Kab Cilacap 12 2011 PDF
Kab Cilacap 12 2011 PDF
TENTANG
RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN CILACAP
BUPATI CILACAP,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Objek Retribusi IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah pemberian
izin untuk mendirikan suatu bangunan.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan
peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar sesuai
dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang dengan tetap
memperhatikan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB),
koefisien ketinggian bangunan (KKB) dan pengawasan penggunaan bangunan
yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi
yang menempati bangunan tersebut.
(3) Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh IMB.
BAB III
IZIN MENDIRIKAN/ MERUBAH/ MEROBOHKAN BANGUNAN
Bagian Pertama
Perizinan
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Tata Cara Pengajuan PIMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 11
(1) IMB hanya berlaku bagi seseorang atau badan yang namanya tercantum dalam
IMB.
(2) Bila karena sesuatu hal seseorang atau badan pemegang IMB tidak lagi menjadi
pihak yang mendirikan/ merubah/ merobohkan bangunan dalam IMB tersebut
harus dimohonkan balik nama kepada Bupati.
Pasal 12
(1) Bila pemohon IMB adalah berbentuk Badan dan bubar sebelum PIMB yang
diajukan diputuskan, maka terhadap IMB tersebut tidak diambil keputusan dan
apabila bubar setelah IMB ditetapkan, maka IMB tersebut menjadi batal.
(2) Bila pemohon IMB meninggal, maka PIMB tersebut dapat dilanjutkan oleh ahli
warisnya, sedangkan apabila IMB sudah ditetapkan dapat dimohonkan balik
nama oleh ahli waris tersebut dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sejak meninggalnya pemohon.
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 15
Pasal 16
(1) Pemegang IMB untuk bangunan khusus wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Bupati meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Saat akan dimulainya pekerjaan mendirikan/ merubah/ merobohkan
bangunan;
b. Saat akan dimulainya bagian-bagian pekerjaan mendirikan/ merubah/
merobohkan bangunan;
c. Saat penyelesaian bagian pekerjaan mendirikan/ merubah/ merobohkan
bangunan.
(2) Pemberitahuan tersebut ayat (1) diajukan Pemegang IMB selambat-lambatnya 2
(dua) hari kerja sebelum kegiatan dimulai.
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 20
Pasal 21
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Bangunan
Pasal 22
Pasal 23
Pemeriksa berwenang:
a. Memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan pekerjaaan mendirikan/
merubah/ merobohkan bangunan pada setiap saat;
b. Memeriksa apakah bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan atau standar yang berlaku;
c. Memerintahkan mengganti/ menyingkirkan bahan bangunan yang ditolak
setelah pemeriksaan, demikian pula alat-alat yang dianggap berbahaya serta
merugikan kesehatan/ keselamatan kerja.
Pasal 25
Pemegang IMB wajib memberitahukan kepada SKPD yang ditunjuk saat setelah
selesainya pekerjaan mendirikan/ merubah/ merobohkan bangunan tersebut
dalam IMB selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pekerjaan mendirikan/
merubah/ merobohkan bangunan itu selesai.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 26
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 27
Tingkat penggunaan jasa izin mendirikan bangunan diukur dengan rumus yang
didasarkan atas faktor koefisien kota/ wilayah, koefisien kelas jalan, koefisien kelas
bangunan, koefisien guna bangunan, koefisien status bangunan dan koefisien
tingkat bangunan.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIP
Pasal 28
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarip retribusi
didasarkan pada tujuan untuk menutup biaya penyelenggaraan pemberian izin
yang meliputi biaya pengecekan dan pengukuran lokasi, biaya pemetaan dan biaya
transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
(1) Terhadap pemegang IMB diwajibkan memasang papan IMB yang bentuk dan
isinya ditetapkan oleh Bupati.
(2) Penggantian biaya papan IMB dibebankan kepada pemegang IMB yang
besarannya ditetapkan oleh Bupati.
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 33
BAB IX
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 34
Saat retribusi terutang terjadi sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 35
Pasal 36
(1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Bupati dalam waktu 1 (satu) hari dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan
(2) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang telah
ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi
yang terutang, yang tidak atau kurang bayar, dan ditagih dengan menggunakan
STRD.
Pasal 37
Pasal 38
BAB XI
TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 39
(1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal
tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat
jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi
retribusi yang terutang.
(3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaiman
yang dimaksud ayat (1), dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 40
BAB XII
TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 41
BAB XIII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 42
Pasal 43
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 44
Pasal 46
Pasal 47
BAB XV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 48
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi dapat diberi
Insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB XVI
PENYIDIKAN
Pasal 49
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a.menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi daerah agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b.meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana retribusi daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
d.memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi daerah ;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang
dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h.memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka dan/atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k.melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut hukum,
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
BAB XVII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 50
Setiap orang atau Badan yang melaksanakan pekerjaan pembangunan tanpa IMB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dipidana sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di bidang bangunan gedung.
Pasal 51
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52
(1) IMB yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap
berlaku.
(2) Bagi semua bangunan yang telah ada saat berlakunya Peraturan Daerah ini dan
belum dilengkapi IMB diwajibkan mendapatkan IMB berdasarkan Peraturan
Daerah ini.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Cilacap Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan (Lembaran daerah kabupaten Cilacap Tahun 1999 Nomor 12 seri B
nomor 6) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 54
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati.
(2) Peraturan pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 6
(enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 55
Ditetapkan di Cilacap
pada tanggal 30 Desember 2011
BUPATI CILACAP,
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN CILACAP,
M. MUSLICH