Anda di halaman 1dari 12

PRE PLANNING

KEGIATAN SENAM LANSIA RELAKSASI OTOT PROGRESIF


DI RW VII KELURAHAN ANDURING KECAMATAN KURANJI
PADANG

OLEH:
KELOMPOK A-18

APRI YENI, S.KEP


CARLA NASBAR, S.KEP
HANIFAH HAMDI,S.KEP
HASNATUL FIKRIYAH, S.KEP
IQBAL DANUR HAKIM, S.KEP
NOLA MAKHFIRA WINDA, S.KEP
PUTI LENGGO GENI, S.KEP
PUTRI ALIN KENDE RIARALY, S.KEP
SORAYA DWI AMANDA, S.KEP
WIDIA HANDAYANI, S.KEP
YOSSY AMELIA FARADEA, S.KEP

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
PRE PLANNING SENAM LANSIA
RW VII KELURAHAN ANDURING
KECAMATAN KURANJI
4 AGUSTUS 2018

A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,umur
manusia sebagai mahluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Hal ini
disebabkan oleh kemunduran – kemunduran biologis dan fisik. Lansia juga
merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan
hidup.
Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa
pada tahun 2010 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup
64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun
dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020
akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor
resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami
para lansia adalah rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai
penyakit karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh
dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme homeostatis, oleh karena hal
tersebut lansia mudah terserang berbagai penyakit. Menurut Junaidi (2010)
ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi
lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya
elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya
kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan
perubahan pada penglihatan. Terdapat beberapa macam penyakit yang biasa
menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes mellitus, jatung koroner,
stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-macam masalah kesehatan
tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa menjadi awitan
dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat.
Salah satu cara untuk peningkatan angka kesehatan pada Lansia adalah
dengan cara senam lansia. Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila
dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering
diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur
dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari
usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah,
dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah menderita.
(puslitbang Depkes RI, 2003:6)
Dari hasil pengumpulan data untuk lansia di RW VII Kelurahan
Anduring didapatkan data lebih dari separuh lansia 43,3% dari 30 orang lansia
tidak pernah mengikuti senam lansia, dan 50,0 % lansia mengalami kesulitan
tidur dimalam hari. Untuk itu perlu diadakannya senam lansia dan relaksasi
otot progresif di RW VII kelurahan Anduring.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti senam lansia dan relaksasi otot progresif, lansia
diharapkan mampu melakukan senam lansia dan relaksasi otot progresif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti senam lansia dan relaksasi otot progresif sasaran di
harapkan mampu :
 Memperagakan senam lansia
 Mempraktekkan relaksasi oto progresif
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Pelaksanaan senam pada lansia dan terapi relaksasi otot progresif
2. Sasaran
a. Sasaran umum :
Semua lansia yang berumur 45 sampai 60 di RW VII Kelurahan
Anduring Kecamatan Kuranji
b. Sasaran Khusus :
Sasaran khusus :
Semua lansia di RW VII Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji

3. Metode
Praktek senam lansia dan relaksasi otot progresif
4. Media dan Peralatan
a. Speaker dan Laptop
b. Wireless
5. Tempat
Lapangan voli RT 03 RW VII Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji
6. Waktu
Hari : Sabtu, 4 Agustus 2018
Jam : 07.30 WIB – 09.00 WIB
7. Pengorganisasian
a. Setting Tempat Senam Lnsia

moderator

instruktur

Media senam

lansia

Fasilitator
observer

Moderator : Puti Lenggo Geni


Instruktur : Hanifah Hamdi
Yossy Amelia Faradea
Observer : Widia Handayani

Fasilitator : Apri Yeni


Carla Nasbar
Hasnatul Fikriyah
Iqbal Danur Hakim
Nola Makhfira Winda
Putri Alin Kende Riaraly
Soraya Dwi Amanda

D. KEGIATAN SENAM LANSIA


WAKTU
KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN KLIEN
KEGIATAN
n0-0 Pembukaan ( 5 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu dan perkenalan 3. Mendengarkan
4. Mendengarkan dan
perkenalan

n Kegiatan inti (20  Menggali pengetahuan klien  Menjawab


menit) tentang senam lansia. pertanyaan
 Memberikan re-inforcement (semampunya)
positif terhadap jawaban klien.  Mendengarkan
 Sedikit penjelsan tentang senam  Melakukan
lansia senam
 Memdemonstrasikan senam
lansia
Penutup (5 menit)  Mengevaluasi respon lansia  Menjawab
terhadap kegiatan senam  Menyetujui
 Memberikan re inforcement kontrak yang di
positif terhadap jawaban klien. sepakati
 Membuat kontrak yang akan
datang ( waktu dan tempat)

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 70 % lansia menghadiri kegiatan
b. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
c. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
b. Peserta yang hadir mendengarkan dan berpatisipasi aktif dalam
pelaksanaan senam lansia dan terapi relaksasi otot progresif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir mengenal dan dapat menyebutkan tentang senam
lansia meliputi defenisi, manfaat dan tujuan.
b. Peserta yang hadir mampu melakukan senam pada lansia
c. Peserta yang hadir mengenal dan dapat menyebutkan tentang
relaksasi otot progresif meliputi defenisi, manfaat dan tujuan.
d. Peserta yang hadir mampu melakukan terapi relaksasi otot progresif
pada lansia
LAMPIRAN MATERI

LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Defenisi Relaksasi Progresif

Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu mengatasi


stres. Teknik relaksasi ini melibatkan pergerakan anggota badan secara mudah
dan boleh dilakukan di mana-mana saja ( Ramadhani, 2010).
Relaksasi progresif adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien
tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi stres,
ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah. Dalam Jurnal
Pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan Adhyos Aulia
Putra (2010) mengatakan bahwa relaksasi progresif merupakan salah satu teknik
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami
insomnia, dan asma.

B. Jenis-jenis Relaksasi

Tedapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. ada empat
macam tipe relaksasi, yaitu:

1. Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)


2. Pernafasan (diaphragmatic breathing)
3. Meditasi (attention-focussing exercises)
4. Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)

C. Tujuan Latihan Relaksasi Otot Progresif

Tujuan dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan
1. tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah;
2. berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah;
3. detak jantung lebih rendah;
4. mengurangi tekanan darah;
5. ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit;
6. tidur lelap;
7. kesehatan mental menjadi lebih baik;
8. daya ingat lebih baik;
9. meningkatkan daya berpikir logis;
10. meningkatkan kreativitas;
Permasalahan tersebut dapat menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis
bila tidak diatasi.

D. Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memberikan Latihan Relaksasi


Otot Progresif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan latihan relaksasi
otot progresif yaitu :

1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri


sendiri.
2. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik.
3. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua
kali.
6. Memerikasa apakah klien benar-benar rileks.
7. Terus menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.

E. Langkah –Langkah Latihan Relaksasi Otot Progresif


Teknik dan Cara Senam
Latihan senam yang dilakukan dalam tiga segmen, antara lain :
a. Pemanasan (warning up)
Gerakan umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)
dilakukan secara lambat dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan
(stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5 (lima) menit terakhir
pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud untuk mengurangi cedera
dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat turut serta dalam proses metabolisme
yang meningkat (Depkes RI, 2008).
b. Latihan inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan
berurutan seperti contoh dalam buku ini dapat diiringi dengan musik yang
disesuaikan dengan gerakan.
Untuk usia lanjut biasanya dilatih :
1) Daya tahan (endurance)
2) Kardio pulmonal dengan latihan yang bersifat aerobik
3) Flekbilitas dengan peregangan
4) Kekuatan otot dengan latihan beban
5) Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan, latihan aerobik,
kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
c. Pendinginan (cooling down)
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan
gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai
dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan
seperti pada pemanasan yaitu selama 8-10 menit.
8. Langkah-Langkah Senam Lansia
a. Latihan kepala dan leher
1) Putar kepala ke kiri dan kanan sambil melihat bahu
2) Miringkan kepala ke bahu kiri dan ke kanan

b. Latihan bahu dan lengan


1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan kembali
perlahan-lahan
2) Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan setinggi bahu
3) Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang dan leher, raihlah punggung
sejauh mungkin yang dapat dicapai
4) Letakkan tangan di pinggang, kemudian coba meraih ke atas sedapatnya

c. Latihan tangan
1) Letakkan telapak tangan tertelungkup di atas meja
2) Lebarkan jari-jari dan tekan ke meja
3) Balikkan telapak tangan
4) Tarik ibu jari sampai menyentuh jari kelingking, kemudian tarik kembali
5) Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari
6) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin

d. Latihan punggung
1) Dengan tangan disamping, bengkokkan badan ke satu sisi kemudian ke sisi
yang lain
2) Letakkan tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar tubuh dengan
melihat bahu ke kiri lalu ke kanan
3) Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat
tidur
4) Regangkan kedua lengan ke samping
5) Tahan bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke samping kiri dan
kanan
6) Tepukkan kedua tangan kebelakang kemudian regangkan kedua bahu ke
belakang

e. Latihan paha dan kaki


1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan posisi tidur
2) Lipat satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi, bergantian dengan yang lain
3) Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin kembali lagi, kerjakan satu per
satu
4) Duduklah dengan satu kaki lurus ke depan. Usahakan lutut tidak bengkok
5) Pertahankan kaki tetap lurus tanpa membengkokkan lutut, kemudian tarik atau
tegangkan telapak kaki ke arah badan dan kemudian lepaskan kembali
6) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan atau membengkokkan
lutut
7) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga
permukaannya saling bertemu, kemudian kembali ke posisi semula

f. Latihan muka
1) Kerutkan muka sedapatnya, kemudian tarik alis mata ke atas
2) Tutup kedua mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
3) Kembungkan pipi semampunya, kemudian hisap ke dalam
4) Tarik bibir ke belakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul

g. Latihan pernafasan
1) Duduk dengan punggung bersandar pada bahu rileks
2) Letakkan ke dua telapak tangan pada tulang rusuk bawah
3) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan, jangan mengangkat bahu, maka
dada akan merasa mengembang
4) Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan
5) Lakukan berulang-ulang sampai minimal 10 kali

h. Latihan relaksasi
1) Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan otot-otot lengan selama 10
hitungan, kemudian bukalah genggaman tangan dalam 30 hitungan
2) Kerutkan dahi ke atas dan pada saat yang sama kepala didongakkan ke
belakang, kemudian kepala diputar searah jarum jam
3) Kerutkan otot muka, mata ditutup dengan kuat, mulut dimonyongkan ke
depan, lidah ditekan ke langit-langit dan bahu ditekukkan ke depan.
Pertahankan selama 10 hitungan kemudian kendorkan semua otot-otot
4) Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan selama 10 detik,
kemudian kendorkan
5) Selanjutnya ibu jari sambil mengencangkan betis dan paha selama 10 hitungan
kemudian kendurkan selama 10 hitungan
6) Tarik nafas secara perlahan-lahan dan sedalam mungkin, pertahankan selama
10 hitungan kemudian keluarkan udara seperlahan mungkin (Depkes RI,
2008).
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep Dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan : Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta. Salemba Medika.

Davis, Marta.1987. The Relaxation & Stress Reduction Workbook; Alih Bahasa
Indonesia; Achiryani S Hamid dan Budi Anna Keliat. Jakarta: EGC.

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

Hirnle, Constance J; F. Craven. 2000. Fundamental of Nursing ; Human Health


And Function. Lippincot Williams Wilkins. 3 rd 227 East Washington
Square Philadelphia.

Junaidi, Iskandar., 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan.


Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer

Mija, Kim. 1995. Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Indonesia: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.

Ramdhani, Neila & Putra, Adhyos Aulia. 2010. Jurnal Pengembangan multimedia
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai