Anda di halaman 1dari 2

Tugas Teknologi Pasca Panen

Pengumpulan Bahan Baku dan Sortasi Basah pada Tanaman Kangkung


Darat (Ipomoea reptans)

Oleh: Irtizaqun Nabila

Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman obat. Tanaman obat atau yang biasa
dikenal dengan obat herbal adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional, fitofarmaka,
maupun farmasetika. Dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak,
kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam.

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan baku obat
yang belum mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan.
Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan
bertambahnya industri jamu. Selain itu, juga dikarenakan efek samping penggunaan tanaman
obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis.

Tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir) adalah salah satu obat herbal
yang memiliki aktivitas antihiperglikemik. Untuk memperoleh senyawa aktif dari tanaman
kankung darat yang bermutu baik, maka perlu dilakukan standarisasi ekstrak yang dihasilkan.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya, maka


simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Dan untuk memenuhi persyarata minimal
tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain :

a. Bahan baku simplisia.


b. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyiapan bahan baku simplisia.
c. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Agar simplisia memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga faktor tersebut
harus memenuhi persyaratan minimal yang telah ditetapkan.

Proses pembuatan simplisia tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) terdiri atas
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi
kering, pengepakan dan penyimpanan.

Salah satu proses pembuatan simplisia yaitu dengan pemumpulan bahan baku. Pada
tahapan ini sangat menentukan kualitas bahan baku, dimana faktor yang paling berperan
adalah masa panen. Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan
bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat
untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Pada tanaman
kangkung darat proses pemanenan dilakukan pada pagi hari menggunakan tangan jadi tidak
membutuhkan alat khusus untuk memanennya. Tanaman yang rusak atau busuk harus segera
dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam wadah (keranjang, kantong, karung dan lain-
lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak. Selanjutnya
dalam waktu pengangkutan diusahakan supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan,
karena dapat menyebabkan terjadinya proses fermentasi atau busuk. Bahan juga harus dijaga
dari gangguan hama (hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).

Kemudian proses pasca panen yang merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap
tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk
membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah
disimpan untuk diproses selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perlu diperhatikan
cara dan tenggang waktu pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses
panen tanaman tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan kebersihan
dari alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan
perlengkapan seperti masker dan sarung tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk
menghasilkan simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki
nilai jual yang tinggi.

Tahap selanjutnya yaitu dengan melakukan sortasi basah. Tumbuhan yang telah
dipanen kemudian disortasi antara batang dan daunnya, bagian tumbuhan yang dipakai
hanyalah bagian daunnya saja lalu dicuci dengan air bersih. Penyortiran segar atau sortasi
basah dilakukan setelah selesai panen dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing, tanaman kangkung yang tua dengan yang muda atau tanaman yang
ukurannya lebih besar atau lebih kecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan
campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran pertama bertujuan
untuk memisahkan tanaman yang busuk atau bahan yang muda dan yang tua serta untuk
mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.

Sumber:

Agusti Reena, 2015, http://reenaagusti.blogspot.com/2015/07/makalah-simplisia-tanaman-


kangkung.html, diaskes pada 10/08/2018 pada jam 09.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai