Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian &

ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017


PPM

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA


(ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE)

OLEH
MAUDY PRITHA AMANDA1 , SAHADI HUMAEDI2, MEILANNY BUDIARTI SANTOSO3
1. Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran
2. Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran
3. Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran

Email:
(maudy.utomo@yahoo.com; sahadi.humaedi@unpad.ac.id; meilannybudiarti13@gmail.com )

ABSTRAK
Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan kompleks.
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan
bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya
pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif
pula jaringan sindikatnya. Masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia, pada umumnya saat ini
sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian
bermacam-macam jenis narkoba secara ilegal. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat
maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di
kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara
pada masa mendatang. Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-
nilai kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah
satu penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-
hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan
penyalahgunaan narkoba.
Kata kunci: Penyalahgunaan Narkoba, Kenakalan Remaja

ABSTRACT
The problem of drugs in Indonesia is still something urgent and complex. Within the last decade the
problem has extend. Evidenced by the increasing number of drug abusers or addicts significantly,
along with increasing disclosure of crime cases that increasingly diverse drug patterns and the more
massive network syndicate. In general, Indonesian society, even the world community, is currently
faced with a very worrying situation due to the rampant use of various types of drugs illegally. This
concern is increasingly sharpened due to rampant illicit drug trafficking that has spread across all
levels of society, including among the younger generation. This will greatly affect the life of the
nation and state in the future. Behavior of some teenagers who have obviously far ignore the values
of rules and norms and laws that apply in the midst of community life is one cause of the rampant
use of drugs among the younger generation. In everyday life in the middle of society there are still
many teenagers who still do drug abuse.
Key words: Drug Abuse, Juvenile Delinquency

339
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

PENDAHULUAN nilai materialistis dengan dinamika sasaran opini


peredaran gelap narkoba. Kekhawatiran ini
Permasalahan narkoba di Indonesia masih
semakin di pertajam akibat maraknya peredaran
merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan
gelap narkotika yang telah merebak di segala
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir
lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi
permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan
muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu
kehidupan bangsa dan negara pada masa
narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya
mendatang.
pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba
yang semakin beragam polanya dan semakin masif Perilaku sebagian remaja yang secara nyata
pula jaringan sindikatnya. Dampak dari telah jauh mengabaikan nilai-nilai kaidah dan
penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam norma serta hukum yang berlaku di tengah
kelangsungan hidup dan masa depan kehidupan masyarakat menjadi salah satu
penyalahgunanya saja, namun juga masa depan penyebab maraknya penggunaan narkoba di
bangsa dan negara, tanpa membedakan strata kalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-
sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak
Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah dijumpai remaja yang masih melakukan
merambah pada berbagai level, tidak hanya pada penyalahgunaan narkoba.
daerah perkotaan saja melainkan sudah
Penyebab terjerumusnya seseorang dalam
menyentuh komunitas pedesaan.
penyalahgunaan narkoba menurut Libertus Jehani
Penggunaan narkotika dan obat-obatan dan Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor,
terlarang (narkoba) di kalangan remaja dinilai baik internal maupun eksternal.
memprihatinkan. Tidak hanya itu, angka
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari
pengguna narkoba di Ibu Kota DKI Jakarta, juga
diri seseorang yang terdiri dari:
terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Narkotika
a. Kepribadian
Nasional (BNN) 2,2% dari total populasi orang di
Apabila kepribadian seseorang labil,
Indonesia terjerat narkoba. Hal itu berdasarkan
kurang baik, dan mudah dipengaruhi
hasil penelitian terbaru BNN dan Universitas
orang lain maka lebih mudah terjerumus
Indonesia (UI). Di Provinsi Jawa Tengah, terdapat
dalam penyalahgunaan narkoba
sekitar 500 ribu penduduk yang terlibat dalam
b. Keluarga
penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut.
Jika hubungan dengan keluarga kurang
Sedangkan, penggunaan narkoba di wilayah DKI
harmonis (broken home) maka
Jakarta mencapai angka 7% dan merupakan angka
seseorang akan mudah merasa putus asa
tertinggi dibandingkan dengan kota lain. Kota lain
dan frustasi.
rata-rata hanya berada pada angka 2,2%
c. Ekonomi
pengguna dari jumlah penduduknya, selisih 4,8%
Kesulitan mencari pekerjaan
dibandingkan dengan Jakarta.
menimbulkan keinginan untuk bekerja
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir menjadi pengedar narkoba. Seseorang
tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh yang ekonomi cukup mampu, tetapi
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat kurang perhatian yang cukup dari
narkoba dari oknum-oknum yang tidak keluarga atau masuk dalam lingkungan
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar yang salah lebih mudah terjerumus jadi
narkoba yang senang mencari mangsa didaerah pengguna narkoba.
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat- 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang
tempat perkumpulan geng. Tentu saja hal ini bisa berasal dari luar seseorang yang
membuat para orang tua, ormas, pemerintah mempengaruhi dalam melakukan suatu
khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu tindakan, dalam hal ini penyalahgunaan
meraja rela. narkoba. Faktor eksternal itu sendiri antara
lain:
Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia
a. Pergaulan
sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan
Teman sebaya mempunyai pengaruh
beberapa hal antara lain karena Indonesia yang
cukup kuat terjadinya penyalahgunaan
terletak pada posisi di antara tiga benua dan
narkoba, biasanya berawal dari ikut-
mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
ikutan teman terutama bagi remaja yang
teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus
transportasi yang sangat maju dan penggeseran

340
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

memiliki mental dan kepribadian cukup timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat


lemah. tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam
b. Sosial /Masyarakat dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
Lingkungan masyarakat yang baik pengobatan dan kepentingan manusia di
terkontrol dan memiliki organisasi yang bidang pembedahan, menghilangkan rasa
baik akan mencegah terjadinya sakit dan lain-lain.
penyalahgunaan narkoba, begitu 2. Psikotropika
sebaliknya apabila lingkungan sosial yang Psikotopika (Soerdjono Dirjosisworo: 1986)
cenderung apatis dan tidak adalah zat atau obat bukan narkotika, baik
mempedulikan keadaan lingkungan alamiah maupun sintesis, yang memiliki
sekitar dapat menyebabkan maraknya khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
penyalahgunaan narkoba di kalangan pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
remaja perubahan khas pada 19 aktivitas normal dan
TINJAUAN PUSTAKA perilaku.
Narkoba 3. Zat adiktif lainnya
Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain
tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, narkotika dan psikotropika yang dapat
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, menimbulkan ketergantungan pada
suasana hati atau perasaan, dan perilaku pemakainya, diantaranya adalah:
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan a. Rokok
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang
Menurut pengaruh penggunaannya (effect), memabukkan dan menimbulkan
akibat kelebihan dosis (overdosis) dan gejala bebas ketagihan
pengaruhnya (Withdrawal Syndrome) dan c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu,
kalangan medis, obat-obatan yang sering penghapus cair dan aseton, cat, bensin
disalahgunakan. Zat atau obat sintesis juga dipakai yang bila dihirup akan dapat
oleh para dokter untuk terapi bagi para pecandu memabukkan (Alifia, 2008)
narkoba itu dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok
Remaja
yaitu:
1. Kelompok Narkotika, pengaruhnya Menurut WHO remaja didefinisikan sebagai
menimbulkan euphoria, rasa ngantuk berat, masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
penciutan pupil mata, dan sesak napas. dewasa. Sedangkan batasan usia remaja menurut
Kelebihan dosis akan mengakibatkan kejang- WHO adalah 12 sampai 24 tahun, namun jika pada
kejang, koma, napas lambat dan pendek- usia remaja telah menikah maka tergolong dalam
pendek. Gejala bebas pengaruhnya adalah remaja. Sedangkan dalam ilmu psikologi, rentang
gambang marah, gemetaran, panik serta usia remaja dibagi menjadi tiga yaitu: Remaja Awal
berkeringat, obatnya seperti: metadon, (10- 13 tahun), remaja pertengahan (14-16 tahun)
kodein, dan hidrimorfon. dan remaja akhir (17-19 tahun).
2. Kelompok Depresent, adalah jenis obat yang
Lembaga Pengadilan Amerika merumuskan
berfungsi mengurangi aktivitas fungsional
bahwa orang yang sering melakukan Juveline
tubuh. Obat ini dapat membuat si pemakai
Delinguent (kenakalan remaja) kira-kira berumur
merasa tenang dan bahkan membuatnya
15 sampai 18 tahun. Untuk menggambarkan umur
tertidur atau tidak sadarkan diri.
ini kita sering menggunakan istilah remaja
Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor (Simandjuntak, B: 1981: 289). Maka dari itu
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkoba dibagi pendapat - pendapat para ahli tersebut diatas
18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan dapat disimpulkan bahwa batasan usia remaja
Zat adiktif lainnya. adalah mereka yang berusia antara 12 sampai 22
tahun (Made Sadhi Astuti, 2003: 11). Sehingga
1. Narkotika
yang dikatakan remaja adalah manusia pada usia
Menurut Soerdjono Dirjosisworo (1986)
tertentu yang sedang dinamik, sehingga dalam
bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang
usia tersebut remaja banyak dihadapakan oleh
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi
masalah yang timbul baik berasal dari dirinya
yang menggunakannya dengan memasukkan
sendiri maupun dari lingkungannya.
kedalam tubuh.” Pengaruh tersebut bisa
berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, Masa remaja ditandai oleh perubahan fisik,
rangsangan semangat dan halusinasi atau emosional, intelektual, seksual dan sosial.

341
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak Dorongan ini disebut sebagai dorongan originalitas.
sebagai berikut : pencarian jati diri, Namun dorongan ini justru seringkali
pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang menjerumuskan remaja pada masalah-masalah
berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik yang serius, seperti narkoba.
dengan orang tua dan saudara, dorongan ingin
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens
terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
dengan teman sebaya dan 17 membentuk
kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
kelompok sebaya yang menjadi acuannya. Maka
generasi muda tersebut, dapat membahayakan
dari itu, masa remaja menjadi masa-masa yang
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
rawan bagi remaja untuk terjerumus dalam segala
hari, sebab pemuda sebagai generasi yang
bentuk kenakalan.
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
remaja-remaja yang gagal dalam menjalani penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya
Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,
Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-
salah satu bentuk kenakalan remaja khusus. Setiap
konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang
masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali
pasti memiliki alasan mereka masing-masing
didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya,
sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam
perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif.
lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
Beberapa faktor penyebab seseorang, khususnya
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang
remaja, menjadi pecandu atau pengguna zat
membuatnya merasa rendah diri.
terlarang adalah:
Sunarwiyati (1985), membagi bentuk kenakalan
1. Ingin Terlihat Gaya
remaja menjadi:
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka pemakainya menjadi lebih berani, keren,
keluyuran, membolos sekolah, pergi dari percaya diri, kreatif, santai, dan lain
rumah tanpa pamit, dan berkelahi dengan sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh
teman. orang lain tersebut dapat menjadi trend pada
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran kalangan tertentu sehingga orang yang
dan kejahatan, seperti mengendarai mobil memakai zat terlarang itu akan disebut
tanpa SIM, mengambil barang tanpa izin, trendy, gaul, modis, dan sebagainya.
mencuri, dan kebut-kebutan 2. Solidaritas Kelompok/Komunitas/Geng
3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan Sekelompok orang yang mempunyai tingkat
narkoba, hubungan seks di luar nikah, kekerabatan yang tinggi antar anggota
pemerkosaan, aborsi, dan pembunuhan biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi.
Jika ketua atau beberapa anggota kelompok
yang berpengaruh pada kelompok itu
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan menggunakan narkotik, maka biasanya
Remaja anggota yang lain baik secara terpaksa atau
tidak terpaksa akan ikut menggunakan
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu
narkotik itu agar merasa seperti keluarga
suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
senasib sepenanggungan.
dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada
3. Menghilangkan Rasa Sakit
umumnya adalah pencarian jati diri. Mereka
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau
mengalami krisis identitas karena untuk
kelainan yang dapat menimbulkan rasa sakit
dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak
yang tidak tertahankan dapat membuat orang
merasa sudah besar, namun kurang besar untuk
jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati sakit
dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini
yang dideritanya yaitu dengan menggunakan
merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh
obat-obatan dan zat terlarang.
karena itu, seringkali memiliki dorongan untuk
4. Coba-Coba atau Ingin Tahu
menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri.

342
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

Dengan merasa tertarik melihat efek yang 10. Merasa Dewasa


ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang, Pemakai zat terlarang yang masih muda
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang
kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang lain agar dapat hidup bebas, sehingga
tersebut. Seseorang dapat mencoba narkoba melakukan penyalahgunaan zat terlarang.
untuk sekedar mengobati rasa penasarannya. Dengan menjadi dewasa seolah-olah orang itu
Tanpa disadari dan diinginkan, orang tersebut dapat bertindak semaunya sendiri, merasa
akan ketagihan dan akan melakukannya lagi sudah matang, bebas dari peraturan dan
berulang-ulang tanpa bisa berhenti. pengawasan orangtua, guru, dan lain-lain.
5. Ikut-ikutan
Secara umum, dampak kecanduan narkoba
Orang yang sudah menjadi korban narkoba
dapat terlihat pada fisik, psikis dan sosial
mungkin akan berusaha mengajak orang lain
seseorang. Dampak fisik, psikis dan sosial selalu
yang belum terkontaminasi narkoba agar
saling berhubungan erat antara satu dengan
orang lain ikut bersama merasakan sensasi
lainnya. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan
atau penderitaan yang dirasakannya.
rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
Pengedar dan pemakai mungkin akan
obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya)
membagi-bagi gratis obat terlarang sebagai
dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat
perkenalan dan akan meminta bayaran
kuat untuk mengkonsumsi. Gejala fisik dan
setelah korban ketagihan.
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial
6. Menyelesaikan dan Melupakan
seperti dorongan untuk membohongi orang tua,
Masalah/Beban Stres
mencuri, pemarah, manipulatif, dan perilaku-
Orang yang dirudung banyak masalah dan
perilaku menyimpang lainnya.
ingin lari dari masalah dapat terjerumus dalam
pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif Selain itu, narkoba dapat menimbulkan
agar dapat tidur nyenyak, mabuk, atau perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan
merasakan kegembiraan yang timbul yang kesadaran. Pemakaian narkoba secara umum dan
merupakan efek penggunaan dari zat tertentu juga psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan
7. Menonjolkan Sisi Pemberontakan atau Merasa dapat menimbulkan efek yang membahayakan
Hebat tubuh.
Seseorang yang nakal atau jahat umumnya
Berdasarkan efek yang ditimbulkan,
ingin dilihat oleh orang lain sebagai sosok
penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3
yang ditakuti agar segala keinginannya dapat
(Budianto, 1989), yaitu:
terpenuhi. Zat terlarang akan membantu
membentuk sikap serta perilaku yang tidak 1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf
umum dan bersifat memberontak dari tatanan pusat dan mengurangi aktifitas fungsional
yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap tubuh sehingga pemakai merasa tenang,
hebat oleh kawan-kawannya pun dapat bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak
terjerembab pada zat terlarang sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa
8. Menghilangkan Rasa Penat dan Bosan mengakibatkan kematian.
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain 2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan
sebagainya bagi sebagaian orang adalah meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
sesuatu yang tidak menyenangkan dan ingin 3. Halusinogen, efek utamanya adalah
segera dihilangkan dari alam pikiran. Zat mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
terlarang dapat membantu seseorang yang halusinasi.
sedang banyak pikiran untuk melupakan
Harus disadari bahwa masalah
kebosanan yang melanda. Seseorang dapat
penyalahgunaan narkoba adalah suatu problema
mengejar kenikmatan dengan menggunakan
yang sangat kompleks, oleh karena itu diperlukan
obat terlarang yang menyebabkan halusinasi
upaya dan dukungan dari semua pihak agar dapat
dan khayalan yang menyenangkan.
mencapai tujuan yang diharapkan.
9. Mencari Tantangan atau Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan Pencegahan dan penanggulangan narkoba
kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah
menjalankan aksinya ada yang menggunakan penggunaan dan membantu remaja yang sudah
obat terlarang agar bisa menjadi yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.
terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya Penanggulangan penyalahgunaan narkoba bukan
diri. saja merupakan tanggung jawab pemerintah

343
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

semata, namun upaya tersebut pun merupakan 1. Pendekatan agama (religius). Melalui
tanggung jawab masyarakat umum yang diawali pendekatan ini, mereka yang masih ‘bersih’
dari kelompok terkecil yaitu lingkungan keluarga, dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat ajaran agama yang mereka anut. Setiap
tempat para remaja mengaktualisasikan dirinya. agama mengajarkan pemeluknya untuk
menegakkan kebaikan, menghindari
Ada tiga tingkat intervensi yang dapat
kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya,
dilakukan dalam menanggulangi masalah
maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan
penyalahgunaan narkoba, yaitu:
bagi mereka yang sudah terlanjur masuk
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, atau dalam lingkaran narkoba, hendaknya
disebut sebagai fungsi preventif. Biasanya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung
dalam bentuk pendidikan, penyebaran di dalam ajaran agama yang diyakini. Dengan
informasi mengenai bahaya narkoba, jalan demikian, diharapkan ajaran agama
pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi yang pernah tertanam dalam benak mereka
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih mampu menggugah jiwa mereka untuk
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kembali ke jalan yang benar.
Dalam menjalankan fungsi ini, upaya yang 2. Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan
harus di lakukan oleh pemerintah meliputi ini, mereka yang belum terjamah narkoba
melakukan sosialisasi secara berkala, diberikan nasihat dari hati ke hati oleh orang-
pendirian lembaga-lembaga pengawasan, orang yang dekat dengannya, sesuai dengan
membentuk aturan perundang-undangan karakter kepribadian mereka. Langkah
dalam berbagai bentuk, dan bahkan menjalin persuasif melalui pendekatan psikologis ini
kerjasama inernasional baik bilateral, regional, diharapkan mampu menanamkan kesadaran
maupun multilateral. Selain itu, kegiatan yang dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia
dapat dilakukan seputar pemberian informasi narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut
melalui berbagai bentuk materi komunikasi, ke dalam narkoba, melalui pendekatan ini
informasi, dan edukasi (KIE) yang ditujukan dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam
kepada remaja langsung dan keluarga. kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka),
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan
terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan mengetahui latar belakang kepribadian
(treatment). Fase ini meliputi: 1) fase mereka, maka pendekatan ini diharapkan
penerimaan awal antara 1 - 3 hari dengan mampu mengembalikan mereka pada
melakukan pemeriksaan fisik dan mental; 2) kehidupan nyata, menyusun kembali
fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, perjalanan hidup yang sebelumnya mulai
antara 1 - 3 minggu untuk melakukan runtuh, sehingga menjadi utuh kembali.
pengurangan ketergantungan bahan-bahan 3. Pendekatan sosial. Dengan menciptakan
adiktif secara bertahap. lingkungan keluarga dan masyarakat yang
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi positif. Hal ini dapat dilakukan melalui
mereka yang sudah memakai dan dalam komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya jujur, mendengarkan dan menghormati
terdiri atas: 1) fase stabilisasi, antara 3-12 pendapat anak.
bulan, untuk mempersiapkan pengguna
DAFTAR PUSTAKA
kembali ke masyarakat; 2) fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan Kartono, Kartini. (1988). Psikologi Remaja.
penyalahguna narkoba mampu Bandung: PT. Rosda Karya
mengembangkan kehidupan yang bermakna
Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial 2:
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa
Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Press
kegiatan konseling, membuat kelompok-
kelompok dukungan, mengembangkan Kusmaryani, Rosita Endang. (2009). Mengenal
kegiatan alternatif, dll. Bahaya Narkoba bagi Remaja.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tm
Selain itu, ada juga pendapat yang
p/(C)%20Mengenal%20Bahaya%20Narko
menyatakan bahwa permasalahan remaja
ba%20bagi%20Remaja%202009_0.pdf
tersebut dapat diupayakan dengan tiga
pendekatan, yaitu:

344
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM

Raharjo, ST. 2015. Assessment untuk Praktik ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/20


Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. 15/09/E-jurnal-jimmy.pdf
Bandung: Unpad Press
http://etheses.uin-
_________, 2015. Dasar Pengetahuan Pekerjaan
malang.ac.id/1713/5/06410033_Bab_2.pd
Sosial. Bandung: Unpad Press.
f
_________, 2015. Keterampilan Pekerjaan Sosial:
Dasar-dasar. Bandung, Unpad Press. http://jabar.bnn.go.id/artikel/penyebaran-
narkoba-di-kalangan-anak-anak-dan-
Sarwono, Sarlito W. (2010). Psikologi Remaja. PT
remaja
Raja Grafindo Persada.
https://nasional.sindonews.com/read/924841/13/
Simangunsong, Jimmy. (2015). Penyalahgunaan
memprihatinkan-kasus-penyalahgunaan-
Narkoba di Kalangan Remaja (Studi Kasus
narkoba-oleh-remaja-1416114208
pada Badan Narkotika Nasional Kota
Tanjungpinang). http://solo.tribunnews.com/2017/03/13/indonesia
http://jurnal.umrah.ac.id/wp- -darurat-narkoba-ini-jumlah-pengguna-
content/uploads/gravity_forms/1- narkoba-di-jawa-tengah

345

Anda mungkin juga menyukai