Anda di halaman 1dari 1

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-

konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis
yang Konvensional. Salah satu terapi komplementer yang kini populer dimasyarakat adalah terapi
akupresur. Terapi akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan
perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur.
Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-
titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur. Ada beberapa jenis klasifikasi, cara,
indikasi serta kontraindikasi dari terapi akupresur yang akan dijabarkan lebih jelas didalam makalah.

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 –
80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri,
kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan
dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media. Berdasarkan
persentasi minat masyarakat terhadap terapi non-konvensional penulis tertarik untuk lebih mengenalkan
terapi akupresur kepada seluruh masyarakat, oleh sebab itu kami menyusun materi terkait akupresur
kedalam sebuah makalah. rguh bibhvtcjbj

Anda mungkin juga menyukai