Anda di halaman 1dari 8

3.1.

1 Keuangan Daerah
Secara umum, untuk melihat kondisi keuangan suatu daerah dapat dilihat berdasarkan
komposisi APBD, yaitu Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan
daerah yaitu semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode
anggaran tertentu. Belanja daerah yaitu semua pengeluaran pemerintah suatu daerah pada suatu
periode anggaran. Sedangkan pembiyaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerindah
daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau yang akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Berikut merupakan grafik pertumbuhan dari
ketiga komponen penyusun APBD Kabupaten Natuna.

1,600.00
1,400.00
1,200.00
Milyar Rupiah

1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
PENDAPATAN 1,284.1 1,310.6 1,156.3 1,379.5 1,190.3 1,040.2
BELANJA 1,452.2 1,342.5 1,248.7 1,446.0 1,192.6 1,185.2
PEMBIAYAAN 315.07 144.10 112.20 66.50 2.36 145.00

Sumber: BPKAD Kabupaten Natuna, 2017


Perkembangan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Netto Kabupaten Natuna Tahun 2012
– 2017
Pendapatan daerah Kabupaten Natuna pada kurun waktu 6 tahun terakhir mengalami
penurunan 19% di mana pada tahun 2012 pendapatan daerah Kabupaten Natuna sebesar Rp
1.284,1 M turun menjadi Rp 1.040,2 M pada tahun 2015. Apabila dilihat lebih rinci lagi pada
komponen penyusun pendapatan daerah Kabupaten Natuna, yang memiliki peran terhadap
penurunan pada kurun waktu tersebut yaitu pada dana perimbangan, yaitu menurun sebesar 29%
dari tahun acuan. Sedangkan untuk pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah justru mengalami peningkatan dari tahun acuan yaitu masing-masing sebesar 90,14% dan
88,81%.
Pada komponen belanja daerah, selama kurun waktu 6 tahun juga mengalami penurunan
sebesar 18,39% pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2012. Namun defisit pada tahun 2017 lebih
rendah apabila dibandingkan dengan defisit pada tahun 2012. Penurunan tersebut dikarenakan
adanya penurunan pada belanja tidak langsung sebesar 34,05% dan pada belanja langsung sebesar
5,27%.
APBD Kabupaten Natuna Tahun 2012 - 2017 (juta rupiah)

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 2017

PENDAPATAN 1.284.138,93 1.310.672,14 1.156.310,94 1.379.500,00 1.190.317,65 1.040.201,70


Pendapatan Asli
38.920,35 41.890,80 39.404,36 62.369,00 55.301,44 74.001,74
Daerah (PAD)
Pajak daerah 3.407,20 9.975,22 6.812,49 27.703,00 13.746,23 8.335,85
Retribusi daerah 1.405,18 624,47 1.150,91 533,50 308,89 570,41
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang 3.837,26 3.871,75 4.815,30 4.800,00 3.170,64 6.150,00
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah 30.270,71 27.419,37 26.625,65 29.332,50 38.075,67 58.945,49
Dana Perimbangan 1.175.509,51 1.189.088,86 1.019.680,09 1.145.766,88 1.004.418,74 834.579,15
Dana bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan 1.054.602,20 936.379,69 755.892,02 931.384,28 510.378,83 357.473,29
pajak
Dana Alokasi Umum
85.322,70 177.949,26 187.950,77 145.433,90 345.284,03 354.367,20
(DAU)
Dana Alokasi Khusus
35.584,61 74.759,91 75.837,30 68.948,70 148.755,88 122.738,67
(DAK)
Lain-lain Pendapatan
69.709,07 79.692,48 97.226,49 171.364,12 130.597,47 131.620,81
Daerah yang Sah
Hibah 3.500,00 19.780,47
Dana bagi hasil pajak
dari Provinsi dan Pemda 27.324,15 43.522,29 20.943,22 75.382,88 66.446,22 63.224,01
lainnya
Dana penyesuaian dan
12.475,92 14.391,61 52.472,79 63.670,77 44.370,78 57.115,59
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari
Provinsi dan Pemda 29.701,33 21.322,34 23.810,47 28.810,47 11.281,20
-
lainnya
Lain-lain 207,68 456,24
BELANJA 1.452.282,63 1.342.567,49 1.248.715,34 1.446.000,00 1.192.676,60 1.185.201,70
Belanja Tidak 662.066,37 554.278,42 490.570,44 549.105,23 509.514,28 436.640,64
Langsung
Belanja Pegawai 233.150,35 248.612,92 278.574,09 288.232,76 317.209,33 295.336,88
Belanja Subsidi 80.492,54 46.656,24 53.738,76 71.882,77 21.305,60
Belanja Hibah 188.099,32 73.889,08 40.751,50 24.897,10 12.246,90 6.171,40
Belanja Bantuan Sosial 121.423,20 146.572,95 79.415,50 56.848,92 16.220,85 5.142,10
Belanja Bagi Hasil kpd
Prov/Kab/Kota dan 523,65 558,17 690,64
Pemdes
Belanja Bantuan
keuangan kpd
Prov/Kab/Kota dan 38.323,92 38.547,24 38.090,25 105.720,03 141.473,43 128.799,64
Pemdes dan Partai
Politik
Belanja tidak terduga 577,03 1.000,00 500,00 500,00
Belanja Langsung 790.216,26 788.289,07 758.144,90 896.894,77 683.162,32 748.561,06
Belanja Pegawai 89.649,35 100.949,84 90.543,07 100.167,03 95.655,00 100.672,05
Belanja Barang dan Jasa 403.497,65 382.244,65 406.986,73 372.563,11 331.454,60 357.611,26
Belanja Modal 297.069,26 305.094,58 260.615,10 424.164,63 256.052,72 290.277,75
PEMBIAYAAN 315.067,26 144.096,45 112.201,08 66.500,00 2.358,94 145.000,00
Penerimaan Pembiayaan 315.067,26 147.096,45 112.201,08 70.000,00 2.358,94 150.000,00
SILPA Tahun Anggaran
315.067,26 147.096,45 112.201,08 2.358,94 150.000,00
Sebelumnya -
Pengeluaran
3.000,00 3.500,00 5.000,00
Pembiayaan -
Sumber: BPKAD Kabupaten Natuna, 2017
Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Natuna Tahun 2012 - 2017
Total Derajat Otonomi
Tahun PAD
Pendapatan Fiskal Daerah
2012 38.920,35 1.284.138,93 3,03%
2013 41.890,80 1.310.672,14 3,20%
2014 39.404,36 1.156.310,94 3,41%
2015 62.369,00 1.379.500,00 4,52%

2016 55.301,44 1.190.317,65 4,65%

2017 74.001,74 1.040.201,70 7.11%


Rata-
51.981,28 1.226.856,89 4,24%
rata
Sumber: BPKAD Kabupaten Natuna, 2018 (diolah)

Derajat otonomi fiscal daerah atau DOFD adalah salah satu indicator untuk menganalisis
kemampuan keungan daerah dengan melihat kontribusi realisasi PAD terhadap APBD.
Kesinambungan penyelenggaraan pembangunan di masa datang ditentukan dari sejauh mana
kemandirian pembiayaan tersedia untuk melaksanakan pembangunan daerah. Berdasarkan tabel
perhitungan di atas, rata-rata DOFD Kabupaten Natuna pada kurun waktu tahun 2012 – 2017
masih sangat kecil yaitu sebesar 4,24%, namun terdapat peningkatan setiap tahunnya terutama
pada tahun 2017 apabila dibandingkan engan tahun sebelumnya.
Salah satu indicator untuk mengetahui kemampuan keuangan suatu daerah lainnya yaitu
dengan melihat pertumbuhan PAD (growth), peranan PAD (share), dan indeks elastisitas. Elastisitas
yaitu rasio pertumbuhan PAD terhadap pertumbuhan PDRB, rasio tersebut bertujuan untuk
melihat sesitivitas atau elastisitas PAD terhadap perkembangan ekonomi daerah tersebut. Growth
merupakan angka pertumbuhan PAD tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Sedangan share
merupakan rasio PAD terhadap total belanja daerah, tujuan dari perhitungan rasio ini untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan daerah mampu membiayai kegiatan rutin dan kegiatan
pembangunan. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat kapasitas kemampuan keuangan daerah.

Pertumbuhan PAD (Growth)


Perhitungan Indeks Pertumbuhan PAD (Growth) Kabupaten Natuna Tahun 2012 - 2017

Tahun PAD Nilai Maks Min Indeks

2011
42.186,50

2012 0,92 1,58 0,89 0,05


38.920,35
2013 1,08 1,58 0,89 0,27
41.890,80
2014 0,94 1,58 0,89 0,08
39.404,36
2015 1,58 1,58 0,89 1,00
62.369,00
2016 0,89 1,58 0,89 0,00
55.301,44
2017 1,34 1,58 0,89 0,65
74.001,74
Rata-
0,34
rata
Sumber: Analisis, 2018
Peranan PAD (Share)
Perhitungan Indeks Peranan PAD (Share) Kabupaten Natuna Tahun 2012 - 2017
Total
Tahun PAD Nilai Maks Min Indeks
Belanja

2012 38.920,35 1.452.282,63 0,03 0,06 0,03 0,00

2013 41.890,80 1.342.567,49 0,03 0,06 0,03 0,12

2014 39.404,36 1.248.715,34 0,03 0,06 0,03 0,13

2015 62.369,00 1.446.000,00 0,04 0,06 0,03 0,46

2016 55.301,44 1.192.676,60 0,05 0,06 0,03 0,55

2017 74.001,74 1.185.201,70 0,06 0,06 0,03 1,00


Rata-
rata 0,38
Sumber: Analisis, 2018
Elastisitas
Perhitungan Indeks Elastisitas Kabupaten Natuna Tahun 2012 - 2017
Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Nilai Maks Min Indeks
PAD PDRB

2012 0,92 6,81 0,14 0,27 0,14 -

2013 1,08 6,73 0,16 0,27 0,14 0,18

2014 0,94 6,61 0,14 0,27 0,14 0,05

2015 1,58 5,82 0,27 0,27 0,14 1,00

2016 0,89 6,09 0,15 0,27 0,14 0,07

2017 1,34 5,68 0,24 0,27 0,14 0,73


Rata-
rata 0,34
Sumber: Analisis, 2018
Selanjutnya untuk melihat IKK atau Indeks Kemampuan Keuangan Kabupaten Natuna yaitu
dengan merata-rata ketiga indeks yang telah dihitung sebelumnya, maka IKK yang dihasilkan yaitu
0,35%. Berdasarkan kriteria tingkat kemampuan keuangan daerah yang dirilis oleh Bappenas pada
tahun 2003, indeks 0,35% termasuk dalam klasifikasi sedang. Sehingga dapat diartikan bahwa
Kabupaten Natuna cukup memiliki kemampuan dalam membiayai kegiatan yang ada di daerahnya.

Langkah selanjutnya yaitu melihat peta kemampuan keuangan daerah dengan


menggunakan metode kuadran (titik tengah rata-rata nasional). Langkah ini dilakukan dengan
membandingkan nilai share dan nilai growth keuangan daerah. Nilai share Kabupaten Natuna yaitu
berkisar antara 3% - 6% yang tergolong rendah, sedangkan untuk nilai growth berada pada kisaran
98% - 158% yant tergolong tinggi. Apabila ditinjau pada peta kemampuan keuangan daerahdengan
metode kuadran, maka hasilnya sebagai berikut:

KUADRAN II KUADRAN I
Share : Rendah Share : Tinggi
Growth : Tinggi Growth : Rendah

KUADRAN III KUADRAN IV

Share : Tinggi Share : Rendah

Growth : Rendah Growth : Rendah

Sumber: Bappenas, 2003


Peta Kemampuan Keuangan Daerah dengan Metode Kuadran

Dengan merujuk pada peta di atas, kemampuan keuangan daerah Kabupaten Natuna berada
pada Kuadran II yang artinya bahwa kondisi tersebut belum ideal, namun pertumbuhan PAD cukup
tinggi walaupun sumbangan PAD terhadap total belanja daerah masih terbilang rendah. Meskipun
begitu, daerah memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi lokal sehingga PAD
berpeluang memiliki peranan besar dalam membiayai belanja daerah.

Anda mungkin juga menyukai