Pengembangan peranti yang digunakan untuk mengubah energi yang dimiliki sinar matahari menjadi bentuk energi yang mudah untuk dimanfaatkan, yakni energi listrik, telah dimulai sejak pertengahan paruh pertama abad yang lalu. Kehadiran Mekanika Kuantum di blantika fisika teori untuk menggambarkan fenomena alam pada ranah renik telah mengubah cara pandang manusia, khususnya para fisikawan, mengenai materi dan gelombang, serta memberikan gagasan mengenai pengubahan bentuk energi dalam hal ini energi yang terdapat pada sinar matahari menjadi energi listrik. Gagasan para ilmuwan ini terejawantahkan dalam bentuk peranti yang dikenal sebagai peranti fotovoltaik (photovoltaic device), atau yang mahsyur dengan sebutan sel surya (solar cell). Pengembangan peranti fotovoltaik terkait dengan pengembangan teknologi semikonduktor. Tidaklah mengherankan jika pada awal-awal pengembangannya, dan juga hingga kini, peranti fotovoltaik menggunakan prinsip kerja dioda yang dibuat dengan bahan semikonduktor. Seiring digunakannya bahan-bahan anorganik seperti silikon (Si), pada pembuatan semikonduktor di masa lampau, peranti-peranti fotovoltaik yang telah dikembangkan pun menggunakan bahan serupa, sehingga peranti-peranti semacam itu sering disebut sebagai peranti fotovoltaik berbasis semikonduktor. Dewasa ini, perkembangan peranti fotovoltaik berbasis semikonduktor dengan bahan anorganik telah mencapai kemajuan yang berarti. Perkembangan zaman menuntut banyak hal yang dihasilkan dengan proses yang mudah dan murah. Perkembangan jaman juga menuntut proses pembuatan peranti fotovoltaik yang mudah dan murah. Di satu sisi tingkat efisiensi peranti fotovoltaik anorganik mencapai angka yang tinggi, tetapi di sisi lain proses pembuatan peranti tersebut tidak sederhana dan membutuhkan biaya pembuatan yang tinggi. Hal ini membuat para ilmuwan berusaha mencari peranti sejenis yang