Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS PENDEKATAN INTEGRATIF PADA GANGGUAN

PENYESUAIAN

JOURNAL READING

Pembimbing:
dr. Nanda Sari Nuralita, M.Ked(KJ), Sp.KJ

Oleh:
M. Ihcsan (1708320026)
Mela Fitri (1708320025)
Retno Sundari (1708320023)
Lidya Mardiahsari (1708320030)
Ghazkhan Shah Ghanar (1708320039)

Kepaniteraan Klinik Senior SMF Ilmu Jiwa


RSJ Prof. Dr. M. Ildrem
2018
JOURNAL READING

A. ABSTRAK
Gangguan Penyesuaian adalah reaksi maladaptif jangka pendek untuk stres psikososial di
mana individu merasa tidak mampu mengatasi peristiwa kehidupan yang penuh stres dan gagal
beradaptasi dengan perubahan dalam situasi kehidupan, yang menyebabkan distres subyektif dan
gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan / akademik. Beberapa penelitian telah
melaporkan rata-rata 12% populasi yang menderita gangguan penyesuaian, dan diagnosis
gangguan penyesuaian dibuat dalam 12,0% konsultasi psikiatri, menjadi diagnosis tunggal di
7,8% dan komorbid dengan diagnosis Axis I dan II lainnya di 4,2%. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji penerapan pendekatan integratif untuk meningkatkan kualitas hidup pada
pasien dengan gangguan penyesuaian. Sebuah studi intervensi kasus pra-dan pasca desain
tunggal diadopsi. Pasien gangguan penyesuaian dengan reaksi depresif berkepanjangan diberikan
10 sesi intervensi psikoterapi berdasarkan pendekatan integratif (CBT, IPT dengan terapi
Pasangan dan terapi Keluarga). Sesi dilakukan dua kali dalam seminggu di awal dan sekali
dalam seminggu menjelang akhir sesi untuk jangka waktu 2 bulan, setiap sesi berlangsung rata-
rata selama 45 menit.
Pasien dinilai menggunakan DASS (Depression, Anxiety, Stress, scale) dan QOL
(Quality of Marital life scale) dalam kondisi pre dan post test. Profil psikologis yang dihasilkan
pasien dianalisis secara kualitatif. Pra-penilaian menunjukkan tingkat depresi ringan dan
kecemasan dengan tingkat stres yang parah dan tekanan yang lebih tinggi dalam kehidupan
perkawinan. Hasil penilaian pasca intervensi menunjukkan peningkatan kualitas hidup dengan
berkurangnya tekanan dalam kehidupan pribadi dan perkawinan. Hasil penelitian ini mendorong
dan menyarankan bahwa alih-alih intervensi terapeutik tunggal, pendekatan integratif untuk
individu dengan gangguan penyesuaian akan lebih bermanfaat.
Kata Kunci: Penyesuaian gangguan, pendekatan Integratif, Kualitas hidup
B. PENDAHULUAN
Gangguan Penyesuaian didefinisikan sebagai reaksi dari individu, ketika gagal untuk
mengatasi peristiwa atau situasi stressor yang dapat diidentifikasi yang melebihi biasanya hasil
respon yang diharapkan dalam gangguan subjektif dan gangguan emosional diikuti oleh
gangguan fungsi dalam entitas sosial dan pribadi. ini adalah salah satu kategori diagnostik yang
diberikan dalam DSM dan ICD-10 yang dicirikan oleh respons emosional atau perilaku terhadap
peristiwa yang menegangkan. gangguan Penyesuaian dilaporkan bervariasi per studi yang
berbeda, jenis populasi yang diteliti dan penilaian yang diterapkan. Suasana depresi adalah
subtipe yang paling umum diberikan (11,6%), diikuti oleh mood yang cemas, kecemasan
campuran dan suasana hati depresi, dan gangguan perilaku. Faktor-faktor yang dapat
berkontribusi pada pengembangan gangguan penyesuaian Tomb 1996 adalah sifat dari stressor,
kerentanan individu, faktor intrinsik-Umur; seks; intelektual, emosional, dan pengembangan ego;
keterampilan mengatasi; perangai; dan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor Ekstrinsik -
Orang tua dan sistem pendukung; harapan, pemahaman, keterampilan, kedewasaan, dan
dukungan yang tersedia dari lingkungan anak yang lebih besar memainkan peran yang lebih
besar dalam risiko terjadinya dan membentuk manifestasi gangguan Penyesuaian. Penekan
mungkin hanya melibatkan individu atau bahkan komunitas. Tujuannya adalah untuk memahami
faktor-faktor yang terlibat mempertimbangkan latar belakang budaya tertentu dan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui penerapan pendekatan berbasis bukti terintegrasi dengan
memperlakukan gangguan penyesuaian.

C. TUJUAN
Untuk mengetahui efektivitas pendekatan integratif pada gangguan penyesuaian

D. METODE DAN JENIS PENELITIAN


 Informasi Subjek Penelitian
Pasien S 21 tahun, perempuan, sudah menikah belajar sampai PUC, Berasal dari daerah
perkotaan dengan status eknomi sedang, dengan riwayat gangguan penyesuaian dalam kehidupan
pernikahan berhubungan dengan peningkatan tekanan masalah dalam tuntutan pasangan dan
mertua.Dia sering mendongkol dan beradu pendapat dengan suami dan merasakan kesedihan
dengan sering menangis memikirkan kehidupannya yang tidak sesuai dengan harapannya lagi.
Dia selalu bermimpi tentang pasangan yang memiliki pekerjaan dan akan merawat nya dengan
memenuhi kebutuuhan dan tuntutannya. Pasien mengungkapkan tentang hubungan masa lalunya
yang berakhir akibat krisis keuangan. Stelah menkah pada januari 2015, namun tidak mampu
untuk menyesuaikan dnegan gaya hidup dan keyakinan orodoks pasangan da mertua. Pasien
berusaha untuk mengatasi masalah dengan meningkatkan situasi stress dengan menikah 2 kali,
minat pasangan pada tindakan seksual yang bertindak sebagai faktor pengabadian. Berdasarkan
pandangan faktor prognostik positif yag terlihat adalah tingkat motivasi terhadap perubahan
dalam hidup dan pasangan mendukung. Faktor negatif berhadapan dengan keterampilan
pergaulan yang rendah. Dia menunjukkan penilaian psikologis pada mei 2016 dengan keadaan
kehidupan pernikahan yang rusak dan penurunan kualitas kehidupan.
Diagnosis sementara gangguan penyesuaian dengan reaksi depresif berkepanjangan dan
bertujan memahami tujuan terapi jangka panjang dan jangka pendek, dan uasah pedekatan
terintegrasi dengan tekhnik dari CBT dan IPT secara kolaboratif dengan terapi pasangan dan
terapi keluarga.

 Instrumen Penelitian
a) DASS( Depression Anxiety Stress Scale)
DASS adalah satu set dari tiga skala laporan diri yang dirancang untuk mengukur
emosional negatif keadaan depresi , anxietas dan stres. DASS bukan hanya sebagai
pengukur emosional secara konvensional tetapi untuk lebih lanjut dalam proses
mendefinisikan, pemahaman dan mengukur keadaan emosional dan klinis biasanya
digambarkan sebagai depresi, anxietas dan stres. Selain 42 pertanyaan dalam kuisioner,
versi pendek, DASS 21 dengan 7 pertanyan per skala. Skala depresi menilai dysphoria,
keputusasaan, devaluasi hidup, celaan diri, dan kekurangan perhatian atau keterlibatan
diri, anhedonia, dan inersia. Skala anxietas menilai gairah otonom, efek otot rangka,
situasi anxietas, dan pengalaman subjektif dari efek kecemasan. Skala stres sensitif
terhadap tingkat gairan tertentu yang bersifat non kronis. Dalam hal ini juga menilai
kesulitan rileks, takut, dan menjadi mudah marah/gelisah, mudah tersinggung/ lebih
reaktif dan tidak sabar. Subjek dimintai menggunakan 4 poin keparahan/ frekuensi skala
ini untuk menilai sejauh mana yang dialami selama seminggu terakhir. Skor untuk
depresi, anxietas, dan stres dijumlahkan secara relevan per item. Psikologi dasar dari
Australia 2014.

b) Quality of marital life scale (QOL)


Skala ini terdiri dari 50 item, 4 poin skala mengukur keparahan/frekuensi dari aspek-
aspek penting di dalam hubungan pernikahan pada hal-hal seperti dukungan, keterbukaan,
keintiman, keterhubungan, otonomi, empati, cinta, dominasi, dan konflik. Penentuan skor
terdiri dari dua dimensi yaitu beberapa pertanyaan disebut sebagai item dengan kata-kata
positif dan beberapa pertanyaan diberi skor terbalik yang disebut sebagai item dengan
kata negatif.

 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah sebuah penelitian eksperimental kasus tunggal dengan
pra dan pasca penilaian digunakan untuk mengevaluasi perubahan pada pasien sebagai
tanggapan terhadap intervensi yang dilakukan.
Pra-penilaian (yaitu pra intervensi) dilakukan setelah menyajikan gejala, riwayat, dan
pengamatan klinis. Berdasarkan profil penilaian dan mempertimbangkan tujuannya untuk
difokuskan pada pendekatan intervensi integratif dikembangkan untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan pernikahan dan meningkatkan kualitas hidup. Program ini terdiri dari beberapa sesi
yang diadakan 2 kali seminggu pada saat awal dan dilanjutkan sekali dalam seminggu pada sesi
yang diikuti untuk jangka waktu 2 bulan, setiap sesi berlangsung rata-rata selama 45 menit.
Sebanyak 10 sesi dilakukan di rumah sakit dengan pengaturan pada pasien rawat jalan. Selama
periode ini, pasien dan keluarga juga diedukasi tentang psiko dan dikonseling. Penyelesaian
program ini diikuti oleh pasca penilaian (yaitu pasca intervensi).

E. HASIL
Dilakukan pra dan pasca penilaian terhadap intervensi yang dilakukan terhadap pasien
dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Penilaian Hasil
Pra penilaian : Depresi : 13 (sedang)
DASS Ansietas : 9 (sedang)
Stres : 28 (berat)
QOL 178, menunjukkan tekanan yang lebih tinggi
dalam kehidupan pernikahan
Pasca penilaian : Depresi : 6
DASS Ansietas : 4
Stres : 7
QOL 61, menunjukkan kualitas pernikahan yang
tinggi

Profil psikologis yang diperoleh dari penilaian garis dasar yang mengungkapkan
penilaian tingkat stres pada rentang yang parah dan depresi, kecemasan, berada pada rentang
yang ringan. Pada tes lainnya, tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam kehidupan pernikahan.
Hasil pasca-penilaian, setelah penyelesaian intervensi integratif didapatkan hasil peningkatan
yang nyata pada penilaian yang sama yaitu tingkat stress, depresi, dan kecemasan yang tidak
signifikan dan kualitas tinggi dalam kehidupan pernikahan.

Terapi yang Digunakan dalam Penelitian


 Psikoterapi
Gangguan spesifik yang diberikan oleh ahli klinis kepada pasien atau keluarganya untuk
mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan manajemen jangka panjang yang lebih baik
dari masalah yang berkaitan dengan penyakit serta penyesuaian psikososial, yang
merupakan bagian dari rencana perawatan secara keseluruhan dan termasuk rencana
terapi komunikasi. Hatfield 1988 menilai bagian mental dari psikoterapi dan
menyarankan bahwa psikoterapi sebagai sesuatu yang informative dan kurang
membingungkan.

 Interpersonal Psikoterapi (IPT)


IPT merupakan jenis yang unik dari intervensi psikoterapi yang lainnya dikarenakan IPT
fokus pada masalah interpersonal saat ini, dan pengobatan berdasarkan dasar pemikiran
bahwa terlepas dari penyebab depresi, depresi tidak dapat dipisahkan dengan hubungan
interpersonal pasien. Tujuan IPT adalah (1) untuk mengurangi gejala depresi dan (2)
untuk meningkatkan fungsi interpersonal dengan meningkatkan keterampilan komunikasi
dalam hubungan yang signifikan.
 Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
CBT atau terapi prilaku kognitif didasarkan pada keterkaitan antara pikiran, tindakan dan
perasaan. Untuk bekerja dengan perasaan depresi, model ini menetapkan pentingnya
mengidentifikasi pikiran dan tindakan yang mempengaruhi suasana hati. Dengan cara ini,
orang tersebut akan belajar untuk mengontrol perasaannya.

 Family therapy dan couple therapy


Family therapy : Terapi ini sangat membantu untuk mengidentifikasi perubahan yang
dibutuhkan didalam suatu keluarga. Perubahan ini mungkin termasuk meningkatkan
keterampilan komunikasi dan interaksi keluarga dan meningkatkan dukungan di antara
anggota keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan potensi pertumbuhan
individu (aktualisasi diri) dan juga untuk mengintegrasikan kebutuhan setiap anggota
keluarga untuk pertumbuhan independen dengan integritas sistem keluarga.

Couple therapy : Terapi ini fokus pada mendorong perasaan positif dan meningkatkan
keterampilan komunikasi yang efektif. Untuk membantu pasangan menegosiasikan
perubahan prilaku.

Isi dari intervensi


 Sesi 1
Membahas tentang hasil penilaian psikologis pasien, dimana stres yang signifikan. Pasien
bersama dengan keluarga diberi psikoterapi berdasarkan informasi yang didapat. Umpan balik
diambil dari pasien untuk mengetahui tingkat pemahamannya. Lalu model CBT dijelaskan dan
diterapkan menggunakan situasi yang praktis. Pasien diizinkan untuk mengeluarkan emosinya,
dan mendorong prilaku positif yang dilakukan pasien. Pasien diberikan buku harian yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kognisi pasien. Pasien disuruh untuk menjadwalkan secara
teratur dan kolaboratif kegiatan yang dilakukannya, yang mana hal ini berguna untuk
meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
 Sesi 2
Pasien menyatakan perasaan positifnya tentang penjadwalan aktivitasnya. Formulasi
bentuk IPT ditekankan dengan mendiskusikan tentang kemungkinan dari faktor biologis,
psikologis (kasih sayang, kognitif, faktor kepribadian), dan sosial (faktor interpersonal) untuk
gejala depresi yang mana dapat terjadi dalam konteks interpersonal itu yang sering saling
bergantung dengan proses penyakit. Skala suasana hati setiap hari ditambahkan ke dalam buku
harian untuk memahami intensitas gejala depresi atau suasana hati setiap hari.

 Sesi 3

Pasien menyatakan bahwa dari buku harian dia bisa melihat perubahan intensitas dalam
pikiran dan suasana hatinya. Model kognitif diperkuat dan membuatnya mengerti bahwa situasi
dan orang-orang akan menanggapi cara kita bereaksi dan sebaliknya. Buku harian pikiran diikuti
oleh skala suasana hati dibahas bagaimana pikiran akan mempengaruhi suasana hati & perilaku.
IPT interpersonal inventarisasi diberikan untuk memahami persepsi dan kebutuhan yg
sebenanarnya dari pasangan dan mertuanya juga.

Sebagai bagian dari konseling pasangan, beri tahu pasangan untuk memberi dukungan
dalam terapi dan bekerja sama sesuai & tidak memiliki kontak seksual tanpa persetujuan. Dia
berkomitmen untuk kontrak ini. Pada sesi pertama terapi keluarga, membahas tentang peran
anggota keluarga dan dimina untuk mengubah beberapa praktik dirumah, seperti berbagi
beberapa kegiatan, diskusi terjadi disini karena ada keyakinan budaya (dari negara tertentu )yg
harus dilakukan tugasnya oleh menantu perempuan, tapi akhirnya menyetujui kontrak ini untuk
menjelaskan bagaimana hal itu dapat membantu pasien & anggota keluarga lainnya. Untuk tetap
sabar saat diminta untuk terus melakukan tugaas rumah(skala Mood harian Buku harian pikiran)
dan dalam daftar kredit sesi ini ditambahkan, ke daftar keluar hal-hal positif dalam hidupnya
(tabel 4)
Tabel 4 IPT

Tentang Masalah Ekspektasi Gaya Penyelesaian


dirinya Berbicara Masalah

Menikah 1 -dia tidak tahu -Dia harus -dia seharusnya Saya mampu
setengah tahun bagaimana berubah tidak mengatasi
yg lalu mencintai -Dia harusnya membebaskan beberapa

-Dia baru 7 std -memberitahu tidak frustasinya pada

-bisnis kelas saya untuk mengatakan apa saya

rendah menyesuaikan yang harus aku -dia harusnya


dengan anggota lakukan tidak berteriak
-Tanpa busana
keluarganya -Dia seharusnya dan mengerti

-membahas tidak saya

semuanya mendiskusikan
dengan ibunya masalah

-minat seksual interpersonal


yg berlebihan dengan ibunya

-saya perlu
waktu untuk
terlibat dalam
seks

Tentang pasangan

Ibu mertu -Dia harus berhenti mencari yang cocok


untuk dia

- dia harus berbagi beberapa pekerjaan


rumah tangga

- dia harus berpikir sebelum mengkritik


saya
Kakak Ipar dia adalah orang yang memprovokasi untuk
menikah 2, dia tidak harus melibatkan
dalam masalah saya

Anggota Keluarga lainnya

 Sesi 4

Pasien mengatakan bahwa ia hanya bisa melihat 1 atau 2 hal positif tapi masih dinyatakan
memuaskan tentang orang-orang dan penalaran bagaimana suaminya bekerja sama dan menolak
pernikahan kedua. Dengan mengambil kata-katanya sekali lagi memberikan kontribusi
bagaimana pikiran mempengaruhi suasana hati. Konsep perbedaan antara pemikiran depresi dan
pemikiran non depresi, perlu dan tidak perlu, Positif vs berpikir negatif dibahas dengan situasi
praktis. Pasien diminta untuk memilah pikiran yang diperlukan dan tidak perlu dari buku harian
pikiran dia menyebutkan sampai tanggal dan diminta untuk melanjutkan skala suasana hati
harian. Dalam FT anggota keluarga yang menjelaskan pentingnya Kehangatan dan komentar
positif yaitu bagaimana kepedulian dan empati bagi pasien akan membantu dalam meningkatkan
kesejahteraan pasien. Nada hangat menunjukkan sikap positif terhadap pasien dan komentar
positif mengacu pada kemampuan pasien, keterampilan dan atribut positif. Anggota keluarga
diminta untuk berlatih.

 Sesi 5

Pasien diberitahu tentang pemahaman bahwa betapa ia terlibat dalam pemikiran yang
tidak perlu dan bagaimana hal itu mempengaruhi suasana hati dan perilakunya. Berpikiran secara
berlebihan yang menjelaskan bahwa bagaimana individu mulai bisa berpikir tentang diri sendiri
dan dunia di sekitar kita, yang lebih mengarah ke depresif berpikir dan membuat orang untuk
melihat negatif terhadap diri, dunia dan masa depan.

Di IPT (Klarifikasi) Socrates kuesioner (Mengubah pandangan terhadap perbandingan) diberikan


untuk membuatnya mengerti kontra dan pro dari perbandingan dan bagaimana perbandingan itu
sendiri membuat dirinya merasakan hal stres. Dia juga menjelaskan dengan mengubah perilaku
ini bagaimana mengurangi stress tersebut. Pasien diminta untuk menaftar pikiran positif dan
pikiran negatif untuk melihat yang menciptakan kesusahan, dan yang membuat Anda merasa
lebih baik dari buku harian Pemikiran dan diminta untuk menandai skala suasana hati harian.

 Sesi 6

Pasien diberitahu tentang pemahaman, bahwa kesedihannya terkait dengan pikiran


negatif dan termotivasi untuk mengubah dirinya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Dijelaskan tentang pikiran otomatis dan bagaimana pikirannya dapat didefinisikan sebagai
pikiran-pikiran otomatis dengan cara untuk membuatnya mengerti bahwa bagaimana orang
berpikir itu sendiri kadang-kadang mendapatkan terdistorsi atau bahkan meskipun pemikiran
tersebut valid tetapi kesimpulan mungkin terdistorsi dan pikiran-pikiran terdistorsi membuat
individu untuk menjadi disfungsional. Jadi jika salah satu dapat mengidentifikasi, mengevaluasi
dan kemudian merespon menghasilkan pergeseran positif dalam mempengaruhi.

Di IPT (Role transisi), pasien mengakui kerugian dan dijelaskan untuk bergerak dalam
hidup agak merasa di masa lalu. Dia mengingatkan tentang dukungan yang ada dan berpikir
bagaimana mengembangkan peran baru yang seimbang dengan memanfaatkan mereka. Ingin
berada di zona nyaman tidak akan membawa perubahan dalam pandangan orang terhadap
lingkungan, sehingga dengan mengeksplorasi hal-hal baru akan membuat orang untuk belajar
keterampilan baru untuk memiliki lampiran baru. Untuk membuat pasien emosional yang kuat
diminta untuk berlatih diafragma bernapas minimal 3 kali sehari dan juga untuk mengamati
pikiran-pikiran otomatis dan melihat pergeseran mempengaruhi dan meningkatkan pengalaman
yang dapat menghasilkan suasana hati yang lebih baik.

 Sesi 7

Pasien puas dengan hasil positif dari latihan pernapasan. Citra teknik menjauhkan
digunakan diinduksi untuk mengurangi tekanan dan membantunya untuk melihat masalah dalam
perspektif yang lebih besar; teknik ini akan membantunya untuk memahami kesulitan yang
mungkin waktu yang terbatas. Analisis komunikasi dibahas sebagai bagian dari konseling
Pasangan, lima aspek yang dibahas yaitu pentingnya menjadi jelas dan spesifik saat
berkomunikasi akan menyelesaikan masalah dengan mudah dan juga mendengarkan orang lain
untuk memahami perspektif mereka, selama proses penyelesaian, menjadi fleksibel dalam
memberi dan menerima kebijakan harus diprioritaskan. Berpikir dalam prospek yang lebih luas
mengekspresikan perasaan positif akan meningkatkan ikatan dalam hubungan. Sama diminta
untuk berlatih pasangan
 Sesi 8

Pasien mengungkapkan hasil positif dengan berlatih keterampilan komunikasi, selama


pasien sesi ini dijelaskan realitas manajemen yang sehat dengan mengubah apa yang di bawah
kendali mereka. Bagaimana mempengaruhi dunia tujuan mereka dengan mengubah dengan
melakukan kegiatan, mempertahankan kontak dan berkomunikasi secara asertif. Pada saat yang
sama mengubah dunia subjektif dengan pemikiran yang sehat.

Dalam terapi keluarga, Anggota dijelaskan bagaimana meningkatkan kontrol diri mereka
dan menghormati pandangan anggota keluarga lainnya. Mereka diberitahu untuk berbicara
dengan pasien dan tidak untuk berbicara tentang dia / nya. Hal ini dapat membantu dalam
mengurangi emosi negatif antara pasien dan anggota keluarga lainnya. Menginstruksikan
anggota keluarga bahwa pasien memiliki lebih rentan terkena stres dan seseorang dapat
membantu mengurangi pertengkaran, omelan perilaku dan juga tidak menunjukkan perhatian
atau keberadaan yang sangat antusias yg dapat mengganggu pasien. Pasien diminta untuk
mencatat daftar kegiatan yang menyenangkan dan alasannya.

 Sesi 9

Pasien dibahas dengan perilaku yang berkelanjutan untuk memodifikasi keyakinan, yang
difokuskan pada kedua pikiran-pikiran yang otomatis dan keyakinan yang mencerminkan
pemikiran terpolarisasi (semua atau tidak). Pasien percaya bahwa perilaku tertentu akan
memberikan kepuasan dalam hidup. Sebuah sesi dilanjutkan dengan keterampilan manajemen di
mana ia menjelaskan setiap langkah untuk mengatasi situasi dengan mengidentifikasi dan
menganalisis masalah. Daftar keluar mungkin Solusi dan berat kelebihan dan kekurangan,
memilih yang terbaik Salah satu dari mereka dan mengimplementasikannya. Dalam Pasangan
konseling diinformasikan pasangan untuk menjelaskan keputusan dengan anggota keluarga
lainnya sehingga mereka tidak harus berkomitmen untuk pernikahan kedua, ini akan membantu
dalam membangun kepercayaan pada pasangan, yang sangat penting bagi hubungan.
 Sesi 10

Pasien menyatakan harapan, di mana dia bisa menjalani hidupnya dengan kebahagiaan
yang lengkap dan juga percaya diri tentang mengatasi menuju situasi. Sesi ini diikuti oleh
penilaian pasca yang terungkap skor signifikan pada DASS 3 bidang yaitu Depresi: 5;
Kecemasan: 4; stres: 9 dan Kualitas skor skala perkawinan adalah 66 menunjukkan kualitas
tinggi dalam kehidupan perkawinan. Terapi disimpulkan oleh menginformasikan tentang tindak
lanjut melalui telepon selama lebih 2 sesi. Ringkasan kesimpulan: Informed pasien untuk
mengamati perubahan dalam dirinya sendiri dan dengan anggota keluarganya sebagai akibat dari
intervensi. Disorot kemampuannya untuk menyelesaikan masalah melalui perubahan pola
komunikasi dan perilaku. Memintanya untuk berlatih strategi bertahan dan melaksanakan dalam
tindakan untuk berbagai masalah.

F. PEMBAHASAN
Gangguan penyesuaian umum terjadi, risiko patologis reaksi emosional yang normal
terhadap peristiwa yang menekan di satu sisi
dan di sisi lain lebih dari mendiagnosis gangguan depresi dengan
resep yang tidak perlu dari antidepresan
perawatan. Hanya ada sedikit studi intervensi. Menurut Patricia Casey dkk.World Psychiatry
2011, Faktor psikodinamik yang terlibat dalam predisposisi
gangguan ini termasuk kebutuhan ketergantungan yang tidak terpenuhi, fiksasi dalam
tingkat perkembangan sebelumnya, dan di bawah ego yang dikembangkan. klien dengan
predisposisi untuk gangguan penyesuaian dilihat sebagai
memiliki ketidakmampuan untuk menyelesaikan proses berduka dalam menanggapi
untuk perubahan hidup yang menyakitkan.
Penyebab dugaan ketidakmampuan beradaptas ini diyakini menjadi kelebihan psikis -
tingkat ketegangan intrapsikis yang melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Fungsi
norma lterganggu dan gejala psikologis atau somatik terjadi. Menurut Vygotsky dengan
kesulitan penyesuaian mengalami pembelajaran negatif melalui peran yang tidak memadai -
pemodelan dalam sistem keluarga disfungsional. Disfungsional pola menghambat
pengembangan harga diri dan memadai keterampilan mengatasi, yang juga berkontribusi
terhadap penyesuaian maladaptif tanggapan . studi intervensi yang menargetkan
depresi,kecemasan dan stres menggunakan kesadaran dalam terapi kelompok yang
ditemukan tidak kalah dengan CBT Jan yang berbasis individu
Sundquist dkk. Psikoterapi adalah perawatan pilihan
untuk gangguan penyesuaian, karena gejalanya bersifat langsung reaksi terhadap stressor spesifik
Turkington 1995. Terpersonal psikoterapi (IPT) memiliki dukungan paling besar untuk merawat
anak-anakdengan gangguan penyesuaian Society of Clinical Child danPsikologi Remaja 2006.
Untuk remaja yang depresi, IPT adalah pengobatan mufson et al. 2004. Cognitive behavioral
pendekatan digunakan untuk meningkatkan sesuai usia keterampilan pemecahan masalah,
keterampilan komunikasi, kontrol impuls,keterampilan manajemen kemarahan, dan keterampilan
manajemen stres Medis Pusat Georgia Tengah 2002.
Jenis terapi tergantung pada kebutuhan individu, dengan fokus pada mengatasi stressor
dan menyelesaikannya masalah. Studi terbatas ditemukan dalam budaya India
pengaturan fokus pada intervensi. Laporan penelitian saat inipendekatan integratif
psikoterapeutik dan hasilnyaPasien dirawat karena gangguan Penyesuaian. Studi ini memiliki
memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi efek tekniknyadigunakan dalam pendekatan
integratif pada hasil pasien dalam klinis mempersiapkan. Hasil penilaian Pra dan Posting
menunjukkan bahwakesulitan penyesuaian dalam penyampaian perawatan meningkat selama 2
bulan. Skor penilaian postingan ditingkatkan
secara signifikan dari waktu ke waktu dan juga meningkatkan kualitas hidup. Ini
Temuan menambah dukungan lebih lanjut untuk studi dasar Budaya dan juga
ke bukti yang ada bahwa itu mungkin untuk diobati dari beragam
latar belakang

G. KESIMPULAN
Penelitian ini menggabungkan CBT, IPT dengan terapi Pasangan
dan Terapi keluarga dalam bentuk pendekatan Integratif meningkatkan kualitas hidup dalam
kehidupan pribadi dan perkawinan. Hasil kami menunjukkan bahwa alih-alih intervensi
terapeutik tunggal, Pendekatan integratif untuk individu dengan gangguan penyesuaian
akan memprediksi hasil positif. Terapi difokuskan pada
mengobati kognisi pasien dan juga dengan melibatkan keluarga
anggota untuk membuatnya beradaptasi dengan lingkungan dengan persetujuan. Kesulitan
penyesuaian dapat dimulai dengan satu pemikiran umum dan
membuat individu mengambil keputusan secara emosional yang membuat kabut
cara berpikir yang tepat dan tindakan individu yang sesuai. Selain itu penelitian kami
menyebutkan merawat pasien secara holistik
akan meningkatkan kualitas hidup.

H. PICO
Patients (Pasien)
Pasien S 21 tahun, perempuan, sudah menikah, dengan riwayat gangguan penyesuaian
dalam kehidupan pernikahan berhubungan dengan peningkatan tekanan masalah dalam tuntutan
pasangan dan mertua. Dia sering mendongkol dan beradu pendapat dengan suami dan merasakan
kesedihan dengan sering menangis memikirkan kehidupannya yang tidak sesuai dengan
harapannya lagi. Dia selalu bermimpi tentang pasangan yang memiliki pekerjaan dan akan
merawat nya dengan memenuhi kebutuuhan dan tuntutannya. Pasien mengungkapkan tentang
hubungan masa lalunya yang berakhir akibat krisis keuangan. Stelah menkah pada januari 2015,
namun tidak mampu untuk menyesuaikan dnegan gaya hidup dan keyakinan orodoks pasangan
da mertua. Pasien berusaha untuk mengatasi masalah dengan meningkatkan situasi stress dengan
menikah 2 kali, minat pasangan pada tindakan seksual yang bertindak sebagai faktor
pengabadian.

Interventions (Perlakuan)
 Psikoterapi
Gangguan spesifik yang diberikan oleh ahli klinis kepada pasien atau keluarganya
untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan manajemen jangka panjang yang
lebih baik dari masalah yang berkaitan dengan penyakit serta penyesuaian psikososial,
yang merupakan bagian dari rencana perawatan secara keseluruhan dan termasuk rencana
terapi komunikasi.
 Interpersonal Psikoterapi (IPT)
IPT merupakan jenis yang unik dari intervensi psikoterapi yang lainnya dikarenakan
IPT fokus pada masalah interpersonal saat ini, dan pengobatan berdasarkan dasar
pemikiran bahwa terlepas dari penyebab depresi, depresi tidak dapat dipisahkan dengan
hubungan interpersonal pasien.
 Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
CBT atau terapi prilaku kognitif didasarkan pada keterkaitan antara pikiran, tindakan
dan perasaan. Untuk bekerja dengan perasaan depresi, model ini menetapkan pentingnya
mengidentifikasi pikiran dan tindakan yang mempengaruhi suasana hati. Dengan cara ini,
orang tersebut akan belajar untuk mengontrol perasaannya.
 Family therapy dan couple therapy
Family therapy : Terapi ini sangat membantu untuk mengidentifikasi perubahan yang
dibutuhkan didalam suatu keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan potensi
pertumbuhan individu (aktualisasi diri) dan juga untuk mengintegrasikan kebutuhan
setiap anggota keluarga untuk pertumbuhan independen dengan integritas sistem
keluarga.
Couple therapy : Terapi ini fokus pada mendorong perasaan positif dan meningkatkan
keterampilan komunikasi yang efektif. Untuk membantu pasangan menegosiasikan
perubahan prilaku.

Comparisons (Perbandingan)
Tidak ada perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Outcome (Hasil)
Pendekatan integratif untuk individu dengan gangguan penyesuaian
akan memprediksi hasil positif. Terapi difokuskan pada
mengobati kognisi pasien dan juga dengan melibatkan keluarga
anggota untuk membuatnya beradaptasi dengan lingkungan dengan persetujuan. Selain itu
penelitian kami menyebutkan merawat pasien secara holistik
akan meningkatkan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai