dengan densitas tinggi keramik

Konduktivitas panas (W/Mk) 1.2 0.3

Panas jenis (J/Kg K) 1000 1000

Densitas (Kg/m3) 2300 130

2. SIFAT-SIFAT PENTING REFRAKTORI


A. Titik Leleh

Bahan-bahan murni meleleh dengan seketika pada suhu tertentu. Hampir kebanyakan bahan
refraktori terdiri dari partikel yang terikat bersama dan memiliki suhu leleh tinggi. Pada suhu
tinggi, partikel tersebut meleleh dan membentuk terak. Titik leleh refraktori adalah suhu dimana
piramida uji (kerucut) gagal mendukung beratnya sendiri.

B. Ukuran

Bentuk dan ukuran refraktori merupakan bagian dari rancangan furnace, karena hal ini
mempengaruhi stabilitas struktur furnace. Ukuran yang tepat sangat penting untuk memasang
bentuk refraktori dibagian dalam furnace dan untuk meminimalkan ruang antara sambungan
konstruksinya.

C. Bulk Density

Bulk density merupakan sifat refraktori yang penting, yakni jumlah bahan refraktori dalam suatu
volum (kg/m3). Kenaikan dalam bulk density refraktori akan menaikan stabilitas volum,
kapasitas panas dan tahanannya terhadap penetrasi terak.

D. Porositas

Porositas merupakan volume pori-pori yang terbuka, dimana cairan dapat menembus, sebagai
persentase volum total refraktori. Sifat ini penting ketika refraktori melakukan kontak dengan
terak dan isian yang leleh. Porositas yang nampak rendah mencegah bahan leleh menembus
refraktori. Sejumlah besar pori-pori kecil biasanya lebih disukai daripada sejumlah kecil pori-
pori yang besar.

E. Stabilitas volum, Pengembangan, dan Penyusutan pada suhu tinggi

Kontraksi atau ekspansi refraktori dapat berlangsung selama umur pakai. Perubahan

yang permanen dalam ukurannya dapat disebabkan oleh:

 Perubahan dalam bentuk allotropic, yang dapat menyebabkan perubahan dalam specific gravity
 Reaksi kimia, yang menghasilkan bahan baru dari specific gravity yang berubah
 Pembentukan fase cair
 Reaksi sintering
 Penggabungan debu dan terak atau karena adanya alkali pada refraktori semen tahan api,
membentuk basa alumina silikat. Hal ini biasanya teramati pada blast furnace.

F. Cold crushing strength

Cold crushing strength merupakan resistansi refraktori terhadap kehancuran yang sering terjadi
selama pengiriman. Hal ini hanya keterkaitan tidak langsung terhadap kinerja refraktori, dan
digunakan sebagai salah satu indikator resistansi terhadap abrasi.
Indikator lainnya adalah bulk density dan porositas.

G. Kerucut pyrometric dan kerucut pyrometric eqivalen/ Pyrometric Cones Equivalent


(PCE)

Suhu dimana refraktori melengkung yang disebabkan tidak dapat menahan beratnya lagi,
Kerucut pyrometric digunakan di industry keramik untuk menguji kerefraktorian batu bata
(refraktori). Kerucut ini terdiri dari campuran oksida yang dikenal meleleh pada kisaran suhu
yang sempit. Kerucut dengan komposisi berbagai oksida diletakkan berurutan sesuai dengan
suhu lelehnya sepanjang bata refraktori dalam tungku. Tungku dibakar dan suhunya akan naik.
Satu kerucut akan melengkung bersama bata refraktori. Nilai ini merupakan kisaran suhu dalam
oC, dimana diatas suhu tersebut refraktori tidak dapat digunakan. Hal ini disebut suhu Kerucut
Pyrometric Ekivalen

H. Creep pada suhu tinggi

Creep merupakan sifat yang tergantung pada waktu, yang menentukan rusaknya bentuk pada
waktu dan suhu yang diberikan pada bahan refraktori dengan penekanan.

I. Ekspansi panas dapat balik

Bahan apapun akan mengembang jika dipanaskan, akan menyusut jika didinginkan.
Pengembangan/ekspansi panas yang dapat balik merupakan cerminan perubahan fase yang
terjadi selama pemanasan dan pendinginan.

J. Konduktivitas Panas

Konduktivitas panas tergantung pada komposisi kimia dan mineral dan kandungan silika pada
refraktori dan pada suhu penggunaan. Konduktivitas biasanya berubah dengan naiknya suhu.
Konduktivitas panas refraktori yang tinggi dikehendaki bila diperlukan perpindahan panas yang
melalui bata, sebagai contoh dalam recuperators, regenerators dan muffles. Konduktivitas panas
yang rendah dikehendaki untuk penghematan panas seperti refraktori yang digunakan sebagai
isolator. Isolasi tambahan dapat menghemat panas namun pada saat yang sama akan
meningkatkan suhu panas permukaan, sesampai diperlukan refraktori yang berkualitas lebih
baik. Oleh sebab itu, atap bagian luar dari furnace dengan perapian terbuka/furnace open hearth
biasanya tidak diisolasi, karena akan menyebabkan runtuhnya atap.

Refraktori yang ringan dengan konduktivitas panas yang rendah digunakan secara luas pada
furnace perlakuan panas suhu rendah, sebagai contoh dalam furnace jenis batch dimana kapasitas
panas struktur refraktori yang re ndah meminimalkan panas tersimpan selama siklus pemanasan
dan pendinginan. Refraktori untuk isolasi memiliki konduktivitas panas yang sangat rendah. Hal
ini biasanya dicapai dengan penjebakan sebagian besar udara kedalam struktur. Beberapa
contohnya adalah:

 Bahan yang terjadi secara alami seperti asbes merupakan isolator yang baik namun bukan satu-
saunya refraktori yang baik.
 Wool mineral yang tersedia yang memadukan sifat isolasi dengan resistansi yang baik terhadap
panas namun bahan ini tidak kaku.

 Batu bata berpori yang kaku pada suhu tinggi dan memiliki konduktivitas panas rendah.

3. JENIS-JENIS REFRAKTORI

Refraktori dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya, pengguna akhir

dan metoda pembuatannya terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Jenis – Jenis Refraktori Berdasarkan Komposisi Kimianya Pengguna Akhir dan
Metoda Pembuatannya

Metode klasifikasi Contoh

Komposisi kimia

· Asam yang siap


bergabung dengan basa
Silika,semisilika,
aluminosilika
· Basa,terutama
yang mengandung
Magnesit,khrom-magnesit,
oksida logam yang
magnesikhromit,dolomite
tahan terhadap basa
Batu bata tahan api ,
· Netral yang tidak
khrom,alumina murni
bergabung dengan
asam/basa
Karbon,silica karbit,zircon
· Khusus
Proses kempa kering, fused
cast,cetakan tanah
pembentukan normal ikatan
Metode dengan pembakaran/ secara
Pengguna akhir Blast furnace casting pit
pembuatan kimiawi/tidak dibentuk
(monolitik,plastic,ramming
mass,gunning
castable,penyemprotan)

A. Refraktori Tahan Api

Batubata tahan api merupakan bentuk yang umum dari bahan refraktori. Bahan ini digunakan
secara luas dalam industri besi dan baja, metalurgi non besi, industri kaca, kiln barang tembikar,
industri semen, dan masih banyak yang lainnya.

Refraktori tahan api, seperti batu bata tahan api, semen tahan api silika dan refraktori tanah liat
alumunium dengan kandungan silika (SiO2) yang bervariasi sampai mencapai 78 % dan
kandungan Al2O3 sampai mencapai 44 %. Tabel di bawah memperlihatkan bahwa titik leleh
(PCE) batu bata tahan api berkurang dengan meningkatnya bahan pencemar dan menurunkan
Al2O3. Bahan ini seringkali digunakan dalam furnace, kiln dan kompor sebab bahan tersebut
tersedia banyak dan relatif tidak mahal.

Tabel 3.2 Sifat-sifat Batu Bata Tahan Api

Persentase
Jenis batu bata Persentase SiO2 Persentase Al2O3 PCE 0C
kandungan lainnya

Super duty 49-53 40-44 5-7 1745-1760

High duty 50-80 35-40 5-9 1690-1745

Menengah 60-70 26-36 5-9 1640-1680

High (silica) 65-80 18-30 3-8 1620-1680

Low duty 60-70 23-33 6-10 1520-1595

B. Refraktori Alumina Tinggi

Refraktori silikat alumina yang mengandung lebih dari 45% alumina biasanya dikatakan sebagai
bahan-bahan alumina tinggi. Konsentrasi alumina berkisar dari 45 sampai 100 %. Penerapan
refraktori alumina tinggi meliputi perapian dan batang as tungku hembus, kiln keramik, kiln
semen, tangki kaca dan wadah tempat melebur berbagai jenis logam.
Gambar 3.1 White Fused Alumina (Kiri) dan Calcined Alumina (Kanan)

C. Batu Bata Silika

Batu bata silika merupakan suatu refraktori yang mengandung paling sedikit 93 persen SiO2.
Bahan bakunya merupakan batu yang berkualitas. Batu bata silika berbagai kelas memiliki
penggunaan yang luas dalam tungku pelelehan besi dan baja dan industri kaca. Sebagai
tambahan terhadap refraktori jenis multi dengan titik fusi yang tinggi, sifat penting lainnya
adalah ketahanannya yang tinggi terhadap kejutan panas (spalling) dan kerefraktoriannya. Sifat
batu bata silika yang terkemuka adalah bahwa bahan ini tidak melunak pada beban tinggi sampai
titik fusi terdekati. Sifat ini sangat berlawanan dengan beberapa refraktori lainnya, contohnya
bahan silikat alumina, yang mulai berfusi dan retak pada suhu jauh lebih rendah dari suhu
fusinya. Keuntungan lainnya adalah tahanan flux dan stag, stabilitas volum dan tahanan spalling
tinggi.

Gambar 3.2 Batu bata Silika\

Tabel 3.4 Komposisi silica dan alumina silica brick

SiO2Al2O3TiO2Fe2O3CaOMgOK2O

High-duty
96-97 0.5-1.0 0.2 1.0 1.5 0.1 0.2
silica
Silika 94-95 1.0-2.0 0,5 1.5 2 0.2 0.3

Semi-silika 88-90 8-9 0.5 1.0 0.2 0.2 0.4

Siliceoous
63-65 26-28 Range range range range Range
firebrick

Firebrick 60-62 30-32 0.5 0.7 0.1 0.3 0.1

Aluminous
50-52 40-42 T0 T0 T0 T0 T0
firebrick

Andalusite 36-38 54-56 5 6.0 1.0 2.0 3.0

Siliminate 30-32 60-62 1.5 2.0 0,5 0.8 1.5

Mulite 20-22 70-73 Typical Typiical Typical Typical Typical

Tabel 3.5 Sifat-sifat silica dan alumina silica brick

Apparent porofity %Refractorlines 0CCold crushing strength1750500034.5

Bulk
Real densty
density gr/cm3
lb/in2 M.N/m2
gr/cm3
High-duty
2.3 1.8 20 1730 5000 34.5
silica

Silika 2.3 1.7 25 1710 5000 34.5

Semi-silika 2.5 1.7 20 1450 2000 13.8

Siliceoous
2.7 1.8 30 1500 2000 20.7
firebrick

Firebrick 2.6 1.9 26 1700 3000 20.7

Aluminous
2.5 2.0
firebrick
24
Andalusite 2.8 2.4 22 1780 4000 27.6

Siliminate 3 2.3 22 1810 6000 41.7

Mulite 3.2 2.2 22 1850 9000 62.0


Insuliting
2.7 0.96 66 1700 500 35
firebrick

D. Magnesit

Refraktori magnesit merupakan bahan baku kimia, yang mengandung paling sedikit 85 persen
magnesium oksida. Tersusun dari magnesit alami (MgCO3). Sifat-sifat refraktori magnesit
tergantung pada konsentrasi ikatan silikat pada suhu operasi. Magnesit kualitas bagus biasanya
dihasilkan dari perbandingan CaO-SiO2 yang kurang dari dua dengan konsentrasi ferrit yang
minimum, terutama jika furnace yang dilapisi refraktori beroperasi pada kondisi oksidasi dan
reduksi. Perlawanan terak sangat tinggi terutama terhadap kapur dan terak yang kaya dengan
besi.

Gambar 3.4 Magnesium oksida

E. Refraktori Khromit

Dibedakan dua jenis refraktori khromit:

 Refraktori Khrom- magnesit, yang biasanya mengandung 15-35 persen Cr2O3 dan 42-50 persen
MgO. Senyawa-senyawa tersebut dibuat dengan kualitas yang bermacam- macam dan
digunakan untuk membentuk bagian-bagian kritis pada tungku bersuhu tinggi.Bahan tersebut
dapat tahan terhadap terak dan gas yang korosif dan memiliki sifat refaktori yang tinggi.
Gambar 3.5 Chromite Brick

 Refraktori Magnesit-khromit, yang mengandung paling sedikit 60 persen MgO dan 8-18 persen
Cr2O3. Bahan tersebut cocok untuk pelayanan pada suhu paling tinggi dan untuk kontak dengan
terak/slag yang sangat dasar yang digunakan dalam peleburan baja. magnesitkhromit biasanya
memiliki tahanan spalling yang lebih baik daripada khrom- magnesit.

F. Refraktori oksida (Alumina)

Bahan refraktori alumina yang terdiri dari alumunium oksida dengan sedikit kotoran dikenal
sebagai alumina murni. Alumina merupakan satu dari bahan kimia oksida yang dikenal paling
stabil. Bahan ini secara mekanis sangat kuat, tidak dapat larut dalam air, steam lewat jenuh, dan
hampir semua asam inorganik dan alkali. Berikut ini merupakan sifat-sifat umum dari refraktori
oksida :

Tabel 3.6 Sifat- Sifat Umum dari Refraktori Oksida

20503.97406.28.6

Kerapatan Modulus Konduktivitas Koef. Termal


Material Titik lebur (0C) teoritis (gr.cm- elastisitas thermal Ekspansi Per-0C
3
) (Mpsi) W(Mk)-1 x 10-6

Al2O3 (98%)

BeO 2550 3.01 35 20.3 9.1

CaO 2600 3.32 – 7.8 13.0

MgO 2800 3.58 30 7.0 14.2

SiO2 – 2.20 – 2.1 0.5


TiO2 1840 4.24 – 3.3 8.0

ZrO2 2677 5.90 18 2.3 6.5-10

Sifatnya membuatnya cocok untuk pembentukan wadah tempat melebur logam untuk fusi
sodium karbonat, sodium hidroksida dan sodium peroksida. Bahan ini memiliki tahanan tinggi
dalam oksidasi dan reduksi pada kondisi atmosfir. Alumina digunakan dalam industri dengan
proses panas. Alumina yang sangat berpori digunakan untuk melapisi tungku dengan suhu
operasi sampai mencapai 1850°C.

G. Monolitik

Refraktori monolitik adalah sebuah cetakan tunggal dalam pembentukan peralatan. Refraktori ini
secara cepat menggantikan refraktori jenis kovensional dalam banyak digunakan termasuk
furnace – furnace industri. Keuntungan utama monolitik adalah:

 Penghilangan sambungan yang merupakan titik kelemahan


 Metoda penggunaannya lebih cepat
 Tidak diperlukan keakhlian khusus untuk pemasangannya
 Mudah dalam penanganan dan pengangkutan
 Cakupan yang lebih baik untuk mengurangi waktu penghentian dalam perbaikan
 Cakupannya sungguh mengurangi tempat penyimpanan dan menghilangkan bentuk khusus
 Penghematan panas
 Tahanan spalling yang lebih baik
 Stabilitas volum yang lebih besar

Gambar 3.6 Refraktori Monolitik

Penempatan monolitik menggunakan berbagai macam metoda, seperti ramming, penuangan,


gunniting, penyemprotan, dan sand slinging. Ramming memerlukan tool yang baik dan
kebanyakan digunakan pada penggunaan dingin dimana penggabungan bahan merupakan hal
yang penting. Dikarenakan semen kalsium aluminat merupakan bahan pengikat, maka bahan ini
harus disimpan secara benar untuk mencegah penyerapan kadar air. Kekuatannya mulai
berkurang setelah 6 sampai 12 bulan.

H. Refraktori Zirkonia

Zirkonium dioksida (ZrO2) merupakan bahan polymorphic. Penting untuk menstabilkan bahan
ini sebelum penggunaannya sebagai refraktori, yang dicapai dengan mencampurkan sejumlah
kecil kalsium, magnesium dan cerium oksida, dll. Sifatnya tergantung terutama pada derajat
stabilisasi, jumlah penstabil/stabiliser dan jumlah bahan baku orisinalnya. Refraktori zirkonia
memiliki kekuatan yang sangat tinggi pada suhu kamar, yang dicapai sampai suhu setinggi
1500°C. Oleh karenanya bahan tersebut berguna sebagai bahan konstruksi bersuhu tinggi dalam
tungku dan kiln.

Gambar 3.7 Zirkonium dioksida

Konduktivitas panas zirkonium dioksid lebih rendah dari kebanyakan refraktori oleh karena itu
bahan ini digunakan sebagai refraktori isolasi suhu tinggi. Zirkonia memperlihatkan kehilangan
panas yang sangat rendah dan tidak bereaksi dengan logam cair, dan terutama berguna untuk
pembuatan wadah tempat melebur logam pada refraktori dan tempat lainnya untuk keperluan
metalurgi. Tungku kaca menggunakan zirkonia sebab bahan ini tidak mudah basah oleh kaca
yang meleleh dan tidak mudah bereaksi dengan kaca.

DAFTAR PUSTAKA

www.energyefficiencyasia.org

http://martensite67.wordpress.com/

http://regest.wordpress.com/2010/04/19/refraktori-bata-tahan-api/

Anda mungkin juga menyukai