What Is Qualitative Research
What Is Qualitative Research
Bab ini menjelaskan tentang penelitian kualitatif, dicontohkan dengan topik yang berbeda
dari pembelajaran yang terpublikasi.
Saat ini, penelitian kualitatif menjadi dapat diterima, jika tidak mainstream bentuk dari
peelitian di banyak akademik yang berbeda dan profesional lapangan. Sebagai hasil,
sejumlah besar murid dan sarjana yang melakukan penelitian kualitatif dapat menjadi
bagian dari berbagai disiplin ilmu sosial atau profesi yang berbeda. Dalam setiap bidang ini,
penelitian kualitatif merupakan cara yang menarik dan bermanfaat dalam melakukan
penelitian.
Alih-alih mencoba untuk sampai pada definisi tunggal penelitian kualitatif, ada lima
fitur tercantum dan kemudian dibahas secara satu per satu :
4. Berkontribusi wawasan ke dalam konsep yang ada (muncul) yang dapat membantu
untuk menjelaskan perilaku sosial manusia.
Praktek umum
Mengartikulasikan bagaimana lima fitur ini khas mengkonversi ke dalam praktek
penelitian aktual menjadi tugas sisa buku ini seluruh. Beberapa praktek secara singkat
terdaftar berikutnya. Namun, Kamu harus beralih ke bab lain untuk rincian tentang
bagaimana dan praktek lainnya dapat digunakan:
Kondisi awal berasal dari keinginan peserta studi penelitian kualitatif untuk
memahami arti dari peristiwa nyata berdasarkan perspektifnya.
Peristiwa yang terjadi dapat diartikan secara emic ataupun etik, yang biasanya akan
memberikan pengertian yang berbeda berdasarkan sistem pengamatan nilai,
kecenderungan peserta, jenis kelamin, usia, bahkan ras. Perspektf emic merupakan
perspektif yang digunakan untuk menangkap makna peristiwa menurut orang yang terlibat
dalam peristiwa yang terjadi. Sedangkan perspektif etik melihat makna peristiwa tersebut
dari sudut pandang eksternal.
Proses deskriptif tidak dapat mencakup seluruh peristiwa yang mungkin bisa diamati
di lapangan, karena setiap data yang diamati (contohnya seperti menggunakan video yang
berisi tentang perilaku sosial), memiliki dasar parameter tersendiri yang ditentukan oleh
peneliti (berdasarkan dimana, kapan, dan apa yang ingin di rekam / diambil datanya).
Deskripsi yang tebal merupakan salah satu cara dalam mencoba untuk
mengungkapkan atau meningkatkan kesadaran seseorang pada selektivitas dan kategori
yang terbentuk sebelumnya (Becker, 1998). Semakin tebal suatu deskripsi, maka selektifitas
dapat semakin berkurang.
Selain melakukan deskripsi yang tebal, terdapat praktek lapangan lainnya meliputi
“bagaimana menghadapi diri sendiri hanya dengan hal – hal yang akan mengeluarkan kita
dari kategori yang biasa, pernyataan masalah yang biasa, penyelesaian yang biasa”(Becker,
1998) dan “mengidentifikasi kasus yang mungkin dapat mengecewakan pemikiran dan
pencarian kita”. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah peneliti memaksakan
pendapat atau penafsiran mereka (etik) ke dalam pendapat orang yang mengikuti peristiwa
(emik). Menurut hal tersebut, definisi dari kerja lapangan adalah dibangun (Guba, 1990).
Ketika mempelajari budaya orang atau suatu tempat, deksripsi peneliti dapat dianggap
interpretasi urutan kedua atau ketiga karena mereka mewakili hal yang ingin dicapai oleh
peneliti.
Mengikuti logika tersebut, peneliti lapangan memiliki peran sebagai alat penelitian
yang utama karena fenomena penting yang terjadi (seperti budaya), tidak dapat diukur
dengan instrumen eksternal (alat ukur fisik, prosedur eksperimental, atau kuisioner) tetapi
hanya dapat terungkap dengan membuat kesimpulan mengenai perilaku dan berbicara pada
orang yang diamati (Spradley, 1979).
Peristiwa manusia dianggap unik atau memiliki beberapa sifat yang relevan dan
berpotensi berlaku untuk situasi lain. Sebaliknya, peneliti juga bisa mempelajari situasi yang
sama dan berusaha mengidentifikasi implikasikannya untuk situasi yang lain. Dalam
penelitian kualitatif, studi femonologis, menekankan hermeneutik dan analisis interpretatif,
lebih baik dikhususkan untu mengangkap keunikan dari suatu peristiwa. Sebagai contoh,
peneliti melakukan studi psikologi, sehingga melibatkan diri dengan orang psikologi. Dalam
keteribatan tersebut, terdapat kemungkinan peneliti akan mengikuti mereka selama
bertahun – tahun, berbagi perjuangan, terjadi kontradiksi, konflik, dan banyak pengalaman
lain.
Studi fenomenologis hadir tidak hanya untuk peristiwa yang diteliti tetapi juga untuk
konteks politik, sejarah, dan sosial budaya dari peristiwa tersebut. Salah satu hal yang
dilawan dalam studi fenomenologis adalah kepentingan dalam mengembangkan
generalisasi karena dapat merusak fokus pada keunikan peristiwa (Van Manen, 1990).
Tetapi, walaupun mengambil sikap seperti itu, keunikan peristiwa yang sedang
diteliti tidak menghalangi studi fenomenologis dari menggunakan jenis prosedur
pengumpulan data yang sama dalam studi nonfenomenologis. Prosedur yang di maksud
meliputi memperoleh deskripsi pengalaman dari berbagai orang penting, melakukan
wawancara, melakukan observasi, dan mengumpulkan informasi tentang pengalaman
hidup, dan sumber lain seperti buku harian, jurnal, dan log.
Studi fenomenologis juga cenderung menggunakan prosedur analisis data yang sama
seperti dalam studi nonfenomenologis. Misalnya, penekanan oleh penelitian fenomenologis
dalam menangkap dan menafsirkan kata – kata dan bahasa dari pelaku peristiwa, dapat
menjadi kata – kata original dari peneliti dengan interpretasi yang dilakukan oleh peneliti,
dan dengan transformasi kata, serta potensial kebutuhan untuk beberapa jenis analisis
tematik, yang merupakan prosedur yang tidak jauh berbeda dengan yang digunakan
penelitian kualitatif yang lain. Dengan kata lain, terdapat banyak prosedur penelitian umum
masih mendasari penelitian kualitatif yang dapat digunakan secara berbeda dalam orientasi
filosofis dan desain penelitiannya.
Sebuah kondisi ketiga berkontribusi terhadap poin mosaik keseluruhan untuk jumlah
besar metodologi yang diakui secara resmi dalam penelitian kualitatif. Dalam
mendefinisikan penelitian kualitatif Anda sendiri, Anda mungkin ingin meniru salah satu
variasi. Tidak ada tipologi formal atau persediaan ada, tapi bimbingan khusus ditemukan di
banyak artikel dan buku memberikan model yang cukup dari variasi yang dapat diikuti dalam
penelitian Anda sendiri. Misalnya, pertimbangkan 10 variasi digambarkan cenderung
menjadi salah satu bentuk yang diterima secara umum penelitian kualitatif. Mereka tidak
melakukan kelompok ke setiap kategori tertib,akibatnya variasi dapat tumpang tindih .
Anda harus peka terhadap variasi ini, tetapi Anda tidak perlu memilih di antara
mereka jika Anda tidak ingin. Oleh karena itu Anda harus menghargai dan peka terhadap
kemungkinan bahwa artikel diambil dari penelitian kualitatif berbeda Beberapa sarjana
juga telah mengidentifikasi preferensi analitik yang berbeda untuk menemani variasi yang
berbeda.Meskipun begitu, kualitas umum yang membedakan penelitian kualitatif di semua
variasinya juga terus terjadi dan menjadi lebih baik diakui. Terlepas dari variasi tertentu,
hampir semua penelitian kualitatif tampaknya mengikuti sebagian besar, jika tidak semua,
dari lima fitur penelitian kualitatif dijelaskan sebelumnya.
Strategi Meditasi
Anda dapat memediasi dalam mosaik orientasi dan metodologi dalam salah satu dari
dua cara. Kedua cara membantu Anda untuk melanjutkan dengan studi kualitatif, apakah
Anda berencana untuk mengikuti salah satu variasi atau melakukan bentuk umum dari
penelitian kualitatif.
Mengejar cara pertama, Anda secara eksplisit dapat mengenali setiap pilihan
metodologis sebelumnya dan kemudian menunjukkan sensitivitas Anda tentang
kesempatan hubungan mereka, kendala, dan dasar-dasar filosofis. Lokasi epistemologis bisa
berada di salah satu ekstrem dibuat dengan memilih dari kombinasi relativis-realis.
Hal yang perlu diperhatikan adalah, untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas
dalam kualitatif, ada 3 objektif yang perlu diketahui yaitu transparansi, methodic-ness dan
kepatuhan terhadap bukti :
Transparansi
Methodic-ness
Tujuan yang kedua adalah untuk melakukan penelitian kualitatif metodik. Untuk
menjadi metodik, harus mengikuti prosedur penelitian dengan tertib dan meminimalkan
kerja yang ceroboh serta menghindari bias atau distorsi yang disengaja dalam pelaksanaan
penelitian. Artinya menjadi metodik berarti membawa kelengkapan untuk upaya penelitian,
serta cross-checking dalam prosedur penelitian dan data-datanya.
Eisenhart (2006) telah membahas cara yang dapat diunakan terkait untuk melayani
methodic-ness objektif. Eisenhart juga mendesak peneliti kualitatif untuk menunjukan
bahwa data dan interpretasi yang akurat dari beberapa sudut pandang, diduga berinteraksi
antara posisi peneliti dan peristiwa serta pesertanya yang khususnya mengarah pada
sensitivitas tentang perlunya pelaporan. Dalam penelitian ekperimental, salah satu rekan
dapat menjadi kontrol kualitas sebagai bagian dari pengumpulan data ekperimen terutama
mengatasi ancaman ‘efek eksperimen’ (Rosenthal. 1966). Sebagai rekan, peneliti
melakukan penelitian non-kualitatif.
Tujuan terakhir adalah penelitan kualitatif didasarkan pada set eksplisit bukti. Bagi
banyak penelitian, terutama yang tujuannya untuk memiliki peserta yang menggambarkan
proses pengambilan keputusan mereka, bukti akan bergantung pada bahasa yang digunakan
peserta. Dalam situasi ini, bahasa dinilai sebagai representasi dari realitas. Fungsi seperti ini
berbeda dari situasi yang lainnya, dimana studi domain berkaitan dengan prilaku
masyarakat. Dengan situasi seperti ini, kata yang digunakan peserta akan dilihat sebagai
‘self-report’ akan prilaku mereka sendiri.
Kesimpulan sebuah studi kasus harus diambil berdasarkan pada data, terlepas dari
jenis data yang dikumpulkan. Jika memiliki beberapa perspektif, Andersonn-Levitt mencatat
bahwa analisis dimaksud untuk membuat sense dari masing-masing perspektif dan menguji
bukti untuk konsistensi dalam berbagai sumber yang berbeda. Upaya yang dilakukan untuk
mencari kasus-kasus yang bertentangan dengan memperkuat temuan bahkan lebih.
Tujuannya adalah untuk mendasarkan kesimpulan pada data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis.
Ide-ide yang berharga yang dihasilkan oleh penelitian kualitatif cenderung mengikuti
pendekatan "bottom-up", dimana proses atau peristiwa tertentu mendorong
pengembangan konsep yang lebih luas, bukan sebaliknya.
Selain sketsa dan sisipan, empat diskusi tertentu lebih menggambarkan platform
induktif. Pertama, mengarahkan perhatian pada nilai menciptakan ‘studi bank’ (Bab 3,
Bagian A). Kedua, berisi sejumlah besar studi kualitatif bersama dengan topik utama dan
tingkat unit pengumpulan data (Bab 4, Pilihan 3). Ketiga membedah daftar isi studi individu
yang menunjukkan struktur analitik yang luas (Bab 9, Bagian B). Dan keempat terjadi melalui
penggunaan dua contoh spesifik : Contoh studi 1 berjalan melintasi bagian yang paling sulit
dari penelitian kualitatif -data analisis kualitatif- Bab 8 dan 9 dan sampel studi 2
menggambarkan penelitian metode campuran dalam Bab 12.
Pendekatan induktif membantu untuk menampilkan aspek lain dari mosaik peneitan
kualitatif. Keragaman dalam mewakili berbagai disiplin ilmu dan profesi. Sketsa dan contoh
ilustrasi berasal dari bidang-bidang seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu politik, ilmu
manajemen, sosial kerja, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan evaluasi program. Terlepas
dari kedisiplinan akademik, studi juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan utama
kebijakan publik.
Diluar dari pertimbangan yang banyak studi yang dilakukan oleh profesional atau
wartawan, karyanya sering menampilkan dari cara kualitatif dan menutup topik yang
menonjol, paling tidak mencakup pembahasan metodologi mereka, baik yang terpisah dari
teks maupun dalam catatan kaki.
Tujuan dari buku ini tidak hanya untuk menyajikan array penuh prosedur untuk
berlatih penelitian kualitatif tetapi juga untuk memberikan akses langsung ke contoh-contoh
spesifik untuk referensi lebih lanjut. Untuk mengambil keuntungan terbaik dari kesempatan
ini, buku berasumsi bahwa pembaca dapat bervariasi dari yang sangat kurang
berpengalaman peneliti, tetapi tidak ada yang pemula. Dengan kata lain, mungkin pembaca
akan melakukan penelitian kualitatif.
Terakhir, praktik penelitian tercakup dalam sisa buku ini disajikan dari sudut pandang
bahwa pembaca memang telah menemukan alasan yang baik untuk melakukan penelitian-
dalam menanggapi kalimat pertama dari bab ini kualitatif. Karena itu, bimbingan praktis
terus mengasumsikan adanya direncanakan atau studi hipotetis yang sedang berlangsung.
Studi ini mungkin menjadi bagian dari urusan jangka panjang, tetapi mungkin juga akan
selesai dalam jangka waktu satu tahun waktu.