Anda di halaman 1dari 2

Aku Tak Ingin Mendoakanmu Mendapat Karma.

Aku Cukup Menyadari, Tuhan Akan Melakukan Sesuatu


yang Adil.

Sama sepertimu, aku juga hanyalah mahluk yang tak sempurna. Yang bisa saja melakukan banyak
kesalahan. Maka dari itu, aku tak ingin melempar sumpah padamu agar kamu mendapat karma.

Aku hanya percaya, di dunia ini ada sistem tabur-tuai, dimana kamu akan memetik sendiri buah dari apa
yang kamu tanam.

Sekarang, aku lebih memilih untuk melanjutkan hidupku, menuju masa depan yang sudah pasti menanti
di depan sana.

1. Tak terlihatkah dulu aku begitu tersakiti dengan sikapmu?

aku tak habis pikir, sadarkah kamu dulu aku begitu terluka?

Dengan semua perlakuanmu, tak sadarkah kamu bahwa aku juga manusia yang punya hati. Bisa merasa
tersakiti. Bisa terluka.

Jika kamu dulu dengan sengaja menyakitiku, dimana perasaanmu, sayang? Sudah matikah hatimu?

Yang kutahu, saat pasangan saling mencintai, mereka berdua akan saling berusaha untuk
membahagiakan pasangannya. Tapi mengapa kamu malah menyakitiku lewat semua sikapmu? Sudah tak
cinta lagikah?

2. Ini bukan karena aku tak bisa mencari orang lain yang lebih bisa mencintaiku. Ini karena aku tak cukup
mengerti, mengapa aku layak kamu sakiti?

dulu pertanyaan itu selalu memenuhi kepalaku

Jika aku dulu tak kunjung pergi meski sudah disakiti, itu bukan karena aku tak mampu mencari sosok
yang lebih baik. Itu semua karena pikiranku belum bisa menjawab pertanyaan terbesar yang kerap
melukai hatiku.

"Apa yang membuatku begitu layak kamu sakiti?"

3. Tak perlu bersumpah akan ada karma. Aku cukup sadar, ada Tuhan yang melihat segalanya. Dan DIA
tak pernah tertidur.

masih ada IA yang Maha Adil


Tak perlu saling menyumpahi siapa yang akan mendapat karma. Sadar adanya Tuhan yang tak pernah
tertidur saja sudah cukup bagiku. IA Maha Adil, ku tahu itu.

Akan ada saat dimana yang bersedih akan dihibur, sesuai dengan rencana-Nya.

4. Saat ini aku hanya perlu berusaha tegar. Aku tak ingin orang tahu aku bersedih, lalu mengasihaniku.
Bagaimana senyumku? Masih indah, kan? Meski terluka.

tak mudah untuk memalsukan sebuah senyuman

Kamu yang sudah mengacaukan semua isi hatiku. Kamu yang sudah mengacaukan semua isi pikiranku.
Aku hingga saat ini, belum bisa merapihkan ruang hati dan pikiran yang masih porak-poranda karenamu.

Tapi, tak kubiarkan kemelut hatiku terbaca oleh orang-orang disekitarku. Aku berusaha memalsukan
senyumku agar mereka tahu bahwa aku cukup kuat melewati hari-hariku.

Bagaimana dengan senyumku sekarang? Masih terlihat ceria dan bahagia kan? Ya, aku menampilkan sisi
terbaik diriku pada orang lain, meski hatiku hampir menyerah untuk tetap menjalani hidup. Aku tak
berlebihan! Karena memang ini yang kurasa..

5. Aku hanya cukup menerima kenyataan, bahwa sebenarnya aku bukanlah yang kamu cintai. Harus
tegar, meski memori indah itu menari dipikiranku.

Aku harus tegar

Kamu tau? Setiap perjalanan cinta pasti menyisakan banyak memori indah. Ya, mungkin itu yang
membuatku masih saja memikirkanmu. Tapi semakin aku memikirkanmu, akhirnya bukan kebahagiaan
yang kudapat. Justru tambahan luka.

Akhirnya aku memaksa diriku untuk menyadari bahwa aku bukanlah pribadi yang kamu cintai. Bahwa aku
bukanlah pribadi yang sebenarnya kamu dambakan. Susah sekali menerima sugesti itu. Tapi tiap kali aku
teringat dirimu, aku kembali berteriak pada hatiku:

"Hey hati! Kamu bukanlah sosok yang dia cari!" teriakku berharap hatiku lekas tertutup untukmu.

Terima kasih untuk pelajaran yang sudah kamu berikan. Kalau saja kamu tak menyakitiku terlalu jauh
seperti ini, mungkin aku tak akan menjadi pribadi yang sekuat ini.

Terima kasih untuk pelajaran hidup yang kamu berikan. Semoga kamu cepat disandingkan dengan dia
yang kamu anggap pantas mendampingimu smile emotikon

Anda mungkin juga menyukai