OLEH
MAUDY PRITHA AMANDA1 , SAHADI HUMAEDI2, MEILANNY BUDIARTI SANTOSO3
1. Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran
2. Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran
3. Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP-Universitas Padjadjaran
Email:
(maudy.utomo@yahoo.com; sahadi.humaedi@unpad.ac.id; meilannybudiarti13@gmail.com )
ABSTRAK
Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan kompleks.
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan
bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya
pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif
pula jaringan sindikatnya. Masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia, pada umumnya saat ini
sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian
bermacam-macam jenis narkoba secara ilegal. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat
maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di
kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara
pada masa mendatang. Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-
nilai kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah
satu penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-
hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan
penyalahgunaan narkoba.
Kata kunci: Penyalahgunaan Narkoba, Kenakalan Remaja
ABSTRACT
The problem of drugs in Indonesia is still something urgent and complex. Within the last decade the
problem has extend. Evidenced by the increasing number of drug abusers or addicts significantly,
along with increasing disclosure of crime cases that increasingly diverse drug patterns and the more
massive network syndicate. In general, Indonesian society, even the world community, is currently
faced with a very worrying situation due to the rampant use of various types of drugs illegally. This
concern is increasingly sharpened due to rampant illicit drug trafficking that has spread across all
levels of society, including among the younger generation. This will greatly affect the life of the
nation and state in the future. Behavior of some teenagers who have obviously far ignore the values
of rules and norms and laws that apply in the midst of community life is one cause of the rampant
use of drugs among the younger generation. In everyday life in the middle of society there are still
many teenagers who still do drug abuse.
Key words: Drug Abuse, Juvenile Delinquency
339
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
340
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
341
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak Dorongan ini disebut sebagai dorongan originalitas.
sebagai berikut : pencarian jati diri, Namun dorongan ini justru seringkali
pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang menjerumuskan remaja pada masalah-masalah
berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik yang serius, seperti narkoba.
dengan orang tua dan saudara, dorongan ingin
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens
terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
dengan teman sebaya dan 17 membentuk
kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
kelompok sebaya yang menjadi acuannya. Maka
generasi muda tersebut, dapat membahayakan
dari itu, masa remaja menjadi masa-masa yang
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
rawan bagi remaja untuk terjerumus dalam segala
hari, sebab pemuda sebagai generasi yang
bentuk kenakalan.
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
remaja-remaja yang gagal dalam menjalani penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya
Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,
Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-
salah satu bentuk kenakalan remaja khusus. Setiap
konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang
masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali
pasti memiliki alasan mereka masing-masing
didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya,
sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam
perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif.
lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
Beberapa faktor penyebab seseorang, khususnya
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang
remaja, menjadi pecandu atau pengguna zat
membuatnya merasa rendah diri.
terlarang adalah:
Sunarwiyati (1985), membagi bentuk kenakalan
1. Ingin Terlihat Gaya
remaja menjadi:
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka pemakainya menjadi lebih berani, keren,
keluyuran, membolos sekolah, pergi dari percaya diri, kreatif, santai, dan lain
rumah tanpa pamit, dan berkelahi dengan sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh
teman. orang lain tersebut dapat menjadi trend pada
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran kalangan tertentu sehingga orang yang
dan kejahatan, seperti mengendarai mobil memakai zat terlarang itu akan disebut
tanpa SIM, mengambil barang tanpa izin, trendy, gaul, modis, dan sebagainya.
mencuri, dan kebut-kebutan 2. Solidaritas Kelompok/Komunitas/Geng
3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan Sekelompok orang yang mempunyai tingkat
narkoba, hubungan seks di luar nikah, kekerabatan yang tinggi antar anggota
pemerkosaan, aborsi, dan pembunuhan biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi.
Jika ketua atau beberapa anggota kelompok
yang berpengaruh pada kelompok itu
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan menggunakan narkotik, maka biasanya
Remaja anggota yang lain baik secara terpaksa atau
tidak terpaksa akan ikut menggunakan
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu
narkotik itu agar merasa seperti keluarga
suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
senasib sepenanggungan.
dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada
3. Menghilangkan Rasa Sakit
umumnya adalah pencarian jati diri. Mereka
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau
mengalami krisis identitas karena untuk
kelainan yang dapat menimbulkan rasa sakit
dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak
yang tidak tertahankan dapat membuat orang
merasa sudah besar, namun kurang besar untuk
jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati sakit
dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini
yang dideritanya yaitu dengan menggunakan
merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh
obat-obatan dan zat terlarang.
karena itu, seringkali memiliki dorongan untuk
4. Coba-Coba atau Ingin Tahu
menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri.
342
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
343
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
semata, namun upaya tersebut pun merupakan 1. Pendekatan agama (religius). Melalui
tanggung jawab masyarakat umum yang diawali pendekatan ini, mereka yang masih ‘bersih’
dari kelompok terkecil yaitu lingkungan keluarga, dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat ajaran agama yang mereka anut. Setiap
tempat para remaja mengaktualisasikan dirinya. agama mengajarkan pemeluknya untuk
menegakkan kebaikan, menghindari
Ada tiga tingkat intervensi yang dapat
kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya,
dilakukan dalam menanggulangi masalah
maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan
penyalahgunaan narkoba, yaitu:
bagi mereka yang sudah terlanjur masuk
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, atau dalam lingkaran narkoba, hendaknya
disebut sebagai fungsi preventif. Biasanya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung
dalam bentuk pendidikan, penyebaran di dalam ajaran agama yang diyakini. Dengan
informasi mengenai bahaya narkoba, jalan demikian, diharapkan ajaran agama
pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi yang pernah tertanam dalam benak mereka
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih mampu menggugah jiwa mereka untuk
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kembali ke jalan yang benar.
Dalam menjalankan fungsi ini, upaya yang 2. Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan
harus di lakukan oleh pemerintah meliputi ini, mereka yang belum terjamah narkoba
melakukan sosialisasi secara berkala, diberikan nasihat dari hati ke hati oleh orang-
pendirian lembaga-lembaga pengawasan, orang yang dekat dengannya, sesuai dengan
membentuk aturan perundang-undangan karakter kepribadian mereka. Langkah
dalam berbagai bentuk, dan bahkan menjalin persuasif melalui pendekatan psikologis ini
kerjasama inernasional baik bilateral, regional, diharapkan mampu menanamkan kesadaran
maupun multilateral. Selain itu, kegiatan yang dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia
dapat dilakukan seputar pemberian informasi narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut
melalui berbagai bentuk materi komunikasi, ke dalam narkoba, melalui pendekatan ini
informasi, dan edukasi (KIE) yang ditujukan dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam
kepada remaja langsung dan keluarga. kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka),
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan
terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan mengetahui latar belakang kepribadian
(treatment). Fase ini meliputi: 1) fase mereka, maka pendekatan ini diharapkan
penerimaan awal antara 1 - 3 hari dengan mampu mengembalikan mereka pada
melakukan pemeriksaan fisik dan mental; 2) kehidupan nyata, menyusun kembali
fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, perjalanan hidup yang sebelumnya mulai
antara 1 - 3 minggu untuk melakukan runtuh, sehingga menjadi utuh kembali.
pengurangan ketergantungan bahan-bahan 3. Pendekatan sosial. Dengan menciptakan
adiktif secara bertahap. lingkungan keluarga dan masyarakat yang
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi positif. Hal ini dapat dilakukan melalui
mereka yang sudah memakai dan dalam komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya jujur, mendengarkan dan menghormati
terdiri atas: 1) fase stabilisasi, antara 3-12 pendapat anak.
bulan, untuk mempersiapkan pengguna
DAFTAR PUSTAKA
kembali ke masyarakat; 2) fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan Kartono, Kartini. (1988). Psikologi Remaja.
penyalahguna narkoba mampu Bandung: PT. Rosda Karya
mengembangkan kehidupan yang bermakna
Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial 2:
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa
Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Press
kegiatan konseling, membuat kelompok-
kelompok dukungan, mengembangkan Kusmaryani, Rosita Endang. (2009). Mengenal
kegiatan alternatif, dll. Bahaya Narkoba bagi Remaja.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tm
Selain itu, ada juga pendapat yang
p/(C)%20Mengenal%20Bahaya%20Narko
menyatakan bahwa permasalahan remaja
ba%20bagi%20Remaja%202009_0.pdf
tersebut dapat diupayakan dengan tiga
pendekatan, yaitu:
344
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
345