Anda di halaman 1dari 4

PROFIL PERUSAHAAN

CV. Mitra Prima adalah badan usaha yang didirikan tahun 2004 bertempat di Jl.
Bunga Duri no 23 A Kendari dengan nama pimpinan Ansyari Amanu. Badan ini
mempunyai kemampuan keuangan sebesar Rp.693.000.000, Badan usaha ini memiliki
dua usaha utama yaitu bergerak di bidang percetakan dan di bidang jasa kontruksi. Pada
bidang percetakan yaitu pengadaan alat tulis menulis, buku panduan akademik Unhalu
tahun ajaran 2007 dan buku-buku lainnya. Pada bidang kontraktor meliputi 4 bidang
yaitu:

1. Bergerak pada bidang sipil yaitu proyek pembuatan jalan, pengaspalan dan
pengerasan

2. Bergerak dibidang arsitektur yaitu proyek pembuatan sketsa bangunan,


pembuatan maket.

3. Bergerak pada bidang Suplayer yaitu proyek pengadaan alat pertanian,


komputer, prabotan kantor, dan alat bangunan

4. Bergarak dibidang pengadaan jaringan LAN-WAN.

Pada bidang percetakan pegawainya berjumlah 2 orang yaitu 1 orang cewek dan 1
orang cowok. Pada bidang kontraktor pegawainya berjumlah 3 orang yang terdiri dari
semua cowok, kelima orang pegawai tersebut yang di laporkan DINAKERTRANS.
Namun pada badan usaha ini juga bekerjasama dengan pengusaha mebel untuk membuat
perabotan kantor, namun pegawainya tidak termasuk dalam pegawai tetap. Badan usaha
ini juga sering bekerjasama dengan kontraktor dengan meminjamkan CV nya. Badan
usaha ini tidak dilindungi JAMSOSTEK, karena produksi barang mereka bersifat
musiman jadi perusahaan bisa rugi kalau menanggung JAMSOSTEK pegawainya.
PENGAMATAN K3

1. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pekerja melakukan aktifitas kerja.
Dimana lingkungan kerja pada badan usaha ini ada 2 tempat yaitu di rumah
sekaligus digunakan sebagai CV nya, di tempat ini sekaligus sebagai tempat
percetakan, penerimaan pesanan, pengadaan alat tulis menulis, buku tulis menulis,
pembuatan sketsa dan maket dan di luar rumah tepatnya di Labibia digunakan
sebagai tempat pembuatan perabotan kantor. Pada proses pengaspalan jalan aspalnya
di datangkan dari bau-bau.

2. Kapasitas kerja

Menyangkut masalah kerja yang sesuai dengan kemampuan kerja para pekerja. Jadi
pekerjaan harus disesuaikan dengan pekerjanya. Seperti pada badan usaha ini,
pekerjaannya disesuaikan sesuai keahlian seperti yang ahli mencetak undangan
ditempatkan pada bagian undangan dan yang ahli dalam bidang konstruksi lebih
banyak ditempatkan pria.

3. Beban kerja

Beban kerja pada badan usaha ini melebihi dari 8 jam perhari. Hal ini disebabkan
karena banyak pesanan yang harus mereka selesaikan secepatnya sehingga biasa
melebihi batas kerja normal. Tapi waktu untuk mereka beristirahat juga cukup lama,
karena mereka bekerja tergantung dari pesanan yang mereka terima, dan pesanan itu
tidak tiap hari ada atau hanya bersifat musiman.

PENYAKIT AKIBAT KERJA


Penyakit akibat kerja yang disebabkan akibat kerja di badan usaha ini
bukannya tidak ada hanya saja penyakit yang sering timbul hanya penyakit-penyakit
ringan saja sehingga kalaupun ada penyakit-penyakit berbahaya yang diderita sulit
diketahui karena para pekerja tidak mendapatkan jamsostek dan jarang mengeluhkan
penyakit dan jarang memeriksakan diri mereka di rumah sakit.

Dibagian percetakan misalnya, penyakit yang paling sering dikeluhkan


adalah kelelahan saja karena para pekerja biasa lembur untuk menyelesaikan
undangan yang akan dicetak. Terkadang pekerjaan mereka dari pagi hingga pagi lagi
sehingga jarang istirahat. Namun dari hasil identifikasi kami, keadaan seperti ini
tentunya akan berdampak pada timbulnya penyakit kurang darah karena para pekerja
biasa begadang untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun mungkin juga ada penyakit
lain disebabkan kontak dengan zat-zat kimia untuk membuat undangan.

Dibagian konstruksi, penyakit yang sering dikeluhkan biasanya batuk-


batuk karena pembuatan meubel yang banyak kontak dengan serbuk gergaji
sehingga para pekerja sering terpapar. Terlebih lagi pada proses pengaspalan yang
sering terpapar oleh asap pada saat pemasakan aspal.

KOMPARATIF SEKTOR INFORMAL DAN SEKTOR FORMAL

Sektor informal lebih memiliki banyak kendala karena para pekerja sektor
informal ini sulit sekali diambil datanya karena mereka adalah kelompok pekerja
yang tidak resmi dan tidak dilindungi Undang-Undang sehingga tidak mendapat data
tentang mereka sehingga harus turun langsung di lapangan untuk mendata mereka
satu persatu. Lain dengan sektor formal yang masuk dalam pendataan serta resmi
dan masuk dalam Dinaskertrans sehingga memudahkan dalam pendataan mengenai
kerja mereka terutama penyakit yang sering ditimbulkan oleh kerja mereka. Selain
itu, pekerjaan pada sektor formal lebih jelas pembagiannya, dalam artian pekerjaan
itu diselesaikan secara kooperatif sedangkan sektor informal, pekerjaan yang mereka
lakukan sendiri-sendiri karena untuk keuntungan sendiri dan memenuhi kebutuhan
sendiri bukan untuk kelompok ataupun untuk keuntungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai