5579 - Teknik Maserasi Pada Penentapan Kadar Tannin Dalam
5579 - Teknik Maserasi Pada Penentapan Kadar Tannin Dalam
TEH
I. Tujuan
II. Prinsip
Ekstraksi tannin dalam sampel berupa teh dapat dilakukan dengan teknik
maserasi yaitu suatu teknik perendaman simplisia dalam suatu cairan penyari
yang telah diperoleh dititar dengan KMnO4 0,1 N.Penetapan kadar tannin
larutannya yang berfungsi sebagai zat pengoksidator dan menjadi larutan standar
primer,zat pereduksi yang digunakan adalah asam oksalat serta indigo carmin
sebagai indikator yang bereaksi sempurna hingga titik akhir titrasi tercapai(TAT)
serta ditunjukan melalui perubahan warna larutan yang dititar menjadi warna
Standarisasi KMnO4
MnO4 - + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O X2
Teh adalah minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara
infuse yaitu menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari
tanaman Camellia sinensis dengan air panas.Teh diperoleh dari pengolahan daun
tanaman Camellia sinensis dari familia Theaceae.Di Indonesia sendiri ada 5 (lima)
jenis teh yang terkenal berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hijau (Green
Tea), teh hitam (Black Tea), teh Oolong (Oolong Tea),teh putih (White Tea),dan
teh wangi atau teh bunga (Jasmine Tea).Masing-masing jenis teh tersebut memiliki
ekstraksi dari jenis teh yang telah disebutkan diantaranya ; Teh hitam, adalah jenis
hijau adalah teh yang tidak mengalami proses fermentasi.Teh putih mengandung
bunga dan daun teh yang masih muda.Teh bunga atau teh wangi merupakan teh
hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga, biasanya
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar
lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.Daun teh yang baru dipetik
mengandung air sekitar 75-82% dan selebihnya terdiri bahan organic misalnya
terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam menentukan warna,
rasa, dan aroma teh. Sementara kafein dalam teh dapat menimbulkan rasa nikmat
pada air seduhan teh.Selain itu berbagai protein, pati, pektin dan minyak atsiri
walaupun dalam jumlah yang kecil juga akan menentukan mutu dari teh (Muchtadi
anti diare, anti bakteri, dan antioksidan (Desmiaty et al 2008)6. Tanin dikenal juga
sebagai asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak berwarna, tetapi ada juga
yang berwarna kuning atau coklat (Yulia 2006)7. Tanin dapat diklasifikasikan
menjadi tanin terhidrolisis yang merupakan turunan asam galat yang mudah
dihidrolisis dalam suasana asam dan tanin terkondensasi yang merupakan polimer
senyawa tanin, yang sebagian besar dari golongan katekin dan daun teh juga
dilengkapi dengan enzim polifenol oksidase yang siap bekerja mengubah tanin
menjadi sederetan senyawa turunan melalui suatu reaksi kondensasi dan hampir
semua tanin yang mengalami reaksi kondensasi diubah menjadi senyawa turunan
tanin yaitu theaflavin dan thearubigin. Pada proses ini daun teh berubah warna
dari hijau menjadi coklat muda, lalu coklat tua. Semakin lama teroksidasi, maka
teh menjadi semakin gelap dan sarinya menjadi kurang pahit. Di dalam teh
Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk
senyawa dimer dan oligomer lebih tinggi. Ikatan karbon dengan karbon
dengan proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas maka beberapa
ikatan karbon dengan karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah suatu
monomerantosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini
Tanin terhidrolisis
- Depsida galoilglukosa
Senyawa ini mempunyai inti yang berupa molekul glukosa yangdikelilingi oleh
Inti molekul senyawa ini berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam
kadar tanin dalam teh menggunakan metode Lowenthal, metode ini bergantung
pada oksidasi fenolat dengan larutan Kalium Permanganat dengan indigo carmine
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari
untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut
dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.Metode Maserasi
direndam dalam pelarut yang dipilih, cairan penyari akan berdifusi melalui dinding
sel dan masuk ke dalam sel yang terdapat zat aktif sehingga terjadi proses
pelarutan dimana zat aktif tersebut melarut terhadap larutan penyari. larutan yang
antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti,
setelah mencapai kesetimbangan suatu konsentrasi, proses ekstraksi dinyatakan
selesai, maka zat aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki tingkat kepekatan
yang sama.
kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup
lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada
suhu 400 – 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang
Modifikasi remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah
Erlenmeyer 250 mL
Piala gelas
Gelas ukur 50 mL
Pipet tetes
Buret makro
Batang pengaduk
Botol semprot
Neraca analitik
Kertas saring
KMnO4 0,1N
Indigo Carmine
Aquades
Gelatin
NaCl asam
Kaolin
VI. Cara Kerja
Tambahkan 20 mL air
mendidih (untuk daun teh) ke
gelas piala secara perlahan-
lahan.
Volume A
Volume B
Pembuatan pereaksi
NaCl asam
tambahkan 25 ml
H2SO4(p).Sehingga volume
larutan NaCl jenuh yang
dibuat sebanyak 300ml dan
siap untuk digunakan
Indigo Carmine
Ditambahkan 5 ml H2SO4(p).
Setelah larut ditambahkan air
sampai dengan 200 ml
Pembuatan Gelatin
A. Identifikasi Bahan
Deskripsi contoh uji : Padatan berupa daun teh kering berwarna coklat-gelap
Ulangan 1
630.0 mg
N= = 0.1062 N
mg 100
23.55 mL x 63 x
mgrek 25
Ulangan 2
630.0 mg
N (duplo) = = 0.1062 N
mg 100
23.55 mL x 63 x
mgrek 25
Normalitas rata-rata
(0.1062 + 0.1062)N
N rata − rata = = 0.1062 N
2
Ulangan 1
Kadar Tannin
mgrek mg 100 1
(3.23 − 2.00)mL x 0.1062 ( ) x 42 ( )x x (1000)
ml mgrek 25
= x100%
2.0007 g
= 5.48%
Ulangan 2
Kadar Tannin
mgrek mg 100 1
(3.15 − 1.80)mL x 0.1062 ( ) x 42 ( )x x (1000)
ml mgrek 25
= x100%
2.0007g
= 6.02%
5.48% + 6.02%
= 5.75%
2
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini penentuan kadar tanin dalam sampel teh
senyawa polifenol yang mempunyai bobot molekul tinggi dan mempunyai gugus
hidroksil serta gugus lainnya sehingga dapat membentuk suatu kompleks dengan
yaitu melapisi mukosa usus khususnya selaput usus besar dan memperkecil selaput
sekunder yang mengandung inti fenol yaitu golongan polifenol yang berfungsi
sebagai pendonor hidrogen terbaik karena adanya ikatan hirogen dengan gugus
karboksil.Zat amorf dan kristalin dalam tanin didapatkan dari suatu bentuk oak
garam logam,kemampuan tanin mengubah protein menjadi produk yang tidak larut
terletak pada tempat yang terpisah dari protein dan enzim sitoplasma tetapi bila
terurai.
Tanin dapat diisolasi dari sampel yang berupa teh dengan metode maserasi,proses
maserasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyari simplisia yang
diekstrak pada bagian dalam sel cairan telah tercapai proses difusi terhadap cairan
pengekstraksi.
teh mudah diekstraksi ketika akan dikonsumsi. Hal itu disebabkan luas permukaan
yang besar akan mempermudah air untuk masuk ke dalam bahan dan mengekstrak
sarinya.
pengoksidator kuat juga berfungsi secara auto indikator dalam hal ini apabila zat
pereduksi telah habis dengan ion permanganat maka akan mengubah larutan baku
standarnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda seulas
permanganat,larutan baku standar herus terlebih dahulu dipanaskan hal ini guna
menjaga keberlangsungan reaksi agar tidak teroksidasi dalam suhu yang relatif
rendah karena umumnya titrasi asam oksalat ini berlangsung pada larutan yang
dipanaskan berkisar antara 60-70 derajat celcius dengan kondisi waktu yang
panas agar tannin dapat terekstrak ke dalam larutan setelah itu didiamkan selama
10 menit agar tanin dapat terekstrak sempurna hal inilah yang menjadi suatu ciri
khas suatu metode yang biasa disebut maserasi tujuannya agar tannin dapat
air suling agar memudahkan proses transfer analit ke Labu takar 100 mL kemudian
memisahkan sisa-sisa pengotor yang terdapat di sampel khususnya daun teh yang
gelas kering yang sebelumnya telah dibilas dengan sedikit filtrat.filtrat kemudian
carmine sebagai indikator penanda pH agar teroksidasi oleh titran KMnO4 yang
akan merubah warna larutan dari biru gelap menjadi kuning keemasan.Sampel
hijau setelah itu menghasilkan titik akhir yang ditandai dengan warna kuning
keemasan menjadikan semua zat pereduksi terutama analit berekasi dengan kalium
Kaolin hal ini digunakan untuk mengendapkan analit yang notabene membentuk
disaring dari campuran filtratnya guna tidak terdapat analit lain non tanin yang
akan dititar dengan KMnO4 dalam hal ini harus dapat dipastikan seluruh tannin
mengendap sempurna dan tidak lolos melewati penyaringan. .kemudian filtrat hasil
penanda pH setelah itu titar dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi
hingga terbentuk perubahan warna dari biru menjadi hijau dan ditandai dengan
warna kuning keemasan sebagai titik akhir. Setelah dititar dengan larutan kalium
Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian pada penetapan kadar tanin diperoleh
kadar dari masing-masing tahapan yaitu sebesar 5.48% dan 6.02% dengan rata-rata
sebesar 5.75% .Kadar yang diperoleh cukup kecil dibandingkan dengan syarat dari
perbandingan bobot dalam buku Chemistry and agriculture of tea yaitu 18-25%
.Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor dalam praktikum itu sendiri,seperti waktu
dalam maserasi sampel daun teh yang cukup singkat,sehingga lama perendaman
X. Kesimpulan
3
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI),2012.mengenal
macam jenis teh.sukabumi:Kementrian pertanian
4
Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor :
Institut Pertanian Bogor
5
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia
2
Day, R.A dan Underwood, A.L.2001.Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga
1
Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada
6
Desmiaty,Y,Ratih H,Dewi MA,AgustinR.2008.Penentuan jumlah tanin total
pada Guazuma ulmifolia Lamk dan Excoecaria bicolor Hassk secara kolorimetri
dengan pereaksi biru prusia.Artocarpus 8:106-109
7
Yulia,R.2006.Kandungan tsnin dan potensi anti streptococcus mutsnd daun teh
var.Assamica pada berbagai tahap pengolahan.Bogor:Institut Pertanian Bogor
8
DanartoYC,PrihanantoSA,Pamungkas,ZA.2011.Pemanfaatan tanin dari kulit
kayu bakau sebagai pengganti gugus fenol pada resin fenol
formaldehida.Prosiding Nasional Teknik Kimia Kejuangan Yogyakarta.22
Februari 2011.Surakarta.UNS hlm 1-5
9
Harborne,JB.1987.Metode Fitokimia Penuntun cara modern Menganalisis
tumbuhan.Bandung:Insitut Teknologi Bandung
XII. Lampiran
10 menit
asam oksalat
kalium permanganat
1. Kalium Permanganat
BM : 158,04 g/mol
Rumus bangun
BM : 466,36 g/mol
3. Air Suling
BM : 18 g/mol
4. Natrium Klorida
BM : 58,44 g/mol
BM : 95000 g/mol
Sifat : Berupa padatan, tidak berbau, tidak berasa,
berwarna putih, mudah larut dalam air panas
dan dingin.
Densitas : 1,35 gram/cm
6. Kaolin
Rumus molekul : Al2Si2O5(OH)4
BM : 258,12 g/mol
Sifat : Padatan putih , larut dalam air dingin, air
panas, dan metanol.
Densitas : 2,6 g/cm3 (200C)
7. Asam Oksalat
Rumus bangun
BM : 126 g/mol
b. Hasil Percobaan