Anda di halaman 1dari 8

Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam

setting Pendidikan Inklusif

Akomodasi yang Layak

Tolhas Damanik, M.Ed.


Yayasan Wahana Inklusif Indonesia

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif adalah sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran dengan
memperhatikan atau mempertimbangkan keunikan serta keragaman peserta didiknya.
Artinya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang mampu
mengidentifikasi dan mengakomodir berbagai keragaman, karakteristik, serta kebutuhan
peserta didik, agar proses belajarnya menjadi optimal dan mencapai apa yang diharapkan.
Tidak seperti sekolah konvensional yang selalu berfokus pada “keseragaman” dan tidak
memperhitungkan kebutuhan masing-masing individu peserta didiknya, sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif akan memandang bahwa pemenuhan kebutuhan dan
jaminan pelayanan pendidikan yang ramah sebagai sebuah tantangan bagi peningkatan
mutu pembelajaran dan bagi kemajuan sekolah.
Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang terbuka bagi
peserta didik penyandang disabilitas atau yang sering kali disebut peserta didik
berkebutuhan khusus. Sekolah yang memiliki peserta didik berkebutuhan khusus harus
menyadari sepenuhnya tentang paradigma baru dalam memandang disabilitas, di mana
disabilitas tidak lagi dipandang hanya sekedar hambatan yang dimiliki oleh seseorang, tetapi
disabilitas sendiri lebih mengacu kepada rintangan dari lingkungan atau rintangan yang
terdapat pada lingkungan, yang menyebabkan penyandang disabilitas tidak dapat
memperoleh haknya dan berpartisipasi penuh di dalam masyarakat, atau dalam konteks ini
memperoleh haknya dan berpartisipasi penuh di dalam pendidikan di sekolah sama seperti
mereka yang tidak menyandang disabilitas.
Paradigma baru dalam memandang disabilitas ini menekankan peran lingkungan
sebagai penentu apakah penyandang disabilitas dapat memperoleh haknya atau untuk
dapat berpartisipasi. Satu contoh, bagi peserta didik yang menggunakan kursi roda, adalah
mustahil baginya untuk dapat secara bebas dan menyenangkan untuk memasuki toilet di
sekolahnya, karena jalan ke toilet ternyata bertangga dan pintunya sempit. Ini berarti bukan
anak tersebut yang tidak mampu berpindah secara mandiri karena disabilitasnya, tetapi
lingkunganlah yang tidak memungkinkan ia untuk berpindah. Contoh lainnya, seorang
peserta didik dengan disabilitas penglihatan tidak dapat mengerjakan ujian secara maksimal
karena di sekolah tidak ada guru yang membacakan soal, tidak ada soal dalam bentuk
braille, dan sekolah tidak mengizinkan ia untuk menggunakan komputer bicara untuk

1
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

mengerjakan soal. Dalam kasus ini, bukanlah disabilitas penglihatannya yang membuat ia
tidak mampu berprestasi baik dan mengerjakan soal dengan baik, tetapi lingkungannyalah
yang membuat ia menjadi tidak mampu.
Untuk menjamin pemenuhan hak dan partisipasi penuh peserta didik berkebutuhan
khusus di dalam sekolah, maka sekolah harus menyediakan apa yang disebut sebagai
pemberian “akomodasi yang layak.” Menurut UNCRPD, akomodasi yang layak adalah
modifikasi dan penyesuaian yang perlu dan sesuai, dengan tidak memberikan beban
tambahan yang tidak proporsional atau tidak semestinya, apabila diperlukan dalam kasus
tertentu, guna menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan
kebebasan fundamental penyandang disabilitas berdasarkan kesetaraan dengan yang
lainnya. Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa akomodasi adalah suatu proses
modifikasi, adaptasi, atau penyesuaian yang harus dilakukan untuk menjamin bahwa
peserta didik berkebutuhan khusus dapat memperoleh haknya dan berpartisipasi penuh
dalam aktifitas pendidikan di sekolah. Untuk lebih memahami hal ini, renungkanlah hal
sebagai berikut:
 Bahwa disabilitas atau kebutuhan khusus yang dimiliki oleh peserta didik Anda bukanlah
muncul karena keinginannya atau keinginan keluarganya, melainkan sebagai sebuah
anugerah dari Tuhan sang Pencipta.
 Jika kita menyadari bahwa disabilitas atau kebutuhan khusus peserta didik adalah
anugerah, maka Anda akan memandang bahwa kemungkinan untuk menyandang
disabilitas atau memiliki kebutuhan khusus bisa terjadi pada siapa saja, bisa Anda
sendiri, anak Anda, orangtua Anda, atau siapa pun yang terdekat dengan Anda.
 Jika Anda meyakini disabilitas atau kebutuhan khusus peserta didik adalah anugerah,
maka Anda akan memandang disabilitas atau kebutuhan khusus hanyalah satu bagian
yang tak terpisahkan dari sebuah kesatuan individu. Disabilitas tidak lagi dilihat sebagai
sebuah kekurangan, tetapi sebuah pelengkap kesempurnaan. Sama seperti tiap orang
yang memiliki kekurangan dan kelebihan di dalam dirinya.
 Jika Anda memandang disabilitas atau kebutuhan khusus adalah anugerah dan
pelengkap sebuah kesempurnaan, maka Anda akan berpikir untuk membuat lingkungan
Anda menjadi bebas hambatan bagi peserta didik Anda yang disabilitas atau
berkebutuhan khusus.
 Jika disabilitas adalah suatu kondisi yang terjadi bukan semata karena hambatan yang
dimiliki seseorang melainkan lebih kepada terdapatnya rintangan dari lingkungan untuk
mereka dapat berpartisipasi, maka upaya untuk menghapuskan rintangan tersebut
seharusnya bukan menjadi tanggungan penyandang disabilitas. Adalah tanggung jawab

2
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

masyarakat dan lingkungan untuk menghapuskan rintangan itu sebagai bentuk


pengakuan dan pemenuhan hak asasi penyandang disabilitas.
Mengapa kemudian disebut sebagai akomodasi yang layak? Ini karena akomodasi yang
harus disediakan atau diberikan oleh lingkungan kepada peserta didik penyandang
disabilitas atau berkebutuhan khusus haruslah sesuai dengan kebutuhan si peserta didik
dan tidak berlebih-lebihan. Dikatakan berlebihan jika akomodasi yang disediakan
ternyata tidak praktis, tidak didasarkan pada kebutuhan si peserta didik, dan bukan
didasarkan pada assessment yang tepat pada kebutuhan peserta didik. Contohnya,:
seorang peserta didik dengan hiperaktifitas tidak selamanya memerlukan shadow
teacher jika ia sudah dapat duduk tenang dalam waktu tertentu di dalam kelas dan
mampu mendapatkan bantuan dari teman sekelasnya. Contoh lain: seorang peserta
didik dengan disabilitas penglihatan tidak memerlukan pendamping selama ia berada di
sekolah, ketika peserta didik tersebut sudah mampu berjalan sendiri dan mengetahui
letak berbagai ruangan di lingkungan sekolah.

Bentuk-bentuk penyediaan akomodasi di dalam sekolah dapat berupa:


 Modifikasi terhadap kebijakan sekolah yang menjamin pemenuhan hak seluruh
peserta didik tanpa terkecuali.
 Penyediaan aksesibilitas lingkungan yang memungkinkan seluruh peserta didik
dapat bergerak dan berpindah tanpa rintangan dan aman.
 Modifikasi kurikulum sesuai dengan keragaman dan kebutuhan peserta didik tertentu
di dalam kelas.
 Penyediaan alat bantu adaptif dan media pembelajaran yang adaptif.
 Penyediaan akses komunikasi seperti bahasa isyarat dan running text untuk
disabilitas rungu.
 Akses terhadap bahan bacaan, seperti buku braille atau buku digital untuk peserta
didik dengan disabilitas penglihatan.
Hal yang penting untuk diingat adalah penentuan bentuk akomodasi bagi peserta
didik dengan kebutuhan khusus haruslah didasari pada pemahaman yang benar akan
hambatan yang merintangi dirinya untuk belajar dan berpartisipasi di sekolah. Ajaklah
semua pihak, terutama profesi terkait yang memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang
disabilitas atau pendidikan khusus untuk memahami berbagai hambatan yang masih
terdapat di sekolah dan bentuk-bentuk akomodasi yang perlu dilakukan di sekolah.

Sumber : http://www.un.org/disabilities/documents/convention/convoptprot-e.pdf. Diakses pada 28


Maret 2016.

3
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam setting Pendidikan Inklusif

CONTOH SILABUS PEMBELAJARAN MODIFIKASI (TA …./……)


Sekolah : … Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/ semester : … Adaptasi untuk : 1) low vision ; 2) tnetra; 3)trungu
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia 4) tdaksa ; 5) lambat belajar; 6) autis

Kompetensi
Mata Kegiatan Indikator Indikator ABK Karakter Penilaian Waktu Sumber
Dasar Pelajaran Pembelajaran Belajar
Teknik Bentuk Instrumen
Instrumen
1.3.Mendeskrip Sistem Mengidentifikasi 1.Menyebutkan 1.Sama dengan regular Teliti Tes Tes 1. Tuliskan bagian bagian 4 x 40’ Buku siswa,
sikan sistem Gerak pada ma cam organ macam–ma cam unjuk identifikasi rangka pada manusia video sistem
gerak pada manusia penyusunsis tem rangka penyusun kerja gerak, carta
gerak pada manusia sistem gerak pada 2.Jelaskan perbedaan fungsi sistem gerak
manusia dan antara tulang rawan dan tu
dengan torso atau manusia
hubunganny tubuh nya sendiri 2.Sama dengan Logis,kritis lang keras sebagai Torso
Tes
a de ngan 2.Membedakan regular1)2)3)4) Uraian penyusun rangka tubuh
fungsi tulang rawan, Tertulis
kesehatan Sebutkan contoh tulang
tulang keras, sebagai Menyebutkancontoh
penyusun rangka tulang rawan dan tulang keras dan tulang rawan
tubuh keras5)6) 5)6).

3.Membedakan ciri- 3.Sama dengan Logis, Tes 3.Sebutkan cirri-ciri otot


Studi pustaka
tentang anatomi dan ciri otot regular1)2)3)4) tertulis Uraian
Teliti Sebutkan macam-macam
fungsi tulang, otot, Menyebutkan macam- otot5)6)
dan sendi macam otot5)6)
4.Mengidentifikasi Tes Tes 4 Berdasarkan 4 gerakan
4.Sama dengan Teliti, unjuk identifikasi tubuh mu sebutkan 3 sendi
macam sendi dan
fungsinya regular1)2)3)4) kerja yang termasuk sendi gerak
Logis
5.Mendata contoh Menyebutkan macam- Sebutkan macam-macam
Studi pustaka dan/
kelainan dan penyakit macam sendi5)6) sendi 5)6)
atau melihat Tugas
yang berka itan Kreatif, Tugas rumah
tayangan video 5.Sama dengan regular 5.Buatlah klipping tentang
dengan tulang, sendi tanggung Proyek
tentang kelainan dan 1)2)3)4) kelainan dan penyakit yang
dan otot yang biasa jawab
penyakit yang berhubungan dengan tulang
berkaitan de ngan dijum pai dalam ( omisi )5)6) dan otot yang biasa
tulang, sendi dan kehidupan sehari-hari dijumpai dalam kehidupan
otot sehari-hari.

4
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :
Kelas / Semester :
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Waktu : 4 x 40 menit

Standar Kompetensi
1. Berbagai sistem dalam kehidupan organisme
Kompetensi Dasar
1.3. Mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
A. Indikator:
a. Menyebutkan macam–macam rangka penyusun sistem gerak pada manusia
b. Membedakan fungsi tulang rawan, tulang keras, sebagai penyusun rangka tubuh
menyebutkan contoh tulang rawan, tulang keras 5)6)
c. Membedakan ciri – ciri otot
Menyebutkan jenis-jenis otot 5)6)
d. Mengidentifikasi fungsi macam – macam sendi
menyebutkan macam- macam sendi 5)6)
e. Mendata contoh kelainan / penyakit yang berkaitan dengan tulang, sendi, otot yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
(omisi5)6))
B. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama:
Setelah pembelajaran,diharapkan peserta didik dapat :
1. Dengan rasa ingin tahu,teliti dan secara kerja sama peserta didik dapat
mengidentifikasi macam-macam organ penyusun sistem gerak pada manusia
2. Dengan rasa ingin tahu,kritis dan mandiri peserta didik dapat mendiskripsikan tentang
anatomi dan fungsi tulang keras dan tulang
3. Dengan rasa ingin tahu,kritis dan secara bekerja sama,peserta didik dapat
mendiskripsikan tentang anatomi ,fungsi otot dan sendi
Pertemuan kedua:
4. Dengan rasa ingin tahu,kritis,dan secara kerja sama peserta didik dapat mendata
kelainan penyakit pada tulang dan otot

5
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

5. Dengan jujur,mandiri dan rasa tanggung jawab peserta didik dapat membedakan
kelainan dengan penyakit pada tulang dan otot yang dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari
C. Materi Pembelajaran : Sistem gerak pada manusia

D. Metode Pembelajaran :
1. Model : - Direct intruction (DI), dan cooperatif learning
2. Metode : - Diskusi informasi dan pengamatan
E. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan Pertama
Kegiatan pendahuluan ……………………………………………… 10 menit
 Motivasi :
Dapatkah kamu membayangkan jika bentuk tubuhmu tidak ada tulang?
 Prasyarat pengetahuan : Bagaimanakah manusia melakukan gerakan?
Organ apa saja yang mendukung ?
Kegiatan Inti ………………………………………………………… 60 menit
 Peserta didik membuat kelompok yang terdiri dari 4/5 peserta didik
 Peserta didik dan guru melakukan gerakan tubuh masing-masing
 Guru menyuruh peserta didik meraba otot dan tulangnya sendiri yang sedang
bekerja,bagaimanakah rasanya jika dipegang
 Peserta didik diminta menjelaskan bagaimana gerakan tersebut terjadi
 Guru bersama peserta didik merangkum hasil diskusi

Kegiatan Penutup ………………………………………………….. 10 menit


 Peserta didik mencatat hasil diskusi
 Guru memberikan tugas materi berikutnya tentang materi tulang

2. Pertemuan kedua
Kegiatan Pendahuluan ………………………………………….. 10 menit
 Motivasi
- Tersusun atas apa sajakah sistem gerak pada manusia itu ?
- Bagaimanakah tulang yang satu dengan tulang yang lainnya dihubungkan?
 Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan alat gerak aktif dan alat gerak pasif itu?
- Sebutkan fungsi tulang pada manusia
Kegiatan Inti ……………………………………………………… 60 menit

 Peserta didik berkelompok untuk diskusi 4/5 peserta didik setiap kelompoknya.
6
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

 Mengamati (meraba1)2)) model rangka/sendi manusia dan gambarnya.

 Mendiskusikan hasil pengamatan dan memberikan contoh untuk masing masing


bentuk tulang.

 peserta didik dan guru mendiskusikan sendi dan fungsinya.

 peserta didik dan guru mendiskusikan macam-macam sendi berdasarkan arah dan
sifat geraknya beserta contohnya.

 peserta didik dan guru mendiskusikan kelainan/penyakit yang berkaitan dengan


tulang ,sendi, otot yang biasa dijumpai sehari-hari.

 peserta didik dan guru bersama-sama membuat rangkuman.

Kegiatan Penutup ………………………………………………….10 menit


 Guru menanyakan kepada peserta didik apakah ada yang ingin ditanyakan dan
peserta didik mencatat bagian yang dianggap penting

F. Sumber Belajar
- Buku paket ( BSE ), - LKS, - Buku Referensi

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian
Indikator pencapaian target Bentuk
Teknik Instrumen
instrumen
 Menyebutkan macam – Tes unjuk Tes 1. Tuliskan bagian bagian
macam rangka penyusun kerja identifikasi rangka pada manusia
sistem gerak pada
manusia

Tes Uraian 2.Jelaskan perbedaan fungsi


 Membedakan fungsi tulang Tertulis antara tulang rawan dan
rawan, tulang keras, tulang keras sebagai
sebagai penyusun rangka penyusun rangka tubuh
tubuh
Sebutkan contoh tulang
Menyebutkan contoh rawan dan tulang keras5)6)
tulang rawan dan tulang
keras 5)6)
3.Sebutkan perbedaan ciri-ciri
Tes tertulis otot
 Membedakan ciri -ciri otot Uraian
Sebutkan jenis-jenis
Menyebutkan macam- otot5)6)
macam otot 5)6)
7
Bentuk-bentuk Adaptasi dan Penyesuaian Peserta Didik dalam
setting Pendidikan Inklusif

 Mengidentifikasi macam- Tes unjuk 4. Berdasarkan 4 gerakan


macam sendi dan kerja tubuh mu sebutkan 3 sendi
Tes
fungsinya yang termasuk sendi gerak
identifikasi
Menyebutkan macam- Sebutkan macam-macam
macam sendi 5)6) sendi 5)6)

Tugas
 Mendata contoh kelainan proyek
dan penyakit yang Tugas
5.Buatlah klipping tentang
berkaitan dengan tulang, rumah
kelainan dan penyakit yang
sendi dan otot yang biasa berhubungan dengan tulang
dijumpai dalam dan otot yang biasa dijumpai
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan sehari-hari
upaya mengatasinya
(OMISI5)6)) OMISI 5)6)

NILAI = Jumlah score


SCORE:
a. Untuk 1)2)3)4) sama dengan regular . Masing – masing nomor 5 - 20
b. Untuk 5) 6) no 1 s.d no 4 masing – masing 5 – 25

Mengetahui, Jakarta, ...

Kepala … Guru Mata pelajaran

_____________________ _______________________

NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai