TESIS
Oleh
SITI RAHMAH
037 012 021/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KOTA MEDAN
TESIS
SITI RAHMAH
037 012 021/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : ANALISIS SISTEM
PEMELIHARAAN
PERALATAN
KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT
KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Siti Rahmah
Nomor Pokok : 037012021
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dituliskan atau diterbitkan oleh lain, kecuali yang secara tertulis
diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya serta bimbingan da n ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Magister Kesehatan pada program studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
dengan
judul “Analisis Sistem Pemeliharaan P eralatan Kesehatan di Rumah Sakit
kota Medan―.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada
Bapak Prof.dr. Burhanuddin, Sp.PK(K) selaku ketua Komisi Pembimbing serta
Bapak Ir.Torang Panyusunan Batubara, MARS, MMR dan Ibu Dra. Elly Zahara,
Apt. MARS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan fikiran dalam membimbing mulai dari penyusunan proposal hingga
selesai penulisan tesis ini, demikian juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi dan Bapak dr. Fauzi SKM atas kesediaan
waktu, tenaga dan fikiran sebagai Tim penguji tesis ini.
Dalam penyelesaiaan pendidikan dan penulisan tesis ini banyak pihak telah
membantu penulis dengan tulus dan ikhlas, untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
3. Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
4. Seluruh Direktur dan staf rumah sakit yang turut berpartisipasi dalam
penulisan tesis ini.
5. Ibu Minaria, SE. MKes, selaku .Kepala BPFK Medan beserta seluruh
stafnya, yang memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk
mengambil data.
6. Seluruh Dosen dan staf Administrasi Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program St udi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU tahun 2003, serta semua pihak yang
telah memberikan sumbangan pikiran dan dorongan dalam menyelesaikan
tesis ini..
8. Almarhum suami tercinta Ir. H.Suryanto, yang telah memberikan izin
kuliah dan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini, serta anak-
anak tercinta Dzia Ur Ridha, Luqmanul Hakim dan Avisienna yang telah
banyak membantu, memberikan pengertian serta doanya selama
pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit, Dinas
Kesehatan kota Medan dan bagi penelitian selanjutnya. Penulis menyadari
bahwa
dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
mengharapkan kriik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini.
Medan,
Juni 2008
Penulis
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1961 : Lulus SR Negeri no 23 Bogor
Tahun 1964 : Lulus SMP Taman Siswa Bogor
Tahun 1968 : Lulus STM Negeri Bogor
Tahun 1975 : Lulus Akademi Teknik Rontgen, Depkes RI.
Jakarta
Tahun 1999 : Lulus Fakultas Tenik Elektro UPMI Medan
Tahun 2003 : Lulus Akta IV Universitas Medan
RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 1976 - 1982 : Staf Sub. Dit. Instalasi Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Tahun 1982 - 1994 : Staf Seksi Instal asi Kesehatan, Bidang Yankes.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera
Utara
Tahun 1994 – 2000 : Staf Seksi Instalasi Kesehatan, Bidang Regdit.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera
Utara
Tahun 2000 - 2005 : Kepala Bala i Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Medan
Departemen Kesehatan RI.
Tahun 2006 - sekarang : Tenaga PengajarAkademi Teknik Rontgen
Yayasan Amal Bhakti Medan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
...........................................................................
........................... i
ABSTRACT
...........................................................................
.......................... ii
KATA PENGANTAR
...........................................................................
.......... iii
RIWAYAT HIDUP
...........................................................................
.............. vi
DAFTAR ISI
...........................................................................
......................... vii
DAFTAR TABEL
...........................................................................
................. ix
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................
............. x
DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................
.......... xi
DAFTAR ISTILAH
...........................................................................
.............. xii
BAB 1. PENDAHULUAN
..........................................................................
1
1.1. Latar Belakang
...........................................................................
...... 1
1.2. Permasalahan
...........................................................................
......... 6
1.3. Tujuan Penelitian
...........................................................................
.. 6
1.4. Manfaat
Penelitian.................................................................
.......... 6
BAB 5. PEMBAHASAN
...........................................................................
... 47
5.1. Input Sistem
Pemeliharaan.............................................................
47
5.1.1. Sumber Daya
Manusia....................................................................
47
5.1.2. Dana / Biaya
...........................................................................
....... . 50
5.1.3. Sarana
...........................................................................
............ ...... 51
5.1.4. Pedoman
...........................................................................
........... ... 53
5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem
Pemeliharaan........................................ 56
5.2.1. Inventaris
Peralatan..................................................................
......... 56
5.2.2. Jadwal
Pemeliharaan...............................................................
.......... 58
5.2.3. Pelaksanaan
Pemeliharaan...............................................................
. 60
5.3. Output / Kinerja Sistem
Pemeliharaan.............................................. 60
5.3.1. Kartu Pemeliharaan dan Laporan
Kerja............................................ 60
5.3.2. Laporan Pengujian dan Kalibrasi..................
................................... 61
Nomor Judul
Halaman
3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel tiap
Kelompok...................................................................
......................... 26
Nomor Judul
Halaman
1. Kriteria Pemeliharaan
..........................................................................
13
2. Kerangka Konsep
...........................................................................
.... 23
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Halaman
1. Daftar Pertanyaan
Penelitian.............................................................
69
Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat
sesuai
dengan prosedur yang benar.
Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi
persyaratan,
fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran dan memiliki ijin
operasional yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.
Uji coba adalah pengujian alat yang dilakukan setelah uji fungsi, yaitu
pengujian
dengan dicobakan beban sebenarnya.
Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-
bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya,
sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat
dioperasikan
dengan baik.
Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu alat
telah
memenuhi kriteria kalibrasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya rumah sakit tidak
mengalibrasi peralatan kesehatan setiap tahunnya sebagaimana dianjurkan
permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan
pada sarana pelayanan kesehatan.
2.1.1. Dokumentasi
Dokumentasi disini adalah dokumen pemeliharaan (POPPK, Depkes, 2001),
yang terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan.
Dokumen
teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu
pengadaannya,
meliputi: brosur, installation manual, installation report, operating
manual, service
manual, yang mencakup schematic diagram, part list, recommended parts,
Prosedur
tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat kalibrasi
juga
merupakan dokumen teknis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan meliputi inventaris
peralatan,
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang berisi data setiap peralatan yang dimiliki rumah sakit, disertai aspek
teknis,
yaitu nama alat, merk, model/type, tahun pembelian, nama perusahaan yang
mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service manual, kalau
tidak
memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar
dapat
dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/modelnya sama. Selain Inventaris
peralatan, setiap peralatan mempunyai kartu pemeliharaan alat, catatan
pemeliharaan
alat, dan pelaporan dan evaluasi.
2.1.2. Pengoperasian
Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan
memenuhi berbagai
aspek, yaitu :
a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan aman
digunakan.
b. Aksesori alat lengkap dan baik.
c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasian
alat
d. Prasarana listrik, air, gas dan lain-lain memadai.
e. Sumber daya manusia (SDM) siap.
f. Bahan operasional tersedia.
g. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
h. Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
2.1.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga
suatu alat agar mencapai suatu kondisi yang bisa diterima, yaitu kondisi
alat dapat
berfungsi normal (Depkes, 1992).
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya, sampai pada kondisi yang
bisa
diterima (Corder, 1992).
Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam dan sekitar
fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu diantara kategori sebagai
berikut
yaitu : Teknik-teknik manajemen, prosedur-prosedur administratif, praktek
teknologi,
manajemen personalia dan pengendalian atas aspek pelaksanaannya. Jika
kelima
unsur fungsi pemeliharaan tersebut dikombinasikan, barulah akan didapatkan
sistem
yang paling sesuai dengan kebutuhan (Priel, 1974).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan yang sistematik merupakan pengembangan suatu pelayanan
yang didasarkan atas tata urutan operasi yang terinci, sedangkan rincian
operasinya
sendiri dalam implementasinya dapat dipilih dengan mencocokan dengan
kondisi dan
lingkungan yang ada. (Priel, 1974).
Pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas operator
alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit, oleh tehnisi yang mempunyai
pengetahuan khusus tentang peralatan yang bersangkutan atau oleh tenaga
ahli yang
mempunyai pengetahuan khusus (WHO, 1994).
Menurut Corder (1992), tujuan utama dari pemeliharaan adalah :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting terutama di
Negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
2. Untuk menjamin ketersediaan yang optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment)
semaksimal mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan
dalam keadaan darurat seperti peralatan cadangan dan pemadam kebakaran.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan atau sarana
tersebut.
Dalmy Iskandar (1998) mengatakan bahwa salah satu dari kewajiban umum
Rumah Sakit adalah, memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai dan merujuk kepada Rumah Sakit lain jika tidak tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya yang
dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai,
dapat
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek
yang
berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia (SDM),
fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan
pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan. (POPPK,
Depkes 2001).
Terdapat dua kriteria pemeliharaan dalam pemeliharaan peralatan yaitu
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat
pada bagan
kriteria pemeliharaan (Depkes 2001).
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan
terencana
meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif /
perbaikan.
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat
berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak terduga dan harus
segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin apabila pihak
rumah sakit membuat jadwal kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin
melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan,
termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada saat
inspection
seperti terlihat pada gambar 1.
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TIDAK TERENCANA
PEMELIHARAAN
TERENCANA
PEMELIHARAAN
KOREKTIF
PEMELIHARAAN
PREVENTIF
PEMELIHARAAN
DARURAT
Pemeliha raan Pemeliharaan Perbaikan
Overhaul Perbaikan terhadap
Waktu Operasional Waktu Tidak terhadap
kerusakan alat yang
(Running Maintenance) Operasional kerusakan alat
mendadak/tidak
(Shut Down yang terencana
terduga
Maintenance)
(Bersifat Korektif)
Inspection:
Lihat, rasakan, dengarkan, Pembersihan, Pelumasan
Tanpa/dengan alat ukur Penyetelan, Penggantian
Bahan pemeliharaan
Pelumasan,
Penyetelan
2.5. Tugas dan Fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
Untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, Departemen
Kesehatan telah mendirikan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
dengan
surat keputusan yang baru nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi
dan tata kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai
pengganti surat
keputusan nomor 1164/MENKES/SK/VIII/2000, yang menetapkan 4 BPFK yaitu :
1. BPFK Jakarta sebagai BPFK tipe A dengan jumlah wilayah kerja 9 Provinsi.
2. BPFK Surabaya sebagai BPFK tipe A dengan wilayah kerja 7 Provinsi.
3. BPFK Makasar sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 10 Provinsi.
4. BPFK Medan sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 7 Provinsi meliputi
Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan,
Riau Kepulauan, Jambi dan Bengkulu.
Dalam Permenkes 530 disebutkan bahwa tugas BPFK melaksanakan
pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan
melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah
maupun
swasta.
aran
Kinerja sistem
pemeliharaan
Peralatan kes.
(laporan
pemeliharaan alat,
& laporan
kalibrasi)
Pelaksanaan
sistem
pemeliharaan
peralatan kes.
(dokumentasi,
pemeliharaan
preventif,
korekti, darurat)
- Sumber daya
Manusia
- Dana/biaya
- Sarana
- Pedoman
No. Strata Nh Wh Ph
NhPh NhPh(1- N²Hph(1- hN 2
Rumah sakit .
Ph) Ph/Wh
Jumlah 60 1,00
10,56 633,82
Sampel79,31n
55,76
87,2433
n
)56,10()96,1()1,0(60
)82,633(1,96
n
Ph)(1PNZDN
Ph)/Wh(1PhhNZ
n
222
2
hhα/21
222
2
α/21
2
=
=
+=
−+
−= ∑
∑
−
−
/Wa.Dir.PenMed
43 Lk S1 13 Penanggang jawab alat
3 RSI. Malahayati
/ Ka.Sie
PenMed
56 Lk dr 22 Penanggung jawab
alat 5 RS. Wulan Windi
/
Direktur
41 Pr S1 15 Administrator
alat 10 RS .SariMutiara
53 Lk dr 15 Penanggung jawab
alat 13 RS. Bakti
/
Direktur
40 Lk S2 15 Penanggung jawab alat
10 RS. Martha Friska
/Wa.Dir.
36 Pr S1 10 Penanggug jawab alat
5 RS. Bina Sejahtera
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.1.
___________________________________________________________________________
_______
1 2 3 4 5
6 7
38 Lk S1 3 Administrator
alat 1 RS. Sarah
26 Pr S1 7 Administrator
alat 5 RS. Advent
26 Pr S1 5 Administrator
alat 4 RS. Sundari
27 Pr D3 4 Administrator
alat 4 RS. Estomihi
43 Lk drg 7 Penanggung jawab
alat 5 RSAU.Dr.A.Malik
/
Ka.Rumkit.
27 Pr D3 7 Administrator
alat 7 RS. Pel. Medan
24 Pr D3 4 Administrator
alat 3 RS. Martondi
24 Pr D3 4 Administrator
alat 3 RS. Bandung
51 Lk S1 3 Penanggung jawab
alat 3 RS.Vina Estetika
/
Wa.Dir
24 Pr S1 2 Adminisrator
alat 2 RS. Methodist SW
24 Pr D3 3 Administrator
alat 3 RS. Mitra Sejati
26 Lk dr 2 Penanggung jawab
alat 2 RS. Delima
/
Direktur
35 Pr D3 2 Penanggung jawab
alat 2 RS. Sufina Azis
40 Lk S1 3 Administrator
alat 3 RS. Ibnu Saleh
22 Pr S1 2 Administrator
alat 2 RS. Adenin Adnan
24 Lk dr 2 Penanggung jawab
alat 2 RS. Mitra Persada
/
Direktur
27 Lk S1 2 Penanggung jawab alat
2 RS. Mandiri
/ Menejer
Kesehatan
54 Pr dr 2 Penanggung jawab
alat 2 RS. Farigul
/
Wa.Dir.
Sumber data primer, 2007
B Peralatan Kerja
3. Baik
15 50
4. Kurang baik 15
50
Jumlah
30 100
N %
C Bahan Pemeliharaan
5. Baik
19 63,3
6. Kurang baik 11
36,7
Jumlah
30 100
Sumber data primer 2007
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal inventaris
peralatan kesehatan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, dan yang
mempunyai
kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat
pada
Tabel 4.6.
Pada umumnya rumah sakit mempunyai mempunyai kategori kurang baik
dalam hal jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah
sakit
atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit
(13,3%), dan
yang (tabel 4.6).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam
melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah
sakit atau
66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit (33,3%), mempunyai kategori baik
seperti
terdapat pada Tabel 4.6.
Jumlah 78
3.UV.sterilizer 2 Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah 4
8.Anesthesia Unit 2
9.Deffibrillator 1
10.Electrocardiograph 4
11.Sphygmomanometer 13
12.Centrifuge 2
___________________________________________________________________________
Jumlah 39
1 2 3
4 5 6
4. RS. Herna Pebruari 1. General
Purpose X-ray 1 Lap.kal. &
2006 2.
Mobile X-ray 1 Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah 2
Jumlah 9
Jumlah 6
Jumlah 2
Jumlah 2
Jumlah 2
Jumlah 14
Jumlah 4
Jumlah 2
Jumlah 7
Jumlah 18
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8.
1 2 3
4 5 6
5.1.3. Sarana
Sarana adalah alat pendukung untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi
tempat atau ruangan kerja (workshop ), peralatan kerja dan bahan
pemeliharaan.
Rumah sakit yang mempunyai ruangan kerja / workshop sebanyak 4 rumah
sakit atau 13,3%. Selain untuk kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan,
workshop
tersebut dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan kerja, bahan-bahan
pemeliharaan,
suku cadang, dokumen teknis termasuk inventaris peralatan dan laporan
pemeliharaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Rumah sakit yang belum memiliki ruangan kerja sebanyak 26 rumah sakit
atau 86,7%, hal ini mengingat kegiatan pemeliharaan alat dilakukan oleh
operator
alat yang bersangkutan cukup di ruang dimana alat dipasang, untuk
perbaikan alat
atau pemeliharaan darurat dilaksanakan oleh teknisi suplier alat atau
teknisi dari luar
rumah sakit di ruang dimana alat disimpan.
Menurut standar luas ruangan workshop atau ruang IPSRS untuk rumah sakit
pemerintah kelas C adalah 130 m2, dan untuk rumah sakit kelas D adalah
70m2,
(Depkes 1982).
Rumah sakit yang mempunyai peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau
50 % yang dimaksud peralatan kerja disini adalah peralatan kerja untuk
mendukung
pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan, minimal memiliki peralatan kerja
listrik
sederhana, seperti tool set dan alat ukur listrik (AVO meter), sedangkan
peralatan
kerja yang dimiliki RSUP. H.Adam Malik adalah peralatan kerja dan alat ukur
yang
paling sederhana sampai peralatan dan alat ukur yang digunakan untuk
kegiatan
pemeliharaan preventif alat elektromedik menengah seperti alat ukur KVP
meter,
ECG simulator, dan yang lainnya, sampai dengan tahun 2006 RSUP. H. Adam
Malik
mempunyai 49 unit peralatan kerja.
Rumah sakit yang belum mempunyai peralatan kerja, disebabkan rumah sakit
tersebut belum mempunyai teknisi, belum mempunyai ruangan / workshop , dan
pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan darurat, yaitu pemeliharaan
yang
dilakukan karena terjadi kerusakan mendadak, dan perbaikannya dilakukan
oleh
teknisi alat dari luar.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Menurut standar peralatan, ruang dan tenaga kesehatan rumah sakit kelas C
Depkes (1994), bahwa jumlah peralatan kerja listrik & AC, dan peralatan
kerja
elektromedik & laboratorium masing-masing adalah 41 jenis (Lampiran 10).
Rumah sakit yang menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit
atau 63,3%. Bahan pemeliharaan ialah bahan-bahan yang diperlukan untuk
pemeliharaan sebagai contoh cairan pembersih (soapy solution) untuk
membersihkan
lampu operasi, kain pembersih/lap, desinfecting solution untuk membersihkan
inkubator perawatan, oli untuk pemeliharaan suction pump dan bahan lainnya.
Rumah sakit yang telah melaksanakan pemeliharaan preventif sendiri seperti
RSUP.H.Adam Malik mengelompokkan bahan habis pakai atau bagian alat yang
frekwensi penggatiannya tinggi sebagai bahan pemeliharaan, seperti manset,
balon,
air raksa merupakan bahan pemeliharaan untuk alat tensimeter.
Bahan pemeliharaan dan peralatan kerja setiap alat dapat dilihat dalam
dokumen teknis dari masing-masing pabrik pembuat alat (Depkes, 2001).
5.1.4. Pedoman
Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk
melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat
alat,
prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat.
Rumah
sakit yang mempunyai dokumen teknis (dan menyimpannya dengan baik) adalah
sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, lebih banyak dibandingkan dengan rumah
sakit
yang mempunyai dokumen teknis dibawah 30%. Jumlah rumah sakit yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
mempunyai dokumen teknis umumnya memiliki dokumen teknis antara sekitar 30
sampai 50% dari peralatan yang ada, hal ini disebabkan dokumen teknis alat
yang
sudah lama tidak dapat ditemukan, sedangkan beberapa dokumen teknis
peralatan
yang baru ada yang belum diberikan oleh suplier alat.
Dokumen teknis adalah dokumen yang menyertai alat pada waktu pembelian
alat kesehatan (elektromedis), yang meliputi brosur, installation manual,
installation
report, operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram,
part
list, recomended parts. (Depkes, 2001). Mengingat isi dari berkas dokumen
teknis
tersebut sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan
alat ,
dianjurkan kepada rumah sakit untuk mencantumkan persyaratan kelengkapan
dokumen teknis dalam setiap kontrak pengadaan alat kesehatan
(elektromedik),
menyimpan dokumen teknis dengan baik, agar dapat dipergunakan pada saat
diperlukan.
Rumah sakit yang mempunyai prosedur tetap (protap) pengoperasian
alat
sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum sebanyak 20 rumah sakit
atau
66,7%.
Protap pengoperasian peralatan adalah prasyarat atau urutan
kerja yang harus
dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat difungsikan dengan baik
dan
menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya (Depkes, 2001). Protap
pengoperasian alat dapat membantu operator dalam melaksanakan pengoperasian
alat, dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengoperasian, yang
dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan alat.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Prosedur tetap (protap) pengoperasian alat kesehatan dibuat pihak
rumah sakit
berdasarkan petunjuk dari dokumen teknis alat dari pabrik pembuat alat,
atau dapat
mengacu kepada protap pengoperasian alat yang telah dibuat Depkes. Protap
peralatan dimaksud dianjurkan dipasang pada dinding di ruang alat berada,
dan
rangkap yang lain disimpan sebagai arsip. Contoh salah satu protap
pengoperasian
alat yang dibuat Depkes adalah protap pengoperasian alat ECG, seperti
terdapat pada
Lampiran 11.
Rumah sakit yang mempunyai protap pemeliharaan peralatan elektromedik
sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang belum sebanyak 26 rumah sakit atau
86,7%.
Prosedur tetap pemeliharaan adalah prasyarat dan urutan kerja yang harus
dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan
dengan
sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut selalu dalam keadaan siap dan laik
pakai.(Depkes, 2001).
Sesuai rekomendasi The American Society for He alth care Engineering,
standar prosedur pemeliharaan terdiri dari 3 kegiatan yaitu pemeliharaan
berkala,
inspeksi unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat, yang semuanya itu
merupakan
pemeliharaan preventif. Dengan demikian ada 3 jenis protap pemeliharaan,
yaitu
protap pemeliharaan berkala, protap inspeksi keamanan alat dan protap
inspeksi
keamanan alat.
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap kurun
waktu tertentu, sebagai contoh memberikan pelumasan (oli) untuk peralatan
yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
mempunyai bagian yang berputar atau bergerak menghidupkan alat (untuk
pemanasan) apabila alat tidak digunakan dalam waktu relatif lama.
Penyusunan
protap pemeliharaan alat secara berkala dapat mengacu kepada dokumen teknis
(service manual) alat, atau protap pemeliharaan yang disusun Depkes.
Inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat adalah kegiatan pengujian dan
kalibrasi. Protap pengujian dan kalibrasi dimiliki oleh rumah sakit yang
mempunyai
peralatan kerja untuk kalibrasi yaitu RSUP. H. Adam Malik, dimana
RSUP.H.Adam
Malik mempunyai beberapa peralatan kerja untuk kalibrasi. Pelaksanaan
pengujian
dan kalibrasi peralatan kesehatan bagi rumah sakit yang tidak memiliki
peralatan
kerja untuk kalibrasi dilakukan oleh BPFK Medan.
Sebagai contoh protap pemeliharaan yang dibuat Depkes adalah seperti
terdapat pada Lampiran 12 yaitu protap pemeliharaan alat ECG.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis sitem pemeliharaan peralatan
kesehatan
di rumah sakit kota Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Sebanyak 86,7% atau 26 rumah sakit belum mempunyai tenaga / teknisi
pemelihara peralatan kesehatan / elektromedik.
b. Dana pemeliharaan khusus peralatan kesehatan yang tersedia di rumah-
rumah
sakit tidak dapat mencukupi untuk pemeliharaan peralatan kesehatan sampai
dengan pengujian dan kalibrasi (pemeliharaan preventif secara keseluruhan).
c. Rumah sakit yang belum mempunyai sarana ruangan untuk pemeliharaan
peralatan kesehatan / elektromedik (bengkel) yaitu sebanyak 26 rumah sakit
atau 86,7%. Rumah sakit yang mempunyai sarana peralatan kerja sebanyak 15
rumah sakit atau 50%, dan rumah sakit yang menyediakan bahan
pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%.
d. Rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis sebanyak 19 rumah sakit atau
63,3%. Rumah sakit yang mempunyai protap pengoperasian sebanyak 10
rumah sakit atau 33,3%, dan rumah sakit yang mempunyai protap
pemeliharaan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%.
e. Rumah sakit yang mempunyai daftar inventaris peralatan kesehatan
sebanyak
19 rumah sakit atau 63,3%, yang mempunyai jadwal pemeliharaan sebanyak
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
4 rumah sakit atau 13,3%, rumah sakit yang melaksanaan pemeliharaan
sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%
f. Rumah sakit yang mempunyai laporan kerja pemeliharaan sebanyak 4 rumah
sakit atau 13,3%, dan rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi dan
sertifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit tau 33,3%.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan untuk menata sistem pemeliharaan
peralatan
kesehatan yang baik di rumah-rumah sakit kota medan, diharapkan kepada :
a. Rumah sakit agar mempunyai teknisi khusus pemelihara alat kesehatan /
elektromedik berlatar belakang pendidikan ATEM. Menurut standar
kebutuhan tenaga minimal dari Depkes, teknisi elektromedik (ATEM) sebagai
teknisi pemelihara peralatan kesehatan/elektromedik untuk rumah sakit
pemerintah kelas D sebanyak 1 orang teknisi, untuk rumah sakit pemerintah
kelas C, 2 orang teknisi, untuk rumah sakit permerintah kelas B 8 orang
teknisi, dan untuk rumah sakit pemerintah kelas A 12 orang teknisi.
b. Rumah sakit agar membuat perencanaan pelaksanaan pemeliharaan peralatan
kesehatan setiap tahunnya disertai besar dana yang diperlukan untuk
pemeliharaan peralatan tersebut, dengan demikian diharapkan pemeliharaan
peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Rumah sakit agar mempunyai sarana ruangan khusus pemeliharaan, peralatan
kerja dan bahan pemeliharaan. Menurut standar luas ruang pemeliharaan /
ruang IPSRS untuk rumah sakit pemerintah kelas C adalah 130 m², dan rumah
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
sakit pemerintah kelas D adalah 70 m². Peralatan kerja dan bahan
pemeliharaan yang perlu dimiliki rumah sakit dapat dilihat dalam dokumen
teknis alat yaitu brosur mengenai service manual.
d. Rumah sakit agar dapat melaksanakan manajemen peralatan kesehatan
dengan baik, yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaaan (penyimpanan
dokumen teknis peralatan, dan pelaksanaan pemeliharaan) sampai dengan
pelaporan dan evaluasi.
Dalmy Iskandar dr.H (1998), Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan dan Pasien
Jakarta,
Penerbit Sinar Grafika.
1. NOMOR FORMULIR
2. TANGGAL/BULAN/TAHUN
3. NAMA RESPONDEN
4. UMUR
5. JABATAN (DALAM PERALATAN
KESEHATAN)
6. JENIS KELAMIN
7. LAMA TUGAS
8. NAMA RS. TEMPAT TGS/KLS RS.
PENYELENGGARA /PEMILIK RS.
2. Dana / Biaya
a. Apakah rumah sakit mempunyai dana khusus untuk pemeliharaan alat
kesehatan?
(dana pemeliharaan preventif, korektif, dan darurat) ?
b. Apakah dana pemeliharaan yang tersedia mencukupi setiap tahunnya?
3. Sarana
a. Apakah ada ruangan kerja khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan alat
kesehatan
menyimpan dokumen teknis, inventarisasi alat kesehatan, peralatan
kerja, bahan
pemeliharaan?
b. Apakah rumah sakit menyediakan peralatan kerja untuk pemeliharaan alat
kesehatan?
c. Apakah rumah sakit mempunyai bahan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat?
4. Pedoman
a. Apakah rumah sakit mempunyai / menyimpan dokumen teknis alat dari pabrik
pembuat alat ?
(dokumen teknis meliputi Brosur, installation manual, installation
report,
operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part
list,
recomended part)
b. Berapa % jumlah dokumen yang dimiliki/disimpan dari jumlah alat yang
dimiliki
rumah sakit ?
c. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pengoperasian alat
kesehatan?
d. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pemeliharaan alat
kesehatan?
4 Apakah rumah sakit sudah melakukan pengukuran unjuk kerja dan inspeksi
keamanan. (pengujian/kalibrasi) peralatan kesehatannya?.
Kalau sudah peralatan apa saja yang pernah diuji/dikalibrasi, dan kapan
terakhir
kali dilaksanakan? Dan institusi mana yang melaksanakan ( supplier
alat, BPFK
Medan, rumah sakit sendiri).
1. Nomor formulir
3. Dana pemeliharaan
.......... .........
- Dana pemeliharaan preventif, kalibrasi, darurat
4. Pedoman
- Dokumen teknis
........ ........
- Jumlah dokumen teknis
.......% ........
- Protap pengoperasian alat
........ .......
- Protap pemeliharaan alat
........ ........
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
Centrifuge
Angiography
Dental panoramic
Dental X-Ray
Mobile Unit X-Ray
Mobile C-Arm
Mammography
CT- Scan
General Purpose X-Ray
Tread mill
Light Source (Lampu operasi)
ECG Monitor
Sphygmomanometer (Tensimeter)
Electro Surgery Unit (ESU)
Ultra Violet Sterilizer
Electro Encephalograph (EEG)
Spirometer
Audiometer
Vacum Extractor
Stirer
Fetal Detector
Diathermy
Kutipan Lampiran
Nomor : 363/Menkes/PER/IV/1998
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
Echocardiograph
Electrocardiograph Monitor
Elektrocardiograf
Electroconvulsion Therapy
Electrolite Analyzer
Electromyograph
Electristimulator
Endoscopy Unit
ENT Treatment
Examination Lamp
Electro country treatment
Elactrogravimetri
Foetal Detector
Finger Muscle Therapy
Flame Photometer
Tele Gama Therapy
Gas Cromatograph
Haemodialysia
Hydrotubator
Haed Lamp
Horizontal Sterilizer
Hydro Extractor
Infusion Pump
Inkubator Perawatan
Instrument Washer
Infra Red Lamp
Iso Enzym Electrophoresis
Imno Electrophoresis
Laboratory Incubator
Laboratory Refrigerator
Laser Coagulator
Laser Surgical Unit
Ligth Source
LINAC
Laser Lithotripsy
Laser Therapy
Ditetapkan : Di Jakarta
Dto.
2 dari 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 9
2. Peralatan Ukur
1. ECG Simulator LH-3
2. Electrical Safety Analyzer
3. Parameter Tester
4. Dial Calipper
3. Standard Acuan
3.1. Buku Pengoperasian alat ECG Simulator LH - 3
3.2. ECRI
3.3. IEC 601
7. Telaah Teknis
1.PRASYARAT.
1.1. SDM terlatih dan siap.
1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.
1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
1.4. Alat laik pakai.
1.5. Aksesories alat lengkap dan baik.
1.6. Bahan operasional tersedia.
2. PERSIAPAN.
2.1. Tempatkan Alat pada ruang pemeriksaan/tindakan.
2.2. Lepaskan penutup debu.
2.3. Siapkan patient cable,strapnelectrode, chest electrode, kertas
perekam dan jelly
2.4. Pasang patient cable, kertas rekam pada alat.
2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian.
3. PEMANASAN.
3.1. Hubungkan alat dengan catu daya.
3.2. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC.
3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
3.4. Lakukan pemanasan secukupnya.
3.5. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan
tombol kalibrasi berulang
ulang dan atur switch RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian
amatilah bentuk pulsa
pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat / square wave).
4. PELAKSANAAN.
4.1. Perhatikan protap pelayanan.
4.2. Oleskan jelly pada pasien secukupnya.
4.3. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada patien cable.
4.4. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada pasien.
4.5. Masukkan data pasien.
4.6. Pilih program (auto atau manual).
4.7. Lakukan pemeriksaan.
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN.
5.1. Atur kembali selector ke psisi STD.
5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
. 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
5.5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien.
5.6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patien cable.
5.7. Bersihkan patien cable, strap electrode dan chest electrode.
5.8. Simpan patien cable, strap electrode dan chest electrode pada
tempatnya.
5.9. Pasang penutup debu.
5.10. Kembalikan alat dan aksessoris ke tempat semula.
5.11. Catat beban kerja alat dan jumlah pasien per bulan.
1.PRASYARAT.
1.1. SDM, teknisi terlatih.
1.2. Peralatan kerja lengkap.
1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap.
1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan bahan materialbantu
tersedia.
1.5. Mekanisme kerja jelas.
2. PERSIAPAN.
2.1. Siapkan perintah kerja.
2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja.
2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : Service manuall, dan Wiring
diagram.
2.4. Siapkan peralatan kerja Tool set electronic, Multi meter.
Simulator ECG, Leakage current meter
2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional, material bantu :
Contact cleaner, Baterai, Kertas perekam, Cairan pembersih, Kain
lap/kertas tissue, kuas, dan
Lampu indicator.
2.6. Pemberitahuan kepada user.
3. PELAKSANAAN.
4. PENCATATAN
4.1. Isi kartu pemeliharaan alat.
4.2. Isi formulir Laporankerja.
4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan
kembalikepada user.
6. PELAPORAN
6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
Nama RS :
Instalasi/UPF :
Nama Alat :
Merek/Type/ Model :
No. Serie
Tahun pengadaan :
Nilai pengadaan
No.Inventaris :
No. : ……………………………………….
Pengguna Alat :
Pelaksana Pemeliharaan :
1. …………………….
1. ……………………
..
2. …………………….
2. ……………………..
f.Frequency response
g.Linieritas
h.Paper speed
≤ 500 µA
≤ 10 µA
-
-
-
-
-
-
-
± 5 %
± 5%
(0,5bpm)
0,7 cm
± 5 %
± 2 %
IEC 161-1-1
Clas II,Type
CF
2.
-
-
-
± 5 %
± 10 %
ECRI
436-0595
3. Inkubator
Perawatan
a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
c.Patient probe
d.Hood air temperature
≤ 500 µA
-
-
±3º C
±1º C
IEC 601-1-1
Clas I, Type
BF
ECRI 415-
05995
4. Defibrilator a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup
c.Arus bocor pada
elektroda
d.Internal paddle
energy
e.Output energy setelah
60 sec.
f.Jumlah energy
g.Waktu pengisian s/d
maximum
h.Energy max. pada 10
kali pengisian
≤ 500 µA
≤ 10 µA
-
-
-
-
≤ 50J
± 4J or 15 %
≥ 85 %
≤ 15 sec.
± 15%
IEC601-1-1
Clas II,Type
CF
5 Sphygmomanomete
r
a.Leakage pressure
b.Akuration pressure
-
-
± 10%
±3mmHg
ECRI 458-
0595
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
-
-
-
± 5 %
± 10 %
1 m Sec or 5%
± 7 %
IEC 601-1-1
Clas I,Type
B
ECRI
472-0595
7
Centrifuge a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
cAkurasi setting
kecepatan
d.Akurasi timer
-
-
-
± 10 %
± 10 %
IEC 601-1-1
Clas I,Type
B
ECRI
456-0595