Anda di halaman 1dari 4

Mewaspadai Invasi Virus

Demam Berdarah Dengue Di DKI Jakarta

Oleh : Atep Afia Hidayat – Staf Pengajar Teknik seratus ribu penduduk, namun kewaspadaan
Industri Universitas Mercu Buana, Jakarta. tetap saja harus ditingkatkan.

Tahun 2011 ini DBD masih tetap mengancam


wilayah Provinsi DKI Jakarta. Menurut Gubernur
Fauzi Bowo (dalam detikNews 9 Februari 2010),
upaya pengendalian DBD di masyarakat
difokuskan pada pencegahan penularan kasus
DBD di antaranya melalui Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), Pengendalian Vektor
Penular melalui pemasangan Lavitrap dan
Penyelidikan Epidemologi (PE). Sedangkan
upaya pengendalian DBD pada tingkat klinis
dilaksanakan pada tingkat Puskesmas dan
rumah sakit yang difokuskan pada deteksi dini
dan pencegahan kematian akibat demam
berdarah dengan diagnosa demam dengue.

Invasi penyakit DBD selalu terjadi pada Januari


dan Februari sebagaimana tahun-tahun
sebelumnya. Penyakit DBD disebarkan oleh
nyamuk jenis Aedes aegypti yang populasinya
meningkat pesat pada saat musim hujan.

Simbiosis Virus dan Nyamuk

Nyamuk Aedes aegypti berukuran relatif kecil,


berwarna hitam, pada kaki dan badannya
Anomali cuaca yang tidak menentu seperti saat bergaris-garis putih, yang menggigit manusia
ini, menimbulkan kondisi lingkungan yang hanya yang betina. Sampai saat ini para ahli
rentan terhadap mewabahnya kasus Demam belum dapat mengidentifikasikan, apakah virus
Berdarah Dengue (DBD). Meskipun kasus DBD termasuk hewan atau tumbuhan. Yang jelas
di Provinsi DKI Jakarta selama 2010 turun virus merupakan mahluk hidup yang tergantung
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dengan pada organisme hidup lain (parasit), tubuhnya
angka kesakitan turun dari 214 menjadi 144 per hanya terdiri dari nucleo protein.
Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh pembuluh darah, maka cairan dasar darah
nyamuk Aedes aegypti dan tersebar ke seluruh (plasma) segera membentuk antibody.
jaringan tubuh nyamuk, termasuk kelenjar air
liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit orang Dalam tubuh manusia, antibody meliputi
antytoksin (penggumpal benda asing),
sehat, maka nyamuk akan mengeluarkan air
liurnya supaya darah tidak membeku. Pada saat praecipitin (pengendap benda asing) dan
yang bersamaan, melalui air liur ikut ditularkan opsonin (mengaktifkan leukosit). Leukosit
virus ke dalam pembuluh kapiler orang sehat merupakan salah satu jenis sel darah. Dalam
setiap mm3 darah terdapat 6.000-9.000
tersebut.
leukosit, jumlahnya terus bertambah kalau
Nyamuk Aedes aegypti melakukan aktivitasnya terjadi infeksi. Bila fungsi eritrosit untuk
pada siang hari, bisa di dalam atau di luar mengikat oksigen, trombosit untuk
rumah, terutama di tempat yang agak gelap. membekukan darah ketika luka, maka fungsi
Pada malam hari nyamuk tersebut berada di leukosit ialah untuk membersihkan darah dari
dalam rumah, bertengger pada benda-benda benda asing. Dengan demikian leukosit berada
yang digantung seperti pakaian, terutama di di garis terdepan untuk menghalau “invasi”
tempat gelap. Nyamuk Aedes aegypti biasanya virus penyebab DBD.
menggigit berulang kali, dengan sasaran
beberapa orang sekaligus dalam waktu singkat.
Mengenali Gejala DBD

Gejala penyakit DBD tidak khas dan sulit


dideteksi sejak dini. Gejala awal biasanya mirip
Perang Virus Vs Antibodi dengan gejala flu, sehingga sering diduga flu,
seperti mendadak demam tinggi (panas tinggi)
DBD tergolong penyakit infeksi, yaitu penyakit selama 2-7 hari, disertai sakit kepala, mual,
yang disebabkan oleh masuknya muntah, sakit perut, batuk, kerongkongan sakit
mikroorganisme (patogen) seperti virus, bakteri
dan sesak nafas.
atau jamur ke dalam tubuh manusia.
Mikroorganisme tersebut akan berkembang- Gejala lainnya ingusan, mata merah, sakit pada
biak dan menimbulkan gangguan seperti daerah sekitar mata, sakit pada tulang
menggerogoti dan memakan sel tubuh manusia, belakang, sakit di seluruh persendian dan otot,
bisa juga menyerap bahan makanan yang mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah di
seharusnya dimanfaatkan tubuh manusia ( di kulit atau pendarahan spontan di kulit (bintik-
dalam system pencernaan). bintik tersebut kalau ditekan tidak mau hilang,
dengan uji tourniquet, yaitu dengan mengikat
Bila antibody di dalam tubuh manusia tidak tali elastik pada lengan penderita selama lima
bekerja efektif (kalah “perang “ oleh virus),
menit, bintik-bintik akan tampak lebih jelas).
maka akan timbul gejala-gejala tertentu yang
spesifik sesuai dengan jenis virus atau Gejala beikutnya sering mengeluh sakit ulu hati
patogennya. Saat mikroorganisme patogen disertai gelisah (depresi) dan banyak keluar
(antigen) seperti virus masuk ke dalam keringat tapi kulit terasa dingin. Pada tahap
yang lebih parah, selain terjadi bercak-bercak
pendarahan berupa memar, pendarahan dari pemeriksaan berkala terhadap kadar
hidung, gusi, muntah darah, juga terjadi hemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah
pengeluaran darah dari dubur (tinja lembek dan (hematokrit), jumlah trombosit, nadi, tekanan
kehitaman). Dalam beberapa hari kondisi darah, perdarahan yang mungkin terjadi dan
menjadi lebih parah dan sering menimbulkan kondisi umum penderita.
kematian.

Sampai saat ini belum ditemukan “senjata


pemusnah” virus dengue, dengan demikian Upaya Pencegahan
masih mengandalkan “pertahanan Dalam kasus wabah penyakit DBD, yang perlu
konvensional” berupa antibody. Belum diperhatikan secara cermat ialah perkembang-
ditemukannya obat atau antibiotik untuk biakan nyamuk Aedes aegypti. Strategi umum
menghalau virus dengue, tentu saja menuntut yang harus ditempuh ialah memberantas jentik-
kondisi antibody dalam kulitas dan kuantitas jentik nyamuk tersebut melalui: (1)
yang memadai. Untuk itulah dilakukan transfusi membersihkan dan mengganti air bak mandi,
darah sesuai kebutuhan dan kondisi penderita, jambangan bunga, paling sedikit seminggu
bisa plasmanya saja, eritrosit atau suspensi sekali; (2) membersihkan talang-talang air
trombosit saja. Pengobatan yang dikembangkan paling sedikit sebulan sekali; (3) membalikkan
antara lain untuk mengatasi kebocoran dinding ember plastik atau tempat air bila tidak
pembuluh darah dan mencegah pembekuan digunakan; (4) musnahkan tempat-tempat
darah intravaskular. terjadinya genangan air, terutama ketika musim
Virus dengue dalam tubuh manusia hanya hujan tiba; (5) memelihara ikan dalam bak
“numpang-lewat”, pada hari kelima penderita mandi (ikan tersebut biasa memakan jentik
mengalami demam, virus tersebut segera nyamuk); (6) menaburkan obat pembunuh
menghilang. Namun yang perlu diwaspadai jentik nyamuk.
selama periode tersebut penderita menjadi Pencegahan DBD secara kolektif ialah melalui
sumber penularan yang efektif. Darah penderita penyemprotan (foging), dengan menggunakan
DBD positif mengandung virus dengue. Jika insektisida berbahan aktif Malathion.
orang tersebut kembali digigit nyamuk Aedes Penyemprotan di lingkungan tempat tinggal
aegypti, maka virus akan terhisap ke dalam (RT-RW) perlu memperhatikan aspek teknis
tubuh nyamuk. Jika nyamuk menggigit orang medis dan aspek non teknis medis. Aspek teknis
sehat, maka DBD pun akan menular. medis berdasarkan laporan rumah sakit
Gangguan yang ditumbulkan virus dengue setempat yang dilandasi diagnosis yang pasti,
antara lain terjadinya percampuran atibodi setelah diperoleh konfirmasi klinis dan
dengan berbagai senyawa dalam darah, laboratorium. Aspek teknis non medis
kemudian terbentuk anaphylatoxin, yaitu berdasarkan laporan masyarakat, setelah
semacam protein yang merusak dinding petugas kesehatan melakukan pengamatan
pembuluh darah. Hal tersebut dibuktikan lapangan.
dengan dengan adanya kasus perdarahan Untuk mecegah “invasi” virus dengue, selain
bagian tubuh tertentu dari penderita. Oleh menuntut “ketahanan individu” berupa daya
sebab itu di rumah sakit perlu dilakukan
tahan tubuh yang prima, juga menuntut
“ketahanan kolektif” berupa masyarakat yang
memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan
lingkungan. Bagaimanapun, lebih baik
mencegah daripada mengobati. Dengan
demikian untuk membebaskan Jakarta dari
invasi DBD perlu ada kerjasama yang serasi dan
berkesinambungan antara masyarakat dengan
pemerintah, terutama Dinas Kesehatan DKI
Jakarta. (Atep Afia).

Sumber Gambar :

Dimuat di :

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011
/01/14/mewaspadai-invasi-virus-demam-
berdarah-dengue-di-dki-jakarta/

Anda mungkin juga menyukai