Kami panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya lah kami (Kelompok 3) dapat menyelesaikan makalah tentang ”Bentuk Sediaan
Obat (Krim/Pasta/Gel, Obat Tetes, Inhalasi)”, mata kuliah Farmakologi sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya, kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu pengkajian ulang serta kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Sekian kata pengantar dari penulis, semoga tugas makalah ini dapat sesuai dengan yang di
harapkan oleh Ibu Ns. Aida Kusnaningsih, M.Kep, Sp.Kep. Mat. sebagai dosen pengampu.
Terima Kasih.
Penulis
Kelompok 3
A. KRIM/PASTA/GEL
1. CREAM (KRIM)\
Cream merupakan sediaan semisolid yang menggunakan basis emulsi, dapat bertipe A/M
ataupun M/A, dapat mengandung zat aktif (obat) atau tidak mengandung zat aktif
(kosmetika). Cream menjadi alternatif pillihan sediaan semisolid karena jika
dibandingkan dengan salep (unguenta) yang bukan berbasis emulsi, cream lebih
menunjukkan keunggulan yaitu pada aspek kelembutan, kelunakan, dan bahwa cream
relatif tidak meninggalkan kesan berminyak (greasy) jika dibanding salep dengan basis
bukan basis emulsi. Dalam segi absorpsi, cream juga lebih baik jika dibanding salep,
karena mengandung air yang dapat membantu proses hidrasi pada kulit, sehingga kulit
akan terlembabkan dan obat dapat terpenetrasi dengan baik.
Terkait bahwa cream merupakan sediaan semisolid berbasis emulsi, maka kriteria cream
sama dengan kriteria untuk sediaan emulsi.
Basis cream biasanya terdiri dari:
1) Asam lemak, contoh : asam steara
2) Basa kuat, contoh : triethanolamin
3) Emulgator eksternal, contoh: tween, span
4) Humektan, contoh: gliserol, sorbitol, propilen glikol
5) Antioksidan, contoh: BHA, BHT
6) Pengawet, contoh: Nipagin, Nipasol
Humektan merupakan bahan yang higroskopis, mampu mempertahankan kandungan
air dalam sediaan (mencegah kekeringan sediaan) serta mendukung hidrasi kulit,
sehingga kondisi kelembaban kulit dapat terjaga.
Adapun kelebihan menggunakan sediaan cream adalah :
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe m/a (minyak
dalam air)
4. Cara kerja langsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air )
6. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun,
sehingga pengaruh aborpsi biasanya tidak diketahui pasien.
7. Aman digunakan dewasa maupun anak – anak.
8. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam minyak
9. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi,
pada fase a/m ( air dalam minyak ) karena kadar lemaknya cukup tinggi.
10. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan
deodorant.
11. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan
kulit berminyak.
Di samping kelebihan tersebut, ada kekurangan di antaranya yaitu :
1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m ( air dalam minyak ) karena
terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan
perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan
atau pencampuran 2 tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.
2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream mesti dalam keadaan
panas
3. Mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak )
4. Gampang pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas.
5. Pembuatannya harus secara aseptic
2. PASTA
Pasta merupakan sediaan semisolid yang mengandung banyak partikel solid yang
terdispersi dalam basis. Pasta dapat digunakan sebagai agen pembersih gigi (pasta gigi,
yang mengandung bahan abrasif) ataupun sebagai bahan intermediet pembuatan salep,
sebelum dicampurkan dengan basis yang lain (contoh: pembuatan pasta ZnO dengan
minyak mineral pada peracikan Zinc Oxide ointment, sesaat sebelum disatukan dengan
white ointment dengan metode levigasi).
C. INHALASI
Inhalasi adalah alat pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Alat ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut maupun
kronik, misalnya pada penyakit asma. Inhalasi adalah pengobatan dengan cara
memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya
(hidung ke paru-paru).
Terapi inhalasi merupakan teknik pemberian obat yang praktis dan langsung ke target
organ. Terapi inhalasi menghantarkan obat dalam berbagai bentuk dan ukuran.Banyak
alat (devices) dikembangkan dalam terapi inhalasi.
2. Kerugiannya,
Jika penggunaan di bawah pemeriksaan dokter dan obat yang di pakai tidak cocok
dengan keadaan mulut dan sistem pernafasan , hal yang mungkin bisa terjadi adalah
iritasi pada mulut dan gangguan pernafasan. Jadi pengguna pengobatan inhalasi akan
terus berkonsultasi pada dokter tentang obat nya. Selain hal itu obat relatif lebih mahal
dan bahkan mahal dari pada obat oral.
DAFTAR PUSTAKA
Riyan Pharmacy.2012.Semisolid.
riyanpharmacy.blogspot.co.id/2012/03/semisolid_10.html
(diakses tanggal 31 Maret 2017)
Champe, Pamela C., harvey.Richard A, and Mycek, Mary J.2001. Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2. Jakarta : Widya Medika
Team 5 Pharmacy. 2013. Archive.
team5pharmacyb.blogspot.co.id/2013_05_01_archive.html
(diakses tanggal 31 Maret 2017)
Science Pharmacy. 2011. Obat dan Bentuk Sediaan Obat.
science-pharmacy.blogspot.co.id/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.html
(diakses tanggal 31 Maret 2017)