Anda di halaman 1dari 9

PENGUKUR KECEPATAN ANGIN BERBASIS RASPBERRY PI

Siswoko ; Muhamad Mujahidin ST, MT ; Dr. Irdam Adil MT ; Moh. Iqbal


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji
e-mail : wokobros@gmail.com

ABSTRAK
Kepulauan Riau merupakan wilayah yang terdiri dari 95% adalah lautan dan 5% adalah
daratan (Permendagri Nomor 66 tahun 2011). Dengan latar belakang dan
perkembangan teknologi yang semakin modern agar dapat bermanfaat dengan tepat
untuk penduduk kepulauan riau, maka penulis akan membuat pendeteksi kecepatan
angin menggunakan Raspberry Pi.
Alat pengukur kecepatan angin terdiri dari tiga bagian sistem kerja yaitu input,
proses, dan output. Pada bagian input terdiri dari baling-baling sebagai penangkap
angin dan sensor optocoupler sebagai pengirim counter pada raspberry pi. Pada bagaian
proses terdapat raspberry pi sebagai pengolah data dan menyimpan data dalam bentuk
format .txt dan pada bagian output data dalam format .txt disalin ke flashdisk.
Adapaun proses dalam pengambilan data dilakukan dengan cara membandingkan alat
ukur angin terhadap anemometer standart menggunakan kipas angin yang mempunyai
tegangan 220 V. Kecepatan angin yang diukur memiliki kesalahan relatif terkecil 3,5%
dan kesalahan relatif terbesar 5,1%. Kesalahan relatif terjadi karena terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi seperti posisi anemometer standart dengan alat ukur angin
terletak pada sudut yang berbeda sehingga data yang diperoleh tidak stabil dan
mekanika baling-baling dibuat dengan alat bantu yang sederhana sehingga gaya
gesekan yang terjadi tidak sebesar 0.

Kata kunci : Sensor optocoupler, System counter, Raspberry Pi

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kepulauan Riau merupakan wilayah Dengan latar belakang dan
yang terdiri dari 95% adalah lautan dan perkembangan teknologi yang semakin
5% adalah daratan (Permendagri Nomor modern agar dapat bermanfaat dengan
66 tahun 2011). Terjadinya tinggi dan tepat untuk penduduk kepulauan riau,
rendahnya gelombang dipengaruhi oleh maka penulis akan membuat alat
kekuatan angin. Pembuatan alat yang pengukur kecepatan angin berbasis
dapat mengetahui kecepatan angin Raspberry Pi.
sangat bermanfaat bagi penduduk pada
daerah kepulan riau. II. Teori Dasar Pengukur Kecepatan
Raspberry Pi merupakan gabungan Angin Dengan Sistem Cup
perkembangan pada teknologi Counter
elektronika dan komputer. Raspberry Pi 2.1 Angin
adalah sebuah komputer mini yang Angin adalah udara yang bergerak
menggunakan operasi sistem linux karena terjadinya rotasi bumi. Angin
debian atau yang biasa disebut dengan mempunyai arah dan kecepatan yang
raspbian. ditentukan oleh perbedaan tekanan

1
udara dipermukaan bumi. Pada pin yang biasa disebut dengan GPIO
prinsipnya angin bertiup dari tempat (General purpose input/ output), dan
yang bertekanan tinggi ke tempat yang memungkinkan raspberry pi untuk
bertekanan rendah. Semakin besar dihubungkan ke elektronik kustom.
perbedaan tekanan udara, maka semakin Pada pin GPIO ini juga dapat
besar kecepatan angin. dihubungkan dengan arduino dan
mikrokontroler.
2.2 Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin, dan digunakan dalam
bidang metereologi dan geofisika.
Istilah ini berasal dari kata yunani
anemos, yang berarti angin.
Dilihat dari sistem kerja sensor jenis
anemometer secara umum terdiri dari 2
tipe :
Gambar 2.4 Port input dan output
1. Anemometer dengan baling-
yang ada pada raspberry pi
baling mangkok.
2. Anemometer thermal.
III. Perancangan Dan Pembuatan
Alat Pengukur Kecepatan Angin
2.3 Sensor Optocoupler
Dengan Sistem Cup Counter
Optocoupler adalah sebuah saklar
Secara umum blok diagram alat seperti
elektrik yang terdiri dari 2 buah bagian
yang ditunjukkan pada gambar 3.1. Alat
komponen yaitu led sebagai pengirim
yang dibuat akan membentuk suatu
dan phototransistor sebagai penerima.
sistem pengukur kecepatan angin.

Gambar 2.1 Bagian-bagain sensor Gambar 3.1 blok diagram perancangan


optocoupler tipe u umum system pengukur kecepatan
angin
Cahaya led infrared yang berfungsi
untuk memberi cahaya kepada 3.1 Perancangan baling-baling
phototransistor, ketika phototransistor Baling-baling ini berfungsi sebagai
memdapatkan cahaya maka akan terjadi penangkap angin. Baling-baling dibuat
perubahan resistansi. Perubahan dengan diameter 22 cm. Pada baling-
tersebut menghasilkan logika high dan baling ini terdiri dari tiga buah tangkai
logika low. dengan panjang 6,5 cm dan tiga buah
mangkok dengan diameter 4,5 cm. Jarak
2.4 Raspberry Pi pada setiap tangkai mangkok dengan
Raspberry Pi adalah sebuah komputer poros sebesar . Pada poros baling-
mini dengan menggunakan sistem baling ini dipasang satu buah piringan
operasi linux. Pada raspberry pi terdapat

2
derajat dan dua buah bearing, sehingga
faktor gesekan dianggap 0 atau
diabaikan. Penggunaan resistor R2 dengan nilai
470Kohm karena tegangan yang masuk
kedalam GPIO raspberry tidak boleh
melebihi 3.5volt. Dengan menggunakan
rangkaian dan rumus diatas, pada saat
sensor tidak mendapatkan cahaya maka
menghasilkan logika high dan pada saat
sensor mendapatkan cahaya maka
menghasilkan logika low.

Gambar 3.2 perancangan baling-baling 3.3 Perancangan Posisi Baling-Baling


sebagai penangkap angin Piringan Derajat Dengan Sensor
Optocoupler
3.2 Rangkaian skematik sensor Piringan penghitung kecepatan angin ini
optocoupler dibuat dengan diameter 4,26 cm dan
diberi lubang pada setiap keliling
lingkaran sebanyak 36 lubang (n=36).
Jarak antara dua lubang dari titik tengah
piringan adalah sama sebesar 10 derajat.
Pada piringan ini dipasang satu buah
optocoupler, yang mengeluarkan jumlah
pulsa sesuai dengan jumlah lubang
piringan tersebut. Pada piringan tersebut
terdapat 36 lubang, sehingga dalam satu
kali putaran optocoupler akan
mengeluarkan pulsa sebanyak 36 pulsa.

Gambar 3.3 rangkaian skematik sensor


optocoupler

Rangkaian ini berfungsi sebagai


penghitung jumlah pulsa pada piringan
derajat. Untuk menentukan besarnya
Vout dapat dihitung dengan rumus
dengan nilai R3 sebesar 500 Kohm Gambar 4.4 Gambar 3.4 Posisi
(ketika tidak mendapat cahaya): piringan derajat dan sensor
optocoupler pada poros baling-baling

Dengan mengabaikan faktor gesekan


pada poros baling-baling, maka untuk
menghitung banyaknya pulsa dalam
satuan waktu didapat persamaan
kecepatan angin sebagai berikut :

3
=

3.4 Perancangan Pin GPIO Yang


Digunakan Pada Raspberry Pi
Raspberry Pi ini digunakan sebagai
pusat pengendali data. Pada
perancangan alat penghitung kecepatan
angin ini menggunakan GPIO sebagai
komunikasi dengan sensor optocoupler. Gambar 3.5 Perancangan ceasing alat
Berikut GPIO yang digunakan pada pengukur kecepatan angin
Raspberry Pi :
3.6 Perancangan Program Dari
Tabel 3.1 Pin GPIO yang digunakan Frekuensi Menjadi Kecepatan
pada raspberry pi Angin
Perancangan program diperlukan agar
Port Nama Keterangan sistem yang direncanakan dapat bekerja
VCC VCC sensor Tegangan dengan baik. Pada perancangan
Ground Ground Tegangan program ini menggunakan bahasa
sensor pemrograman Python yang telah
GPIO 4 Sinyal Input terdapat pada Raspberry Pi. Penggunaan
sensor program ini merupakan bentuk
GPIO 17 Push button Input pengolahan data dari frekuensi menjadi
USB 2.0 Flashdisk Output kecepatan angin dengan output data
berupa format .txt yang dapat diambil
3.5 Peracangan ceasing datanya dengan menggunakan flasdisk.
Perancangan ceasing ini diperlukan agar
alat dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang direncanakan. Pada
perancangan ceasing ini untuk
meletakkan baling-baling, piringan
derajat, sensor optocoupler dan bearing
sesuai dengan tempatnya. Berikut
dibawah ini ukuran masing-masing alat
yang akan ditempatkan pada ceasing :
a. Baling-baling = 22 cm
( ) x 4 cm (z)
b. Poros = 0,8 cm
( ) x 20 cm (z)
c. Piringan derajat = 4,26 cm
( ) x 0,2 cm (z)
d. Rangkaian sensor = 3,24 cm
x 1,39 cm x 1,5 cm
e. Akrilik = 15 cm x
15 cm x 0,4 cm
Gambar 3.6 Flowchart diagram
program

4
VI. Pengujian Alat Dan Pengambila 4.2 Pengujian Sensor Optocoupler
Data Pengujian sensor ini dilakukan untuk
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan yang keluar pada
mengetahui kinerja dari sebuah alat atau pin output sensor. Pengujian sensor
rangkaian dapat bekerja sesuai dengan optocoupler ini menggunakan tegangan
spesifikasi perencanaan yang telah input dari Raspberry Pi sebesar 5 VDC.
ditentukan. Pengujian ini bertujuan Pada pin output sensor dihubungkan
untuk mengetahui kinerja perangkat dengan rangkaian pembagi tegangan,
keras pada masing-masing blok dapat rangkaian pembagi tegangan digunakan
berfungsi sesuai sistem. Pengujian karena pada input GPIO membutuhkan
menggunakan baling-baling sebagai tegangan 3,3 VDC dan pengujian
penangkap angin beserta sebagai tegangan output sensor menggunakan
pemutar piringan derajat, sehingga osciloscop. Berikut gambar pada saat
sensor optocoupler dapat mendeteksi pengujian dan tabel hasil pengujian
perubahan pola terhalang dan tidak sensor optcoupler :
terhalang pada piringan derajat. Sebagai
hasil keluaran kecepatan angin
menggunakan format .txt dan dapat
disalin dengan menggunakan flashdisk.
Data dalam bentuk format .txt dapat
dilihat dengan menggunakan notepad
yang telah tersedian pada semua sistem
operasi pada komputer.
Gambar 4.2 Pengukuran tegangan
output sensor dengan osciloscop
4.1 Pengujia Baling-Baling
Baling-baling ini berfungsi agar dapat
mendeteksi perubahan kecepatan angin.
Pada ujung baling-baling terdapat
mangkok, sehingga mangkok tersebut
dapat menangkap hembusan angin.
Pada pengujian baling-baling dilakukan
dengan bantuan kipas angin. Bahan
mangkok yang terbuat dari plastik, Gambar 4.3 Pengukuran tegangan
tangkai dan poros yang terbuat dari output sensor optocoupler pada saat
alumunium membuat baling-baling ini baling-baling berputar
menjadi ringan. Berikut gambar pada
saat pengujian baling-baling : Tabel 4.1 Hasil pengukuran sensor

Keterangan VDC
Sensor tidak
2,2 VDC
terhalang
Sensor terhalang 0,6 VDC

4.3 Pengujian Pin GPIO raspberry pi


Pengujian GPIO pada Raspberry Pi
dilakukan untuk dapat mengetahui
Gambar 4.1 hasil pengujian pemutaran setiap pin GPIO yang digunakan dapat
baling-baling berfungsi dengan baik. Pengujian ini

5
dilakukan dengan mengukur tegangan kedalam Raspberry Pi, sehingga
VCC dan output pada pin GPIO 4. Pada Raspberry Pi akan menyimpan data
saat pengukuran pin GPIO 4 akan pulsa setiap detiknya. Pulsa yang telah
menggunakan program logika high dan dikirim tersebut akan diproses datanya
logika low. Berikut gambar dan hasil sesuai pada rumus tersebut. Pemrosesan
pengujiam GPIO Raspberry Pi : data tersebut dengan menggunakan
bahasa pemrograman Python.
Sebelum pengujian alat dan
pengambilan data, terlebih dahulu
melakukan pengujian penyimpanan data
dalam format .txt dan penyalinan data
dari Raspberry ke flasdisk. Berikut
gambar hasil pengujian alat :
Gambar 4.4 Pengujian dan hasil
tegangan output VCC pada Raspberry
Pi

Gambar 4.5 Pengujian dan hasil


tegangan output pada GPIO 4
Gambar 4.6 Hasil copy data kedalam
Tabel 4.2 hasil pengukuran tegangan flashdisk pada gambar sebelah kiri
VCC dan pin GPIO 4 adalah tampilan dari raspberry pi dan
sebelah kanan adalah tampilan data
GPIO Raspberry Pi VDC dalam format .txt
VCC 4,72 VDC
GPIO 4 (low) 0,16 VDC Dapat dilihat pada gambar 4.6 alat
GPIO 4 (high) 3,16 VDC tersebut dapat menyimpan data dalam
format .txt dan menyalin data ke
flasdisk.
4.4 Pengujian Alat Pengukur
Setelah pengujian penyimpanan
Kecepatan Angin
Pada alat ini menggunakan rumus dan penyalinan data berhasil.
persamaan kecepatan linier, maka Berikutnya pengujian alat dan
kecepatan angin dapat dihitung dengan pengambilan data pada alat. Adapun
persamaan : cara pengujian alat ini dilakukan dengan
cara membandingkan dengan alat
anemometer yang sudah terkalibrasi,
perbandingan tersebut dilakukan dengan
menggunakan hembusan angin dari
kipas angin.
Untuk mendapatkan nilai frekuensi
dengan menggunakan optocoupler.
Optocoupler akan memberikan data

6
Tabel 4.3 Hasil data perbandingan 4.1 dapat dilihat bahwa baling-baling
pengukuran dapat berfungsi dengan baik. Pada saat
Kecepatan angin dengan anemometer terkena hembusan angin, maka baling-
terkalibrasi baling dapat berputar. Namun untuk
membuat gesekan tersebut sama dengan
0 sangat sulit dilakukan walaupun telah
N KR
dipasang bearing antara poros baling
o ( ⁄ ) ( ⁄ ) (%)
dengan casing dan keterbasan alat yang
1 23.376 22.456 0.92 3.9 digunakan dalam pembuatan alat
pengukur kecepatan angin.
2 22.978 21.789 1.189 5.1
3 22.978 21.789 1.189 5.1 5.2 Analisa Sensor Optocoupler
Optocoupler berfungsi sebagai
4 22.978 21.789 1.189 5.1 pendeteksi jumlah pulsa pada saat
5 23.243 22.421 0.822 3.5 piringan derajat berputar serta langsung
mengirimkan data ke Raspberry Pi.
6 23.243 22.421 0.822 3.5 Sumber tegangan yang diberikan pada
7 23.977 22.689 1.288 5.3 optocoupler tidak langsung dari
powerbank, tetapi diambil dari GPIO
8 23.977 22.689 1.288 5.3 Raspberry Pi sebesar 3,5 VDC. Hal
9 23.977 22.689 1.288 5.3 tersebut dilakukan karena pada GPIO
Raspberry Pi tidak toleransi terhadap
1 24.121 22.987 1.134 4.7 tegangan 5 VDC. Pengujian dilakukan
0 dengan cara menempatkan alat didepan
Rata-rata keselahan relative 4.6 kipas angin dan pengukuran tegangan
output pada sensor dilakukan dengan
V. Analisa Alat menggunakan osciloscop. Dapat dilihat
Dalam pembuatan alat penghitung dari tabel 4.1 tegangan yang dihasilkan
kecepatan angin menggunakan tiga dari pin output optocoupler pada saat
sistem, yaitu input, proses, dan output. tidak terhalang sebesar 2,2 VDC dan
Pada bagian input terdiri dari baling- pada saat terhalang sebesar 0,6 VDC.
baling, piringan derajat, dan sensor Dari hasil data tersebut, maka tegangan
optocoupler. Pada bagian proses terdiri output dari optocoupler dapat diterima
dari Raspberry Pi dan bagian output oleh GPIO pada Rasberry Pi.
berupa data dalam bentuk format .txt Permasalahan yang terjadi pada sensor
yang dapat disalin ke dalam flasdisk. optocoupler yaitu dalam memilih
optocoupler yang stabil. Pada awalnya
5.1 Analisa Baling-Baling sensor optocoupler pada alat ini
Baling-baling berfungsi sebagai menggunakan optocoupler dalam
penangkap angin serta pemutar piringan bentuk modul yang sudah siap pakai
derajat. Kecepatan putaran baling- namun sensor tersebut sering tidak
baling tergantung dari kecepatan angin. stabil. Agar sensor dapat stabil maka
Pemasangan bearing pada poros baling- optocoupler diganti dengan tipe TLP
baling untuk menghilangkan gaya 181 dengan menggunakan rangkaian
gesekan pada casing atau kedudukan seperti pada gambar 3.5.
baling-baling. Pengujian dilakukan
dengan cara menempatkan baling-
baling pada kipas angin. Pada gambar

7
5.3 Analisa Alat Ukur Kecepatan terhadap anemometer standart
Angin menggunakan kipas angin yang
Penggunaan piringan derajat yang mempunyai tegangan 220 V. Hasil pada
diletakan pada poros baling-baling dan tabel 4.3 menghasilkan kesalahan relatif
celah sensor tersebut agar dapat (KR) alat ukur kecepatan angin
mendetekasi putaran baling-baling yang terhadap anemometer standart.
telah tertiup oleh hembusan angin. Kecepatan angin yang diukur memiliki
Putaran piringan derajat yang terdeteksi kesalahan relatif terkecil 3,5% dan
oleh ensor optocoupler hanya kesalahan relatif terbesar 5,1%.
mengeluarkan data berupa pulsa atau Data hasil pengujian alat
jumlah lubang pada saat baling-baling memiliki kesalahan relatif terbesar
berputar. Pulsa yang terdeteksi oleh 5,1%, kesalahan relatif terjadi karena
sensor optocoupler tersebut dikirim terjadinya gesekan antara poros baling-
langsung ke Raspberry Pi. baling dengan casing walaupun pada
Permasalahan yang terjadi yaitu sangat poros baling-baling sudah diberikan
sulit membuat piringan derajat yang bearing namun gaya gesekan yang
lebar lubang dan tidak berlubangnya terjadi tidak sebesar 0. Faktor kedua
sama. piringan derajat yang digunakan sangat
Pada Raspberry Pi data dari sensor sederhana. Jumlah lubang yang terdapat
optocoupler tersebut diolah dengan pada piringan derajat sebanyak 36
menggunakan bahasa pemrograman semakin banyak jumlah lubang pada
Python. Data yang telah diolah tersebut piringan derajat maka semakin presisi
akan ditapilkan dalam bentuk format dalam mendeteksi pulsa yang dihasilkan
.txt. Pengambilan data tersebut dapat oleh putaran baling-baling.
diambil dengan memasukkan flashdisk
pada port USB 2.0 yang telah tersedia VI. Kesimpula dan Saran
pada Raspberry Pi. Dapat dilihat pada 6.1 Kesimpulan
gambar 4.6 alat tersebut dapat Berdasarkan hasil data yang diperoleh
menyimpan data dalam format .txt dan penulis melalui pengujian dan
menyalin data ke flasdisk. Dari hasil pengamatan, maka dapat ditarik
pengujian tersebut alat dapat bekerja kesimpulan sebagai berikut :
dengan baik dan sesuai dengan yang 1. Data pulsa dari sensor dirubah
telah direncanakan. Permasalahan yang kedalam kecepatan angin
terjadi setiap memasukkan flashdisk dengan satuan m/s dapat
pada raspberry pi harus di-setting dirancang menggunakan
terlebih dahulu karena pada raspberry program pada raspberry pi.
tidak dapat mendeteksi flashdisk secara 2. Pada komputer mini dapat
otomatis. menyimpan data setiap detiknya
Adapaun proses dalam pengambilan dengan format tulisan seperti
data dilakukan dengan cara nilai kecepatan angin, hari,
menghubungkan alat ukur angin dengan tanggal, tahun, dan waktu
sumber tegangan 5 V, kemudian kedalam format .txt dan
hubungkan alat ukur angin dengan menyalin data dengan
notebook menggunakan kabel LAN dan menggunakan flasdisk.
letakkan alat ukur angin pada 3. Penyimpanan data selama 60
ketinggian yang diinginkan agar dapat detik kedalam format .txt
tertiup angin. Namun dalam menghasilkan ukuran sebesar
membandingkan alat ukur angin 1.95 kb.

8
4. Sistem yang dibuat dapat  Riri Maifitriono Wisda. 2010.
bekerja dengan baik. Sensor “Perancangan Alat Ukur Dan Arah
optocoupler dapat menerima Angin Berbasis Mikrokontroller
sinyal dari putaran baling-baling AT89S52”. Universitas Sumatera
dan mengirim data pada Utara.
komputer mini, sehingga  Arif Rachman Hakim. “Alat Ukur
komputer mini dapat mengolah Kecepatan Angin Berbasis
data dan menghasilkan nilai Komputer”. Universitas Negeri
kecepatan angin dengan rata-rata Semarang.
kesalahan relatif sebesar 4.68 %.  Rizal Banodin. 2006. “Alat
5. Alat pengukur kecepatan angin Penunjuk Arah Angin Dan
ini memiliki persentase Pengukur Kecepatan Angin
kesalahan relative terhadap Berbasis Mikrokontroller
anemometer standart minimal AT89C51”. Universitas
3.5% dan maksimal 5.1%. Diponegoro.
 Ashuri. 2009. “Telemetri Arah
6.2 Saran-Saran Angin Dan Kecepatan Angin
Untuk membuat sistem yang lebih baik Berbasis SMS”, Universitas Islam
kedepannya, perlu ditambahkan Negeri Maulana Malik Ibrahim
beberapa hal diantaranya adalah sebagai Malang.
berikut :  Muhammad Yusuf. 2010.”Desain
1. Tampilan display menggunakan Sensor Kecepatan Angin Dengan
dengan LCD agar dapat dilihat Kontrol Adaptif Untuk Anemometer
secara langsung nilai kecepatan Tipe Thermal”. Institut Teknologi
angin. Surabaya.
2. Baling-baling yang digunakan  Simon Monk. 2013. “Programming
sebaiknya hasil dari pabrikan agar the Raspberry Pi”. Amerika.
tingkat sensitivitas baling-baling McGraw-Hill Companies.
dalam menangkap angin lebih
 Owa Sugiana. 2003. “Membuat
akurat. Aplikasi Bisnis Menggunakan
 Pengukuran tidak hanya mengukur Bahasa Python Dan Database
kecepatan angin tetapi ditambahkan Berbasis SQL”. Jakarta
seperti dapat mengukur arah angin,
 Ridwan Fadjar Septian. 2013.
suhu, kelembabpan dan curah hujan. “Belajar Pemrograman Python
4. Menambahkan sistem online agar
Dasar”. Bandung. POSS – UPI
nilai kecepatan angin bisa dilihat
dengan sistem online atau jarak
jauh.

Daftar Pustaka

 Herbert Sibarani. 2010.


“Rancangan Bangun Pendeteksi
Kecepatan Angin Dengan Teknik
Generator DC Berbasis
Mikrokontroller AT89S51”.
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai