Anda di halaman 1dari 7

Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

MODUL II
DASAR PENGUKURAN AKUSTIK RUANG

2.1. Tujuan Percobaan


1. Mengetahui prosedur pengukuran parameter akustik ruang menurut ISO 3382-1:2009.
2. Menentukan karakteristik akustik suatu ruang berdasarkan hasil pengukuran respon impuls.

2.2. Peralatan
1. Loudspeaker aktif
2. Mikrofon BSWA
3. Sound card
4. Komputer notebook dengan perangkat lunak akustik Real Time Analyzer
5. Kabel ekstensi mikrofon
6. Kabel ekstensi elektrik
7. Tripod
8. Meteran pengukur panjang
9. Amplifier

2.3. Teori Dasar


Gelombang suara yang merambat dalam suatu ruangan akan mengalami berbagai fenomena
akustik, yang antara lain terdiri dari refleksi, absorpsi, difusi, difraksi, refraksi, dan transmisi.
Fenomena-fenomena tersebut mempengaruhi kondisi akustik ruang, seperti distribusi tingkat
suara dalam ruangan dan waktu dengung. Pada ruangan yang memiliki dimensi relatif kecil,
dapat terjadi mode ruangan.

2.3.1. Kriteria Bising


Bising latar belakang dalam suatu ruangan pada umumnya dapat dinyatakan dengan
parameter kriteria bising (noise criteria (NC)). Dalam metode NC, tingkat tekanan suara dalam
ruangan diukur tanpa adanya sumber bising aktif, pada frekuensi 63 Hz s.d. 8 kHz dengan
menggunakan filter 1/1 oktaf. Kriteria yang dimaksud mendefinisikan batas atas dari spektrum
bising yang tidak boleh dilewati, sedemikian sehingga dapat diterima oleh penghuni pada saat
beraktivitas di ruangan tersebut.
Spektrum bising latar belakang yang terukur pada frekuensi 63 Hz s.d. 8 kHz diplot pada
grafik atau kurva seperti pada gambar berikut, kemudian dicari kurva NC terendah yang tidak
dilebihi oleh spektrum. Semakin tinggi kebutuhan akan kejelasan suara dalam ruang, maka
semakin rendah NC yang dipersyaratkan untuk ruangan tersebut. Sebagai contoh, NC pada ruang
konser berada pada rentang 15 ~ 20; NC pada ruang kelas/kuliah berada pada rentang 25 ~ 30;
sedangkan NC pada koridor atau lobi berada pada rentang 35 ~ 40.

2. 1
Modul II – Dasar Pengukuran Akustik Ruang

2.3.2. Parameter Akustik Ruang


Suara dalam ruangan dibedakan menjadi suara langsung dan suara pantul. Tingkat tekanan
suara langsung dipengaruhi oleh faktor arah Q dan jarak (r) dari sumber suara ke penerima.
Faktor arah dipengaruhi oleh geometri bidang tempat sumber suara diletakkan. Pada bidang
propagasi berbentuk bola, Q bernilai 1. Pada bidang ½, ¼, dan 1/8 bola, Q masing-masing
bernilai 2, 4, dan 8.
Secara matematis, tingkat tekanan suara langsung (Lp(d), dalam dB) di dalam ruang dapat
ditentukan sebagai berikut:
 Q 
L p ( d )  LW  10 log  2  (2.1)
 4r 
dengan:
LW : tingkat daya suara yang dipancarkan oleh sumber suara [dB]
r : jarak antara sumber suara dan penerima [m]
Q : faktor arah [-]

Tingkat tekanan suara pantul (Lp(r), dalam dB) dipengaruhi oleh besaran yang disebut
konstanta ruang (R). Besaran ini dipengaruhi koefisien absorpsi rata-rata ruangan. Koefisien
absorpsi rata-rata didefinisikan secara matematis dengan persamaan:

2. 2
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

 S i i
  i 1
n (2.2)
 Si
i 1

dengan:
αi : koefisien absorpsi material permukaan dalam ruang ke-i [-]
Si : luas permukaan material permukaan dalam ruang ke-i [m2]

Persamaan matematis untuk konstanta ruang adalah:


1
R (2.3)
S
dengan S adalah luas total permukaan ruangan [m2].
Persamaan matematis untuk tingkat tekanan suara pantul dalam ruangan adalah:
4
L p ( r )  LW  10 log   (2.4)
R
Dengan demikian, tingkat tekanan suara total dalam ruangan adalah:
Lp ( total)  LP ( d )  LP ( r ) (2.5)

Pada tahun 1898, Wallace Clement Sabine menemukan metode untuk menentukan salah satu
parameter utama akustik ruang, yaitu waktu dengung. Waktu dengung (T60 [s]) adalah waktu
yang diperlukan oleh suara dalam ruangan untuk meluruh sebesar 60 dB dari tingkat tekanan
suara mula-mula sejak sumber suara dihentikan, yaitu berhenti memancarkan suara.

Hubungan sederhana antara koefisien absorpsi rata-rata ruangan dan waktu dengung menurut
Sabine ialah sebagai berikut:
V
T60  0,161 (2.6)
S
dengan:
S : luas total permukaan ruangan [m2]

2. 3
Modul II – Dasar Pengukuran Akustik Ruang

V : volume ruangan [m3]


Persamaan waktu dengung Sabine hanya berlaku untuk   0,3 ; untuk   0,3 dapat
digunakan persamaan waktu dengung Norris-Eyring sebagai berikut:
0,161V
T60   (2.7)
S ln 1   

Pada praktiknya, sulit untuk mendapatkan situasi di mana suara dalam ruangan dapat
meluruh sebesar 60 dB dari tingkat tekanan suara mula-mula. Untuk itu, waktu dengung T60
dapat dihampiri dengan beberapa parameter alternatif sebagai berikut:
1. EDT [s], yaitu waktu peluruhan 60 dB yang dihitung dengan regresi linear terhadap kurva
peluruhan tingkat tekanan suara di antara 0 dan –10 dB.
2. T20 [s], yaitu waktu peluruhan 60 dB yang dihitung dengan regresi linear terhadap kurva
peluruhan tingkat tekanan suara di antara –5 dan –25 dB.
3. T30 [s], yaitu waktu peluruhan 60 dB yang dihitung dengan regresi linear terhadap kurva
peluruhan tingkat tekanan suara di antara –5 dan –35 dB.
Ilustrasi perhitungan waktu dengung EDT, T20, dan T30 berdasarkan kurva peluruhan tingkat
tekanan suara ditampilkan pada gambar berikut.

Selain waktu dengung, parameter akustik ruang yang juga umum digunakan ialah indeks
kejelasan (C80) dan definisi (D50). C80 didefinisikan sebagai rasio logaritmis [dB] dari energi dari
suara langsung yang datang ke suatu titik pada waktu t = 0 s.d. 80 ms, terhadap energi suara yang
datang berikutnya. Secara matematis:
0 , 080 s

p
2
(t )dt
C80  10 log 0
 (2.8)
p
2
(t )dt
0 , 080 s

Adapun D50 didefinisikan sebagai persentase [%] dari energi suara yang datang ke suatu titik
pada waktu t = 0 s.d. 50 ms, terhadap total energi suara keseluruhan. Secara matematis:

2. 4
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

0, 050 s

p
2
(t )dt
D50  
0
(2.9)
p
2
(t )dt
0

Nilai C80 dan D50 yang dipersyaratakan untuk suatu ruangan bergantung pada jenis aktivitas
yang umumnya dilakukan di dalamnya. Secara umum, semakin tinggi kebutuhan akan kejelasan
suara dalam ruang, maka semakin tinggi nilai C80 dan D50 yang dipersyaratkan untuk ruangan
tersebut.

2.3.3. Respon Impuls


Pada praktiknya, suara dalam ruangan dibangkitkan dengan menggunakan sinyal impuls.
Sinyal impuls secara matematis dapat didekati dengan fungsi Dirac delta δ(x), yaitu suatu fungsi
yang bernilai tak hingga pada suatu variabel x = 0, dan bernilai nol pada pada x ≠ 0, sedemikian
sehingga:


  ( x )dx  1

(2.10)

Jika sinyal impuls dikenakan kepada suatu sistem, maka akan didapatkan respon impuls yang
menggambarkan karakteristik dinamik dari sisten tersebut. Dalam aplikasi akustik ruang, respon
impuls memungkinkan untuk mendapatkan ciri atau karakteristik akustik suatu ruang, dengan
menggunakan teknik-teknik pengolahan sinyal.

2.4. Prosedur Percobaan


1. Tentukan suatu ruang yang akan diukur karakteristik akustiknya. Pilihlah suatu ruangan yang
permukaan dalamnya sudah dikondisikan secara akustik, misalkan listening room gedung
CAS.
2. Rangkai peralatan praktikum seperti pada skema di bawah ini:

3. Gambar denah ruangan dan tentukan titik-titik ukur dengan mempertimbangkan fenomena
medan suara di dalam ruangan.
4. Letakkan sumber suara (loudspeaker) pada posisi tertentu dalam ruangan, umumnya
diletakkan sesuai dengan kondisi sebenarnya ketika ruangan tersebut digunakan.
5. Ukur dimensi ruangan dan dimensi bahan-bahan permukaan ruangan.

2. 5
Modul II – Dasar Pengukuran Akustik Ruang

6. Dalam kondisi sumber suara (loudspeaker) tidak menyala, ukur tingkat tekanan suara di
setiap titik ukur dalam rentang frekuensi 63 Hz s.d. 8 kHz dengan skala 1/1 oktaf. Rekam
hasilnya selama sekitar 10 detik dengan menggunakan perangkat lunak Real Time Analyzer.
7. Hidupkan sumber suara (loudspeaker). Bangkitkan sinyal white noise secara kontinu dengan
menggunakan perangkat lunak Real Time Analyzer.
8. Ukur tingkat tekanan suara di setiap titik ukur dalam rentang frekuensi 125 Hz s.d. 4 kHz
dengan skala 1/3 oktaf. Rekam hasilnya selama sekitar 10 detik dengan menggunakan
perangkat lunak Real Time Analyzer.
9. Untuk mengukur waktu dengung dan parameter-parameter akustik ruang lainnya, sumber
suara (loudspeaker) diletakan di tengah ruangan, bangkitkan sinyal respon impuls dengan
menggunakan perangkat lunak Real Time Analyzer. Rekam parameter akustik ruang di setiap
titik ukur dalam rentang frekuensi 125 Hz s.d. 4 kHz dengan skala 1/3 oktaf.

2.5. Tugas Analisis


1. Plot grafik hasil pengukuran bising latar belakang dalam ruangan dan bandingkan dengan
kurva kriteria bising (NC) standar. Tentukan NC dari ruangan tersebut!
2. Plot kontur distribusi tingkat tekanan suara berdasarkan hasil pengukuran tingkat tekanan
suara dalam ruangan di masing-masing titik ukur dari langkah ke-9 prosedur praktikum di
atas, untuk masing-masing frekuensi pengukuran.
3. Hitung waktu dengung EDT, T20, dan T30, serta C80 dan D50 rata-rata berdasarkan hasil
pengukuran waktu dengung di masing-masing titik ukur dari langkah ke-10 prosedur
praktikum di atas, untuk masing-masing frekuensi pengukuran.
4. Dengan menggunakan persamaan Sabine dan Norris-Eyring untuk waktu dengung EDT, T20,
dan T30, perkirakan koefisien absorpsi rata-rata dari masing-masing ruangan untuk masing-
masing frekuensi pengukuran!
5. Apakah tingkat tekanan suara dalam masing-masing ruang telah terdistribusi secara merata?
Jika tidak, jelaskan apa sebabnya!
6. Tentukan, apakah suara langsung atau suara pantul yang mempengaruhi secara dominan
tingkat tekanan suara ruang dari masing-masing ruangan praktikum; dan jelaskan!
7. Apakah parameter-parameter akustik ruang di masing-masing titik ukur menunjukkan hasil
yang (mendekati) sama? Jika tidak, jelaskan apa sebabnya!
8. Jelaskan perbedaan kondisi akustik ruang dari masing-masing ruang!

2.6. Tugas Pendahuluan


1. Apakah yang dimaksud dengan:
a) Faktor arah
b) Konstanta ruang
c) Koefisien absorpsi
d) Waktu dengung Sabine
e) Waktu dengung Norris-Eyring
2. Jelaskan secara ringkas tentang metode yang umum digunakan untuk menentukan koefisien
absorpsi suatu material!
3. Apakah yang dimaksud dengan:
a) Sinyal white noise
b) Sinyal impuls
c) Filter 1/1 oktaf

2. 6
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

d) Filter 1/3 oktaf


4. Jelaskan secara ringkas tentang metode pengukuran karakteristik akustik ruang dengan
menggunakan sinyal impuls!

2.7. Daftar Pustaka


Beranek, L.L. Noise and Vibration Control. Institute of Noise Control Engineering, Washington
D.C., 1988.
International Organization for Standard. ISO 3382-1:2009: Acoustics – Measurement of room
acoustic parameters – Part 1: Performance spaces. Geneva, 2009.
Kinsler, L.E. & Frey, A.R. Fundamentals of Acoustics, 3rd Edition. John Wiley & Sons, New
York, 1982.

2. 7

Anda mungkin juga menyukai