TUGAS MAKALAH
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.4 Tujuan ................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 74
4.2. Saran .......................................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga,
komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor
industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor
transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4%
dan sektor komersial sebesar 3,7%.
Sekitar 44,2% dari total energi di Indonesia digunakan oleh sektor industri,
oleh karena itu efisiensi energi di sektor ini sangatlah penting dan berdampak besar.
Walaupun efisiensi energi pada sektor industri terus mengalami perkembangan dan
perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, namun masih terdapat banyak potensi
penghematan energi yang dapat digali.
Industri menggunakan energi dalam jumlah besar baik untuk unit proses
seperti pengolahan, manufaktur, pengemasan maupun untuk unit utilitas
pendukungnya. Unit proses umumnya menggunakan banyak mesin dan membutuhkan
panas dalam jumlah besar. Jenis energi yang digunakan pada umumnya adalah energi
fosil seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Karena jenis dan tipe industri sangat
beragam, maka efisiensi energi sangat bergantung pada peralatan dan teknologi yang
digunakan untuk proses produksi tersebut.
2
3.4. Tujuan
Tujuan dari tugas makalah audit energi ini adalah :
• Mengetahui tahapan dalam audit energi, seperti mengetahui letak-letak potensi
penghematan energi dari setiap utilitas di industri, pengumpulan data dan apa-
apa saja langkah penghematan untuk setiap potensi yang ditemukan.
• Menginformasikan bagi setiap manajemen energi perusahaan industri bahwa
dengan dilakukannya audit energi untuk meningkatkan efisiensi pemakaian
energi dan menurunkan biaya produksi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga pengujian data yang
sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pabrik secara khusus, yang
dirancang untuk menghasilkan data baru. Lamanya pelaksanaan suatu audit
bergantung pada besar dan jenis fasilitas proses pabrik dan tujuan dari audit itu
sendiri. Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam waktu
satu atau dua hari untuk instalasi pabrik yang sederhana, namun untuk instalasi pabrik
yang lebih komplek diperlukan waktu yang lebih lama.
4
Jenis uji yang dijalankan selama audit energi terinci mencakup uji efisiensi
pembakaran, pengukuran suhu dan aliran udara pada peralatan utama yang
menggunakan bahan bakar, penentuan penurunan faktor daya yang disebabkan oleh
berbagai peralatan listrik, dan uji sistem proses untuk operasi yang masih di dalam
spesifikasi.
Secara garis besar teknis pelaksanaan kegiatan audit energi di sektor industri adalah
sebagai berikut :
1. Survei Awal Industri
Kegiatan survei ini bertujuan untuk mendapatkan data awal, penyampaian technical
message dan rencana kerja ke industri yang akan diaudit. Diharapkan dari kunjungan
ini terjalin komunikasi, kordinasi kerja dan sinergi antara pihak industri dengan
auditor.
2. Pelatihan (in-house training)
Sebelum melakukan audit energi, sebaiknya pihak auditor memberikan pelatihan (in-
house training) mengenai teknik konservasi energi kepada staf/personel yang
diusulkan oleh pihak industri obyek. Kegiatan pelatihan (in-house training) ini
ditujukan untuk memberikan bimbingan kepada SDM industri dalam melakukan audit
energi dan teknik-teknik konservasi energi. Kegiatan pelatihan ini meliputi:
a. Pemberikan materi mengenai pengelolaan energi dan teknik-teknik konservasi
energi.
b. Pemberian evaluasi kepada peserta pelatihan guna menentukan SDM yang
akan turut serta mengikuti audit energi bersama dengan konsultan.
c. Pembentukkan tim pendamping audit energy (team Industri Obyek).
3. Melakukan Pengkajian Energi
Setelah melaksanakan pelatihan (in-house training), tahap selanjutnya adalah
melakukan pengkajian energi. Tahapan yang perlu dilakukan di dalam pelaksanaan
pengkajian energi ini adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi budaya hemat energi dan upaya-upaya konservasi energi. Di dalam
pelaksanaan audit energi identifikasi budaya hemat energi dan upaya-upaya
konservasi energi dilakukan dengan cara wawancara guna mengevaluasi
penghematan energi yang telah dilakukan oleh industri.
b. Pengumpulan data. Pengumpulan data pada pelaksanaan audit energi ditujukan
untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi performa peralatan pengguna
energi dan teknologi yang digunakan serta kondisi operasi proses pada masing-
masing peralatan pengguna energi. Data yang terkumpul berupa data sekunder
dan primer. Data sekunder ini diperlukan untuk mendapatkan informasi
mengenai spesifikasi design peralatan pengguna energi dan kondisi operasi
7
pada masing-masing unit, yang akan digunakan untuk mendukung analisis data
primer dan evaluasi selanjutnya.
i. Pengumpulan Data Sekunder.
Data sekunder yang dikumpulkan pada setiap industri yang dilakukan
assesmen energy antara lain mencakup :
• Informasi umum industri, deskripsi proses, plot plan, plant Layout;
• Data desain peralatan utama;
• Informasi mengenai data-data kegiatan modifikasi yang pernah
dilakukan, baik dalam rangka peningkatan efisiensi, reliabilitas,
kapasitas maupun konservasi energi;
• Pasokan dan distribusi penggunaan energy (Energi Reference and
Energi Balance) untuk keseluruhan plant dan masing-masing
proses/peralatan utama.
• Profil konsumsi energi. Data histories penggunaan energi (harian,
bulanan dan tahunan) untuk keseluruhan plant dan masingmasing
proses/peralatan utama.
• Profil konsumsi material, produksi dan limbah. Data histories
penggunaan material proses, produksi dan produk limbah yang
dihasilkan (harian, bulanan dan tahunan) untuk keseluruhan plant dan
masing-masing proses/peralatan utama.
6. Diskusi
Penyelenggaraan diskusi dilakukan untuk memaparkan dan membahas hasil-hasil
audit energi beserta rekomendasinya dengan pihak industri dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kegiatan audit energi tersebut.
7. Menyusun Laporan
Saat laporan disiapkan, semua data yang terkumpul dan perhitungan yang dibuat
dimasukkan ke dalam laporan tersebut. Temuan-temuan serta saran-saran dibahas dan
beberapa saran dikemukakan untuk segera dijalankan dan beberapa lainnya diberikan
untuk pengkajian lanjutan yang lebih rinci.
10
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana
penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Sistem
Utilitas merupakan unit-unit yang dapat menunjang pelaksanaan suatu proses dalam
industri. Mulai dari penyediaan air, energi listrik, pemanas untuk boiler, pendinginan.
Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi
di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke
perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
Dalam tugas ini unit utilitas yang akan dibahas adalah unit utilitas sebagai
berikut :
a. Boiler dan air umpan & blowdown
b. Sistem penyediaan bahan bakar
c. Sistem refrigerasi dan penyejuk udara ac
d. Unit penyediaan udara tekan dan kompresor
e. Pompa
f. Motor listrik
g. Sistem pembangkit tenaga listrik
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang
kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus
11
diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan
menggunakan limbah panas pada gas buang.
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini
banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas
dan mesin diesel.
Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang
tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat
membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi boiler.
Tabel 2.1 Baku mutu air umpan boiler
17
Blowdown Yaitu pengeluaran air yang mengandung bahan terlarut pekat dan padatan
tersuspensi dari dalam ketel uap. Saat air dididihkan dan dihasilkansteam,
padatanterlarut yang terdapatdalam air akantinggal di boiler. Jika padatan yang
tertinggal terakumulasi dalam air umpan, maka padatan tersebut akan terpekatkan dan
akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana kelarutannya dalam air akan terlampaui
dan akan mengendap dari larutan.
untuk mengurangi parameter (TDS atau konduktivitas, PH, konsentasi Silica dan
Fosfat) sesuai persentasenya, sehingga tidak berpengaruh buruk terhadap kualitas
steam.
Jenis blowdown ini menjadi metode efektif untuk membuang padatan yang
telah lepas dari larutan dan menempati pipa api dan permukaan dalam shell boiler.
Pada blowdown yang sewaktu-waktu, jalur yang berdiameter besar dibuka untuk
waktu sesaat, yang didasarkan pada aturan umummisalnya “sekali dalam satu shift
untuk waktu 2 menit”.
Blowdown yang sewaktu-waktu menyebabkan harus ditambahkannya air
umpan ke dalam boiler dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat, sehingga
membutuhkan pompa air umpan yang lebih besar daripada jika digunakan blowdown
kontinyu. Juga, tingkat TDS akan bervariasi, sehingga menyebabkan fluktuasi
ketinggian air dalam boiler karena perubahan dalam ukuran gelembung steam dan
distribusinya yang setara dengan perubahan dalam konsentrasi padatan. Juga,
sejumlah besar energi panas hilang karena blowdown yang sewaktu-waktu.
air, bahan mudah menguap dan abu. Sifat kimia batubara tergantung dari
kandungan berbagai bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur.
Ketidaktentuan dalam ketersediaan dan pengangkutan bahan bakar mengharuskan
dilakukannya penyimpanan dan penanganan untuk kebutuhan berikutnya.
Kesulitan yang ada pada penyimpanan batubara adalah diperlukannya bangunan
gudang penyimpanan, adanya hambatan masalah tempat, penuruan kualitas dan
potensi terjadinya kebakaran. Kerugiankerugian kecil lainnya adalah oksidasi,
angin dan kehilangan karpet.
Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang terdiri dari
beberapa bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat exchanger (Evaporator dan
Kondensor), dan katup ekspansi. Tergantung pada penerapannya, terdapat berbagai
opsi/ kombinasi penyejuk udara AC yangtersedia untuk penggunaannya:
• Penyejuk udara (untuk ruangan atau mesin-mesin)
• Penyejuk udara AC Split
• Unit kumparan fan pada sistim yang lebih besar
• Unit handling udara pada sistim yang lebih besar
(1)
Dimana : Q merupakan aliran udara dalam m3/jam
ρ adalah masa jenis udara kg/m3
hin entalpi udara masuk dalam kKal/kg
hout entalpi udara keluar dalam kKal/kg
Penggunaan grafik psychometric dapat membantu menghitung hin dan hout dari
nilai suhu dry bulb dan wet bulb yang diukur selama coba-coba dengan
menggunakan psychometer.
Pengukuran energi pada kompresor, pompa, fan AHU, fan menara pendingin
dapat dilakukan dengan alat analisis beban portable.
Perkiraan beban penyejuk AC dapat dilakukan dengan penghitungan berbagai
beban panas, sensibel dan laten, berdasar pada parameter udara masuk dan
keluar, faktor pemasukan udara, aliran udara, jumlah orang dan jenis bahan yang
disimpan.
Indikasi profil beban TR untuk penyejuk udara AC adalah sebagai berikut:
➢ Kabin kantor ukuran kecil = 0,1 TR/m2
➢ Kantor ukuran sedang, yang ditempati oleh 10 – 30 orang dengan
penyejuk AC terpusat = 0,06 TR/m2
➢ Komplek perkantoran gedung bertingkat yang besar dengan penyejuk AC
terpusat = 0,04 TR/m2
90% udara tekan hilang dalam bentuk panas yang tidak dapat digunakan, gesekan,
salah penggunaan dan kebisingan (lihat gambar 2.9). Sehingga, kompresor dan
sistim udara tekan menjadi area penting untuk meningkatkan efisiensi energi pada
plant industri.
Sistim udara tekan terdiri dari bagian pemasokan, yang terdiri dari kompesor dan
perlakuan udara, dan bagian permintaan, yang terdiri dari sistim distribusi &
penyimpanan dan peralatan pemakai akhir. Bagian pemasokan yang dikelola dengan
benar akan menghasilkan udara bersih, kering, stabil yang dikirimkan pada tekanan
yang dibutuhkan dengan biaya yang efektif.
Spesifikasi kualitas udara ditentukan oleh 3 (tiga) komponen yaitu particle,
water/moisture content dan oil/oil vapor. Berikut adalah persyaratan udara tekan
menurut ISO 8573-1:2010 dan ISPE dalam pedoman udara bertekanan (ISPE good
practice guide processed gases).
25
Berikut metode pengujian untuk 3 (tiga) atribut penting udara bertekanan, yaitu :
• Kelembaban (moisture content)
• Kandungan hidrokarbon/oil, dan
• Kandungan partikel dan mikroba (viable)
26
b. Kompresor
Kompresor adalah mesin yang meningkatkan tekanan gas dengan memperkecil
volumenya. Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan di
alirkan pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk
kompresor. Debit aliran yang sebenarnya, bukan merupakan nilai volum aliran yang
tercantum pada data alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/free air delivery
(FAD) yaitu udara pada kondisi atmosfir di lokasi tertentu. FAD tidak sama untuk
setiap lokasi sebab ketinggian, barometer, dan suhu dapat berbeda untuk lokasi dan
waktu yang berbeda.
Kompresor yang sudah tua, walupun perawatannya baik, komponen bagian
dalamnya sudah tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai
rancangan. Kadangkala, faktor lain seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas
yang kotor dan pengaruh ketinggian juga cenderung mengurangi FAD nya. Untuk
memenuhi kebutuhan udara, kompresor yang tidak efisien mungkin harus bekerja
dengan waktu yang lebih lama, dengan begitu memakai daya yang lebih dari yang
sebenarnya dibutuhkan. Pemborosan daya tergantung pada persentase penyimpangan
kapasitas FAD. Sebagai contoh, kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan
kapasitas kompresor sebanyak 20 persen. Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD
untuk setiap kompresor harus dilakukan untuk memeriksa kapasitas yang
sebenarnya. Jika penyimpangannya lebih dari 10 persen,harus dilakukan perbaikan.
Metoda ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji nosel dimana nosel
yang sudah dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang
dihasilkan. Alirannya dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi, konstanta
orifice, dll.
Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah : efisiensi
volumetrik, efisiensi adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik. Efisiensi
adiabatik dan isotermal dihitung sebagai daya isotermal atau adiabatik dibagi oleh
konsumsi daya actual. Gambar yang diperoleh menunjukan efisiensi keseluruhan
kompresor dan motor penggerak.
27
2.5.5. Pompa
Menurut asosiasi pompa Inggris atau Britis Pump Manufacturers Association (BPMA)
20% energi dunia di gunakan oleh pompa dan 95% terpasang oves size. Mengapa
pemborosan penggunaan energi pada pompa bisa terjadi pemborosan yang luar biasa?
Biasanya yang terjadi pada perencanaan pemasangan pompa terjadi kesalahan-
kesalahan yang pada umumya tidak di sadari oleh pengguna maupun operator pompa,
nampun kesalahan ini tidak mutlak kesalahan pengguna, kesalahan ini biasanya di
mualai oleh konsultan teknis yang memberikan safety margin yang kurang
memperhitungkan Otimalisasi energi.
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan
28
cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga
kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Cara menaikkan tingkat energi:
• Menaikkan tekanan dengan mengoperasikan sejumlah tetap volume cairan
didalam suatu ruang terbatas - pompa positive displacement.
• Menaikkan tekanan dengan menggunakan sudu putar untuk menaikkan kecepatan
fluida - pompa dinamik.
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input
atau perbandingan antara WHP Pompa dengan BHP pompa. Harga effisiensi yang
tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat dari pabrik
pembuatnya. Efisiensi pompa yaitu:
(2)
(3)
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan check
valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah
aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow
switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem
pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja
dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk
menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH),
flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve
dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat
tidak terpenuhinya minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa
yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida
terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada
sistem pompa ialah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL).
a. Fase Listrik
Terdapat satu karakteristik utama dari pasokan listrik AC yang memerlukan
penjelasan: fase. Pada dasarnya pasokan listrik AC dibagi kedalam sirkuit satu fase
dan tiga fase. Sirkuit AC satu fase memiliki dua buah kawat yang dihubungkan ke
sumber listrik. Tidak seperti sirkuit DC yang arah arus listrik nya tidak berubah, maka
dalam sirkuit AC arah arus berubah berkalikali tiap detiknya tergantung pada
frekuensi pasokan. Listrik 240 volt (V) yang dipasok ke rumah kita merupakan listrik
AC satu fase dan memiliki dua buah kawat: ‘aktif’ dan ‘netral’. Jalur distribusi dapat
terdiri dari empat jalur. Tiga jalur membawa listrik dari tiga sirkuit listrik, yang dibagi
35
menjadi jalur netral yang umum (tiga jalur aktif dan satu jalur netral). Sistim 3 fase
memiliki 3 bentuk gelombang (biasanya membawa daya) yaitu 2/3 p radian (120
derajat,1/3 siklus) untuk waktu tertentu.
b. Faktor Daya
Terdapat tiga macam daya listrik yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan
energi listrik, yaitu daya nyata atau daya aktif, daya reaktif serta daya semu atau daya
kompleks (Sanjeev Sharma, 2007). Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif
(kW) dengan daya total (kVA), atau kosinus sudut antara daya aktif dan total. Daya
nyata atau daya aktif adalah daya listrik yang digunakan secara nyata, misalnya
untuk menghasilkan panas, cahaya atau putaran pada motor listrik. Daya reaktif yang
tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi
lebih rendah (Lihat Gambar 2.19).
c. Ketidak-seimbangan Tegangan
Ketidak-seimbangan tegangan (voltage imbalance, atau voltage unbalance)
didefinisikan sebagai penyimpangan atau deviasi maksimum dari nilai rata-rata
tegangan sistem tiga fase tegangan atau arus listrik , dibagi dengan nilai rata-rata
tegangan tiga fase atau arus tersebut, dan dinyatakan dalam persentase (Roger C.
Dugan, 1996)
Besarnya ketidak-seimbangan tegangan yang pada sumber utama tidak
boleh lebih dari 2 persen (J. Schlabbach dkk, 2000). Nilai kritis dari keadaan
ketidakseimbangan tegangan adalah jika nilai persentase perbandingannya
melebihi 5 persen, hal ini biasanya terjadi karena terputusnya salah satu fasa dari
sistem tenaga listrik tiga fasa (Roger C. Dugan, 1996).
d. Beban Listrik
Di tingkat makro, meningkatnya konsumsi listrik dan kecenderungan menurunnnya
konsumsi listrik selama waktu tertentu pada siang hari dapat diatur untuk disesuaikan
dengan kebutuhan. Dengan mahalnya penambahan kapasitas dan hanya dapat
dipasang dalam jangka waktu yang panjang (terutama jika plant daya yang baru harus
dibangun), manajemen pembebanan yang lebih baik pada penggunaan akhir dapat
membantu meminimalkan kebutuhan puncak pada infrastruktur utilitas dan
memperbaiki penggunaan kapasitas pembangkit listrik.
e. Distorsi Gelombang
Distorsi gelombang didefinisikan sebagai suatu penyimpangan bentuk gelombang dari
benuk normal sinusoidal sesuai dengan frekuensi dayanya, pada keadaan tanpa
gangguan (steady state). Terdapat lima jenis penyimpangan bentuk gelombang yang
terjadi, yaitu DC Offset, Nocthing, Noise, Harmonisa dan Interharmonisa (Roger C.
Dugan, 1996)
• DC Offset
DC offset adalah suatu keadaan adanya sebuah tegangan atau arus dc dalam sistem
tenaga listrik bolak-balik. DC offset dapat terjadi sebagai akibat dari gangguan
geomagnetik atau disebabkan oleh penggunaan peralatan penyearah setengah
gelombang.
37
• Notching
Notching adalah gangguan tegangan periodik yang disebabkan oleh penggunaan
peralatan eletronika daya secara normal,di mana hal ini terjadi saat ketika
komutasi arus dari satu fasa yang satu ke fasa yang lain. Notching yang terjadi
secara kontinyu, dapat diketahui karakterisiknya melalui spektrum harmonisa
tegangan yang mengandung gangguan tersebut. Komponen frekuensi yang terkait
dengan notchingdapat mempunyai nilai yang cukup tinggi dan mungkin tidak akan
mudah dilihat atau diukur denganperalatan pengukuran yang biasa digunakan
untuk analisis harmonisa.
• Noise
Noise didefinisikan sebagai sinyal-sinyal listrik yang tidak diinginkan dengan
spektrum broadband kurang dari 200 kHz yang menumpang pada tegangan atau
arus dari sistem daya listrik. Noise sering terjadi di dalam konduktor fasa atau
ditemukan juga pada konduktor netral. Noisedi dalam sistem tenaga listrik dapat
disebabkan oleh perangkat elektronika daya, rangkaian kendali, peralatan yang
menghasilkan busur api, beban dengan sistem penyearahan solid-state, dan
pensaklaran suplai daya (Roger C. Dugan, 1996).
• Harmonisa
Harmonisa adalah bentuk tegangan atau arus sinusoidal yang memiliki frekuensi
ganda, di mana frekuensi tersebut merupakan kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi dasar. Frekuensi dasar suatu sistem biasanya dirancang untuk beroperasi
pada 50 atau 60 Hz, di Indonesia frekuensi dasar yang digunakan adalah 50 Hz.
Bentuk gelombang yang terdistorsi dapat didekomposisi menjadi jumlah dari
frekuensi dasar dan frekuensi harmonisa. Distorsi harmonisa berasal dari
peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier perangkat dan beban pada
sistem tenaga listrik (Roger C. Dugan, 1996).
• Inter-harmonisa
Tegangan atau arus yang memiliki komponen-komponen frekuensi yang
bukan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi daya (misalnya, 50 atau 60 Hz)
disebut interharmonisa. Interharmonisa dapat muncul sebagai frekuensi diskrit
atau sebagai spektrum pita lebar. Interharmonisa dapat ditemukan dalam jaringan
sistem tenaga listrik untuk semua klasifikasi tegangan. Sumber utama dari distorsi
gelombang interharmonisa adalah konverter frekuensi statis, cycloconverter,
38
motor induksi, dan peralatan yang menimbulkan busur api. Sinyal pembawa pada
saluran tenaga listrik juga dapat dianggap sebagai interharmonisa Interharmonisa
dihasilkan dari proses konversi frekuensi, dan nilainya tergantung dari
perubahan beban. Interharmonisa arus dapat membangkitkan resonansi cukup
tinggi pada sistem tenaga listrik sebagai akibat adanya perubahan frekuensi
interharmonisa menjadi frekuensi yang digunakan dalam sistem tenaga.
f. Fluktuasi Tegangan
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, di mana magnitud dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C. Dugan, 1996), yaitu di luar
rentang tegangan ditentukan oleh ANSI C84.1 sebesar 0,9 sampai 1,1 pu.
Menurut IEC 61000-2-1 salah satu fluktuasi tegangan, mempunyai
karakteristik sebagai rangkaian tegangan acak yang berfluktuasi secara terus
menerus. Beban yang berubah sangat cepat dan terjadi terus-menerus, dan
menghasilkan arus beban yang besar dapat menyebabkan variasi tegangan yang
sering disebut sebagai flicker atau kedip tegangan. Istilah flicker atau kedip tegangan
berasal dari dampak adanya fluktuasi tegangan terhadap lampu, yang dianggap
seperti mata manusia yang berkedip.
BAB III
PEMBAHASAN
• Udara pembakaran : temperatur ambient (0C), bola basah (0C), temperatur bola
kering (0C)
• Air blowdown : laju air (m3/h), jumlah bahan padat yang terlarut (TDS),
temperatur (0C).
• Dinding boiler : temperatur (0C), luas permukaan (m3)
• Uap : laju air (m3/h, temperature (0C), tekenan, kualitas uap
Perlengkapan pengukuran atau instrumen pengukuran yang diperlukan diantaranya
adalah :
• Pengukuran temperatur : termokopel dan thermometer bola basah dan bola
kering
• Pengukuran laju air : Pilot tube, Fan whell, Orifice, Ultrasonic flowmeter
• Pengukuran tekanan : Manometer
• Pengukuran komposisi gas buang : Gas analyzer
• Pengukuran jumlah bahan padat yang terlarut : TDS meter
dilakukan dari alat ukur yang telah terpasang, dengan memastikan bahwa alat
ukur tersebut tidak rusak dan masih dapat dipercaya pembacaan meternya.
iv. Pengukuran dilakukan dalam kondisi tunak (steady), yaitu suatu kondisi
dimana beban pembakaran boiler tidak berubah terhadap waktu untuk setap
masing-masing beban boiler yang diukur.
v. Pengambilan data dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan data yang dapat
mewakili operasi boiler.
Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran, sehingga semua hasil
pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang masih
dapat diterima. Oleh karena itu penting untuk menjamin bahwa alat ukur yang
digunakan dapat diandalkan dan telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan
yang berlaku. Kalibrasi harus dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum
untuk itu.
Evaluasi data hasil pengukuran dan analisis, data hasil pengukuran yang masih
merupakan data mentah sehingga perlu diolah untuk dapat digunakan dalam
perhitungan atau analisis. Analisa data bersisi perhitungan-perhitungan untuk
mengetahui unjuk kerja boiler. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
1. Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
Persamaan yang digunakan :
Dimana :
W : Volume uap yang dibangkitkan ( kg )
Hs : Entalpi dari uap ( kkal/kg )
Hw : Entalpi air yang diumpankan ( kkal/kg )
H1 : Nilai kaloi dari bahan bakar ( kkal/liter atau kg )
44
Dimana :
Ldfg : Persentase kehilangan panas yang diakibatkan oeh gas buang yang
kering
LH2 : Persen kehilangan panas karena penguapan air yang terbentuk karena
adanya H2 dalam bahan bakar.
Lmf : Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan
bakar.
Lma : Persen kehilangan panas karena kadar air dalam udara.
Lfa : Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak
terbakar dalam abu terbang.
Lba : Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar
dalam abu bawah.
LQ : Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang tidak
terhitung.
b. Potensi Penghematan Energi pada Boiler
Adapun letak potensi penghematan energi pada boiler yang signifikan dalam
penggunaan energi terdapat :
1. Pada sistem pembakaran didalam burner. Parameter yang perlu dianalisa antara
lain :
• Temperature pembakaran.
temperatur udara pembakaran dapat dinaikkan dengan memanfaatkan
temperatur gas buang yang tinggi melalui air heater, efisiensi boiler dapat
ditingkatkan sebesar 1% pada setiap kenaikan temperature udara pembakaran
sebesar 25 0C.
• Rasio udara.
sistem pengendalian air ratio pada sistem pembakaran (combustion control
system) tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
efisiensi dari boiler serta berfungsi menjaga komposisi aliran udara dan aliran
bahan bakar yang tepat sehingga tarjadi proses pembakaran sempurna.
45
• Fouling.
Fouling yaitu terjadinya deposit ataupun kerak pada permukaan perpindahan
panas yang dapat mengakibatkan tidak efisiensinya hasil pembakaran
sehingga mengakibatkan temperatur gas buang akan tinggi.
• Laju udara bersih.
Faktor laju udara bersih yang disuplai melewati air heater. Boiler harus
dioperasikan dengan laju aliran udara yang lebih dari kebutuhan udara teoritis
yang dihitung berdasarkan analisa gas asap. Tetapi udara berlebih yang terlalu
banyak juga akan mengakibatkan terjadinya losses karena pengambilan panas
sendiri oleh udara berlebih untuk dibawa bersama gas buang, untuk itulah
dilakukan analisa gas asap untuk menentukan.
kebutuhan udara actual
• Kualitas bahan bakar.
Kualitas bahan bakar yang rendah, sehingga masih terdapat kandungan bahan
bakar yang tidak terbakar dan akan menempel pada elemen bersama dengan
keluarnya gas buang sehingga dapat mengakibatkan kotornya air heater dan
terbakarnya air heater. Kurang sempurnanya pembersihan air heater pada
waktu water washing, sehingga kotoran, terak, jelaga, fosfor masih terdapat
pada elemen pemanas sehingga berdampak pada penurunan daya serap kalor
pada heating transfer elemen-nya.
2. Pada sistem air umpan dan blowdown. Parameter yang perlu dianalisa adalah :
• Kotoran dalam air.
Air alam yang bersumber dari sungai, laut, maupun dari sumur
mengandung kadungan bermacam-macam kotoran yang merupakan unsur
/ senyawa kimia yang dapat menimbulkan beberapa masalah sewaktu
dalam pengoperasian ketel uap. Permasalahan yang timbul jika kualitas air
rendah akan menimbulkan kerak dan endapan, Kerak menyebabkan
overheating dan kegagalan pada boiler metal. Air kotor menyebabkan
karatan pada logam ketel (terutama O2).
• TDS (Total Dissolved Solid)
Tinggat TDS yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan pada boiler
karena jika dibiarkan akan menimbulkan endapan pada pipa-pipa boiler
yang semakin lama akan menyumbat boiler dan akan terjadi overheating
46
c. Rule of Thumb
• Semakin rendah temperatur gas pembakaran semakin sedikit energi terbuang,
demikian juga rasio udara, semakin rendah persentase ratio udara semakin
sedikit energi yang terbuang, atau dengan kata lain efisiensi pembakaran
semakin meningkat.
• Memanfaatkan gas sisa pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari
boiler
47
• Semakin tinggi gas buang berarti semakin tinggi panas yang dikeluarkan dari
boiler.
• Baik tidaknya kualitas pembakaran dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang
digunakan.
• Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar
1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
meledak,
Jumlah Blowdown diketahui dari kwalitas air umpan dan air boiler, oleh karena
itu air boiler harus dianalisa secara periodik.
• Perbaikan isolasi & regular maintenance.
• Mengganti boiler dengan usia operasi sudah tua dan teknologi lama dengan
boiler yang baru dan yang berteknologi hemat energi.
Unit penyediaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada
generator dan boiler. Bahan bakar adalah bahan yang dapat dibakar untuk
menghasilkan panas (kalor). Proses pembakaran merupakan proses kimia antara bahan
bakar, udara dan panas.
Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar ketel (boiler) bertujuan
untuk merubah fasa air menjadi fasa uap. Bahan bakar dapat berbentuk gas (gas bumi,
gas kilang, hidrogen), cair (bahan bakar minyak, alkohol) danpadat (batubara, kayu).
c. Rule of Thumb
Beberapa rule of thumb dalam unit penyediaan bahan bakar yang pernah ada yaitu :
• Semakin besar usia geologi batubara, semakin besar tingkat karbonisasi dan
tinggi kandungan karbon.
• Minyak ringan memiliki panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang
lebih berat memiliki panas jenis yang lebih tinggi.
c. Rule of Thumb
Beberapa rule of thumb dalam refrigerasi dan penyejuk udara AC yaitu sebagai
berikut :
• Kenaikan suhu evaporator sebesar 1°C dapat menghemat hampir 3 % energi
yang dipakai.
• Kapasitas refrigerasi berkurang 6 persen untuk setiap kenaikan 3,5 °C pada
suhu pengembunan.
• Suhu refrigeran menentukan tekanan hisap refrigeran, dimana pada gilirannya
akan menentukan kondisi masuk bagi kompresor refrigeran.
52
- Konsumsi energi setiap tahun yang dikonsumsi dari unit penyediaan udara
tekan dan kompresor.
- Jumlah unit
- Kapasitas
- Performance baik actual dan desain
• Data Primer
Data-data primer diperoleh dengan cara survey kelapangan dan melakukan
pengukuran secara langsung, yaitu :
- Kapasitas kompresor / Debit aliran (FAD)
- Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah: efisiensi
volumetrik, efisiensi adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik.
- Melakukan uji kebocoran untuk mendapatkan jumlah kebocoran.
- Mengukur beda tekanan/manometer untuk memantau kondisi saringan
pada saluran masuk.
- Mendeteksi kebocoran dengan alat pendeteksi akustik ultrasonic.
Data-data sekunder dan data-data primer yang sudah dikumpulkan, data
tersebut akan dilakukan identifikasi dan verifikasi apakah data-data yang telah
dikumpulkan adalah data yang akurat dan sesuai dengan desain, kebutuhan, beban,
faktor efisiensi dan faktor keamanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
titik penggunaan udara tekan, sebuah pipa pengumpan dilengkapi dengan kran
pemisah aliran, saringan, dan regulator, mengalirkan udara tekan ke pipa untuk
memasok ke peralatan proses atau pneumatik.
• Suhu udara pada aliran masuk. Udara masuk yang tercemar atau panas dapat
merusak kinerja kompresor dan menyebabkan energi serta biaya perawatan
yang berlebihan. Jika kadar air, debu, atau bahan pencemar lain terdapat dalam
udara masuk, maka bahan pencemar tersebut dapat terkumpul pada komponen
bagian dalam kompresor, seperti kran, fan, rotor dan baling-baling. Kumpulan
pencemar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan dini dan menurunkan
kapasitas kompresor. Kompresor menghasilkan panas pada operasinya yang
kontinyu. Panas ini dilepaskan ke kamar/ruang kompresor sehingga
memanaskan udara masuk. Hal ini mengakibatkan rendahnya efisiensi
volumetrik dan pemakaian daya menjadi lebih besar.
• Penurunan tekanan dalam saringan udara. Semakin baik penyaringan pada
saluran masuk kompresor, maka akan semakin rendah biaya perawatan
kompresornya. Walau demikian, penurunan tekanan yang melintas saringan
udara harus dijaga minimum (ukuran dan perawatannya) untuk mencegah
pengaruh penyumbatan dan penurunan kapasitas kompresor.
• Ketinggian posisi kompresor. Ketinggian memiliki dampak langsung terhadap
efisiensi volumetrik kompresor.
• Inter dan After-Coolers. Hampir kebanyakan kompresor multi tahap
menggunakan pendingin antara/intercoolers, yang merupakan alat penukar
panas yang membuang panas kompresi diantara tahap-tahap kompresi.
Pendinginan antara ini mempengaruhi efisiensi mesin keseluruhan. Dengan
digunakannya energi mekanik ke gas untuk kompresi, maka suhu gas akan
naik. Aftercoolers dipasang setelah tahap kompresi terakhir untuk menurunkan
suhu udara. Pada saat suhu udara berkurang, uap air dalam udara akan
diembunkan, dipisahkan, dikumpulkan, dan dibuang dari sistim. Hampir
seluruh kondensat dari kompresor dengan pendinginan antara dibuang dalam
pendingin antara, dan sisanya dalam pendingin after-cooler
• Pengaturan Tekanan. Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai
lebih banyak daya pada tekanan yang lebih tinggi.
58
c. Rules of thumb
Beberapa rules of thumb yang ada dalam unit penyediaan udara tekan dan kompresor
yaitu :
• Setiap kenaikan suhu udara masuk sebesar 4 0C akan meningkatkan konsumsi
energi sebesar 1 persen untuk keluaran yang sama.
• Untuk setiap kenaikan “penurunan tekanan”250 mm WC yang melintas pada
jalur yang diakibatkan oleh saringan yang tersumbat dll, konsumsi daya
kompresor akan meningkat sekitar 2 persen untuk keluaran yang sama.
• Laju kebocoran yang diidentifikasikan dalam feet kubik per minutes (cfm)
juga berbanding lurus terhadap kuadrat diameter orifice.
• Laju kebocoran merupakan fungsi tekanan terpasok dalam sistim yang tidak
terkendali dan meningkat dengan tekanan sistim yang lebih tinggi.
• Mengganti kompresor yang sudah tua, dengan kompresor yang baru dan
dengan teknologi hemat energy. Kompresor yang sudah tua, walupun
perawatannya baik, komponen bagian dalamnya sudah tidak efisien dan FAD
nya kemungkinan lebih kecil dari nilai rancangan. Kadangkala, faktor lain
seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas yang kotor dan pengaruh
ketinggian juga cenderung mengurangi FAD nya. Untuk memenuhi kebutuhan
udara, kompresor yang tidak efisien mungkin harus bekerja dengan waktu
yang lebih lama, dengan begitu memakai daya yang lebih dari yang sebenarnya
dibutuhkan.
• Mengkaji kapasitas kompresor dengan alat uji dimana nosel yang sudah
dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang
dihasilkan. Alirannya dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi,
konstanta orifice, dll.
• Melakukan pemeriksaan secara berkala dengan mendeteksi kebocorangn
dengan alat pendeteksi akustik ultrasonik, yang dapat mengenali suara desisan
berfrekuensi tinggi karena adanya kebocoran udara. dan melakukan perbaikan
sampai pergantian terhadap bagian-bagian dari sistem yang terjadi kebocoran.
Area permasalahan yang paling umum ada di kopling, pipa, tabung, dan
sambungan, pengatur tekanan, traps kondensat terbuka dan kran untuk
mematikan, sambungan pipa, pemutus, dan sil karet. Kebocoran dapat menjadi
sumber yang signifikan dari energi yang terbuang dalam sistim udara tekan di
industri, kadang-kadang memboroskan 20 hingga 30 persen dari keluaran
kompresor. Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik mungkin akan
memiliki laju kebocoran setara 20 persen dari kapasitas produksi udara tekan
total. Pendeteksian dan perbaikan kebocoran secara pro-aktif dapat
mengurangi kebocoran kurang dari 10 persen dari keluaran kompresor.
Disamping sebagai sumber pemborosan energi, kebocoran dapat juga
berkontribusi terhadap kehilangan operasi lainnya. Kebocoran menyebabkan
penurunan tekanan sistim, yang dapat membuat fungsi peralatan udara jadi
kurang efisien, memberi pengaruh yang merugikan terhadap produksi.
Lagipula, dengan memaksakan peralatan bekerja lebih lama, kebocoran akan
memperpendek umur hampir seluruh peralatan sistim (termasuk paket
kompresor itu sendiri). Meningkatnya waktu operasi dapat juga menyebabkan
60
dijaga serendah mungkin maka efisiensi akan meningkat dan kebocoran udara
berkurang.
• Melakukan tindakan perawatan secara berkala.
- Pelumasan: Tekanan minyak pelumas kompresor harus secara visuil
diperiksa setiap hari, dan saringan minyak pelumasnya diganti setiap
bulan.
- Saringan Udara: Saringan udara masuk sangat mudah tersumbat, terutama
pada lingkungan yang berdebu. Saringan harus diperiksa dan diganti secara
teratur.
- Traps Kondensat: Banyak sistim memiliki traps kondensat untuk
mengumpulkan dan (untuk traps yang dipasang dengan sebuah kran apung)
me nguras kondensat dari sistim. Traps manual harus secara berkala dibuka
dan ditutup kembali untuk menguras fluida yang terakumulasi, traps
otomatis harus diperiksa untuk me mastikan bahwa tidak ada kebocoran
udara tekan.
- Pengering Udara: Udara kering merupakan energi yang intensif. Untuk
pengering yang didinginkan, periksa dan ganti saringan awal secara teratur
karena pengering tersebut seringkali memiliki lintasan kecil dibagian
dalamnya yang dapat tersumbat oleh bahan pencemar. Pengering
regeneratif memerlukan sebuah penyaring penghilang minyak pada saluran
masuknya, karena mereka tidak dapat berfungsi dengan baik jika minyak
pelumas dari kompresor membalut bahan penyerap airnya. Suhu
pengeringan yang baik harus dijaga dibawah 100°F untuk menghindari
peningkatan pemakaian bahan penyerap airnya, yang harus diganti lagi
setiap 3 – 4 bulan tergantung pada laju kejenuhan.
3.10. Pompa
Penghematan energi yang besar dapat diperoleh melalui optimasi sistem yaitu dengan
mengkaji seluruh sistem pemanfaatan energi, bukan komponen individual peralatan
saja, tetapi termasuk :
• Peluang pada sisi pengoperasian
• Kebutuhan dan spesifikasi di sisi pengguna
• Peluang pada sisi distribusi dan peluang dengan perbaikan/inovasi teknologi.
63
• Pengguna akhir.
Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impellerpompa, fan atau
blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrikdigunakan juga
di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala
66
Inverter kadang dijual secara terpisah sebab motor sudah beroperasi ditempat, tetapi
dapat juga dibeli bersamaan dengan motornya. Bila beban bervariasi, VSD atau motor
dengan dua kecepatan kadangkala dapat menurunkan pemakaian energi listrik pada
pompa sentrifugal dan fan sebesar 50% atau lebih. Penggerak dasarnya terdiri dari
inverter itu sendiri yang merubah daya masuk 50 Hz menjadi frekuensi dan tegangan
yang bervariasi. Frekuensi yang bervariasi akan mengendalikan kecepatan motor.
Ada beberapa lain letak atau area potensi hemat energi pada motor listrik yaitu :
• Kehilangan beban yang menyimpang.
• Faktor daya
• Unbalance voltage. Kondisi tak seimbang lebih sering disebabkan oleh variasi
dari beban. Ketika beban satu fasa dengan fasa lain berbeda, maka saat itulah
kondisi tak seimbang terjadi. Hal ini mungkin disebabkan oleh impendansi,
type beban, atau jumlah beban berbeda satu fasa dengan fasa lain. Misal satu
fasa dengan beban motor satu fasa, fasa lain dengan heater dan satunya dengan
beban lampu atau kapasitor. Ketika motor beroperasi dibeban penuh
sedangkan yang berfungsi hanya 1 fasa maka motor mengalami “stall”
kemudian stop atau mandeg. Dalam kondisi stall timbulah arus listrik yang
sangat besar (overcurrent) dan menghasilkan kenaikan panas yang besar dan
cepat. Jika proteksi motor tidak bekerja maka kerusakan stator dan rotor akan
hangus (overheating).
• Pemilihan motor
c. Rule of Thumb
Beberapa rule of thumb yang ada pada motor listrik adalah :
• Performansi suatu motor dipengaruhi secara langsung oleh voltase yang
diterapkan.
• Kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak
senama, tarik-menarik.
• Arus listrik menghasilkan medan magnet.
• Arus akan mengalir dan beda tegangan akan dihasilkan hanya ketika magnet
berada dalam keadaan bergerak.
68
• Menggantikan motor yang sudah tua dengan motor yang efesiensi terbaik dan
dengan teknologi hemat energi. Pemilihan motor agar beroperasi pada efesiensi
terbaiknya.
• Meningkatkan perawatan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga
kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi:
- Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya
- Pemeriksaan kondisi beban.
- Pemberian pelumas secara teratur.
- Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan
peralatan yang digerakkan.
- Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar.
- Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin
motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi
kehilangan yang berlebihan.
- Pengendalian kecepatan motor induksi.
a. Teknik Pengumpulan
• Data Sekunder
Data-data sekunder yang dikumpulkan adalah :
- Konsumsi energi setiap tahun
- Jumlah unit
- Kapasitas
- Performance baik aktual dan desain
• Data primer
Data-data primer yang dikumpulkan baik dengan pemeriksaan serta
pengukuran langsung dilakukan dilapangan adalah :
- Beban operasi
- Ketidak-seimbangan arus.
- Ketidak-seimbangan tegangan.
- Faktor daya.
- Tingkat harmonik (THD) arus.
- Tingkat harmonik (THD) tegangan.
Data primer & sekunder dan informasi lain dikumpulkan untuk keperluan
analisis. Data harus cukup memadai dan berkwalitas, kemudian diperiksa (konfirmasi)
bahwa data primer benar & akurat. Validasi dan verifikasi data primer dilakukan
terhadap data :
- Spesifikasi disain,
- Performace test,
- Standar,
- Sesuai teori (misalnya pada system pembakaran).
c. Rules of Thumb
Adapun rules of thumbs yang ada pada sistem pembangkit tenaga listrik yang penting
diketahui dalam audit energi adalah :
• Besarnya daya nyata sebanding dengan kuadrat arus listrik yang mengalir
pada beban resistif dan dinyatakan dalam satuan Watt.
• ketidakseimbangan tegangan 5% akan menghasilkan ketidakseimbangan arus
antara 30 sampai 40%
• rugi-rugi daya transmisi dapat dikurangi dengan beberapa cara, antara lain:
- Meninggikan tegangan transmisi. rugi-rugi transmisi berbanding lurus
dengan besar tahanan konduktor dan berbanding terbalik dengan
kuadrat tegangan transmisi, sehingga pengurangan rugi-rugi daya yang
diperoleh karena peninggian tegangan transmisi jauh lebih efektif
daripada pengurangan rugi-rugi daya dengan mengurangi nilai tahanan
konduktornya.
- Memperkecil tahanan konduktor. Jika ingin memperkecil tahanan
konduktor, maka luas penampang konduktor harus diperbesar.
sedangkan luas penampang konduktor ada batasnya.
- Memperbesar faktor daya beban. jika ingin memperbaiki faktor daya
beban, maka perlu dipasang kapasitor kompensasi (shunt capacitor).
perbaikan faktor daya yang diperoleh dengan pemasangan kapasitor
pun ada batasnya.
• Mengatasi harmonisa dengan diredam dalam sistem tenaga. Cara untuk
meredam harmonisa adalah dengan pemasangan filter kapasitif atau induktif,
converter, dan trafo isolasi hubungan Δ-Y pada sistem.
• Pemilihan peralatan-peralatan yang sumber penggeraknya listrik dengan
teknologi hemat energi serta disesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan.
• Menggunakan variable speed drive (VSD) pada peralatan listrik seperti motor
listrik.
• Melakukan pemeriksaan berkala dan melakukan pergantian komponen-
komponen yang telah rusak.
74
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tahapan audit energi yang dilakukan terhadap unit
pendukung proses atau unit utilitas di industri maka dapat disimpulkan beberapa
poin sebagai berikut :
a. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi
energi.
b. Unit-unit atau sistem yang ada dalam utilitas di industri yang
diidentifikasikan memiliki peluang potensi hemat energi yaitu :
• Boiler
• Sistem penyediaan bahan bakar
• Sistem refrigerasi dan penyejuk udara AC
• Unit penyediaan udara tekan dan kompresor
• Pompa
• Motor listrik
• Sistem pembangkit tenaga listrik
c. Tahapan-tahapan audit energi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan
audit energi terhadap unit utilitas di industri yaitu :
1. Survey awal
2. Pelatihan
3. Melakukan pengkajian energi (pengumpulan data)
4. Analisis data dan peluang penghematan energi
5. Studi kelayakan (feasibility study)
6. Diskusi
7. Menyusun laporan
d. Audit energi digunakan untuk mengetahui konsumsi energi terbesar dari
sebuah instansi sekaligus mencari peluang untuk melakukan penghematan
industri. Hal ini sangat penting, karena penggunaan enregi yang berlebihan
75
akan merugikan industri atau instansi itu sendiri. Dari hasil audit energi
akan menghasilkan temuan-temuan serta saran-saran untuk melakukan
penghematan dan efisiensi energi.
e. Dalam tahapan pengumpulan data dikategorikan menjadi dua metode
sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder dan data primer.
Data sekunder ini diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai
spesifikasi design peralatan pengguna energi dan kondisi operasi pada
masing-masing unit, yang akan digunakan untuk mendukung analisis data
primer dan evaluasi selanjutnya. Kegiatan pengumpulan data primer ini
diawali dengan walk-trough ke lapangan mengetahui kondisi operasi
peralatan pengguna energi serta menentukan titik-titik pengukuran yang
diperlukan. Dalam pengumpulan data primer ini dilakukan juga wawancara
dengan pihak manajemen, operator dan atau penanggung jawab bidang
energi menyangkut kegiatan pola pengoperasian pabrik, modifikasi atau
retrofitting / revamping yang pernah dilakukan, baik dalam rangka
peningkatan efisiensi, reliabilitas, kapasitas maupun konservasi energi.
Data dan parameter proses pada kondisi operasi aktual yang tidak tercatat
dari logsheet pabrik ataupun ruang kendali (control room) tetapi
diperlukan dalam evaluasi, dapat diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran langsung (load survey) dan parameter-parameter
pengoperasian. Pengukuran dilakukan pada kondisi beban operasi normal
dengan memperhatikan prosedur operasi yang dijalankan.
f. Dari hasil pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara rinci besarnya potensi
penghematan energi yang dapat dilakukan dan menyusun rekomendasi
langkah-langkah penghematan energi.
g. Menyusun langkah-langkah penghematan energi berdasarkan kriteria;
tanpa biaya, biaya rendah, biaya sedang dan biaya tinggi yang dapat
ditindaklanjuti oleh pihak industri.
76
4.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat mengembangkan daripada topik yang dibahas
dalam makalah ini yaitu :
a. Pelaksanaan audit energi harus terencana dan sesuai prosedur yang ada
sehingga hasilnya valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Semua data
yang terkumpul dan perhitungan yang dibuat akan menjadi acuan untuk
melakukan kebijakan energi.
b. Sebuah rekomendasi dari audit energi yang baik harus memberikan
manfaat utama berupa kenyamanan, fleksibilitas dan hemat energi.
c. Pengelolaan energi termasuk program manajemen yang perlu diperbaiki,
implementasi audit energi yang lebih balk, dan cara meningkatkan
kesadaran penghematan energi.
77
DAFTAR PUSTAKA
Dugen, Roger C., Electrical Power System Quality, IEEE 519-1992, 1992