Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Asam amino

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang


memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan
sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam
amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

A. Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus
sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya.

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan


senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut
merupakan asam α-amino.

Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping


tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat
asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

1
B. Isomerisme pada asam amino
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino—
kecuali glisina memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi
isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang
pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi
urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa
Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan


tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak
mengandung asam amino tipe D.

C. Polimerisasi asam amino


Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino
sebagai monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang
mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di
sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi
disitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus
karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam
amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk
dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air
dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.

D. Zwitter-ion
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini
dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya
dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik,
gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+),
sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-).

2
Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan
demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat
diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi
karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-
ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.

E. Asam amino dasar (standar)

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun
dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino
baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik).

Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik. Berikut
adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung menunjukkan
singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian protein),
dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:

a. Asam amino alifatik sederhana : Glisina, Alanina, Valina, Leusina, Isoleusina

b. Asam amino hidroksi-alifatik : Serina ( Ser S ), Treonina ( Thr,T )

c. Asam amino dikarboksilat (asam) : Asam aspartat (Asp, D) , Asam


glutamat (Glu, E)

d. Amida : Asparagina (Asn, N), Glutamina (Gln, Q)

e. Asam amino basa : Lisina (Lys, K), Arginina (Arg, R), Histidina (His, H) (memiliki
gugus siklik)

f. Asam amino dengan sulfur : Sisteina (Cys, C), Metionina (Met, M)

g. Prolin : Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)

h. L. Asam amino aromatik : Fenilalanina (Phe, F), Tirosina (Tyr, Y),


Triptofan (Trp, W)

Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit
sekunder aromatik.

3
1.2 Fungsi biologi asam amino

1. Penyusun protein, termasuk enzim.

2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,


hormon dan asam nukleat).

3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asam Amino Esensial

Asam amino adalah unsur-unsur yang membentuk protein. Kumpulan asam amino di
sebut sebagai protein. Sebagai contoh sederhana pengandaian : sebuah bangunan bisa
diartikan sebagai protein, sedangkan semen, batu-bata, atap, jendela, pintu, kayu dan
bahan-bahan yang membentuk bangunan tersebut bisa diibaratkan sebagai asam amino.
Dengan bantuan enzim stereospesifik, sel hidup dalam tubuh kita mempunyai
kemampuan untuk mesintesis beberapa asam amino.

Asam Amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis :

1. Asam amino essensial.

2. Asam amino nonessensial.

3. Asam amino essensial bersyarat.

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, asam amino ini sangat diperlukan tubuh dan harus disuplai dalam bentuk jadi
(preformed) dalam menu yang dimakan sehari-hari.Ada 8 asam amino esensial untuk
orang dewasa, dimana tubuh tidak dapat membentuk sendiri, pada anak-anak ada 10
asam amino esensial. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi
sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial. Asam amino esensial bersyarat adalah
kelompok asam amino non-esensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan
beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang
diperlukan sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein. Asam
amino semi-essensial disebut demikian karena meskipun tubuh orang dewasa dapat
memproduksinya sendiri, bayi, anak – anak, dan orang yang sakit parah mungkin tidak
dapat memproduksinya dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan tubuh. Jadi, asam ini
perlu dipasok dari luar berupa makanan ( Ariginin dan Histidin)

5
Perlu diingat bahwa asam-asam amino essensial tidak berarti lebih penting
daripada asam-asam amino nonessensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan (perkembangan) dan pemeliharaan kesehatan. Histidin bersifat
nonessensial untuk pria dewasa, Ariginin dapat disintesis dalam tubuh, tetapi kurang
cepat untuk pertumbuhan yang normal.

2.2 Jenis-jenis asam amino essensial

1. Leucine

2. Isoleucine

3. Valine

4. Lycine

5. Tryptophan

6. Methionine

7. Trheonine

8. Phenylalanin

9. Histidin *

10. Ariginin *

*asam amino essensial untuk anak-anak

6
2.3 Fungsi Asam Amino Esensial

1. ISOLEUCINE (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai


bercabang) (4,13%)

 Membantu mencegah penyusutan otot


 Membantu dalam pembentukan sel darah merah
 Diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal.
 Perkembangan kecerdasan.
 Mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuh.
 Diperlukan untuk pembentukan asam amino non esensial lainnya. Penting untuk
pembentukan haemoglobin dan menstabilkan kadar gula darah (kekurangan dapat
memicu gejala hypoglycemia).

2. LEUCINE (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
(5,80%)

 Membantu mencegah penyusutan otot


 Membantu pemulihan pada kulit dan tulang
 Pemacu fungsi otak
 Menambah tingkat energi otot
 Membantu menurunkan kadar gula darah yang berlebihan.
 Membantu penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit (terutama untuk mempercepat
penyembuhan luka post - operative).
3. LYCINE (4,00%)

 Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan
penghubung lainnya.
 Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
 Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh lainnya
(cartilage dan persendian)
 Bahan dasar antibodi darah

7
 Memperkuat sistem sirkulasi
 Mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal
 Bersama proline dan Vitamin C akan membentuk jaringan kolagen
 Menurunkan kadar triglyserida darah yang berlebih
 Kekurangan menyebabkan mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia,
pertumbuhan terhambat dan kelainan reproduksi
4. METHIONINE (2,17%)

 Prekusor dari cysteine dan creatine


 Menurunkan kadar kolestrol darah
 Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membantuk regenerasi jaringan
baru pada hati dan ginjal
 Penting untuk metabolisme lemak
 Menjaga kesehatan hati, menenangkan syaraf yang tegang
 Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang
mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal
 Penting untuk mencegah alergi, osteoporosis, demam rematik dan toxemia pada
kehamilan serta detoxifikasi zat-zat berbahaya pada saluran cerna
5. PHENYLALANINE (3,95%)

 Prekursor untuk tyrosine


 Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
 Digunakan dalam terapi depresi
 Membantuk menekan nafsu makan
 Diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang akan mencegah penyakit
gondok
 Dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk mengurangi rasa sakit akibat migrain,
menstruasi dan arthritis
 Menghasilkan norepinephrine otak yang membantu daya ingat dan daya hafal
 Mengurangi obesitas

8
6. THREONINE (4,17%)

 Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi


 Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati
 Komponen penting dari kolagen
 Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian
 Meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan
 Mempertahankan keseimbangan protein
 Penting dalam pembentukan kolagen dan elastin
 Membantu hati, jantung, sistem syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi lipotropic
 Mencegah serangan epilepsi
7. TRYPTOPHANE (1,13%)

 Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)

 Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

 Meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks

 Meningkatkan kesehatan syaraf. Menstabilkan emosi

 Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu anak yang hiperaktif)

 Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang penting dalam membakar lemak


untuk mencegah obesitas dan baik untuk jantung

8. VALINE (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
(6,00%)

 Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
 Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, phenylalanine, tyrosine) ke
otak
 Memacu kemampuan mental
 Memacu koordinasi otot
 Membantu perbaikan jaringan yang rusak
 Menjaga keseimbangan nitr

9
Klasifikasi Asam Amino

8 Asam Amino Esensial 6 Asam amino 9 Asam amino Non-Esensial

Semi-esensial

Isoleusin Ariginin 4) Asam glutamate

Leusin Histidin 4) Asam hidroksi glutamate

Lisisn Titrosin 2) Asam aspartat

Metionin 1) Sistin 1) Alanin

Fenilalanin 2) Glisin Prolin

Treonin 3) Serin 5) Hidroksi prolin

Triptofan 3) Neuleusin

Valin Sitrulin

Hidroksi glisin

Klasifikasi menurut Osborne & Mendell, peneliti asam amino yang terkemuka

2.4 Kegagalan Untuk Ubah Asam Amino Dalam Protein

Proses modifikasi asam amino esensial untuk mensintesis non-asam amino


esensial biasanya multi-langkah yang dikatalisis oleh enzim spesifik. Namun, kegagalan
untuk memodifikasi atau mengubah asam amino esensial non asam amino esensial atau
kegagalan untuk kerusakan asam amino menyebabkan gangguan kesehatan yang serius
dan merupakan penyebab beberapa masalah. Kegagalan untuk mengubah asam amino
terutama disebabkan oleh kekurangan enzim yang mengkonversi antara berbagai faktor
lainnya. Dalam ketiadaan atau kekurangan dari converting enzyme, asam amino esensial
terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan beberapa penyakit.

10
Misalnya kegagalan untuk mengubah asam amino esensial disebut phenylalanine
non-asam amino esensial yang disebut tirosin adalah karena kekurangan enzim
fenilalanin hidroksilase (PAH). Ini menyebabkan gangguan yang dikenal sebagai
Fenilketonuria (PKU). Kondisi ini dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan
otak, menyebabkan keterbelakangan mental progresif dan kejang.

Contoh lain meliputi ketidakmampuan untuk breakdown asam amino yang


mengarah ke akumulasi dari hasil sampingan beracun dari asam amino di dalam tubuh.
Salah satu gangguan tersebut adalah tyrosinemia di mana tubuh tidak dapat secara
efektif memecah asam amino tirosin. Ada tiga jenis tyrosinemia, masing-masing
disebabkan oleh kekurangan enzim yang berbeda. Kondisi ini menyebabkan gangguan
hati dan ginjal dan keterbelakangan mental.

2.5 Protein : Lengkap dan Tak Lengkap

Protein diperlukan untuk memproduksi neurotransmitter. Selama proses


pencernaan berlangsung, protein dipecah menjadi bagian kecil yang disebut asam
amino. Asam amino adalah komponen pembangun dasar, pembangun untuk seluruh
jaringan tubuh, terutama untuk neurotransmitter. Tubuh memerlukan sekitar 22 asam
amino yang dapat dibentuk dari beberapa asam amino essensial, seperti leusin,
isoleusin, lisin, triptofan, trheonin, metionin, fenilalanin, dan valin.

Asam amino tersebut bisa diibaratkan seperi huruf alphabet. Kombinasi susunan
huruf yang berbeda akan membentuk kata yang berbeda pula. Kata – kata tersebut
kemudiian dapat dirangkai menjadi kalimat atau pesan mental. Dua asam amino, tirosin
dan triptofan, berperan penting menghasilkan neurotransmitter kunci yang bertugas
mengatur suasana hati dan menyingkirkan depresi. Tirosin dan triptofan terdapat dalam
bahan pangan yang mengandung susu, telur, oat dan daging kalkun.

Agar tubuh dapat menggunakan asam amino dengan tepat, delapan jenis asam
amino essensial tersebut harus benar-benar tersedia pada saat bersamaan dan dalam
proporsi yang tepat. Bila satu jenis asam amino hilang atau jumlahnya kurang, tubuh
tidak dapat menghasilkan rangkaian asam amino lainnya. Hal ini sama dengan mencoba
membuat kalimat dengan huruf yang tidak lengkap.

11
Protein dalam makanan bisa disebut “lengkap” atau “tidak lengkap” dengan
melihat kelengkapan kandungan asam amino essensial dalam makanan itu. Misalnya,
pada umumnya daging, ikan, dan susu olahan mengandung delapan asam amino,
sehingga disebut protein lengkap. Biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan disebut protein
tak lengkap karena mengandung sangat sedikit atau kekurangan satu jenis asam amino
essensial. Makanan berprotein tak lengkap ini harus saling dikombinasikan agar bisa
tersedia seluruh asam amino essensial dalam perbandingan yang tepat. Produk gandum
biasanya kekurangan sam amino lisin, tetapi kaya dengan metionin. Hal sebaliknya
berlaku untuk polong – polongan. Karena itu, protein lengkap dapat diperoleh dengan
memadukan konsumsi polong – polongan dengan jagung, kacang – kacangan, beras,
atau biji –bijian.

Ini tidak berarti bahwa protein lengkap lebih baik ketimbang kombinasi sayuran
dalam memasok asam amino. Meskipun mampu memasok seluruh asam amino penting,
daging, telur dan produk susu juga kaya dengan lemak jenuh yang dapat menimbulkan
akibat yang tidak diinginkan bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Anjuran terbaik adalah
memakan berbagai variasi makanan, yang lengkap ataupun tak lengkap, agar yakin
bahwa kita mendapat cukup pasokan asam amino penting untuk meningkatkan
kesehatan mental kita.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, asam amino ini sangat diperlukan tubuh dan harus disuplai dalam bentuk jadi
(preformed) dalam menu yang dimakan sehari-hari.Ada 8 asam amino esensial untuk
orang dewasa, dimana tubuh tidak dapat membentuk sendiri, pada anak-anak ada 10
asam amino esensial. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi
sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial. Asam amino esensial bersyarat adalah
kelompok asam amino non-esensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan
beban yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang
diperlukan sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein. Asam
amino semi-essensial disebut demikian karena meskipun tubuh orang dewasa dapat
memproduksinya sendiri, bayi, anak – anak, dan orang yang sakit parah mungkin tidak
dapat memproduksinya dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan tubuh. Jadi, asam ini
perlu dipasok dari luar berupa makanan ( Ariginin dan Histidin)

Perlu diingat bahwa asam-asam amino essensial tidak berarti lebih penting
daripada asam-asam amino nonessensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan (perkembangan) dan pemeliharaan kesehatan. Histidin bersifat
nonessensial untuk pria dewasa, Ariginin dapat disintesis dalam tubuh, tetapi kurang
cepat untuk pertumbuhan yang normal.

3.2 Saran

Konsumsilah berbagai variasi makanan, yang lengkap ataupun tak lengkap, agar
yakin bahwa kita mendapat cukup pasokan asam amino penting untuk meningkatkan
kesehatan mental kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino

http://papaji.forumotion.com/t4400-kegunaan-asam-amino

http://www.supamas.com/asam-amino-esensial.html

Suhardjo-clara M. kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kansius

Alamsyah kamaludin. 2007. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama

Sumardjo Drs. Darwin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta : EGC

Yuliarti nurheti. 2009. A To Z Food Supplement. Yogyakarta : CV. Andi Offset

http://dewagratis.com/kesehatan/dokter/indo/medicine/bodybuilding
supplements/amino-acids/Failure-To-Modify-Amino-Acids-In-Proteins.html

http://penyakitanak-anak.blogspot.com/2011/08/malnutrisi-marasmus-
kwashiorkor.html

14

Anda mungkin juga menyukai