Anda di halaman 1dari 13

CHAPTER 1 :

WHAT IS QUALITY RESEARCH – AND WHY MIGHT YOU


CONSIDER DOING SUCH RESEARCH

Bab ini menjelaskan tentang penelitian kualitatif, dicontohkan dengan topik yang berbeda
dari pembelajaran yang terpublikasi.

A. DAYA TARIK DARI PENELITIAN KUALITATIF: SEBUAH PANORAMA TOPIK


DARI PEMBELAJARAN

Kenapa melakukan penelitian kualitatif? Kamu mungkin hanya ingin mempelajari


setingan dunia nyata. Mencari tahu bagaimana orang menghadapi dan berkembang dalam
setingan seperti itu dan menangkap kekayaan kontekstual dari kehidupan orang orang
sehari hari.
Kamu bisa berfokus pada sekelompok orang yang spesifik, seperti wanita gelandangan,
menghabiskan malam malam sebagai sukarelawan di pengungsian gelandangan, dan
membantu yang lain untuk memahami bagaimana wanita itu berhadapan dengan tantangan
sehari harinya, di dalam dan di luar pengungsian (e.g., Liebow, 1993). Sepanjang jalan, kamu
mungkin mendapatkan wawasan bagaimana wanita itu berada dalam keadaan tersebut.
Kamu mungkin bisa mengilustrasikan wawasan ini dengan melacak jejak sejarah dari wanita
wanita individual ini.
Daya tarik dari penelitian kualitatif adalah bahwa hal itu memungkinkannya untuk
melakukan suatu studi mendalam tentang sekumpulan topik yang luas, termasuk
kegemaran yang dimiliki, dalam istilah sederhana dan sehari hari. Bahkan, penelitian
kualitatif menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam memilh topik yang menarik
karena metode penelitian yang lain seperti memaksa dengan :
 Ketidak mampuan untuk membangun kondisi penelitian yang dilakukan (seperti saat
kita melakukan eksperimen)
 Tidak tersedianya seri data yang memadai atau kurangnya cakupan variabel yang
cukup (seperti dalam pembelajaran ekonomi)
 Kesulitan dalam menggambar sampel yang memadai dari responden dan
mendapatkan tingkat respon yang cukup tinggi (seperti pada survey)
 Keterbatasan lain seperti yang dikhususkan untuk mempelajari masa lalu tapi tidak
berkelanjutan ( seperti dala sejarah)

Saat ini, penelitian kualitatif menjadi dapat diterima, jika tidak mainstream bentuk dari
peelitian di banyak akademik yang berbeda dan profesional lapangan. Sebagai hasil,
sejumlah besar murid dan sarjana yang melakukan penelitian kualitatif dapat menjadi
bagian dari berbagai disiplin ilmu sosial atau profesi yang berbeda. Dalam setiap bidang ini,
penelitian kualitatif merupakan cara yang menarik dan bermanfaat dalam melakukan
penelitian.

B. KEISTIMEWAAN PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian Kualitatif : Cakupan Area Penyelidikan


Keragaman disebut penelitian kualitatif, karena relevansinya dengan berbeda disiplin
dan profesi, menantang siapapun untuk sampai pada definisi yang ringkas. Terlalu singkat
definisi akan tampak untuk mengecualikan suatu disiplin atau yang lainya. Terlalu
luas definisi akan tampak sia-sia secara global. Bahkan, jangka penelitian
kualitatif mungkin seperti istilah lain dari genre yang sama misalnya, penelitian sosiologis,
psikologis penelitian, atau penelitian pendidikan. Dalam disiplin atau profesi itu
sendiri, setiap istilah berkonotasi bagian besar sebuah penelitian, merangkul berbagai
metode yang sangat kontras. Berpikir sederhana, misalnya, psikologi klinis dan
eksperimental. Keduanya membentuk bagian yang kuat dari bidang yang sama, meskipun
metodenya sangat berbeda.
Lima Fitur Penelitian Kualitatif

Alih-alih mencoba untuk sampai pada definisi tunggal penelitian kualitatif, ada lima
fitur tercantum dan kemudian dibahas secara satu per satu :

1. Mempelajari arti kehidupan masyarakat, dalam kondisi dunia nyata.

2. Mewakili pandangan dan perspektif masyarakat dalam sebuah penelitian.

3. Meliputi kondisi kontekstual di mana orang hidup.

4. Berkontribusi wawasan ke dalam konsep yang ada (muncul) yang dapat membantu
untuk menjelaskan perilaku sosial manusia.

5. Berusaha untuk menggunakan beberapa sumber bukti daripada mengandalkan


satu sumber saja.

Pertama, penelitian kualitatif pertama melibatkan mempelajari arti dari kehidupan


masyarakat, dalam kondisi dunia nyata. Orang akan tampil dalam peran mereka sehari-hari
atau telah menulis buku harian, jurnal, menulis, dan bahkan fotografi-sepenuhnya
independen dari penyelidikan penelitian mereka sendiri. Interaksi sosial akan terjadi dengan
intrusi yang minimal oleh prosedur penelitian buatan, dan orang-orang akan mengatakan
apa yang ingin mereka katakan, atau tidak, misalnya, terbatas pada menanggapi kuesioner
prapembagunan seorang peneliti. Demikian juga, orang tidak akan terhambat oleh batas-
batas yang dimiliki laboratorium. Dan mereka tidak akan diwakili oleh rata-rata statistik -
yang sekaligus dapat mewakili secara akurat seluruh populasi tetapi sebenarnya menurut
definisi tidak berbicara dengan salah satu, kehidupan nyata.
Kedua, penelitian kualitatif berbeda karena kemampuannya untuk mewakili
pandangan dan perspektif dari para peserta dalam sebuah penelitian. Menangkap
perspektif mereka mungkin tujuan utama dari penelitian kualitatif. Dengan demikian,
peristiwa dan ide-ide yang muncul dari penelitian kualitatif dapat mewakili makna yang
diberikan kepada peristiwa kehidupan nyata oleh orang-orang yang tinggal mereka, bukan
nilai-nilai, prasangka, atau makna yang dimiliki oleh peneliti.
Ketiga, penelitian kualitatif mencakup kondisi-kontekstual kondisi sosial,
kelembagaan, dan lingkungan di mana kehidupan masyarakat berlangsung. Dalam banyak
hal, kondisi kontekstual dapat sangat mempengaruhi semua peristiwa manusia.
Keempat, penelitian kualitatif tidak hanya buku harian atau kronik kehidupan sehari-
hari. Fungsi tersebut akan menjadi versi biasa pada peristiwa dunia nyata. Sebaliknya,
penelitian kualitatif didorong oleh keinginan untuk menjelaskan peristiwa ini, melalui
konsep-konsep yang ada atau muncul. Demikian pula, penelitian kualitatif dapat menjadi
kesempatan untuk mengembangkan konsep-konsep baru. Konsep mungkin mencoba untuk
menjelaskan proses-proses sosial. Sebuah konsep ilustrasi yang ditawarkan oleh penelitian
kualitatif adalah gagasan dari subtractive schooling, digunakan untuk memberikan
penjelasan yang berpotensi berguna dan membentuk sebuah platform untuk pertanyaan
baru. Bahkan, studi tanpa konsep, apakah yang sudah ada atau baru, atau tanpa ada
penafsiran sama sekali, akan menyerupai buku harian atau kronik tetapi penelitian tidak
kualitatif.
Kelima, penelitian kualitatif berusaha untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, dan
menyajikan data dari berbagai sumber bukti sebagai bagian dari studi yang
diberikan. Kompleksitas pengaturan lapangan dan keragaman peserta yang cenderung
menjamin penggunaan wawancara dan observasi dan bahkan pemeriksaan dokumen dan
artefak. Kesimpulan studi kemungkinan akan didasarkan pada triangulasi data dari sumber
yang berbeda. Konvergensi ini akan menambah kredibilitas penelitian dan kepercayaan
(lihat lebih lanjut tentang tujuan ini pada akhir bab ini).

Praktek umum
Mengartikulasikan bagaimana lima fitur ini khas mengkonversi ke dalam praktek
penelitian aktual menjadi tugas sisa buku ini seluruh. Beberapa praktek secara singkat
terdaftar berikutnya. Namun, Kamu harus beralih ke bab lain untuk rincian tentang
bagaimana dan praktek lainnya dapat digunakan:

1. Penggunaan desain penelitian yang fleksibel daripada fixed, meliputi delapan


pilihan, seperti memperkuat validitas studi ini, memilih sampel untuk menjadi belajar,
dan yang bersangkutan dengan generalisasi (lihat Bab 4).
2. Koleksi Data berbasis lapangan -mencoba untuk menangkap kontekstual kondisi
serta peserta perspektif- dihasilkan dengan memeriksa buku harian, jurnal, tulisan,
foto, atau artefak lain yang terkait dengan peserta sendiri (lihat Bab 5 dan 6).
3. Analisis data non-numerik -termasuk pilihan tentang apakah akan menggunakan
berbagai jenis perangkat lunak komputer dalam proses (lihat Bab 8).
4. interpretasi temuan dari penelitian kualitatif, yang dapat melibatkan menantang
generalisasi konvensional dan stereotip sosial (lihat Bab 9).

C. KEBERAGAMAN DUNIA PENELITIAN QUALITATIF

Penelitian kualitatif mencakup mosaik orientasi serta pilihan metodologis. Terdapat


tiga kondisi khusus untuk berkontribusi dalam mosaik tersebut, yaitu : banyaknya potensi
interpretasi dari peristiwa manusia yang dipelajari, potensi keunikan peristiwa tersebut, dan
variasi metodologis yang tersedia dalam penelitian kualitatif.

Beberapa Interpretasi dari Peristiwa yang Sama

Kondisi awal berasal dari keinginan peserta studi penelitian kualitatif untuk
memahami arti dari peristiwa nyata berdasarkan perspektifnya.

Peristiwa yang terjadi dapat diartikan secara emic ataupun etik, yang biasanya akan
memberikan pengertian yang berbeda berdasarkan sistem pengamatan nilai,
kecenderungan peserta, jenis kelamin, usia, bahkan ras. Perspektf emic merupakan
perspektif yang digunakan untuk menangkap makna peristiwa menurut orang yang terlibat
dalam peristiwa yang terjadi. Sedangkan perspektif etik melihat makna peristiwa tersebut
dari sudut pandang eksternal.

Proses deskriptif tidak dapat mencakup seluruh peristiwa yang mungkin bisa diamati
di lapangan, karena setiap data yang diamati (contohnya seperti menggunakan video yang
berisi tentang perilaku sosial), memiliki dasar parameter tersendiri yang ditentukan oleh
peneliti (berdasarkan dimana, kapan, dan apa yang ingin di rekam / diambil datanya).

Deskripsi yang tebal merupakan salah satu cara dalam mencoba untuk
mengungkapkan atau meningkatkan kesadaran seseorang pada selektivitas dan kategori
yang terbentuk sebelumnya (Becker, 1998). Semakin tebal suatu deskripsi, maka selektifitas
dapat semakin berkurang.

Selain melakukan deskripsi yang tebal, terdapat praktek lapangan lainnya meliputi
“bagaimana menghadapi diri sendiri hanya dengan hal – hal yang akan mengeluarkan kita
dari kategori yang biasa, pernyataan masalah yang biasa, penyelesaian yang biasa”(Becker,
1998) dan “mengidentifikasi kasus yang mungkin dapat mengecewakan pemikiran dan
pencarian kita”. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah peneliti memaksakan
pendapat atau penafsiran mereka (etik) ke dalam pendapat orang yang mengikuti peristiwa
(emik). Menurut hal tersebut, definisi dari kerja lapangan adalah dibangun (Guba, 1990).
Ketika mempelajari budaya orang atau suatu tempat, deksripsi peneliti dapat dianggap
interpretasi urutan kedua atau ketiga karena mereka mewakili hal yang ingin dicapai oleh
peneliti.

Mengikuti logika tersebut, peneliti lapangan memiliki peran sebagai alat penelitian
yang utama karena fenomena penting yang terjadi (seperti budaya), tidak dapat diukur
dengan instrumen eksternal (alat ukur fisik, prosedur eksperimental, atau kuisioner) tetapi
hanya dapat terungkap dengan membuat kesimpulan mengenai perilaku dan berbicara pada
orang yang diamati (Spradley, 1979).

Orang yang melakukan penelitian kualitatif melihat kemungkinan adanya multitafsir


secara emic maupun etik dari suatu peristiwa yang sama, dan bukan melihat kendalanya.
Hal tersebut dikarenakan yang mendasari penelitian kualitatif kebanyakan adalah untuk
menunjukkan bagaimana perspektif orang yang terlibat dalam peristiwa berdasarkan sudut
pandang eksternal (peneliti). Dengan melakukan penelitian secara multitafsir, maka
penelitian kualitatif menggunakan jelis penelitian relativis (berdasarkan beberapa realitas
dan tergantung pada pengamat) dan bukan menggunakan jenis realis (berdasarkan realitas
tunggal dan fakta – fakta yang ada, terlepas dari pengamat). Kebanyakan penelitian
kualitatif berada diantara keduanya, maksudnya adalah dengan menerima beberapa realitas
dengan menyoroti perspektif orang – orang yang terlibat dalam peristiwa tanpa
memaksakan mereka untuk bergantung pada fakta yang ada. Selain itu peneliti juga dapat
menyertakan presentasi aspek penting dalam penelitian berdasarkan persepsinya. Atau
penelitian yang dilakukan dapat condong ke arah menerima satu realitas dengan
berdasarkan sumber data yang berbeda dan berusaha untuk membuat fakta. Dalam hal ini,
tujuan peneliti adalah untuk mendefinisikan suatu realitas tertentu dengan meminimalkan
kontaminasi antara interpretasi dari peneliti dengan orang – orang yang terlibat dalam
peristiwa tersebut.

Keunikan Peristiwa Manusia

Peristiwa manusia dianggap unik atau memiliki beberapa sifat yang relevan dan
berpotensi berlaku untuk situasi lain. Sebaliknya, peneliti juga bisa mempelajari situasi yang
sama dan berusaha mengidentifikasi implikasikannya untuk situasi yang lain. Dalam
penelitian kualitatif, studi femonologis, menekankan hermeneutik dan analisis interpretatif,
lebih baik dikhususkan untu mengangkap keunikan dari suatu peristiwa. Sebagai contoh,
peneliti melakukan studi psikologi, sehingga melibatkan diri dengan orang psikologi. Dalam
keteribatan tersebut, terdapat kemungkinan peneliti akan mengikuti mereka selama
bertahun – tahun, berbagi perjuangan, terjadi kontradiksi, konflik, dan banyak pengalaman
lain.

Studi fenomenologis hadir tidak hanya untuk peristiwa yang diteliti tetapi juga untuk
konteks politik, sejarah, dan sosial budaya dari peristiwa tersebut. Salah satu hal yang
dilawan dalam studi fenomenologis adalah kepentingan dalam mengembangkan
generalisasi karena dapat merusak fokus pada keunikan peristiwa (Van Manen, 1990).

Tetapi, walaupun mengambil sikap seperti itu, keunikan peristiwa yang sedang
diteliti tidak menghalangi studi fenomenologis dari menggunakan jenis prosedur
pengumpulan data yang sama dalam studi nonfenomenologis. Prosedur yang di maksud
meliputi memperoleh deskripsi pengalaman dari berbagai orang penting, melakukan
wawancara, melakukan observasi, dan mengumpulkan informasi tentang pengalaman
hidup, dan sumber lain seperti buku harian, jurnal, dan log.
Studi fenomenologis juga cenderung menggunakan prosedur analisis data yang sama
seperti dalam studi nonfenomenologis. Misalnya, penekanan oleh penelitian fenomenologis
dalam menangkap dan menafsirkan kata – kata dan bahasa dari pelaku peristiwa, dapat
menjadi kata – kata original dari peneliti dengan interpretasi yang dilakukan oleh peneliti,
dan dengan transformasi kata, serta potensial kebutuhan untuk beberapa jenis analisis
tematik, yang merupakan prosedur yang tidak jauh berbeda dengan yang digunakan
penelitian kualitatif yang lain. Dengan kata lain, terdapat banyak prosedur penelitian umum
masih mendasari penelitian kualitatif yang dapat digunakan secara berbeda dalam orientasi
filosofis dan desain penelitiannya.

Apakah akan meniru salah satu Varian Penelitian Kualitatif

Sebuah kondisi ketiga berkontribusi terhadap poin mosaik keseluruhan untuk jumlah
besar metodologi yang diakui secara resmi dalam penelitian kualitatif. Dalam
mendefinisikan penelitian kualitatif Anda sendiri, Anda mungkin ingin meniru salah satu
variasi. Tidak ada tipologi formal atau persediaan ada, tapi bimbingan khusus ditemukan di
banyak artikel dan buku memberikan model yang cukup dari variasi yang dapat diikuti dalam
penelitian Anda sendiri. Misalnya, pertimbangkan 10 variasi digambarkan cenderung
menjadi salah satu bentuk yang diterima secara umum penelitian kualitatif. Mereka tidak
melakukan kelompok ke setiap kategori tertib,akibatnya variasi dapat tumpang tindih .

Anda harus peka terhadap variasi ini, tetapi Anda tidak perlu memilih di antara
mereka jika Anda tidak ingin. Oleh karena itu Anda harus menghargai dan peka terhadap
kemungkinan bahwa artikel diambil dari penelitian kualitatif berbeda Beberapa sarjana
juga telah mengidentifikasi preferensi analitik yang berbeda untuk menemani variasi yang
berbeda.Meskipun begitu, kualitas umum yang membedakan penelitian kualitatif di semua
variasinya juga terus terjadi dan menjadi lebih baik diakui. Terlepas dari variasi tertentu,
hampir semua penelitian kualitatif tampaknya mengikuti sebagian besar, jika tidak semua,
dari lima fitur penelitian kualitatif dijelaskan sebelumnya.

Menariknya, jenis penelitian kualitatif umum muncul dalam jurnal akademik.


Keduanya telah mengabdikan cukup ruang untuk berbagai studi kualitatif kutipan serupa
dapat ditemukan dalam disiplin akademik lain yang puncaknya jurnal juga melayani semua
jenis penelitian, bukan hanya penelitian kualitatif. Demikian juga, menekan universitas
menerbitkan banyak penelitian kualitatif yang menganggap karakteristik yang lebih umum
dari penelitian kualitatif dan yang tidak jatuh dalam setiap varian tertentu.penelitian
kualitatif tidak berarti metodologi yang kaku. Desain penelitian Anda, metode pengumpulan
data tertentu, dan alternatif analitik seperti apakah data "kode" atau tidak, semua masih
melibatkan satu set pilihan yang adalah milikmu untuk membuat.

Strategi Meditasi

Anda dapat memediasi dalam mosaik orientasi dan metodologi dalam salah satu dari
dua cara. Kedua cara membantu Anda untuk melanjutkan dengan studi kualitatif, apakah
Anda berencana untuk mengikuti salah satu variasi atau melakukan bentuk umum dari
penelitian kualitatif.

Mengejar cara pertama, Anda secara eksplisit dapat mengenali setiap pilihan
metodologis sebelumnya dan kemudian menunjukkan sensitivitas Anda tentang
kesempatan hubungan mereka, kendala, dan dasar-dasar filosofis. Lokasi epistemologis bisa
berada di salah satu ekstrem dibuat dengan memilih dari kombinasi relativis-realis.

Setelah menyatakan lokasi epistemologis, Anda kemudian akan menunjukkan


bagaimana desain penelitian dan pemilihan prosedur penelitian Anda mencerminkan
menyatakan lokasi-sebagian oleh mengutip penelitian lain yang telah membuat pilihan yang
sama dan telah menyatakan tindakan pencegahan yang sesuai.

Suara-suara yang berbeda akan menampung dan melengkapi lokasi epistemologis


yang Anda pilih.Melakukan strategi mediasi kedua, alternatif dan cara yang sama layak
berurusan dengan mosaik adalah dengan mengasumsikan bahwa "semua jenis penyelidikan,
sejauh tujuannya adalah untuk mencapai kesimpulan yang kredibel, Kesamaan tersebut
dapat mendasari semua penelitian kualitatif, terlepas dari pilihan, varian, atau
menyesuaikan dalam mosaik.
D. MEMBANGUN KEPERCAYAAN DAN KREDIBILITAS DALAM PENELITIAN
KUALITATIF

Hal yang perlu diperhatikan adalah, untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas
dalam kualitatif, ada 3 objektif yang perlu diketahui yaitu transparansi, methodic-ness dan
kepatuhan terhadap bukti :

Transparansi

Cara membangun kepercayaan dan kredibilitas adalah dengan mengakses penelitian


yang dilakukan secara kualitatif tersebut ke publik. Artinya prosedur penelitian yang
dilakukan haruslah transparan.

Artinya, tujuan utamanya untuk menjelaskan dan mendokumentasikan prosedur


penelitian kualitatif sehingga masyarakat dapat melihat, meninjau serta dapat mencoba
untuk memahaminya sehingga semua data harus tersedia untuk melakukan pengujian.
Sedangkan ide umum adalah masyarakat yang meneliti pekerjaan tersebut dan bukti yang
digunakan untuk mendukung temuan dan kesimpulan. Pengawasan dapat mengakibatkan
kritik, dukungan, ataupun perbaikan. Selain itu, semua orang yang terlibat dengan studi
penelitian kualitatif, harus dapat melakukan pengujian yang seperti itu. Dengan cara ini,
studi akhir harus mampu menahan penelitian degan cermat oleh orang lain. (Mis, Yardley,
2009, hlm. 243-250).

Methodic-ness

Tujuan yang kedua adalah untuk melakukan penelitian kualitatif metodik. Untuk
menjadi metodik, harus mengikuti prosedur penelitian dengan tertib dan meminimalkan
kerja yang ceroboh serta menghindari bias atau distorsi yang disengaja dalam pelaksanaan
penelitian. Artinya menjadi metodik berarti membawa kelengkapan untuk upaya penelitian,
serta cross-checking dalam prosedur penelitian dan data-datanya.
Eisenhart (2006) telah membahas cara yang dapat diunakan terkait untuk melayani
methodic-ness objektif. Eisenhart juga mendesak peneliti kualitatif untuk menunjukan
bahwa data dan interpretasi yang akurat dari beberapa sudut pandang, diduga berinteraksi
antara posisi peneliti dan peristiwa serta pesertanya yang khususnya mengarah pada
sensitivitas tentang perlunya pelaporan. Dalam penelitian ekperimental, salah satu rekan
dapat menjadi kontrol kualitas sebagai bagian dari pengumpulan data ekperimen terutama
mengatasi ancaman ‘efek eksperimen’ (Rosenthal. 1966). Sebagai rekan, peneliti
melakukan penelitian non-kualitatif.

Kepatuhan terhadap Bukti

Tujuan terakhir adalah penelitan kualitatif didasarkan pada set eksplisit bukti. Bagi
banyak penelitian, terutama yang tujuannya untuk memiliki peserta yang menggambarkan
proses pengambilan keputusan mereka, bukti akan bergantung pada bahasa yang digunakan
peserta. Dalam situasi ini, bahasa dinilai sebagai representasi dari realitas. Fungsi seperti ini
berbeda dari situasi yang lainnya, dimana studi domain berkaitan dengan prilaku
masyarakat. Dengan situasi seperti ini, kata yang digunakan peserta akan dilihat sebagai
‘self-report’ akan prilaku mereka sendiri.

Kesimpulan sebuah studi kasus harus diambil berdasarkan pada data, terlepas dari
jenis data yang dikumpulkan. Jika memiliki beberapa perspektif, Andersonn-Levitt mencatat
bahwa analisis dimaksud untuk membuat sense dari masing-masing perspektif dan menguji
bukti untuk konsistensi dalam berbagai sumber yang berbeda. Upaya yang dilakukan untuk
mencari kasus-kasus yang bertentangan dengan memperkuat temuan bahkan lebih.
Tujuannya adalah untuk mendasarkan kesimpulan pada data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis.

Studi ilustrasi Ditawarkan oleh Buku Ini

Ide-ide yang berharga yang dihasilkan oleh penelitian kualitatif cenderung mengikuti
pendekatan "bottom-up", dimana proses atau peristiwa tertentu mendorong
pengembangan konsep yang lebih luas, bukan sebaliknya.
Selain sketsa dan sisipan, empat diskusi tertentu lebih menggambarkan platform
induktif. Pertama, mengarahkan perhatian pada nilai menciptakan ‘studi bank’ (Bab 3,
Bagian A). Kedua, berisi sejumlah besar studi kualitatif bersama dengan topik utama dan
tingkat unit pengumpulan data (Bab 4, Pilihan 3). Ketiga membedah daftar isi studi individu
yang menunjukkan struktur analitik yang luas (Bab 9, Bagian B). Dan keempat terjadi melalui
penggunaan dua contoh spesifik : Contoh studi 1 berjalan melintasi bagian yang paling sulit
dari penelitian kualitatif -data analisis kualitatif- Bab 8 dan 9 dan sampel studi 2
menggambarkan penelitian metode campuran dalam Bab 12.

Pendekatan induktif membantu untuk menampilkan aspek lain dari mosaik peneitan
kualitatif. Keragaman dalam mewakili berbagai disiplin ilmu dan profesi. Sketsa dan contoh
ilustrasi berasal dari bidang-bidang seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu politik, ilmu
manajemen, sosial kerja, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan evaluasi program. Terlepas
dari kedisiplinan akademik, studi juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan utama
kebijakan publik.

Diluar dari pertimbangan yang banyak studi yang dilakukan oleh profesional atau
wartawan, karyanya sering menampilkan dari cara kualitatif dan menutup topik yang
menonjol, paling tidak mencakup pembahasan metodologi mereka, baik yang terpisah dari
teks maupun dalam catatan kaki.

Tujuan dari buku ini tidak hanya untuk menyajikan array penuh prosedur untuk
berlatih penelitian kualitatif tetapi juga untuk memberikan akses langsung ke contoh-contoh
spesifik untuk referensi lebih lanjut. Untuk mengambil keuntungan terbaik dari kesempatan
ini, buku berasumsi bahwa pembaca dapat bervariasi dari yang sangat kurang
berpengalaman peneliti, tetapi tidak ada yang pemula. Dengan kata lain, mungkin pembaca
akan melakukan penelitian kualitatif.

Terakhir, praktik penelitian tercakup dalam sisa buku ini disajikan dari sudut pandang
bahwa pembaca memang telah menemukan alasan yang baik untuk melakukan penelitian-
dalam menanggapi kalimat pertama dari bab ini kualitatif. Karena itu, bimbingan praktis
terus mengasumsikan adanya direncanakan atau studi hipotetis yang sedang berlangsung.
Studi ini mungkin menjadi bagian dari urusan jangka panjang, tetapi mungkin juga akan
selesai dalam jangka waktu satu tahun waktu.

Anda mungkin juga menyukai