Anda di halaman 1dari 3

2.

7 Definisi komunikasi persuasif


Komunikasi persuasif adalah kemampuan komunikasi yang dapat membujuk
atau mengarahkan orang lain dalam memahami defini komunikasi persuasi.
Komunikasi persuasif Kenneth E. Anderson (1972:218), menyatakan bahwa
komunikasi persuasif merupakan proses komunikasi antar individu. Komunikasi
tersebut terjadi di mana komunikator mengunakan simbol-simbol untuk
mempengaruhi pikiran si penerima sebagai dengan sendirinya, komunikator
dapat merubah tingkah laku dan perbuatan audiens.
Erwin P. Betinghaus dalam bukunya yang berjudul “Persuasif Communication”
tahun 1973, halaman 10. Di sana dijelaskan bahwa komunikasi persuasif ini
dapat mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang, hubungan aktivitas
antara pembicara dan pendengar dimana pembicara berusaha mempengaruhi
tingkah laku pendengar melalui perantara pendengaran dan penglihatan
Komponen komunikasi persuasi :
-Kognitif adalah individu mencapai tingkat “ tahu” pada objek yang
diperkenalkan .
- Afektif adalah individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak
suka pada objek .Konatif adalah prilaku sudah sampai tahap individu
melakukan suatu tindakan terhadap objek.

Para ahli telah menyatakan pula bahwa persuasi adalah kegiatan psikologis.
Hal ini untuk membedakan koers (coersive) yang mempunyai tujuan yang sama
yakni mengubah tingkah laku, pendapat dan sikap. Tetapi koers bersifat
penggunaan kekuatan (force). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
menggunakan teknik komunikasi persuasi ini tidak lain daripada suatu usaha
untuk meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan bertingkah laku
seperti yang diharapkan komunikator (dalam hal ini PRO). Dengan cara
membujuk tanpa memaksanya tanpa kekerasan. Perlu dikomunikasikan juga
disini bahwa komunikasi persuasi sekarang ini bukan merupakan hal yang baru
lagi. Misalnya saja dikalangan para pejabat sipil maupun militer tanpa
disadarinya telah melaksanakan persuasi sebagai usaha untuk mencapai tujuan
tertentu dalam berkomunikasi dengan publiknya (Widjaja, 2010; 67)
De Vito menjelaskan komunikasi persuasif dalam buku Komunikasi
Antarmanusia sebagai berikut: Pembicaraan persuasif mengetengahkan
pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan
menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah
menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta,
pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan
persuasifnya.
Dari penjelasan tersebut, De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan
atau tindakan yang ingin kita capai dalam melakukan pembicaraan persuasif.
Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver
atau untuk memotivasi perilaku receiver.
Agar dapat mengubah sikap, perilaku, dan pendapat sasaran persuasi, seorang
persuader harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Kejelasan tujuan
Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku. Apabila bertujuan untuk mengubah sikap maka berkaitan dengan
aspek afektif, mengubah pendapat maka berkaitan dengan aspek kognitif,
sedangkan mengubah perilaku maka berkaitan dengan aspek motorik.
2) Memikirkan secara cermat orang yang dihadapi
Sasaran persuasi memiliki keragaman yang cukup kompleks. Keragaman
tersebut dapat dilihat dari karakteristik demografis, jenis kelamin, level
pekerjaan, suku bangsa, hingga gaya hidup. Sehingga, sebelum melakukan
komunikasi persuasif sebaiknya persuader mempelajari dan menelusuri aspek-
aspek keragaman sasaran persuasi terlebih dahulu.
3) Memilih strategi komunikasi yang tepat
Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan
komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi. Hal yang perlu
diperhatikan seperti siapa sasaran persuasi, tempat dan waktu pelaksanaan
komunikasi persuasi, apa yang harus disampaikan, hingga mengapa harus
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai