Anda di halaman 1dari 25

Refleksi Kasus

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu


Kesehatan Anak Di RSUD dr. Loekomono Hadi Kudus

Disusun oleh:

Rista Dwi Susanti

30101307066

Pembimbing:

dr. Abdul Hakam, M. Si Med., Sp. A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2018
BAB I
LAPORAN KASUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Haniifah A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun
Agama : Islam
Alamat : Loram Kuklon 05/04 Jati
Pendidikan : SD

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn. Mulani

Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan terakhir : STM
Alamat : Loram Kuklon 05/04 jati
Agama : Islam

Nama Ibu : Ny. Laila

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan terakhir : SLTP

Alamat : Loram Kuklon 05/04 Jati

Agama : Islam

Hubungan dengan orang tua : anak kandung.


ANAMNESA

Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2018, jam 10.30 WIB

Tanggal pemeriksaan : 15 Mei 2018

Diambil dari : Alloanamnesis dari Ibu pasien

Keluhan Utama : Demam 14 hari

Keluhan Tambahan : Mual muntah sudah 2 kali, BAB cair 1 kali,


pusing, lemas.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan keluhan
demam yang turun naik sejak 13 hari SMRS. Demam dirasakan lebih tinggi pada
malam hari. Demam 3 hari pertama sangat tinggi hingga 41,2o c, kejang (-).
Kemudian hari ke 4-8, demam turun hingga ±37,3o c. Pada demam hari ke 9, ibu
pasien membawa pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat antibiotik dan
paracetamol tapi tidak ada perbaikan. Pada demam hari ke 13, pasien dibawa ke
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.

Ibu pasien juga mengatakan pasien muntah 2x tadi siang sebelum ke


RSUD, konsistensi cair dengan warna kekuningan, mual (+). Ibu pasien juga
mengeluhkan gusi pasien berdarah pada demam hari ke 5, 1x sehari, berdarah
hanya sedikit kemudian berhenti. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami
gusi berdarah seperti itu. Selain itu, di wajah pasien juga tiba-tiba muncul bintik-
bintik merah sejak hari ke 5 demam dan ibunya mengira bintik merah itu adalah
gigitan nyamuk. Riwayat mimisan (-), nyeri perut (-), batuk (-), dahak (-), nyeri
menelan (-), pilek (-), pegal-pegal (-), makan minum berkurang. BAB (+) cair 1x
sejak tadi pagi, BAK normal.

Menurut ibu pasien, di lingkungan tetangga pasien ada beberapa orang


yang menderita sakit demam berdarah dengue dan dirawat di RS Swasta.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien pernah menderita Demam Thypoid saat berumur 7,5 tahun. Pasien
dirawat inap di RS Mardi Rahayu Kudus.

• Kejang : disangkal.
• Asma : disangkal.
• Alergi makanan : disangkal.
• Alergi obat : disangkal.

RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah pasien bernama


Tn. Mulani berusia 32 tahun, bekerja sebagai karyawan. Ibu pasien bernama Ny.
Laila berusia 30 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga.

DATA PERUMAHAN
Pasien tinggal pada keadaan rumah yang cukup baik untuk menampung
seluruh anggota keluarga, keadaan rumah bersih dan pencahayaan cukup. Orang
tua os mengatakan sekitar rumah pasien banyak nyamuk.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Kehamilan

Ibu pasien memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, tidak mengalami


kelainan atau gangguan selama kehamilan.

Kelahiran

Tempat kelahiran : Puskesmas Kudus

Penolong persalinan : Bidan

Cara persalinan : Spontan

Masa gestasi : Cukup bulan


Keadaan bayi

Berat badan lahir : 3200 gram

Panjang badan lahir : 48 cm

Lingkar kepala : Tidak tahu

Langsung menangis : Langsung menangis

Nilai APGAR : Tidak tahu

Kelainan bawaan : Tidak ada

RIWAYAT IMUNISASI DASAR

No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar


1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x 0, 2, 4,6 bulan
3. Hepatitis B 3x 0,2,6 bulan
4. DPT 3x 2, 4, 6 bulan
5. Campak 1x 9 bulan

RIWAYAT PERTUMBUHAN

 Ibu pasien rutin memeriksakan pasien ke posyandu dan mengaku ketika


pasien berusia 1,5 tahun, berat badan pasien tidak bertambah sedangkan
tinggi badan bertambah dan nafsu makan tetap seperti biasa.

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi pertama : 12 bulan

Gangguan perkembangan mental dan emosi (-)

Psikomotor :

 Tengkurap : saat usia 5 bulan


 Duduk : Tidak ingat
 Merangkak : Tidak ingat
 Berdiri Sendiri : saat usia 11 bulan
 Berjalan : saat usia 12 bulan
 Berbicara : saat usia 12 bulan

RIWAYAT MAKANAN

 Os mengkonsumsi ASI sejak lahir hingga usia 1 tahun 2 bulan, setelah itu
os mengkonsumsi susu formula dan secara bertahap os mengkonsumsi
buah/ biskuit, bubur susu, nasi tim, dan makanan untuk dewasa hingga
kini.
Riwayat Gizi

• JenisKelamin : Perempuan

• Beratbadan : 36 kg

• TinggiBadan : 140cm

• Usia : 9 tahun

• BMI : 18,4

PEMERIKSAAN FISIK

Selasa, 15 Mei 2018

Pemeriksaan umum

 Keadaan umum : Tampak sakit ringan


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tinggi badan : tidak tahu
 Berat badan : 36 kg
 Suhu : 37,4 °C
 Nadi : 98 x/mnt
 Pernafasan : 21 x/mnt

Kepala : mesocephale
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Kulit : petekie ( + ), sianosis ( - ), turgor kembali cepat
Mata : oedem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Hidung : discharge (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-)
Telinga : discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Mulut : bibir kering ( - ), bibir sianosis ( - ), gusi berdarah ( + )
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe ( - )
Tenggorok : faring hiperemis ( - )

THORAX
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk normal, hemithorax dextra & sinistra simetris,
retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = Stem fremitus kiri, nyeri tekan ( - )
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi : Batas kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas pinggang : ICS III linea mid clavicula sinistra
Batas kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra
Batas kiri bawah : ICS V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Palpasi : Iktus cordis teraba, tak kuat angkat
Auskultasi : Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
ABDOMEN
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (+) di ulu hati
Hepar & Lien tidak teraba membesar
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 ”/< 2” < 2 ”/< 2”

GENITALIA : Laki-laki, dalam batas normal

ANORECTAL : dalam batas normal

Tulang belakang : bentuk normal, tidak skoliosis, tidak lordosis, tidak kifosis

Kulit : Petekie (+) di wajah, tangan dan kaki kanan kiri, tidak
menghilang ketika diregangkan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tabel Pemeriksaan Laboratorium Darah (14 Mei 2018)

Hematologi Hasil Nilai normal

Leukosit L 4,4 4,5 – 14,5 ribu/µL

Eritrosit 4,46 4,0 – 5,2 juta/µL

Hb 12,7 11,5 – 15,5 g/dL

Ht 36,4 35 – 45 %

Trombosit L 106 150 – 400 ribu/µL

MCV 61 80 – 97 fL

MCH 20 26 –32 pq

MCHC 32,7 31– 36 g/dL


Typhi O 1/160

Typhi H 1/160

Paratyphi BH Negatif

Paratyphi AH Negatif

Tabel pemeriksaan Laboratorium Darah (15 Mei 2018)

Hematologi Hasil Nilai normal

Leukosit 4,1 4,5 – 14,5 ribu/µL

Eritrosit 4,07 4 – 5,2 juta/µL

Hb 11,5 11,5 – 15,5 g/dL

Ht L 33,2 35 – 45 %

Trombosit L 87 150 - 400 ribu/µL

MCV 62 72 – 88 fL

MCH 20 23 – 31 pq

MCHC 32 32 – 36 g/dL
RESUME

Telah diperiksa seorang anak perempuan berusia 9 tahun, datang dengan


keluhan demam sejak 13 hari SMRS. Demam dirasakan lebih tinggi pada malam
hari. Demam 3 hari pertama sangat tinggi hingga 41,2o c, kejang (-). Kemudian
hari ke 4-8, demam turun hingga 37,3o c. Pada demam hari ke 9, ibu pasien
membawa pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat antibiotik dan
paracetamol tapi tidak ada perbaikan. Ibu pasien juga mengatakan pasien muntah
2x tadi siang sebelum ke RSUD, konsistensi cair dengan warna kekuningan, mual
(+). Ibu pasien juga mengeluhkan gusi pasien berdarah pada demam hari ke 5, 1x
sehari, berdarah hanya sedikit kemudian berhenti, Selain itu, di wajah pasien juga
tiba-tiba muncul bintik-bintik merah sejak hari ke 5 demam dan ibunya mengira
bintik merah itu adalah gigitan nyamuk. Batuk (-), dahak (-), makan minum
berkurang. BAB (+) cair 1x sejak tadi pagi SMRS. Menurut ibu pasien, di
lingkungan tetangga pasien ada beberapa orang yang menderita sakit demam
berdarah dengue dan dirawat di RSUD.

Pemeriksaan umum (saat datang ke IGD)

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tinggi badan : 140 cm
 Berat badan : 36 kg
 Suhu : 39,7 °C
 Nadi : 145 x/mnt
 Pernafasan : 24 x/mnt

Pemeriksaan Fisik (saat datang ke IGD)

Abdomen : datar, bising usus normal, timpani, supel, hepar teraba 1/3 – 1/3, nyeri
tekan epigastrium (+)

Kulit : Petekie (+) di wajah, tangan dan kaki kanan kiri, tidak menghilang ketika
diregangkan.
Pemeriksaan Penunjang (setelah dirawat)

 Trombosit : 106.000 L
 Leukosit : 4400 L
 Hematokrit : 36,4%
 Hemoglobin : 12,7 g/dl

DIAGNOSA

Diagnosa : Dengue Haemorragik Fever


Diagnosa Banding : Dengue Fever

Typhoid Fever

TERAPI

• Suportif

• Medikamentosa

• Infus RL 15 tpm
• Injeksi : Ondancentron 2 x 1/2 amp
• P.o : PamolSyr 3 x 1 1/2 cth

• Monitoring

• Keadaan umum dan tanda-tanda vital


• Perdarahan spontan
• Hasil lab Darah Rutin

• Edukasi

• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami,


penyebab, dan penatalaksanaan
• Menjelaskan prognosis dan penyakit tersebut
• Menjelaskan pada keluarga pasien dan pasien sendiri untuk
merubah gaya hidup menjadi lebih bersih
• Menyarankan pasien dan keluarganya agar melakukan kegiatan 3M
: menguras bak penampungan air minimal 3kali seminggu,
mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air agar
tidak menjadi sarang nyamuk dan menutup tempat penampungan
air.

• Memotivasi pasien dan keluarganya agar mengkonsumsi makanan


bergizi supaya meningkatkan daya tahan tubuh.

PROGNOSA

 Ad vitam : ad bonam

 Ad functionam : ad bonam

 Ad sanationam : ad bonam
Follow up pasien :

14/5/2018 15/5/2018 12/1/2017

S : panas (+), lemes ( S : mual muntah 2x, batuk S : panas (+), pilek (+)
+), pusing (+), mual (+)
muntah 2x, BAB cair
1x

O: O: O:

HR 145x, S 37,8 C, HR 98x, S 37,4 C, RR 24x, HR 110x, S 37,7C, RR


RR 24x, Spo2 96% 24x
kepala dbn
kepala dbn kepala dbn
thorax dbn
thorax dbn thorax dbn
abdomen nyeri epigastrium
abdomen nyeri epiga (-) abdomen nyeri epigast
strium (+) rium (-)
ekstremitas dbn
ekstremitas dbn ekstremitas dbn
Lab
Lab
trombosit : 87000
trombosit : 106000
Ht : 33,2%

A : DHF A : DHF A : DHF


P: P: P:

infus RL 20 tpm infus RL 20 tpm infus RL 30 tpm

inj ondan 2x1/2amp PCT tab 500mg 3x1 p.c PCT tab 500mg 3x1
p.c
pamol tab 3x1 tab Zinc tab 1x1 p.c
Zinc tab 1x1 p.c
L-bio 2x1
L-bio 2x1
Inj. Ondan 2xq/2 amp
Ambroxol 3x1
Inj. Ceftriaxone 1x1/2 vial
Inj. Ondan 2xq/2 amp

Inj. Ceftriaxone
1x500mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Penyakit Dangue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropadborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes
albopictuse dan Aedes aegypti). Sampai sekarang dikenal ada 4 jenis virus
dangue yang dapat menimbulkan penyakit, baik demam dangue maupun
demam berdarah. Demam Berdarah Dangue adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dangue I, II, II, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albocpitus(Soegijanto, 2004).

2. Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik
Barat dan Karibia. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember
tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan
641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan
tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak
112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Depkes,
2014).

3. Etiologi
Penyebab penyakit demam berdarah dangue pada seseorang adalah virus
dangue termasuk family flaviviridae genus Flavivirus yang terdiri dari 4
serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ke empat serotip ini ada
di Indonesia, dan dilaporkan bahwa serotip virus DEN-3 sering menimbulkan
wabah (Syahruman, 1988). Virus DEN termasuk dalam kelompok virus yang
relative labil terhadap suhu dan faKtor kimiawai lain serta masa viremia yang
pendek. Virus DEN virionnya tersusun oleh genom RNA dikelilingi oleh
nukleokapsid, ditutupi oleh suatu selubung dari lipid yang mengandung 2
protein yaitu selubung protein E dan protein membrane M.
4. Patofisiologi
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut
permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang
ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan
tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus
berat. (Gubler, 1998). Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan
ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit.
Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS melibatkan 3 faktor, yaitu
perubahan vaskuler, trombositopeni, dan kelainan koagulasi (Soegijanto,
2004).

5. Patogenesis

6. Klasifikasi
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat
sudah ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi)
Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan ialah uji bendung.
Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan
atau perdarahan lain.
Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lambat, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap
dan anak tampak gelisah.
Derajat IV Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur.

7. Manifestasi Klinis
a. Demam
Demam berdarah dengue biasanya ditandai dengan demam yang
mendadak tanpa sebab yang jelas, continue, bifasik. Biasanya berlangsung
2-7 hari (Bagian Patologi Klinik, 2009). Naik turun dan tidak berhasil
dengan pengobatan antipiretik. Demam biasanya menurun pada hari ke-3
dan ke-7 dengan tanda-tanda anak menjadi lemah, ujung jari, telinga dan
hidung teraba dingin dan lembab. Masa kritis pda hari ke 3-5. Demam akut
(38°-40° C) dengan gejala yang tidak spesifik atau terdapat gejala penyerta
seperti , anoreksi, lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi dan kepala.

Gambar: Kurva suhu pada DHF


b. Perdarahan
Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam.
Bentuk perdarahan dapat berupa: uji tourniquet positif yang menandakan
fraglita kapiler meingkat (Bagian Patologi Klinik, 2009). Kondisi seperti
ini juga dapat dijumpai pada campak, demam chikungunya, tifoid, dll.
Perdarahan tanda lainnya ptekie, purpura, ekomosis, epitaksis dan
perdarahan gusi, hematemesisi melena. Uji tourniquet positif jika terdapat
lebih dari 20 ptekie dalam diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian volar
termasuk fossa cubiti.
c. Hepatomegali
Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai
ikterus. Umumnya bervariasi, dimulai dengan hanya dapat diraba hingga
2-4 cm di bawah lengkungan iga kanan (Bagian Patologi Klinik, 2009).
Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit namun
nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya perdarahan.
d. Renjatan (Syok)
Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke-3 dan
ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau periode demam biasanya
mempunyai prognosa buruk (Bagian Patologi Klinik, 2009). Kegagalan
sirkulasi ini ditandai dengan denyut nadi terasa cepat dan lemah disertai
penurunan tekanan nadi kurang dari 20 mmHg. Terjadi hipotensi dengan
tekanan darah kurang dari 80 mmHg, akral dingin, kulit lembab, dan
pasien terlihat gelisah.

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1) Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia) (≤ 100000/µI)
2) Hematokrit meningkat ≥ 20%, merupakan indikator akan timbulnya
renjatan. Kadar trombosit dan hematokrit dapat menjadi diagnosis
pasti pada DBD dengan dua kriteria tersebut ditambah terjadinya
trombositopenia, hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji
serologi hemaglutnasi (Brasier, Ju, Garcia, Spratt, Forshey, Helsey,
2012).
Gambar: Perubahan Ht, Trombosit, dan LPB dalam perjalanan DHF

3) Hemoglobin meningkat lebih dari 20%.


4) Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga
5) Masa perdarahan memanjang
6) Protein rendah (hipoproteinemia)
7) Natrium rendah (hiponatremia)
8) SGOT/SGPT beisa meningkat
9) Asidosis metabolic
10) Eritrosit dalam tinja hampir sering ditemukan

b. Urine
Kadar albumine urine positif (albuminuria) (Vasanwala, Puvanendran,
Chong, Ng, Suhail, Lee, 2011).
c. Foto thorax
Pada pemeriksaan foto thorax dapat ditemukan efusi pleura. Umumnya
posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur di sisi kanan) lebih baik dalam
mendeteksi cairan dibandingkan dengan posisi berdiri apalagi berbaring.
d. USG
Pemeriksaan USG biasanya lebih disukai pada anak dan dijadikan sebagai
pertimbangan karena tidak menggunakan system pengion (Sinar X) dan
dapat diperiksa sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites
dan cairan pleura pada pemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat
menentukan diagnose penyakit yang mungkin muncul lebih berat misalnya
dengan melihat ketebalan dinding kandung empedu dan penebalan
pancreas.
e. Diagnosis Serologis
1) Uji hemaglutinasi inhibisi (Uji HI)
Tes ini adalah gold standard pada pemeriksaan serologis, sifatnya
sensitive namun tidak spesifik artinya tidak dapat menunjukkan tipe
virus yang menginfeksi. Antibody HI bertahan dalam tubuh lama
sekali (>48 tahun) sehingga uji ini baik digunakan pada studi serologi-
epidemioligi. Untuk diagnosis pasien, Kenaikan titer konvalesen 4x
lipat dari titer serum akut atau titer tinggi (> 1280) baik pada serum
akut atau konvalesen daianggap sebagai presumtif (+) atau di dugan
keras positif infeksu dengue yang baru terjadi (Vasanwala dkk, 2011).
2) Uji komplemen fiksasi (uji CF)
Jarang digunakan secara rutin karena prosedur pemeriksaannya rumit
dan butuh tenaga berpengalaman. Antibodi komplemen fiksasi
bertahan beberapa tahun saja (sekitar 2-3 tahun).
3) Uji neutralisasi
Uji ini paling sensitif dan spesifik untuk virus dengue. Biasanya
memamkai cara Plaque Reduction Neutralization Test (PNRT) yaitu
berdasarkan adanya reduksi dari plaque yang terjadi. Anti body
neutralisasi dapat dideteksi dalam serum bersamaan dengan antibody
HI tetapi lebih cepat dari antibody komplemen fiksasi dan bertahan
lama (>4-8 tahun). Prosedur uji ini rumit dan butuh waktu lama
sehingga tidak rutin digunakan (Vasanwala dkk, 2011).
4) IgM Elisa (Mac Elisa, IgM captured ELISA)
Banyak sekali dipakai. Uji ini dilakukan pada hari ke-4-5 infeksi virus
dengue karena IgM sudah timbul kamudian akan diikuti IgG. Bila IgM
negative uji ini perlu diulang. Apabila hari sakit ke-6 IgM msih
negative maka dilaporkan sebagai negative. IgM dapat bertahan dalam
darah samapi 2-3 bulan setelah adanya infeksi. Sensitivitas uji Mac
Elisa sedikit di bawah uji HI dengan kelebihan uji Mac Elisa hanya
memerlukan satu serum akut saja dengan spesifitas yang sama dengan
uji HI (Vasanwala dkk, 2011).
5) Identifikasi Virus
Cara diagnostic baru dengan reverse transcriptase polymerase chain
reaction (RTPCR) sifatnya sangat sensitive dan spesifik terhadap
serotype tertentu, hasil cepat didapat dan dapat diulang dengan mudah.
Cara ini dapat mendeteksi virus RNA dari specimen yang berasal dari
darah, jaringan tubuh manusia, dan nyamuk. Sensitifitas PCR sama
dengan isolasi virus namun PCR tidak begitu dipengaruhi oleh
penanganan specimen yang kurang baik bahkan adanya antibody
dalam darah juga tidak mempengaruhi hasil dari PCR (Vasanwala dkk,
2011).
9. Penatalaksanaan

Alur Tersangka DBD

Tersangka DBD

Gejala Klinis
Demam 2-7 hari
Uji Tourniquet (+) atau perdarahan spontan
Laboratorium: Ht tidak meningkat,
Trombositopenia ringan

10.
11. Pasien tidak dapat minum
Pasien
12. masih dapat minum
Beri
13.Minum banyak 1-2 liter/ hari
atau 1 swndok makan tiap 5 menit
Jenis minum: air putih, teh manis,
jus buah, susu, oralit Pasang Infus NaCl 0,9%: dektrose
Bila suhu > 380 C beri Paracetamol 5%(1:3)
Jika kejang beri anti convulsi Tetesan rumatan sesuai Berat badan
Periksa Ht, Hb, tiap 6 jam,
trombosit tiap 6-12 jam

Monitor gejala klinis dan


laboratorium
Perhatikan tanda syok
Palpasi nadi perifer HT naik dan / atau trombosit turun
Ujur diuresis
Awasi perdarahan
Periksa Hb,Ht dan trombosit tiap 6-
12 jam
Infus ganti RL (tetesan disesuaikan)

Perbaikan klinis dan laboratorium:

Pulang (Kriteria memulangkan pasien)


Tidak demam selama 24 jam tanpa
antipiretik
Nafsu makan membaik, secara klinis
tampak perbaikan
Hematokrit stabil, jumlah > 50.000/uL
3 hari setelah syock teratasi, tidak
dijumpai distress nafas
Penatalaksanaan DBD Derajat I dan II
Cairan Awal

RL/NaCl 0,9% atau RLD5/NaCl


+ D5 6-7 ml/kgBB/jam

Monitor Tanda Vital / nilai Ht


dan Trombosit tiap 6 jam

14.
Perbaikan Tidak ada perbaikan
15.
 Tidak gelisah  Gelisah
 Nadi kuat  Distress pernapasan
 Tekadan Darah stabil  Frekuensi nadi
 Diuresis Cukup meningkat
 HT turun (2x  HT tetap tinggi / naik
pemeriksaan)  Tekanan nadi < 20
mmHg
Tetesan dikurangi 5 Tanda vital memburuk  Diuresis kurang/tidak
ml/kgBB/jam Ht meningkat ada
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kg
Perbaikan BB/jam

Evaluasi 12-24 jam


Perbaikan
Sesuaikan tetesan
3 ml/kg BB/jam
Tanda vital tidak
stabil

Distress nafas
IVFD stop setelah 24-48 Ht naik HT turun
jam Tekanan nadi < 20
Apabila tanda vital dan Hb mmHg
stabil, diuresis cukup

Koloid 20-30 ml/kgBB/


Tranfusi darah segar 10
ml/kgBB
Indikasi tranfusi:
Syok belum teratasi
Perdarahan masif

Perbaikan
Penatalaksanaan DBD Derajat III dan IV

DBD Derajat III dan IV

1. Oksigenasi (O2 2-4 lt/mnt)


2. Penggantian volume plasma segera (cairan
kristaloid isotonis): RL/NaCl 0,9% 20 ml/kgBB
secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit apakah syock teratasi?


Syock teratasi:
Syock teratasi:  Kesaaran menurun
 Kesadaran membaik  Tekanan nadi < 20
 Tekanan nadi > 20 mmHg mmHg
 Tidak sesak nafas/tidak  Distress nafas/sianosis
sianosis  Dingin
 Ekstremitas hangat  Periksa kadar gula
 Diuresis cukup 1
ml/kgBB/jam 1. Lanjutkan cairan 15-
20 ml/kgBB/jam
2. Tambahkan
koloid/plasma
Cairan & tetesan disesuaikan dekstran /FFP 10-20
10 ml/kgBB/jam (max 30 ml/kgBB)
3. Koreksi asidosis
Evaluasi 1 jam

Evaluasi ketat
 Tanda vital
 Tanda Perdarahan
 Diuresis Syock belum teratasi
Syok teratasi
 Pantau Hb, Ht, trombosit

Stabil dalam 24 jam


Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Hb stabil alam 2 x periksa Ht tetap tinggi/ meningkat
Ht menurun
Koloid 20 ml/kgBB

Tetesan 3 ml/kgBB/jam

Infus stop tidak lebih 48 jam


Setelah syok teratasi

Anda mungkin juga menyukai