Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit kanker bisa menyerang siapa saja. Resiko kanker akan terus

meningkat seiring dengan penambahan usia. Salah satu kanker yang sering

terjadi adalah kanker recti. Seseorang yang memiliki riwayat peradangan

saluran cerna seperti kolit usus kronis, tergolong berisiko tinggi untuk

berkembang menjadi kanker recti. Demikian juga dengan mereka yang

memiliki riwayat penyakit kanker tersebut, risiko terkena penyakit ini bisa

menyerang pada kelompok usia mana pun di bawah 60 tahun. Data dari

Amerika Serikat dan Inggris memperlihatkan, orang yang berusia antara 60

sampai 80 tahun berisiko tiga kali lipat dari kelompok usia lainnya.
Kanker rekti atau kanker rektal merupakan salah satu jenis kanker yang

tercatat sebagai penyakit mematikan di dunia. Diagnosis kanker rekti pada

umumnya tidaklah sulit, namun kenyataanya penderita sering terdiagnosis

pada stadium lanjut sehingga pembedahan kuratif sering kali tidak dapat

dilakukan. Padahal, jika penderita terdeteksi secara dini menderita kanker

rekti sebelum stadium lanjut, kemungkinan untuk sembuh bisa mencapai

50%. Pemeriksaan colok dubur merupakan sarana diagnosis yang paling

tepat, dimana 90% diagnosis karsinoma rekti dapat ditegakkan dengan colok

dubur, namun pada kenyataannya pada penelitian hanya 13% dokter

puskesmas dan dokter umum yang melakukan colok dubur pada penderita

dengan keluhan BAB berdarah (Hassan,2006)


Kanker rektal merupakan penyakit kanker yang menempati urutan ketiga

terbesar di dunia dan penyebab kematian keempat terbanyak di dunia yang

disebabkan karena kanker. Menurut International Agency for Research on


Cancer (IARC), pada tahun 2012 kanker rektal merupakan penyakit kanker

ketiga terbanyak dengan jumlah penderita sebanyak 1,36 juta dari 14,1 juta

penderita kanker, dimana peringkat pertama terbanyak adalah kanker paru -

paru dengan jumlah penderita sebanyak 1,82 juta dan peringkat kedua adalah

kanker payudara dengan jumlah penderita 1,67 juta. Di Indonesia, kanker

kolorektal termasuk ke dalam 10 penyakit kanker (payudara, leher rahim,

kelenjar getah bening, kulit, nasofaring, tiroid, dan ovarium) yang banyak

diderita masyarakat Indonesia (Siregar, 2007).


Tingginya kasus kanker rektal disebabkan karena hampir setengah dari

pasien terdiagnosis pada tahap lanjutan, sehingga penanganan sulit dilakukan.

Banyaknya jumlah penderita kanker rektal yang terdiagnosis pada tahap

lanjutan disebabkan karena pada tahap awal biasanya tidak muncul gejala

pada penderita Selain itu, gejala dari kanker rektal sering tidak spesifik,

sehingga pengenalan dini dari gejala kanker kolorektal menjadi tantangan

bagi dokter maupun pasien. Setelah kanker dapat dideteksi, maka selanjutnya

dilakukan penentuan stadium kanker rektal untuk mengetahui tahapan

perkembangan kanker sehingga pasien mendapat pengobatan sesuai dengan

stadium kanker yang diderita. (American Cancer Society, 2011).


Tingginya angka kematian akibat kanker rekti mendorong upaya

untuk menurunkan angka kematian tersebut. Upaya yang mungkin dilakukan

adalah dengan deteksi kanker rekti secara dini. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Riwanto dkk, bahwa angka kemungkinan untuk bertahan

hidup dalam 5 tahun pada pasien dengan karsinoma rekti stadium dini adalah

sebesar 58,9 sampai 78,8%, dan angka ini akan berkurang seiring dengan
meningkatnya stadium yaitu hanya sebesar 7% saja pada karsinoma rekti

stadium akhir (Marijata, 2006)


1.2 Tujuan Pengkajian

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiwa mampu memahami dan melakukan Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan Ca Recti
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep Ca Recti
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn. M dengan Ca
Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn. F
dengan Ca Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi
d. Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada Tn. F
dengan Ca Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn.
F dengan Ca Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi
f. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada Tn. F
dengan Ca Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
Tn. F dengan Ca Recti di Ruang ICU RSAM Bukittinggi

1.3 Manfaat Pengkajian

1.3.1 Bagi Pasien


Diharapkan pasien dan keluarga lebih memperhatikan kesehatan dan
pola hidup sehat. Diharapkan juga kepada pasien dan keluarga
menerima Asuhan Keperawatan yang diberikan dan mampu
menerapkan untuk mencegah komplikasi dan penularan lebih lanjut.

1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan


Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Ca Recti, sehingga dapat dilakukan
tindakan yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
dengan Ca Recti

1.3.3 Bagi Mahasiswa


Diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang lebih mendalam dalam memberikan Asuhan
Keperawatan khususnya pada pasien dengan Ca Recti.

Anda mungkin juga menyukai