Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK MASERASI PADA PENENTAPAN KADAR TANNIN DALAM

TEH

I. Tujuan

Memisahkan tannin dalam teh dengan teknik maserasi

Menetapkan kadar tannin dalam sampel teh dengan titrasi permanganometri.

II. Prinsip

Ekstraksi tannin dalam sampel berupa teh dapat dilakukan dengan teknik

maserasi yaitu suatu teknik perendaman simplisia dalam suatu cairan penyari

dalam waktu tertentu dan pada suhu tertentu(Sudjadi:1988)1.Maserasi tersebut

menggunakan pelarut air,untuk mengetahui kadar tannin dalam sampel teh,filtrate

yang telah diperoleh dititar dengan KMnO4 0,1 N.Penetapan kadar tannin

dilakukan secara analisis volumetri yaitu dengan titrasi permanganometri.Senyawa

KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi tergantung dari PH

larutannya yang berfungsi sebagai zat pengoksidator dan menjadi larutan standar

primer,zat pereduksi yang digunakan adalah asam oksalat serta indigo carmin

sebagai indikator yang bereaksi sempurna hingga titik akhir titrasi tercapai(TAT)

serta ditunjukan melalui perubahan warna larutan yang dititar menjadi warna

kuning emas.(Underwood dan Day;2001)2


III. Reaksi

Standarisasi KMnO4
MnO4 - + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O X2

H2 C 2 O 4 2CO2 + 2H+ + 2e- X5

2MnO4 - + 16H+ + 10e- 2Mn2+ + 8H2O

5H2C2O4 10CO2 + 10H+ + 10e-

2MnO4 - + 6H+ + 5H2C2O4 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

Tannin dan gelatin

(Harjadi,W.1986.Ilmu Kimia Analitik Dasar.page 220-221)5


IV. Dasar teori

Teh adalah minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara

infuse yaitu menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari

tanaman Camellia sinensis dengan air panas.Teh diperoleh dari pengolahan daun

tanaman Camellia sinensis dari familia Theaceae.Di Indonesia sendiri ada 5 (lima)

jenis teh yang terkenal berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hijau (Green

Tea), teh hitam (Black Tea), teh Oolong (Oolong Tea),teh putih (White Tea),dan

teh wangi atau teh bunga (Jasmine Tea).Masing-masing jenis teh tersebut memiliki

kriteria yang berbeda dalam pengolahannya,khususnya berkaitan dengan proses

ekstraksi dari jenis teh yang telah disebutkan diantaranya ; Teh hitam, adalah jenis

teh yang dalam pengolahannya melalui proses fermentasi secara penuh.Teh

oolong, adalah teh yang mengalami semi-fermentasi pada pengolahannya.Teh

hijau adalah teh yang tidak mengalami proses fermentasi.Teh putih mengandung

bunga dan daun teh yang masih muda.Teh bunga atau teh wangi merupakan teh

hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga, biasanya

digunakan bunga melati.(BALITTRI,2012)3

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar

lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.Daun teh yang baru dipetik

mengandung air sekitar 75-82% dan selebihnya terdiri bahan organic misalnya

tanin,kafein,pektin,protein,pati,minyak atsiri dan vitamin.Zat tanin yang banyak

terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam menentukan warna,

rasa, dan aroma teh. Sementara kafein dalam teh dapat menimbulkan rasa nikmat

pada air seduhan teh.Selain itu berbagai protein, pati, pektin dan minyak atsiri

walaupun dalam jumlah yang kecil juga akan menentukan mutu dari teh (Muchtadi

dan Sugiyono, 1992)4


Tanin dalam teh termasuk tanin terkondensasi yang secara biosintesis

terbentuk dari kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer

kemudian oligomer yang lebih tinggi.Tanin merupakan senyawa aktif metabolit

sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen,

anti diare, anti bakteri, dan antioksidan (Desmiaty et al 2008)6. Tanin dikenal juga

sebagai asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak berwarna, tetapi ada juga

yang berwarna kuning atau coklat (Yulia 2006)7. Tanin dapat diklasifikasikan

menjadi tanin terhidrolisis yang merupakan turunan asam galat yang mudah

dihidrolisis dalam suasana asam dan tanin terkondensasi yang merupakan polimer

poliflavanoid (Danarto et al 2011)8.Pada daun teh segar terdapat sekitar 30%

senyawa tanin, yang sebagian besar dari golongan katekin dan daun teh juga

dilengkapi dengan enzim polifenol oksidase yang siap bekerja mengubah tanin

menjadi sederetan senyawa turunan melalui suatu reaksi kondensasi dan hampir

semua tanin yang mengalami reaksi kondensasi diubah menjadi senyawa turunan

tanin yaitu theaflavin dan thearubigin. Pada proses ini daun teh berubah warna

dari hijau menjadi coklat muda, lalu coklat tua. Semakin lama teroksidasi, maka

teh menjadi semakin gelap dan sarinya menjadi kurang pahit. Di dalam teh

terdapat beberapa jenis katekin, yaitu epigalokatekin galat (EGCG),

epigalokatekin (EGC), epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), galokatekin (GC)

dan katekin.Tanin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

Tanin terkondensasi

Tanin terkondensasi terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk

senyawa dimer dan oligomer lebih tinggi. Ikatan karbon dengan karbon

menghubungkan flavon melalui ikatan 4 – 8 atau 6 – 8.Tanin terkondensasi disebut juga

dengan proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas maka beberapa

ikatan karbon dengan karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah suatu
monomerantosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini

berarti bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.2.

 Tanin terhidrolisis

Terdiri atas dua kelas yaitu :

- Depsida galoilglukosa

Senyawa ini mempunyai inti yang berupa molekul glukosa yangdikelilingi oleh

lima gugus ester galoil atau lebih.

- Dimer asam galat

Inti molekul senyawa ini berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam

heksahidroksidifenat yang berikatan dengan glukosa. Tanin terhidrolisis disebut

juga elagitanin yang pada hidrolisis menghasilkan asam galat.(Harborne, 1987)9

Terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan untuk memperoleh hasil

kadar tanin dalam teh menggunakan metode Lowenthal, metode ini bergantung

pada oksidasi fenolat dengan larutan Kalium Permanganat dengan indigo carmine

sebagai “indikator redoks” untuk menunjukkan titik akhir titrasi.

Maserasi merupakan suatu cara penyarian sederhana yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari

pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan

untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut

dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.Metode Maserasi

umumnya menggunakan pelarut berupa air.Ketika proses maserasi simplisia

direndam dalam pelarut yang dipilih, cairan penyari akan berdifusi melalui dinding

sel dan masuk ke dalam sel yang terdapat zat aktif sehingga terjadi proses

pelarutan dimana zat aktif tersebut melarut terhadap larutan penyari. larutan yang

terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi

antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti,
setelah mencapai kesetimbangan suatu konsentrasi, proses ekstraksi dinyatakan

selesai, maka zat aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki tingkat kepekatan

yang sama.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang

kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup

lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk

bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan

lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :

 Modifikasi maserasi digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada

suhu 400 – 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang

zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.

 Modifikasi dengan mesin pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi

dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

 Modifikasi remaserasi

Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan

penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi

dengan cairan penyari yang kedua.

 Modifikasi maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu

bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara

berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat


Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna,

karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah

ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B).(Sudjadi, 1988)1

V. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan:

 Erlenmeyer 250 mL

 Piala gelas

 Gelas ukur 50 mL

 Pipet volumetric 5mL dan 10 mL

 Pipet tetes

 Buret makro

 Batang pengaduk

 Botol semprot

 Statif dan klem

 Neraca analitik

 Kertas saring

Bahan-bahan yang digunakan: :

 Sampel daun teh

 KMnO4 0,1N

 Indigo Carmine

 Aquades

 Gelatin

 NaCl asam

 Kaolin
VI. Cara Kerja

Preparasi Sampel Teh

Timbang teliti 2,0 g sampel masukkan ke piala gelas 100


mL atau yang sesuai.

Tambahkan 20 mL air
mendidih (untuk daun teh) ke
gelas piala secara perlahan-
lahan.

Aduk dan didiamkan selama


10 menit
.
Tunggu sampai dingin,
kemudian setelah dingin
dimasukkan ke labu takar 100
ml

Tepatkan sampai tanda tera


dan homogenkan

Saring ke piala gelas


kering.(untuk bilasan pertama
filtrat hasil saringan dibuang)
Penetapan kadar tannin dalam sampel

Volume A

Sebanyak 5 mL filtrat dipipet masukkan ke erlenmeyer lalu


ditambahkan 75 mL air dan 5
mL indigo carmine

Titar dengan larutan KMnO4


0,1 N yang telah
distandardisasi hingga terjadi
perubahan warna dari biru
menjadi kuning

Volume titran yang diperoleh dicatat sebagai A

Volume B

Sebanyak 10 mL sampel Tambahkan 10 mL NaCl


(filtrat dari penyaringan asam, 5 mL gelatin dan 2
pertama) dipipet gram kaolin

Aduk hingga homogen dan


seluruhnya disaring pisahkan
filtratnya

Sebanyak 5 ml filtrat tersebut


dipipet lalu ditambahkan 75
ml air dan 5 ml indigo
carmine

Titar dengan KMnO4 0,1 N


yang telah distandarisasi
hingga warna biru berubah
menjadi kuning

volume titran yang diperoleh


dicatat sebagai B
Standarisasi KMnO4

Timbang 0,6300 gram hablur Larutkan menggunakan


asam oksalat aquades di erlenmeyer

Titar dengan larutan KMnO4 yang


akan distandarisasi.Perubahan
warna ditandai dari tidak
berwarna menjadi merah muda
seulas.

Pembuatan pereaksi

NaCl asam

Ambil NaCl jenuh sebanyak 292,5 ml masukkan ke dalam gelas


piala yang telah disiapkan

tambahkan 25 ml
H2SO4(p).Sehingga volume
larutan NaCl jenuh yang
dibuat sebanyak 300ml dan
siap untuk digunakan

Indigo Carmine

Timbang indigo Carmine Masukkan ke gelas piala yang


sebnyak 1,25 g
berukuran 250 ml

Ditambahkan 5 ml H2SO4(p).
Setelah larut ditambahkan air
sampai dengan 200 ml
Pembuatan Gelatin

Timbang 5 gram Gelatin tambahkan 1 L NaCl jenuh

larutkan dengan proses


pemanasan sampai terbentuk
larutan jenuh
VII. Data Pengamatan

A. Identifikasi Bahan

No. Nama Bahan Rumus Molekul Sifat

1 Sampel teh Padatan berupa daun


berwarna coklat gelap
memiliki bau khas
melati

2 Asam oksalat H2C2O4.2H2O Padatan kristal


berwarna putih dan
tidak berbau

3 Natrium klorida NaCl Padatan kristal


berwarna putih dan
tidak berbau

4 Kalium KMnO4 Larutan berwarna ungu


permanganat dan tidak berbau

5 Indigo carmine C16H8N2Na2O8S2 Padatan serbuk


berwarna biru,sukar
larut dalam air dan
tidak berubau

6 Gelatin C6H12O6 Padatan serbuk halus


berwarna kuning dan
tidak berbau

7 Kaolin H2Al2Si2OK8-H2O Padatan berwarna putih

8 Air suling H2O Cairan tak berwarna


dan tak berbau
Nama contoh uji : Daun teh

Deskripsi contoh uji : Padatan berupa daun teh kering berwarna coklat-gelap

yang berbau khas teh

B. Data Standardisasi KMnO4

Bahan Baku Bobot Bahan Volume Konsentrasi


Primer Baku Primer (g) KMnO4 Larutan KMnO4
(mL) Hasil
Standardisasi (N)

H2C2O4.2H2O 0.6300 23.55 0.1062


(Asam Oksalat)
0.6300 23.55 0.1062

Rata-Rata 23.55 0.1062

Data Penetapan Kadar Tannin

Volume Sampel Volume Titran Volume Titran Titik Akhir


(mL) KMnO4 KMnO4 Titrasi
A (mL) B (mL)
5.00 3.23 2.00 Biru menjadi
5.00 3.15 1.80 kuning
VIII. Perhitungan

Konsentrasi Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) hasil standarisasi

Bobot asam oksalat (mg)


Normalitas KMnO4 = mg
Volume KMnO4 (mL)x BE asam oksalat ( )xfp
mgrek

Ulangan 1

630.0 mg
N= = 0.1062 N
mg 100
23.55 mL x 63 x
mgrek 25

Ulangan 2
630.0 mg
N (duplo) = = 0.1062 N
mg 100
23.55 mL x 63 x
mgrek 25

Normalitas rata-rata
(0.1062 + 0.1062)N
N rata − rata = = 0.1062 N
2

Kadar Tannin dalam Sampel

Kadar Tannin (%) =


mgrek mg 1
Volume titrasi A−B (mL)xN KMnO4( )xBE KMnO4( )xpengenceranx( )
ml mgrek 1000
x100%
Bobot sampel (g)

Ulangan 1

Kadar Tannin
mgrek mg 100 1
(3.23 − 2.00)mL x 0.1062 ( ) x 42 ( )x x (1000)
ml mgrek 25
= x100%
2.0007 g
= 5.48%
Ulangan 2

Kadar Tannin
mgrek mg 100 1
(3.15 − 1.80)mL x 0.1062 ( ) x 42 ( )x x (1000)
ml mgrek 25
= x100%
2.0007g
= 6.02%

Kadar tanin rata-rata

Kadar ulangan 1 + kadar ulangan 2


Kadar Tannin rata − rata =
2

5.48% + 6.02%
= 5.75%
2
IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini penentuan kadar tanin dalam sampel teh

dilakukan secara permanganometri dengan proses maserasi,Tanin merupakan

senyawa polifenol yang mempunyai bobot molekul tinggi dan mempunyai gugus

hidroksil serta gugus lainnya sehingga dapat membentuk suatu kompleks dengan

makromolekul pada suatu kondisi tertentu.Salah satu jenis senyawa golongan

polifenol ini dapat mengikat alkaloid danglatin yang biasanya mengikat

karbohidrat membentuk jembatan oksigen,senyawa ini bersifat sebagai astringent

yaitu melapisi mukosa usus khususnya selaput usus besar dan memperkecil selaput

lendir usus misalnya asam samak,sebagai penyerap racun dan dapat

menggumpalkan protein.Hal ini menjadikan tannin sebagai salah satu metabolit

sekunder yang mengandung inti fenol yaitu golongan polifenol yang berfungsi

sebagai pendonor hidrogen terbaik karena adanya ikatan hirogen dengan gugus

karboksil.Zat amorf dan kristalin dalam tanin didapatkan dari suatu bentuk oak

galls Pemanasan diatas 200 derajat celcius menyebabkan tannin terdekomposisi

membentuk pyrogallol dan karbondioksida,sifat tersebut menjadikan tanin

komponen pesipitas dari albumin,gelatin,dan banyak alkaloid lainnya serta garam-

garam logam,kemampuan tanin mengubah protein menjadi produk yang tidak larut

menjadikan tanin sebagai tanning agent.

Tanin bisanya ditemukan dalam suatu tumbuhan berpembuluh yang

terletak pada tempat yang terpisah dari protein dan enzim sitoplasma tetapi bila

jaringan rusak maka menyebabkan reaksi penyamakan sehingga protein sulit

terurai.
Tanin dapat diisolasi dari sampel yang berupa teh dengan metode maserasi,proses

maserasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyari simplisia yang

mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,proses

maserasi dikatakan selesai apabila terjadi kesetimbangan antara bahan yang

diekstrak pada bagian dalam sel cairan telah tercapai proses difusi terhadap cairan

pengekstraksi.

Daun teh yang digunakan sebagai sampel dalam kondisi sudah

dikeringkan berwarna cokelat.Dalam dunia industri,daun teh yang sudah dikeringkan

dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil dan mengalami pemanasan sehingga sari

teh mudah diekstraksi ketika akan dikonsumsi. Hal itu disebabkan luas permukaan

yang besar akan mempermudah air untuk masuk ke dalam bahan dan mengekstrak

sarinya.

Sampel berupa daun teh ini dianalisis dengan cara

permanganometri,hal ini didasarkan pada proses redoks yaitu reduksi dan

oksidasi.Kalium permanganat KMn04 sebagai pengoksidator kuat dengan bantuan

indikator indigo carmin digunakan dalam menitar sampel berupa teh.

Standarisasi larutan titran Kalium permanganat dilakukan dengan

menitar baku standarnya yaitu menggunakan asam oksalat,permanganat sebagai

pengoksidator kuat juga berfungsi secara auto indikator dalam hal ini apabila zat

pereduksi telah habis dengan ion permanganat maka akan mengubah larutan baku

standarnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda seulas

suasana berlangsung dalam kondisi asam dimana ion H+ akan mereduksi

permanganat,larutan baku standar herus terlebih dahulu dipanaskan hal ini guna
menjaga keberlangsungan reaksi agar tidak teroksidasi dalam suhu yang relatif

rendah karena umumnya titrasi asam oksalat ini berlangsung pada larutan yang

dipanaskan berkisar antara 60-70 derajat celcius dengan kondisi waktu yang

tepat,ketika penambahan KMnO4 terlalu cepat,akan mennyebabkan reaksi antara

MnO4- dengan Mn2+ sedangkan jika terlalu lambat,akan membentuk peroksida

yang akan terurai menjadi air.

Sampel yang ditimbang sebanyak 2.0007 gram ditambahkan air

panas agar tannin dapat terekstrak ke dalam larutan setelah itu didiamkan selama

10 menit agar tanin dapat terekstrak sempurna hal inilah yang menjadi suatu ciri

khas suatu metode yang biasa disebut maserasi tujuannya agar tannin dapat

mencapai kesetimbangan dengan proses difusi intermolekul di dalam larutan

perendamnya.pasca maserasi,tannin dipindahkan secara kuantitatif ke labu takar

100 mL proses pemindahan dilakukan dengan menambahkan analit dengan sedikit

air suling agar memudahkan proses transfer analit ke Labu takar 100 mL kemudian

dilakukan peneraan dan penyaringan,proses penyaringan berguna untuk

memisahkan sisa-sisa pengotor yang terdapat di sampel khususnya daun teh yang

telah diekstrak kandungan taninnya.filtrat hasil penyaringan ditampung di piala

gelas kering yang sebelumnya telah dibilas dengan sedikit filtrat.filtrat kemudian

digunakan untuk proses titrasi.

Pada tahap pertam,sampel diambil sebanyak 5 mL dari filtrat hasil

penyaringan ke erlenmeyer 50 mL secara kuantitatif menggunakan pipet

volumetri,proses pengambilan larutan menggunakan pipet ini memiliki titik kritis

yaitu menghindari adanya gelembung ketika memindahkan larutan agar volume

yang didapatkan ekuivalen,setelah itu ditambahkan air suling sebanyak 75 mL

guna mengencerkan larutan dan 5 mL indikator indigo carmine fungsi indigo

carmine sebagai indikator penanda pH agar teroksidasi oleh titran KMnO4 yang
akan merubah warna larutan dari biru gelap menjadi kuning keemasan.Sampel

pertama selanjutnya dititrasi menggunakan larutan KMnO4 0.1 N yang telah di

standarisasi.proses perubahan warna yang ditandai dari biru kemudian menjadi

hijau setelah itu menghasilkan titik akhir yang ditandai dengan warna kuning

keemasan menjadikan semua zat pereduksi terutama analit berekasi dengan kalium

permanganat sehingga sampel pertama dicatat sebagai volume A.

Pada tahap kedua sampel diambil 10 mL dari filtrat hasil

penyaringan kemudian ditambahkan 10 mL NaCl asam,5 mL gelatin dan 2 g

Kaolin hal ini digunakan untuk mengendapkan analit yang notabene membentuk

endapan ketika di reaksikan dengan protein sehingga membentuk slurry,slurry ini

disaring dari campuran filtratnya guna tidak terdapat analit lain non tanin yang

akan dititar dengan KMnO4 dalam hal ini harus dapat dipastikan seluruh tannin

mengendap sempurna dan tidak lolos melewati penyaringan. .kemudian filtrat hasil

penyaringan dipipet sebanyak 5 mL ke erlenmeyer dengan penambahan 75 mL air

suling untuk mengencerkan larutan dan 5 mL indigo carmine sebagai indikator

penanda pH setelah itu titar dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi

hingga terbentuk perubahan warna dari biru menjadi hijau dan ditandai dengan

warna kuning keemasan sebagai titik akhir. Setelah dititar dengan larutan kalium

permanganat, diperoleh volume ekuivalen terhadap zat organik selain tannin.

Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian pada penetapan kadar tanin diperoleh

kadar dari masing-masing tahapan yaitu sebesar 5.48% dan 6.02% dengan rata-rata

sebesar 5.75% .Kadar yang diperoleh cukup kecil dibandingkan dengan syarat dari

perbandingan bobot dalam buku Chemistry and agriculture of tea yaitu 18-25%

.Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor dalam praktikum itu sendiri,seperti waktu
dalam maserasi sampel daun teh yang cukup singkat,sehingga lama perendaman

mempengeruhi proses penyarian tanin yang terdapat di teh.

X. Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum penetapan kadar tanin didalam teh dengan

titrasi permanganometri menggunakan teknik maserasi diperoleh kadar rata-rata

tanin di dalam sampel teh sebesar 5.75%

XI. Daftar Pustaka

3
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI),2012.mengenal
macam jenis teh.sukabumi:Kementrian pertanian
4
Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor :
Institut Pertanian Bogor

5
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

2
Day, R.A dan Underwood, A.L.2001.Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga

1
Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada
6
Desmiaty,Y,Ratih H,Dewi MA,AgustinR.2008.Penentuan jumlah tanin total
pada Guazuma ulmifolia Lamk dan Excoecaria bicolor Hassk secara kolorimetri
dengan pereaksi biru prusia.Artocarpus 8:106-109
7
Yulia,R.2006.Kandungan tsnin dan potensi anti streptococcus mutsnd daun teh
var.Assamica pada berbagai tahap pengolahan.Bogor:Institut Pertanian Bogor
8
DanartoYC,PrihanantoSA,Pamungkas,ZA.2011.Pemanfaatan tanin dari kulit
kayu bakau sebagai pengganti gugus fenol pada resin fenol
formaldehida.Prosiding Nasional Teknik Kimia Kejuangan Yogyakarta.22
Februari 2011.Surakarta.UNS hlm 1-5
9
Harborne,JB.1987.Metode Fitokimia Penuntun cara modern Menganalisis
tumbuhan.Bandung:Insitut Teknologi Bandung
XII. Lampiran

Dokumentasi proses penetapan kadar tannin dalam teh

Prooses Maserasi atau perendaman sampel

Proses penyaringan sampe yang telah dmaserasi selama

10 menit

Filtrat penyaringan sampel yang telah dimaserasi

Hasil Standarisasi KMn04 menggunakan baku primer

asam oksalat

Filtrat penambahan reagen indigo carmine


Proses titrasi sampel menuju titik akhir menggunakan

kalium permanganat

Titik akhir sampel pada penetapan tannin


Daftar Senyawa yang digunakan

1. Kalium Permanganat

Rumus molekul : KMnO4

Nama resmi : Kalium permanganat

Nama lain : Permanganic acid pottasium salt

BM : 158,04 g/mol

Sifat : Zat pengoksidasi yang kuat, berupa padatan


ungu, tidak berbau, agak manis, mudah larut
dalam air dingin dan air panas.

Densitas : 2,70 g/cm3 (200C)

Titik leleh : 240°C

Kelarutan : Larut dalam air 64 g/L (200C)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan gelap, jauhkan


dari bahan mudah terbakar dan mudah meledak
Kegunaaan : Sebagai titran
2. Indigo carmine

Rumus molekul : C16H8N2Na2O8S2

Rumus bangun

Nama resmi : Indigo Carmine

Nama lain : Blue acid 76

BM : 466,36 g/mol

Sifat : Indikator redoks, berupa bubuk ungu,


sangat larut dalam air dingin.
Densitas : Tidak tersedia informasi
Titik leleh : (85-89)°C

Kelarutan : Larut dalam air 10 g/L (250C)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaaan : Sebagai indikator

3. Air Suling

Rumus molekul : H2O

Nama resmi : Water / air

Nama lain : Dihidrogen monoksida/hidrogen hidroksida

BM : 18 g/mol

Sifat : Cairan tak berwarna, dan tidak berbau, bersifat


polar
Densitas : 1,00 g/cm3 (200C)

Titik didih : 100 °C


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaaan : Sebagai pelarut (universal)

4. Natrium Klorida

Rumus molekul : NaCl

Nama resmi : Sodium klorida

Nama lain : Garam dapur

BM : 58,44 g/mol

Sifat : Berupa kristal berwarna putih, tidak


berbau, larut dalam air.
Densitas : 2,17 g/cm3 (200C)
Titik leleh : 80,10C

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaaan : Sebagai bahan untuk mengkondisikan larutan


agar asam.
5. Gelatin

Rumus molekul : C76H124O29N24

Nama resmi : Gelatin

BM : 95000 g/mol
Sifat : Berupa padatan, tidak berbau, tidak berasa,
berwarna putih, mudah larut dalam air panas
dan dingin.
Densitas : 1,35 gram/cm

Titik leleh : 100 0C


Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kelarutan : Larut dalam air (200C)


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Sebagai pereaksi

Kegunaaan : Sebagai pereaksi

6. Kaolin
Rumus molekul : Al2Si2O5(OH)4

Nama resmi : Kaolin

Nama lain : Lempung Cina

BM : 258,12 g/mol
Sifat : Padatan putih , larut dalam air dingin, air
panas, dan metanol.
Densitas : 2,6 g/cm3 (200C)

7. Asam Oksalat

Rumus molekul : H2C2O4.2H2O

Rumus bangun

BM : 126 g/mol

b. Hasil Percobaan

 Nama contoh uji : Teh

 Deskripsi contoh uji : Daun tehu yang sudah dikeringkan dan

dipotong kecil-kecil, berwarna coklat


hitam dan berbau khas teh

(Source : MSDS Science Lab Chemicals & Laboratory Equipment}

Anda mungkin juga menyukai