Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Millennium Development Goals (MDGs), merupakan target

kuantitatif 2015 yang terjadwal dalam upaya penanggulangan

kemiskinan global serta dimensi kemiskinan lainnya, seperti tujuannya

antara lain; memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim,

mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian

anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria

serta penyakit lainnya, memastikan kelahiran hidup, mengembangkan

kemitraan global untuk pencapaian referensi (WRI,2009).

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam membentuk manusia

yang sehat dan cerdas adalah penanganan terhadap kesehatan ibu

dan bayi. Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) masih tinggi berarti

pelayanan kesehatan ibu belum baik sebaliknya bila angka kematian

ibu rendah berarti pelayanan kesehatan ibu sudah baik

(Prawihardjo,2002).

Salah satu penyebab kematian ibu hamil yaitu dengan anemia

karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan

masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social

ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas


2

sumber daya manusia. Anemia disebut “potensial danger to mother

and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah

anemia memerlukan perhatia serius dari semua pihak yang terkait

dalam pelayanan kesehatan pada masa depan (Manuaba,1998).

Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil berkisar antara 20%

sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka

anemia di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi

(Manuaba,1998).

Anemia dalam kehamilan memberikan dampak kurang baik bagi

ibu, dalam masa kehamilan, melahirkan maupun masa nifas. Berbagai

penyakit yang dapat timbul akibat anemia, seperti abortus, partus

prematuritas, partus lama karena inersia uteri, perdarahan post partum

karena Antonia uteri, syok, infeksi baik intrapartum dan post partum

(Wiknojosastro,2002). Beberapa factor yang diperkirakan dapat

menyebabkan anemia pada ibu hamil antara lain konsumsi zat gizi

yang bertambah saat kehamilan dan keadaan gizi sebelum ibu

tersebut hamil, kurang zat besi dalam diet, kehilangan darah yang

banyak pada persalinan dan penyakit-penyakit kronik seperti TBC dan

malaria (Mochtar,1998). Sebagian factor tersebut, dipengaruhi oleh

perilaku ibu sebelum dan selama hamil. Disamping itu terdapat fakto-

faktor yang mempengaruhi anemia ibu hamil seperti factor pendidikan,

pengetahuan, umur ibu, jarak kehamilan,paritas dan gizi ibu hamil

(Mochtar,1998).
3

Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih relative

tinggi,Menurut Kemenkes RI 2012. Sesuai target MDGs 2015, AKI

harus diturunkan sampai 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2015. Sehingga untuk dapat mencapai target MDGs, diperlukan

terobosan dan upaya keras dari seluruh pihak, baik Pemerintah, sektor

swasta, maupun masyarakat.

Akibat anemia pada ibu hamil juga berbahaya bagi janin.

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi anemia akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh

seperti : BBLR, cacat bawaan, mudah mendapat infeksi sampai

kematian perinatal, intelegensi rendah. Ibu hamil merupakan satu

kelompok rawan buruk yang mengarah pada kesakitan dan kematian.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya suhan atau gizi dan minimnya

kemampuan menggunakan sumber perawatan (Manuaba, 1998).

Selama penulis melaksanakan praktek di Puskesmas Passo

Kota Ambon, penulis menemukan sebagian ibu hamil kurang lebih tiga

orang yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya di

Puskesmas Passo Kota Ambon mengalami anemia, penyebabnya

yaitu ibu-ibu hamil tersebut tidak mengkonsumsi tablet Sulfa Feros

(SF), mereka mengatakan jika tablet tersebut diminum mengakibatkan

mual. Selain itu juga penulis menemukan ibu – ibu hamil tersebut

mempunyai keluhan sering pusing, sakit kepala, tidak ada nafsu

makan. setiap ibu hamil yang datang dengan anemia sedang


4

penanganan yang dilakukan di puskesmas passo yaitu memeberikan

tablet Fe, kalsium laktat , vitamin B dan memberikan penyuluhan

terkait anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan data yang didapat oleh penulis di Poliklinik

Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Passo Kecamatan Baguala pada

ibu hamil yang menderita anemia untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun

2011 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada tabel 1

TABEL 1
FREKUENSI IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PASSO
KECAMATAN BAGUALA TAHUN 2011S/D 2013

HB Anemia

Tahun Normal
Ibu Ringan Sedang Berat
Hamil
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
2011 469 123 26 164 35 171 37 11 2

2012 502 119 24 170 33 198 39 15 3

2013 499 143 29 159 32 187 37 10 2

Sumber Data : Sekunder Poliklinik KIA/KB Puskesmas Passo Kecamatan Baguala

Dari data yang tertera pada tabel diatas terlihat bahwa kasus ibu

hamil dengan anemia sedang mengalami peningkatan. Akibat lanjut

dari kejadian anemia ini dapat mengakibatkan abortus, partus

prematuritas juga kematian ibu (Manuaba,1998). Oleh karena itu

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Manajemen

Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Sedang

Di Puskesmas Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakag diatas , maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Pelaksanaan Manajemen

Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Sedang Di Wilayah Kerja Puskesmas Passo Kecamatan Baguala?

“.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui manajemen asuhan kebidanan keluarga pada

ibu hamil dengan anemia sedang di wilayah kerja Puskesmas

Passo Kecamatan Baguala.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia

sedang di wilayah kerja Puskesmas Passo Kecamatan Baguala.

b. Dapat membuat perumusan masalah pada ibu hamil dengan

anemia sedang diwilayah kerja Puskesmas Passo Kecamatan

Baguala.

c. Dapat menetapkan prioritas masalah pada ibu hamil dengan

anemia sedang di wilayah kerja puskesmas passo kecamatan

baguala.
6

d. Dapat merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil

dengan anemia sedang di wilayah kerja Puskesmas Passo

Kecamatan Baguala.

e. Dapat melaksanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil

dengan anemia sedang di wilayah kerja Puskesmas Passo

Kecamatan Baguala.

f. Dapat membuat evaluasi pada ibu hamil dengan anemia sedang

di wilayah kerja Puskesmas Passo Kecamatan Baguala.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menerapkan manajemen asuhan kebidanan keluarga pada ibu

hamil dengan anemia sedang di Puskesmas Passo Kecamatan

Baguala.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Institusi

Sebagai bahan masukan informasi untuk Institusi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku Khususnya Jurusan Kebidanan

dalam memberikan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga

Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Sedang.

b. Untuk Puskesmas

Sebagai bahan informasi bagi instansi dalam melaksanakan

Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga pada ibu hamil

dengan anemia sedang.


7

E. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam bentuk karya tulis

ilmiah yang terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan dan disusun

secara sistematika sebagai berikut bagian awal yang terdiri dari

halaman judul, lembaran pengesahan, kata pengantar dan daftar isi,

pada bagian utama terdiri dari : Bab I, yang berisikan pendahuluan

terdiri dari A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan

Penelitian, D. Manfaat Penelitian, E. Sistematika Penulisan. Bab II,

Merupakan kajian pustaka, yang meliputi : A. Dasar-dasar Teoritis

yang berisikan konsep-konsep yang memiliki hubungan dengan

penelitian. Bab III, berisi Metode Penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, waktu dan lokasi penelitian, cara penelitian, teknik

pengumpulan data. Bab IV, akan membahas tinjauan kasus dan

pemabahasan kasus. Bab V, membuat kesimpulan dan saran dari

penelitian yang dilakukan. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan

lampiran.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat , terdiri atas dua orang

atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah , hidup dalam

satu rumah tangga di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga

berinteraksi diantara sesame anggota keluarga, setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan,

mempertahankan suatu kebudayaan (Mubarak, dkk, 2009).

Keluarga adalah satu kelompok atau kumpulan manusia yang

hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil

dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau

ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh

seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk(Dep Kes RI ,

1989).

2. Struktur Keluarga

Menurut (Mubarak, dkk, 2009) struktur keluarga dapat dibagi sebagai

berikut : a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara, sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah ; b. Matrilineal adalah keluarga

sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu ; c. Matrilokal


9

adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri ; d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami ; e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami

istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak

saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami istri.

3. Ciri-ciri struktur Keluarga

a. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan

antara anggota keluarga, b. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota

keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing,

c. ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Tipe/Bentuk Keluarga

Menurut Salvari (2013), tipe keluarga terdiri dari : a. Keluarga

inti (nuclear family ) adalah keluarga yang terdiri dari satu ayah, ibu

dan anak-anak, b. Keluarga besar (exended family) adalah keluarga

inti ditambah dengan sanak saudara misalnya kakek, nenek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan seagainya ; c. Keluarga

berantai (sereal family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan

pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti

; d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian ; e. keluarga berkomposisi


10

(composite) keluarga yang perkawinanya berpoligami yang hidup

secara bersama, f. Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua orang

menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

5. Peran Keluarga

a. Peran informasi keluarga

1) Pendorong, pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga

terjadi kegiatan mendorong dan menerima kontribusi dari orang

lain, 2) Pengharmonis, berparan menengahi perbedaan yang yang

terdapat diantara anggota keluarga, 3) Inciator – contributor.

Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru, 4) Pendamaian.

Dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dalam keluarga, 5)

Pencari nafkah. Peran yang dijalankan oleh orang tua dalam

memenuhi kebutuhan keluarga, 6) Perawatan keluarga. Peran yang

dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit, 7)

Penghubung keluarga. Memonitor komunikasi dalam keluarga.

b. Peran formal keluarga

1) Sebagai provider atau penyedia, 2) Sebagai pegatur rumah

tangga, 3) Perawatan anak, 4) Sosialisai anak, 5) Rekreasi, 6)

Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan keluarga paternal

dan maternal, 7) Peran teraupetik (memenuh kebutuhan efektif dari

pasangan), 8) Peran seksual.


11

6. Fungsi Keluarga

Menurut Mubarak, dkk (2009) fungsi keluarga terdiri dari :

a.Fungsi Biologis, funsi meneruskan keturunan, memelihara dan

membesarkan anak serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga, b.

Fungsi psikologis, memberikan kasih saying dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian dan identitas bagi keluarga, c. Fungsi

sosialisasi, membina sosialisasi bagi anak, membentuk norma-norma

tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan, d. Fungsi ekonomi,

mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, e.

Fungsi pendidikan, menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai

dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

7. Tugas Keluarga dibidang kesehatan

Menurut Mubarak, dkk (2009) sesuai dengan fungsi pemeliharaan

kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan

kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank

arenakesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan

dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan

kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota

keluarga.Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga


12

secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga.

Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatatkapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas

ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat

agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika

keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada

orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan

benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui

oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan

lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi.Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan

kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.


13

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga.

B. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi (Prawirohardjo, 2010).

2. Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan berawal dari sel telur dan sel mani bertemu dalam

tuba (konsepsi = fertlisasi), ovum yang telah dibuahi ini segera

membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang

rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya

bersarang diruang rahim (implantasi) (Mochttar, 1998).

3. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Prawirihardjo (2010), bahwa tanda dan gejala

kehamilan adalah : a. Tanda kemungkinan hamil yaitu : tidak datang

haid, mual dan muntah, konstipasi dan pigmentasi, b. Tanda mungkin

hamil/tidak pasti hamil yaitu : pembesaran uterus, tanda hegar, tanda

Chadwick, tanda goodell, tanda hegar, tanda Braxton hicks, dan tanda

ballottement.
14

4. Perubahan Yang Terjadi pada Kehamilan

Prawirohardjo (2002), mengatakan perubahan yang terjadi selama

masa kehamilan sebagai berikut :

a. Perubahan fisiologi

1) Perubahan system reproduksi : uterus yang semula berat 30 gr

akan mengalami hyperthropi dan hyperplasia sehingga menjadi

seberat 1000 gr saat akhir kehamilan, vagina dan vulva mengalami

peningkatan pembuluh darah sehingga tampak lebih merah dan

kebiru-biruan merumuskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta

sempurna pada umur kehamilan 16 minggu, payudara akan

membesar dan tegang akibat peningkatan hormone progesterone.

Hal ini sebagai persiapan untuk laktasi/menyusui.

2) perubahan system sirkulasi darah volume darah dalam keadaan

kehamilan yaitu dalam plasma darah meningkat dengan puncaknya

pada kehamilan 32 minggu, jumlah protein dan albumin menurun

dalam triwulan pertama dan baru meningkat secara bertahap pada

akhir kehamilan.

3) perubahan system respirasi dalam kehamilan yaitu mengalami

perubahan untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Ibu hamil

akan bernafas lebih dalam sekitar 2-25% dari biasanya.


15

4) perubahan dalam system pencernaan dalam kehamilan yaitu,

tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga makanan

akan lebih lama di usus.

5) perubahan pada traktus urinaria dalam kehamilan yaitu, yaitu

akibat pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi

pada hamil tua terjadi gangguan miksi yaitu sering kencing.

6) perubahan pada kulit dalam kehamilan yaitu, pada kulit sering

terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi.

7) Perubahan metabolisme dalam kehamilan yaitu, dengan

terjadinya kehamilan, metabolism tubuh mengalami perubahan

yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin meninggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan member ASI.

b. Perubahan Psikologi

1) Trimester pertama merupakan periode penyesuaian terhadap

kenyataan bahwa ia hamil, juga merupakan waktu penungguan

kelahiran yang mencemakan agar menjadi ibu yang baik. Ini

terutama berlaku pada ibu hamil pertama yang merupakan

pengalan baru dalam hidupnya.

2) Trimester kedua, pada trimester ini disebut dengan periode

kesehatan, karena selama trimester ini wanita umumnya merasa

sehat dan merasa nyaman seperti halnya kehamilan normal.

3) Trimester ketiga, trimester ini sering disebut sebagai periode

penungguan yang waspada. Wanita tersebut mungkin takut akan


16

kehidupannya sendiri dan kehidupan bayinya, bahwa ia akan

memiliki bayi yang tidak normal, persalinan yang tidak normal dan

ia akan berbeda dalam proses persalinan.

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

mengahasilkan kelahiran bayi yang yang sehat, cukup bulan,

melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan

terjadi masalah. System penilaian resiko tidak dapat diprediksi

apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh

karena itu pelayanan asuhan ante natal care penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi

ibu dengan kehamilan tidak normal (Prawirohardjo, 2002).

Cakupan ante natal dapat dipantau melalui pelayan

kunjungan ANC, kunjungan ante natal sebaiknya dilakukan

sedikitnya 4x selama kehamilan dengan distribusi 1x triwulan

pertama, 1x pada triwulan kedua, dan 2x pada triwulan ketiga

(Prawirohardjo, 2002).

Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III

1) Mempelajari keadaan lingkungan penderita ibu hamil yang selalu

memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan

perkejaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu

penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian


17

termaksuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga

mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan.

2) Informasi dan Pendidikan Kesehatan

a. Mengurangi pengaruh yang negative; keceasan dan ketakutan

sering dipengaruhi oleh cerita-cerita yang menakutkan

mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan

yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai

proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu

diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi

kehamilan dan persalinan kepada penderita.

b. Memperkuat pengaruh yang positif, misalnya dengan

memberikan dukungan mental dan penjelasaian tentang

kebahagian akan mempunyai anak yang diinginkan dan

dinantikan.

c. Mengajukan latihan-latihan fisik seperti senam hamil untuk

memperkuat otot-otot dasar panggul, melatih pernapasan,

teknik mengedan yang baik dan latihan-latihan relaksasi

(Henderson, 2009).

C. Konsep Dasar Anemia pada Kehamilan

1. Pengertian

Anemia adalah salah satu penurunan jumlah sel darah merah

atau penurunan kosentrasi Hemoglobin (Hb) dalam sirkulasi darah.

Pada umumnya dikatkan anemia bila kadar Hb 10 gr atau 100 ml


18

darah bagi wanita yang sedang hamil. Anemia didfenisikan sebagai

kosentrasi hemoglobin (Hb) yang kurang dari 12 gr% dan kurang 10

gr% selama kehamilan dan masa nifas (Varney’s, 2002). Selain itu

menurut Gibson, (2002) anemia terjadi bila Hb tidak cukup untuk

membawa oksigen dalam jumlah yang cukup untuk sel tubuh. Dari

pengertian diatas dapat disimpulakan anemia adalah salah satu

penurunan jumlah sel darah merah/penurunan kosentrasi Hb dalam

sirkulasi darah yaitu kurang dari 10 gr%.

2. Klasifikasi Anemia

Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah adalah

sebagai berikut : a. Komponen atau bahan yang berasal dari makanan

seperti : Protein, Glukosa, Lemak, Vitamin B12, B6, Asam folat dan

Vitamin C. b. sumber pembentukan darah seperti sum-sum tulang. C.

Kemampuan reabsorpsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan.

d. terjadinya perdarahan kronik menahun seperti gangguan

menstruasi, penyakit yang menyebabkan perdarah pada wanita seperti

mioma uteri, polip serviks, penyakit darah.

Berdasarkan factor-faktor tersebut diatas, anemia digolongkan

menjadi:

a. Anemia defisiensi besi

Defisiensi besi angka kejadiannya 62,3 % adalah sebab anemia

yang paling sering dijumpai, disebabkan karena kurang masuknya


19

unsure besi dalam makanan, karena gangguan absobsi, kehilangan

zat besi bias terjadi perdarahan (Gibson, 2002).

Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam

trimester terakhir. Disamping itu kehamilan memerlukan tambahan

zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah bagi janin dan

plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi pada setiap

kehamilan yaitu : meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe. Terdapat

dalam plasenta 300 mg Fe untuk janin 100 mg jadi jumlah

keseluruhan zat besi pada kehamilan ialah 900 mg Fe (Varney’s,

2002).

b. Anemia megaloblastik

Angka kejadiannya 29,0 % terjadi karena defisiensi asam folat dan

jarang sekali karena defisiensi vitamin B 12, hal ini erat kajiannya

dengan makanan.

c. Anemia hifpolastik
Angka kejadian 8,0 % karena sum-sum tulang belum mampu

membuat sel-sel darah baru atau terjadi gangguan pembentukan

se-sel darah.

d. Anemia Hemolitik

Angka kejadiannya 0,7 % terjadi Karena penghankuran sel darah

merah berlangsug lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan

anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka

anemianya biasanya menjadi berat. Sebalinya mungkin pula pada


20

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnya tidak menderita anemia. Pucat pada jari dan tangan,

tidak enak tidur (varney’s, 2001).

Berdasarkan klasifikasi kadar Hb pada wanita hamil penemuan

batasan derajat anemia kehamilan yang digunakan menurut :

1) Depkes, (1998), Normal ≥ 10,5 gr%, Anemia ringan 9 - 10,4

gr%, anemia sedang 7,6 – 8,9 gr%, Anemia berat ≤ 7,5 gr%.

2) Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli yaitu normal 11 gr%, anemia

ringan 9-10 gr%, anemia sedang 7-8 gr%, anemia berat ≤ 7 gr%.

3. Etiologi Anemia Defisiensi besi dalam kehamilan

Menurut Rukiyah dkk (2010), hipervolemia menyebabkan terjadinya

pengenceran darah, pertambahan darah tidak sebanding dengan

pertambahan plasma, kurang zat besi dalam makanan, kebutuhan zat

besi meningkat.

Menurut Winkjosastro (2008), penyebab anemia defisiensi pada

kehamilan adalah : a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya

pengenceran darah; b. pertambahan darah tidak sebanding dengan

pertambahan plasma; c. kurangnya zat besi dalam makanan; d.

kebutuhan zat besi meningkat; e. gangguan pencernaan dan absorpsi.

Penyebab lain yaitu ; kurangnya asupan besi yang dibutuhkan pada

makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu, pola makan sang ibu yang

cenderung terganggu akibat mual yang dirasakan selama masa

kehamilan, adanya kecendrungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)


21

pada sang ibu yang diakibatkan oleh persalinan sebelumnya maupun

menstruasi.

4. Gejala klinis anemia defisiensi besi pada kehamilan

Menurut Rukiyah dkk (2010), manifestasi klinis dari enmia defisiensi

besi sangat bervariasi, bias hampir tampa gejala, bias juga gejala-

gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bias ditemukan

gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejal-

gejal dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunag-kunang.

Perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neurumuskuler,

lesu, lemah, disphagia dn pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb ‹

7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. Nilai

ambang batas yangdigunakanuntuk menentukan status anemia ibu

hamil, didasarkan pad criteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori

yaitu normal ›11gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat ‹ 7 gr/dl.

5. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Menurut Manuaba dkk (2012), untuk menegakkan anemia

kehailan dapat dilakukan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan

keluhan muual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan

dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.

Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut.


22

Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-10 gr% anemia ringan, Hb 7-8 gr%

anemia sedang, Hb < 7 gr% anemia berat.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan

pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,

maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-

ibu hamil dipuskesmas. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan darah adalah sebagai berikut. a). komponen (bahan)

yang berasal dari makanan terdiri dari: 1). Protein, glikosa, dan lemak;

2). Vitamin B 12, B6, asam folat, dan vitamin C; 3). Elemen dasar:

Fe,ion,Cu dan Zink. b). sumber pembentukan darah adalah sumsum

tulang. c). keampuan reapsorpsi usus halus terhadap bahan yang

diperlkan. d). umur sel darah merah (eritrosit) terbatas aekitar 120 hari.

Sel-sel darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi

bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru. e) terjadinya

perdarahan kronis (gangguan menstruasi, penyakit yang

menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip

serviks, penyakit darah, parasit dalam usus: askariasis,

ankilostomiosis, taenia).

6. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Mochtar (1998), pengaruh anemia dalam kehamilan dapat

dibagi menjadi dua bagian yaitu terhadap ibu dan janin.

a. Terhadap ibu yaitu :


23

1) Keguguran, 2) partus prematuritas, 3) inersia uteri dan partus

lama, ibu lemah, 4) atonia uteri dan menyebabkan pendarahan, 5)

syok.

b. Terhadap janin

1) kematian janin, 2) prematuritas, 3) kelainan congenital, 4) cacat

bawaan.

7. Kebutuhan Zat Besi Wanita Hamil

Menurut Manuaba dkk (2012), Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi

dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak

50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30

sampai 40 mg. disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat

besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel

darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan

zat besi dan menjadi makin anemis. Sebagai gambaran beberapa

banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan bagan

berikut.

Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe

Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe

Untuk darah janin 100 mg Fe +

Jumlah 900 mg Fe

Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia


24

pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relative terjadi anemia

karena ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan

peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada

kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18

sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu

sebelum hamil sekitar 11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb akan menjadi 9,5

sampai 10 gr%.

Setelah persalinan sampai dengan lahirnya plasenta dan perdarahan

sampai ibu akan kehilangan zat besi sekitar 900 mg. saat laktasi, ibu

memerlukan kesehatan jasmani yang optimal sejingga dapat

menyiapkan ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam

keadaan anemia, laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan

baik.

8. Pencegahan Anemia

Menurut Manuaba (1998), pencegahan anemia dapat dilakukan

sejak usia remaja yang dalam kebijakan Departemen Kesehatan RI

dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja putri maka

suplemen vitamin tambah darah yaitu tablet salut mengandung feros

sulfat 200 mg setara dengan Fe elemen 60 mg dan mengandung asam

folat 0,5 mg diberikan setiap bulan pada hari pertama haid selama 10

hari serta pemberian obat cacing untuk membasmi parast cacing

setiap 6 bulan sekali.


25

9. Penanganan Anemia dalam kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2002), therapy anemia defisiensi besi

adalah dengan preparat besi oral atau parenteral. Tetapi oral ialah

dengan pemberian preparat besi : ferosulfat, ferogluconat/nafero

bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb

seanyak 1gr%. Efek samping pada trakus gastrointestinal relative pada

pemberian preparat Na-Fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.

Pemberian preparat parental yaitu dengan Ferum dixtran sebanyak

1000 mg (20 ml) intravena 2 x 10 ml/im pada glutens dapat

meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian parental

ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus gastrointestinal.


26

D. Patofisologi anemia pada ibu hamil

GAMBAR 1

Patofisiologi Anemia
Ibu Hamil

Konsumsi makanan kuarang Fe

Sel darah berkurag, plasma meningkat

Terjadi pengenceran darah

Anemia

Ibu Janin

Abortus Prematuritas

Sumber : Ilmu Kebidanan, (1999)

Dalam kehamilan terjadi peningkaan volume plasma,

peningkatan volume plasma diikuti peningkatan sel darah merah. Akan

tetapi peningkatan ini tidak seimbang. Pada kehamilan relative terjadi

anemia karena darah ibu mengalami haemodialusi dengan

peningkatan volume plasma 30%, peningkatan sel darah merah 18%

dan Hb sekitar 19%. Haemodialusi terjadi sejak kehamilan umur 10

minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32-36 minggu, bila


27

Hb ibu selama hamil 11 gr%, maka dengan terjadinya haemodialusi

akan mengakibatkan anemia fisiologi dan biasa berubah menjadi

anemia patologis bila ibu kurang menkonsumsi makanan bernilai gizi

seimbang dan tablet Fe, dengan demikian dapat terjadi anemia yang

terlihat pada gambar diatas.

E. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data subjektif. Data yang dikumpulkan dalam pengkajian

adalah sebagai berikut :

1) Biodata berupa identitas keluarga merupakan gambaran susunan

keluarga meliputi nama anggota keluarga, usia, pendidikan, agama,

perkejaan, penghasilan, jenis kelamin, pendidikan terakhir, perkawinan

ke, lama perkawinan dan suku bangsa

2) Susunan keluarga

No Nama Jenis Usia Agama Pendidikan Perkejaan Suku Ket


Kelamin Bangsa
28

3) Riwayat kesehatan keluarga, untuk memudahkan pengkajian

tentang riwayat kesehatan keluarga yang dibuat dalam genogram

minimal tiga generasi. Dalam genogram harus menggambarkan

riwayat kesehatan keluarga.

Contoh :

Keterangan :

: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Meninggal

: Serumah

Riwayat kesehatan keluarga pada ibu hamil dengan anemia

sedang adalah apakah dalam keluarga ada yang berpenyakit genotik

atau penyakit keluarga pada masa lalu dan masa sekarang seperti

diabetes mellitus, penyakit jantung, hypertensi, kanker dan asma serta

penyakit-penyakit lainnya.
29

4) Pengemabalian keputusan dalam keluarga, tanyakan siapa yang

memegang peranan pentingdalam pengambilan keputusan dalam

keluarga, jika pengambil keputusan tidak ada siapa yang

menggantikan.

5) Hubungan dalam keluarga, tanyakan bagaimana dinamika, interaksi

dan komunikasi dalam keluarga, nilai atau norma dalam keluarga.

6) Keadaan psikologis dan spiritual keluarga, tanyakan pada keluarga

kebiasaan beribadah dan apakah ada perilaku kesehatan yang

dilarang oleh kepercayaan yang dianut.

7) Keadaan social cultural, tanyakan bagaimana keadaan budaya yang

medukung aupun menghambat perilaku keluarga dalam kesehatan.

8) Kebiasaan sehari-hari meliputi (a) nutrisi : jenis makanan, frekuensi,

jenis minuman, frekuensi, nafsu makan, kebiasaan makan keluarga,

makanan yang disukai, makanan yang tidak disukai, (b) kebiasaan

tidur meliputi tidur siang dan tidur malam berapa jam, (c) kebiasaan

makan meliputi frekuensi dan jenis, (d) pola eliminasi meliputi

BAK/BAB ; frekuensi, warna, konsistensi, (e) seksual, frekuensi, (f)

kebersihan perorangan meliputi mandi, cuci rambut, gosok gigi dang

anti pakaian terutama pakaian dalam bagi ibu hamil.

9) Lingkungan

Pengkajian lingkungan meliputi keadaan rumah, kepemilikan rumah

(milik sendiri, menumpang atau kontrak), jenis rumah, kebersihan,

sumber air, jamban keluarga, tempat pembuangan limbah, sampah.


30

10) Fasilitas kesehatan, tanyakan jika ada anggota keluarga yang

sakit, tempat pengobatan, jarak dari rumah kefasilitas kesehatan,

adakah asuransi kesehatan untuk keluarga.

11) Keadaan kesehatan keluarga

Unsur-unsur yang perlu dikaji yaitu riwayat kehamilan, persalinan, nifas

yang pernah dialami dan ibu hamil dengan anemia sedang apakah

mengganggu aktifitas keluarga selama ibu mengalami sakit ataukah

tidak dan ada pedamping pengganti atau pengambil keputusan kedua

selain suami untuk mendampingi ibu selama hamil dengan anemia

sedang. Keluarga harus diberi penjelasan oleh bidan atau tenaga

kesehatan tentang penyakit yang diderita ibu.

b. Pengumpulan data objektif

Data objektif adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamtan

langsung dan pemeriksaan. Pengamtan dan pemeriksaan tidak hanya

dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan, akan tetapi pemeriksaan dan pengamatan dilakukan ada

seluruh anggota keluarga.

Pemeriksaan yang dilakukan secara inspeksi dari kepala sampai kaki

bagi ibu hamil dengan anemia sedang adalah sebagai berikut

pemeriksaan fisik adalah : a) Rambut ; kebersihan, bersih/kotor, b)

muka/wajah ; ekspresi wajah meringis karena pusing, odema/tidak, c)

mata ; kesemetrisan kiri dan kanan, bersih/tidak,conjungtiva pucat,

sclera; putih/kuning, secret; ada/tidak, d) hidung; kebersihan,


31

bersih/tidak, simetris kiri dan kanan, secret hidung ada/tidak, e) telinga;

simetris kiri dan kanan, pendengaran baik/tidak, f) mulut dan gigi; bibir

kering/tidak, lidah bersih/tidak, caries ada/tida, gusi berdarah/tidak, g)

leher; pembesaran vena jugulars/tidak, pembesaran kelenjar thyroid

ada/tidak, h) payudara; bentuk, kesemetrisan kiri dan kanan, aerola

mamae hyperpigmentasi/tidak, putting susu menonjol/tidak, ada

colostrum/tidak, i) abdomen; kebersihan, bersih/tidak, bekas operasi

ada/tidak, keadaan kandung kemih kosong/tidak, j) genitalia;

kebersihan, bersih/tidak, odema/tidak, keadaan perineum, utuh/tidak,

kondiloma akuminata ada/tidak, k) tungkai atas dan bawah, odema

ada/tidak, varises ada/tidak. Pemeriksaan palpasi dilakukan untuk

mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu hamil dengan anemia

sedang, umur kehamilan 12-14 minggu. Pemeriksaan auskultasi

didapatkan DJJ 110-140x/m, pemeriksaan laboratorium, Hb ; 7-8 gr%,

sifilis ; positive/negative, DDR : positive/negative.

c. Analisa Data

Hal yang perlu dialkukan dalam analisa data adalah bagaimana

perkembangan kesehatan keluarga, keadaan lingkungan rumah, dan

social budaya setempat terhadap ibu hamil :

Diagnose : Ibu hamil dengan anemia sedang

Data dasar :

 Badan lesu, letih, pegal-egal pada pingang dan kaki, tidak ada

nafsu makan.
32

 Konjungtiva pucat, TD: 90/70 mmhg, umur kehamilan 12-40

minggu. Pemeriksaan auskultasi 110-140 x/m, pemeriksaan

laboratorium Hb : 7-8 gr%.

Berdasarkan masalah yang dikaji pada ibu hamil dengan anemia

sedang, yang harus dianalisa apakah ada pengaruh kepada ibu hamil

dengan anemia sedang terhadap kehidupan keluarga didapatkan :

Masalah : kecemasan pada ibu dan keluarga, seperti apakah keluarga

sudah mengalami tentang penyakit yang diderita ibu, kepala keluarga

sudah menyiapkan dana untuk ibu. Jika mengalami hal-hal yang tidak

diinginkan seperti perdarahan dan harus dirujuk ke rumah sakit serta

dana yang harus disiapkan.

2. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan masalah

keluarga meliputi rumusan permasalahan keluarga dicerminkan dari

kesehatan induvidu dalam keluarga. Namun dapat dirumuskan dari

hasil pengkajian dan analisa lingkungan rumah yang mepengaruhi

kesehatan secara khusus kondisi kesehatan ibu hamil dengan anemia

sedang.

3. Prioritas masalah

Setelah peremusan masalah, langkah berikutnya adalah membentuk

prioritas masalah, menentukan prioritas masalah keluarga sangat perlu

dilakukan, karena masalah kesehatan keluarga memerlukan

penanganan berkelanjutan tidak memungkinkan untuk diselesaikan


33

dalam waktu yang bersamaan, dapat dipertimbangkan, membutuhkan

sumber daya keluarga, pengetahuan dan norma/nilai-nilai budaya yang

terutama dalam keluarga. Dalam kasus ibu hamil dengan anemia

sedang masalah ini harus diatasi secara segera dan bagaimana

kepala keluarga harus mengambil keputusan untuk dibawah kerumah

sakit atau puskesmas serta penyediaan dana untuk pengobatan agar

tidak terjadi anemia berat.

Proses skorsing menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh

Bailon dan Maglaya, 1978.

Kriteria Bobot Skor


1. Sifat masalah 1
Skala :
a. Ancaman kesehatan 2
b. Tidak/kurang sehat 3
c. Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk diubah 1
Skala :
a. Tinggi 2
b. Cukup 3
c. Rendah 1
4. Meninjolnya masalah 1
Skala :
a. Masalah berat harus ditangani 2
b. Masalah yang tidak perlu ditangani 1
c. Masalah yang tidak dirasakan 0

Keterangan :
Cara skorsing
a) Tentukan skor untuk setiap criteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
34

Skor Yang Diperoleh


X Bobot
Skor Tertinggi

c) Jumlah skor untuk semua criteria ( Skor tertinggi sama dengan


jumlah bobot, yaitu 5).

4. Perencanaan tindakan

Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan

dilakukan dalam memecahkan masalah kesehatan, yang disusun

secara sistematis dengan menitik beratkan pada keterlibatan keluarga,

tujuan pemecahan masalah, criteria hasil berdasarakan teori,

ketepatan dalam pemilihan dan pelaksanaan tindakan, serta penilaian

hasil tindakan.

Sesuai masalah yang diteliti yaitu ibu hamil dengan anemia

sedang dengan demikian maka beberapa intervensi yang dapat

diberikan yakni :

a. Rencana diagnose masalah ke 1 akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

1) Beritahu hasil pemeriksaan kehamilan kepada ibu

Rasional : informasi hasil pemeriksaan penting diketahui oleh ibu

Karena dapat memberikan kepuasan psikis tentang

perkembangan kehamilan dan kondisi janin dalam uterus serta

keadaan anemia yang dialami ibu ( Henderson, 2009 ).


35

2) Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu juga menjelaskan

tentang anemia dan tanda-tanda bahaya dari kehamilan dengan

anemia.

Rasional : agar ibu dapat tenang menghadapi penyakitnya (

Angsar, 2004).

3) Suport mental bagi ibu berupa memberikan motifasi pada ibu

dan keluarga.

Rasional : agar ibu dan keluarga mengerti dan tenang

menghadapi penyakit yang ibu derita.

4) Jelakan tentang pentingnya kebutuhan istirahat/tidur.

Rasional: Pada bulan-bulan terakhir kehamilan dapat sulit tidur

karena janin menendang dan berputar sepanjang malam.

Insomnia kadang timbul tanpa sebab, namun umunya akibat

adanya masalah emosional seperti : banyak pikiran, stress, rasa

cemas, susah atau gembira yang berlebiha. Insomnia harus

segera diatasi jika tidak dapat menjadi berat dan timbul stress

baru. Stress dapat berpengaruh pada janin yang dikandungnya.

Peningkatan denyut jantung dapat terjadi pada janin jika ibunya

mengalami stress ringan namun janin akan menjadi hiper aktif

jika jika ibunya mengalami stress berat dengan istirahat/tidur

pada malam hari 6-8 jam dapat meringankan beban kerja

jantung.( Suparman, 2010 ).


36

5) Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi

Rasional: Pada saat hamil diperlukan kalori lebih banyak.

Pemasukan kalori pada ibu hamil membutuhkan tambahan

antara 300-500 kalori. Sehingga kebutuhan kalori ibu hamil

sekitar 2300-2800 tiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan antara lain :

kalsium, protein, Vitamin C, makanan berserat, asam folik dan

zat besi. Dengan terpebuhnya kebutuhan gizi ibu selama hamil,

pertumbuhan dan perkembangan janin serta persiapan ibu

menghadapi persalinan (Depkes, 2004 ).

6) Beri penyuluhan gizi pada kunjungan antenatal, tentang perlunya

minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat besi dan

kaya vitamin “c” serta menghindari minum teh atau kopi dalam

satu jam sebelum atau sesudah makan ( the atau kopi

mengganggu penyerapan zat besi ).

Rasional: agar ibu dapat mengetahui jenis makanan yang

mengandung zat besi ( Depkes, 2004 ).

7) Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara

teratur dan apabila ada keluhan segera kembali control.

Rasional: dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur dapat

mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dan

penanganan segera ( Depkes, 2004 ).

8) kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.

Yaitu : - Fe 1x1 tablet/hari


37

- Kalsium laktat 3x1 tablet/hari

- Vitamin B kompleks 3x1 tablet/hari

Rasional: pemberian therapy Fe akan menambah sel-sel darah

merah dalam tubuh ibu, pemberian kalsium akan menambah

kalsium pada ibu, dan pemberian Vitamin B kompleks akan

meningkatkan nafsu makan sehingga gizi ibu dapat terpenuhi

(Depkes, 2004).

9) Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan Hb,

filariasis dan DDR.

Rasional: dengan pemeriksaan laboratorium dapat mengetahui

penyebab dari penyakit yang dialami oleh ibu.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan

yang telah disusun. Dalam malaksanaan tindakan harus melibatkan

keluarga denan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber

daya yang ada, nilai/ norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan

prasarana serta penerimaan keluarga. Berdasarkan masalah yang

diteliti yakni ibu hamil dengan anemia sedang, dapat diterapkan

intervensi yang dibuat secara sistematis sesuai masalah yang ada dan

yang ditemukan dalam keluarga.

6. Evaluasi

Langkah akhir dari manajemen asuhan keluarga adalah

melakukan penilaian dan evaluasi. Penilain dilakukan berdasarkan


38

tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan penilaian sangat ditentukan

oleh tujuan dan tindakan yang telah ditetapkan, apakh tujuan tersebut

realistis dan tepat atau tidak, serta factor lingkungan. Evaluasi yang

dilakukan secara komprehensif Dari keseluruhan masalah yang ada.

Ibu hamil dengan anemia sedang dilakukan evaluasi dengan

menentukan renggang waktu untuk melihat intervensi dan pengobatan

yang diberikan berhasil atau tidak, seperti ibu tidak merasa pusing,

nafsu makan baik, aktivitas hari-hari mulai stabil dan kehamilan

berlangsung sampai pada persalinan.

F. Kerangka Konsep

Untuk memudahkan penulis maka kerangka konsep yang diangkat

dalam usulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Manajemen Asuhan Keluarga

1. Pengkajian secara
komprehensif terhadap
seluruh anggota keluarga
a. Data Subjektif
b.Data Objektif
c. Analisa Data
d. Rumusan Masalah Ibu hamil Anemia teratasi
dendan anemia pada ibu
2. Membuat prioritas
sedang hamil
diagnose masalah.
3. Membuat rencana
tindakan.
4. Melaksanakan Rencana
tindakan.
5. Evaluasi

GAMBAR 2. KERANGKA KONSEP PENELITIAN


39

Keterangan :

variable independent :

variable dependent :

Hasil/Out / Come :
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskritif dalam dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan

penerapan manajemen asuhan kebidanan keluarga pada ibu hamil

dengan anemia sedang di wilayah kerja Puskesmas Passo Kecamatan

Baguala.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek penelitian. Apabila seorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,

maka penelitiannya merupakan populasi (arikunto, 2003) populasi

dalam penelitian ini adalah seorang ibu hamil dengan anemia sedang

yang sementara memeriksakan kehamilan di Puskesmas Passo

Kecamatan Baguala.

2. Sampel

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada penelitian ini

maka dipilih pasien yang bersedia sebagai objek penelitian. Untk itu,

maka criteria untuk menentukan partisipan ini adalah :

a. Ibu hamil dengan anemia sedang yang sementara

memeriksakan dirinya di Puskesmas Passo Kecamatan

Baguala.
41

b. Ibu hamil dengan trimester II.

c. Anemia Sedang : Hb 7-8 gr%

d. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani

lembaran persetujuan menjadi responden.

Dalam penelitian ini menjadi subjek penelitian adalah seorang

ibu “A” hamil dengan anemia sedang yang sementara memeriksakan

kehamilan di Puskesmas Passo Kecamatan Baguala.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga bulan

mei (4-7 Mei 2014).

2. Tempat Penelitian

Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah wilayah Puskesmas

Passo Kecamatan Baguala.

D. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur


Data yang didapat Wawancara Format
Data Subjektif dari klien atau pengkajian
keluarga
Data objektif Wawancara Alat
Data Objektif adalah data yang dan observasi pemeriksaan
diperoleh
berdasarkan
pengamatan
langsung dan
pemeriksaan.
Merupakan Wawancara Format
Analisa Data kesimpulan yang dan observasi pengkajian
dibuat
42

berdasarkan data
subjektif dan
objektif yang telah
didapat.
Suatu pernyataan Wawancara Format
Perumusan tidak terpenuhinya dan observasi pengkajian
Masalah kebutuhan dasar
manusia yang di
alami oleh krluarga
atau anggota
keluarga.
Bagaimana Wawancara Format
Prioritas menentukan dan observasi pengkajian
Masalah masalah yang
menjadi prioritas
dalam melakukan
tindakan.
Berdasarkan Wawancara Format
Perencanaan diagnosis yang dan observasi pengkajian
ditegakkan bidan
dalan rencana
kegiatan
mencakup tujuan
dan langkah-
langkah yang akan
dilakukan bidan
dalam
melaksankan
tindakan.
Melaksanakan Wawancara Format
Pelaksanaan rencana tindak dan observasi pengkajian
sesuai rencana
asuhan yang
sudah ditentukan
Kegiatan yang Wawancara Format
Evaluasi perlu dilaksanakan dan observasi pengkajian
adalah proses dari
tindakan
pengukuran antara
keberhasilan dan
rencana

E. Alat Dan Teknik Pengumpulan Data


43

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : format pengkajian

asuhan keluarga untuk menjadi patokan bagi penulis dalam

melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia sedang.

Dengan menggunakan alat untuk pemeriksaan ibu hamil antara lain

: 1. Buku KIA ; 2. Arloji yang ada jarum detiknya, untuk mengukur

denyut nadi dan denyut jantung janin ; 3. Thermometer, untuk

mengukur suhu tubuh ; 4. Tensimeter dan stetoskop, untuk

mengukur tekanan darah ; 5. Timbangan, untuk mengukur berat

badan ibu ; 6. Pita centimeter (cm) dan Pengukur Lila, untuk

mengukur tinggi fundus uteri ibu dan mengukur Lila ; 7. Stetoskop

monokuler atau Dopler, untuk mendengar denyut jantung janin.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara Tanya jawab

dengan klien, keluarga, tim kesehatan tentang masalah yang

dihadapi oleh ibu hamil dengan anemia sedang.

b. Pemeriksaan Fisik, dalam melakukan pemeriksaan fisik, penulis

melakukan pengumpulan data dengan cara inspeksi, palapasi,

auskultasi dan perkusi secara akurat terhadap ibu hamil dengan

anemia sedang.
44

c. Observasi, penulis mengadakan pengamatan secara langsung

oada ibu hamil dengan anemia sedang menggunakan indra

penglihatan dan mengobservasi keadaan umum ibu.

d. Pemeriksaan laboratorium, penulis melakukan kerjasama

dengan petugas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan

kepada ibu hamil dengan anemia sedang yaitu pemeriksaan Hb,

DDR dan Sifilis.

e. Studi dokumentasi, pengumpulan data yang diperoleh melalui

catatan kebidanan dan status kesehatan lainnya yang

berhubungan dengan masalah klien.

F. Rencana Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini maka kegiatan yang dilaukan ialah

pengurusan ijin penelitian, kemudian mempersiapkan format

pengkajian, melakukan koordinasi dengan kepala ruangan untuk

penentuan subjek penelitian, klien menandatangani kesediaan

menjadi subjek penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia sedang,

menyusun rencana asuhan sesuai kebutuhan pasien,

melaksanakan tindakan sesuai kebutuhan pasien, melakukan

evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan.


45

3. Tahap Akhir

Tahap akhir dari penelitian ini adalah dengan pengambilan surat

pengembalian dari Dinad Kesehatan Kota Ambon sebagai bukti

telah menyelesaikan penelitian dan melakukan penyusunan.

G. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk pendokumentasian manajemen asuhan

kebidanan keluarga dari ibu dengan Anemia Sedang di wilayah kerja

Puskesmas Passo Kecamatan Baguala.


46

Anda mungkin juga menyukai