Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN TENAGA KEPERAWATAN

PENGELOLAAN TENAGA KEPERAWATAN


( REKRUT SELEKSI ORIENTASI PENGEMBANGAN
PENJADWALAN KLASIFIKASI DAN PERENCANAAN )

PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan
mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan
di RS, karena selain merupakan tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga
sebagai tenaga profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di sisi pasien,
sehingga pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.
Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas
tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan,
maka peningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya manusia
keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan
asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi,
orientasi,pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan
yang diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip dalam sistem pengelolaan dan
pendayagunaan tenaga keperawatan.

HAKEKAT KETENAGAAN
Adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan
sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya tujuan
individu, organisasi maupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang
dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Misalnya: Pandangannya
tentang motivasi kerja, konsep tentang tenaga keperawatan, dsb.
Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan
gambaran pimpinan.

1. Rekrut tenaga dan seleksi


Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi
juga merupakan kesempatan penting utuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan
keperawatan, biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan
permintaan yang diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga
adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana
karena tidak hanya segi teknis kualifikasi tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan
pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena
dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.
Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat akan
menciptakan kondisi kerja yang efisien.

Yang perlu diperhatikan


a. Profil karyawan keperawatan pada saat itu.
b. Program rekruting
c. Metode rekruting
d. Program pengembangan tenaga baru
e. Prosedur penerimaan
 Seleksi : - kualifikasi dasar seleksi
- proses seleksi
 Prosedur lamaran
Syarat yang harus dipenuhi
a. Data biografi
Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman
bekerja dan data lain yang dapat dipakai.
b. Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi sebelumnya dimana calon bekerja.
c. Wawancara .
Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan
bila calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
d. Psycho-test : Test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.

2. Orientasi, pengembangan dan penghargaan


1) Orientasi :
* Orientasi institusi :
 -Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan spesifik RS/organisasi.
 Struktur dan kepemimpinan.
 Kebijakan personalia
 Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb.
 Perilaku yang diharapkan.
 Pengembangan staf dan program pembinaan yang ada
 Hubungan antara karyawan dan hubungan dengan pimpinan
* Orientasi pekerjaan :
 Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan dalam job
deskripsi
 bagaimana tujuan keperawatan hubungannya dengan tujuan individu
 Menciptakan hubungan interpersonal.
 Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan kebijakan yang ada
 Orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan yang ada
 Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.

2). Pengembangan :
Pengembangan tenaga baru berlaku sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi
secara bebas untuk mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang. Hal ini
berhubungan dengan esthetika, teknis dan pendidikan profesional.

3). Penghargaan :
a. Promosi : kenaikan pangkat
-Suatu reward individu yang berprestasi atau kesempatan pengembangan.
-Senioritas
Manfaat :
 Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi
 menciptakan keseimbangan
 memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.
Tujuan:
 Pengembangan
 Mengurangi kejenuhan
 Reorganisasi
 Memperbaiki penempatan yang kurang cocok
 Memberi kepuasan kerja
 Kondisi kesehatan.

4). Hambatan dalam ketenagaan

a. kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi
bagi instansi.
Prosentase absen:
jumlah hari kerja yang hilang
---------------------------------------- X 100
jumlah hari kerja efektif

Faktor absen :
 tempat tinggal jauh
 kelompok karyawan yang banyak
 sakit

Pola absensi :
 sering  pendek-pendek
 jarang  panjang
 hari - hari tertentu

Cara mengurangi absen:


 sistem pencatatan
 kunjungan rumah
 kesejahteraan karyawan
 meningkatkan kondisi tempat kerja
 swasana kerja
 sistem penghargaan

b). Keluar masuknya tenaga ( Turn- Over )


Perhitungan :
rata-rata turn-over per tahun:

jumlah tenaga yang keluar


------------------------------------- X 100
jumlah tenaga di unit
Mengurangi turn-over :
 pada proses penerimaan karyawan
 peningkatan penugasan
 perubahan job - deskripsi
 pengembangan

c). Kejenuhan ( Burn - Out)


Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin kurang kemampuannya, kerja keras
kurang produktif.
Sebab :
 peran dan fungsi kurang jelas
 merasa terisolasi
 beban kerja berlebihan
 terlalu lama pada suatu bagian

3.Pengembangan Staf
Tujuan :
Membantu individu meningkatkan diri dalam pengetahuan, ketrampilan serta
pengalaman dibidangnya melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan, dsb.
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat dan
meningkatkan produktifitas /pelayanan.
Macam pengembangan :
Sesuai dengan kebutuhan, baik training maupun pendidikan yang bermanfaat untuk
pekerjaan dan pengetahuan, ketrampilan serta sikap perawat.
Kegiatan ini meliputi :
 Introduksi training untuk karyawan baru
 Orientasi
 In - house education / on - the job training
 Pendidikan berkelanjutan formal dan non formal.
Pengaturan :
 Di rumah Sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada bagian
personalia .
 Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat

4 Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu.
Didalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan sbb:
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan
6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf
7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan ratio
secara ekonomis antara tenaga full time dan part time
9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap, supervisor/penyelia atau
kepala ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.

Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus,
yaitu jadwal dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan jumlah
yang sama. Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.

Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif


1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi akan tenaga
dan kebutuhan kerja dengan rekreasi karyawan
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak mengenakan
serta jam kerja yang adil antara karyawan
3. Semua karyawan ditugaskan sesuai pola siklus
4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melalui surat permohonan
5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk
setiap unit dan shift
6. Pola ini meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan mengembangkan
kerja tim

Penyebab Over Staf :


1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus pasien
2. Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi untuk variasi sensus dengan penghitungan
tenaga yang diambil dari sensus maksimal
3. Keluhan pasien tentang pelayanan
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter

Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga
lepas ( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.

Pertukaran dinas dan Rotasi :


Pertukaran dinas merupakan hal yang umum dalam menugaskan staf ruangan.
Namun demikian pertukaran ini dapat menimbulkan stress bagi staf. Karena manusia
membutuhkan waktu adaptasi terhadap perubahan lingkungan, waktu pagi, siang atau malam.
Ritme tubuh membutuhkan waktu adaptasi. Maka pertukaran dinas/rotasi jarak pendek akan
semakin menimbulkan stress.
Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas
yang cocok dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan pelayanan” di ruangan
memberikan manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial atau
melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan dipilihnya sendiri
dan diharapkan dapat bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami ruang lingkup
kerja dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai setiap shift.
Macam-macam Cara Dinas
1. 7 jam/ shift : dengan 6 hari kerja = 40 jam / minggu
2. 8 jam /shift : dengan 5 hari kerja = 40 jam / minggu
3. 10 jam/ shift : dengan 4 hari kerja = 40 jam / minggu

Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.

5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber
daya manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas
pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan
perubahan. Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya klasifikasi pasien dan
perencanaan tenaga keperawatan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga keperawatan sesuai
dengan sistem pengelolaan tenaga keperawatan yang ada.

Klasifikasi /Kategori Pasien


Klasifikasi pasien sangat diperlukan sehubungan dengan kebutuhan akan perawatan
selama 24 jam terus menerus, sehingga dapat menentukan kebutuhan tenaga.
Ada beberapa kategori pasien dan jam perawatan yaitu sbb :
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981:
Level I ( minimal ) = 3,2 jam
Level II ( intermediate ) = 4,4 jam
Level III ( maksimal ) = 5,6 jam
Level IV ( intensif-care ) = 7,2 jam
Menurut Hanson :
Kategori I : Self Care
Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan waktu rata-rata
efektif, 1,5 jam / 24 jam.
Kategori II : Minimal Care
Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu rata-rata efektif
3,5 jam / 24 jam.
Kategori III : Intermediate Care
Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu rata-rata efektif
5,5 jam / 24 jam.

Kategori IV : Modified Intensive Care


Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam / 24 jam.
Kategori V : Intensive Care
Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam / 24 jam.

Menurut Douglas (1984)


Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3 kategori, masing-masing memerlukan waktu :
perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam
perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam
perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam
Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan.
c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
Folley catheter/intake output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan memerlkan prosedur
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
a) Segalanya diberikan/dibantu.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.

Depkes (2002):
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing memerlukan waktu :
asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam
asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam
asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam
asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam/24 jam

Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002:

1) Asuhan keperawatan minimal :


a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

2) Asuhan keperawatan sedang :


a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.

3) Asuhan keperawatan agak berat :


a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi

Menurut Departemen Kesehatan Filipina th. 1984


a. Jam pelayanan keperawatan rata-rata per pasien dalam 24 jam adalah :
interne 3,4 jam
Bedah 3,5 jam
Campuran bedah dan interne 3,4 jam
Post partum 3 jam
Bayi 2,5 jam
Anak-anak 4 jam
Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan :
40 % non-profesional
60 % profesional.

kebutuhan tenaga keperawatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :
1). Faktor klien
 tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
 tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
 jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
 keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya
 harapan klien dan keluarganya

2). Faktor tenaga/staf


 jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
 kebijakan pengaturan dinas
 peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
 kebijakan personalia
 tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
 kelangkaan tenaga perawat spesialis
 sikap ethis para professional

3). Faktor lingkungan


 tipe dan lokasi rumah sakit
 lay out ruang keperawatan
 fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
 kelengkapan peralatan medis / diagnostik
 pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
 pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
 macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.

4). Faktor Organisasi


 mutu pelayanan
 kebijakan pembinaan dan pengembangan

Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan seluruh RS
Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS dibanding dengan jumlah perawat.
Rumah sakit kelas/tipe A,B,C perbandingan sbb.:
Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur =
RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur

2). Menurut Gillies (1982)

TP = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun .


Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerjaperawat/hari

Kebutuhan tenaga perawat dirumuskan perhitungan sebagai berikut :

Atau :

Tenaga Perawat (TP)= A x B x 365


(365-C)x jam kerja /hari

Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B : sensus harian (jumlah pasien) → BOR x Jumlah tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

3). Menurut Depkes (2002)


Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga =jumlah jam perawatan di ruangan/hari


jam efektif perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.

Loss Day=jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besarxkeb.tenaga


Jumlah hari kerjaefektif/th

Tugas non keperawatan =(kebutuhan tenaga +loss day)x 25%

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan diperkirakan 25%


dari jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhantenaga + faktor koreksi(loss day+tugas


non kep.)

4).Menurut Douglas (1984)


Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung berdasarkan
tingkat ketergantungan setiap shift klien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3)
untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi
tingkat ketergantungan untuk setiap shift jaga seperti pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas 1984)
Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20

CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005 sebesar
69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:
TP = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari

TP = (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365


(365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari
TP = 3,5 x (69,5% x 25) x 365
( 365 – 82) x 7

= 3,5 x 17,4 x 365


283 x 7
= 22228,5 =11,2  11 orang
1981
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang.
2. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Depkes 2002:
Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien
di Ruang rawat inap
No Klasifikasi Rata2 jml jam Jumlah jam
pasien/hari perawatan/hari perawatan/hari
1 Minimal 6 2 12
2 Sedang 9 3.08 27,72
3 Agak berat 2 4.15 9,3
4 Maksimal 1 6.16 6,16
Jumlah 18 55,18
Sumber: Data primer Ruang Rawat

Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 55,18


Jumlah jam kerja perawatan per sift =7
Maka kebutuhan tenaga perawat = 55,18 = 7,88
7
Faktor koreksi :
Loss Day = 52 + 12 + 18 = 72 X 7,88 = 567,36 = 2,04
365-82 283 283
Tugas non keperawatan : (7,88 + 2,04 ) 25% = 2,48
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
7,88 + 2,04 + 2,48 = 12,4 - 13 0rang
3. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Douglas
Penghitungan Tenaga Menurut Dauglas
di Ruang Ruang Rawat Inap
Klasifikasi Rata-rata jumlah pasien Juli 2005
P S M
Minimal 7x0.17 =1,19 6x0.14 =0.84 6x0.07 =0.42
Intermediate 11x0.27 =2,97 8x0.15 =1,2 8x0.10 =0,8
Maksimal 3x0.36 =1,08 3x0,30 =0,90 3x0.20 =0,60
Jumlah 5,24 2,94 1,82
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat : 5,24 + 2,94 + 1,82 = 10 perawat
Perawat libur/cuti = 1/3 x 10 = 3,33 orang
Kepala ruang = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah =10+3,33+1= 14,33 15 orang
Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat :
Disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, yaitu dengan menentukan :
a. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b. Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama 24 jam.
c. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
d. Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR)
e. Jumlah jam kerja perawat per hari

Berdasarkan Perhitungan di atas maka kebutuhan kuantitatif tenaga


keperawatan dapat dihitung sbb :
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24
jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan
jumlah jam perawatan yang dibutuhkan selama 1 tahun.
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam
kerja perawat dalam 1 tahun.
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi jumlah jam
kerja perawat dalam 1 tahun ( a : b).

Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :


1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak dilakukan
dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien yang sama. Tujuan
untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan :
- perawatan maksimal / komplet
- perawatan partial / sebagian / sedang
- perawatan minimal / mandiri.
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang langsung
dan tidak langsung dalam 24 jam.
 berapa kali dilakukan dalam 24 jam
 berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan untuk
mengetahui macam perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah perawatan maksimal,
partial atau minimal.
3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu dengan
jumlah waktunya.
4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas ( pagi, sore,
malam ) menurut kualifikasi pasien.
5. Golongkan aktivitas / kegiatan keperawatan kedalam 2 bagian : professional dan non-
professional.
6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu untuk
pengembangan.

KESIMPULAN
Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap
pinpinan keperawatan untuk mendukung tercapainya hasil kerja atau kinerja yang optimal
secara efisien dan efektif dalam rangka peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola
keperawatan harus mampu memahami dan dapat menerapkan berbagai peraturan pengelolaan
tenaga keperawatan dengan baik, sehingga dapat diperoleh selain kinerja yang optimal secara
efisian dan efektif juga diperoleh kepuasan kerja perawat yang tinggi untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan individu perawat dan
tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.

Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat adalah merupakan
suatu proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-hal yang akan dilaksanakan oleh
pimpinan untuk masa yang akan datang dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga
keperawatan yang tepat. Dalam upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas
pelayanan keperawatan di rumah sakit, maka semua pengelola keperawatan diharapkan
mampu menyusun perencanaan tenaga keperawatan berdasarkan analisa kegiatan dan
perhitungan yang cermat, sehingga dapat dicapai efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan
keperawatan dengan harapan dapat diperoleh kinerja yang optimal.

Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI, 2005)


a. Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan unit kerja yang ada
di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai
berikut :
· Rawat inap dewasa
· Rawat inap anak/perinatal
· Rawat inap intensif
· Gawat darurat (IGD)
· Kamar bersalin
· Kamar operasi
· Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
· Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Rata pasien per hari
3) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari

Tabel. Contoh Perhitungan dalam satu ruangan Berdasarkan Klasifikasi pasien


No.

Jenis / Kategori

Rata-rata pasien/hari

Rata-rata jam perawatan/pasien/hari

Jumlah perawatan/hari
a

c
d

e
1

Pasien penyakit dalam

10

3,5

35
2

Pasien bedah

32
3

Pasien gawat

10

10
4

Pasien anak

4,5

13,5
5

Pasien kebidanan

2,5

2,5
Jumlah
23

93,0

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :


= 93 = 13 perawat

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per shif

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
x jumlah perawat tersedia

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar


Jumlah hari kerja efektif

x 13 = 3,5 orang

52 + 12 + 14 + = 78 hari
286

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing


jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
(13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi
= 16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang.

· Tingkat Ketergantungan Pasien :


Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b) Makan dan minum dilakukan sendiri;
c) Ambulasi dengan pengawasan;
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil;
2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali;
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) Sebagian besar aktivitas dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Terpasang folley chateter, intake output dicatat;
d) Terpasang infus;
e) Pengobatan lebih dari sekali;
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a) Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b) Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
c) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d) Gelisah/disorientasi

Jumlah jam perawat yang dibutuhkan adalah :

Jumlah jam perawatan di ruangan/hari


Jam efktif perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi) dengan :


· Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
x jumlah perawat yang diperlukan

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar


Jumlah hari kerja efektif

· Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-


nursing jobs) seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

Daftar Pustaka
1. Gillies, Nursing Management, A System Approach, WB. Saunders, Philadelphia, 1994

2. Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second Edition,


Jones and Barlett Publisher, Boston, 1996
3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed, cetakan 1,
Depkes, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai