Oleh:
2010
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada proses produksi khususnya pada suatu industri, proses
pencampuran mempunyai peranan yang sangat penting. Pencampuran
merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk
yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun
cair-gas.
Berbagai proses pencampuran harus dilakukan salah satu contohnya
adalah di industri pangan seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung
dengan gula atau CO2 dengan air. Kegiatan ini melibatkan berbagai jenis alat
pencampur atau mixer. Peralatan pencampuran mempunyai pemanfaatan
yang bermacam-macam. Untuk menentukan jenis dari alat pencampur
tergantung pada jenis bahan yang akan di campurkan (cairan, padatan, atau
gas), kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu bahan
tersebut.
Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dipelajari 4 macam peralatan
pencampuran, antara lain planetary mixer, vertical double rotary mixer,
single rotary mixer, dan ribbon mixer. Sehingga dalam melakukan proses
pencampuran dapat menggunakan peralatan pencampuran yang sesuai dengan
bahan yang digunakan.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini, antara lain: untuk mengetahui jenis-
jenis peralatan pencampuran yang sesuai dengan bahan yang cocok pada
masing-masing peralatan tersebut dalam suatu industry dan untuk mengetahui
fungsi dan spesifikasi dari masing-masing peralatan pencampuran (planetary
mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer, dan ribbon mixer).
II. METODOLOGI
B. METODOLOGI
Praktikum peralatan pencampuran ini menggunakan metode
penjelelasan dari asisten praktikum dengan model dua arah. Asisten
praktikum memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis peralatan
pencampuran (planetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary
mixer, dan ribbon mixer) yang meliputi bagian-bagian mesin, fungsi mesin
dan cara penggunaan masing-masing mesin. Ketika asisten praktikum selesai
menjelaskan peralatan pengecilan ukuran (planetary mixer, vertical double
rotary mixer, single rotary mixer, dan ribbon mixer), lalu praktikan
memberikan pertanyaan jika ada yang kurang jelas dan jika ada yang ingin
ditanyakan.
Kemudian praktikum dilanjutkan dengan menjalankan semua
peralatan pencampuran kecuali single rotary mixer. Sedangkan untuk alat
planetary mixer, vertical double rotary mixer, dan ribbon mixer dapat
lagsung digunakan dengan menjalankan alat. Pada saat menggunakan vertical
double rotary mixer, pertama-tama memasukkan bahan (tepung terigu dan
tepung jagung) ke dalam alat. Kemudin dihitung kecepatan dari vessel dan
impellernya. Setelah itu, dilakukan pengamatan terhadap perubahan yang
terjadi pada setiap kelipatan 3 menit hingga mencapai waktu selama 9 menit.
Hal yang sama dilakukan juga pada alat ribbon mixer, hanya saja dilauakan
penambahan air sebanyak 1 L pada setiap kelipatan 3 menit hingga mencapai
waktu 9menit.
A. HASIL
Alat Keterangan
Planetary mixer Rotation = 41 rpm / menit
T Putaran/menit
Alat Keterangan
(menit)
Vertical Belum tercampur
Pada impeller =
Double Rotary 3 (warnanya masih kuning
140
Mixer dan putih)
Sudah tercampur tapi
(pencampuran
6 belum merata masih ada Pada Vessel = 17
tepung terigu
warna kuning dan putih
dan tepung Sudah tercampur dan lebih
9
jagung) merata
T
Alat Keterangan
(menit)
Ribbon mixer 3 Belum merata (+)
(pencampuran
6 Cukup merata (++)
tepung terigu,
Belum merata sempurna
tepung
9 masih ada yang berupa
jagung,dan
terigu dan kebanyakan air
air)
1. Planetary mixer
a. Gambar Planetary mixer
Terlampir
b. Spesifikasi alat
Manufactured by: Ganson Limited Bombay-55
Engineers to the chemical & pharmaceutical industry
PLM 50 serial No. 172
2 HP 3 φ 80 Dec 8T
c. Fungsi secara umum
4. Ribbon mixer
a. Gambar Ribbon mixer
Terlampir
b. Spesifikasi
Single Phase AC Motor
Type JY 2E-4 ¾ HP
1420 rpm Cont class E
110/220 V 11/55 A 50 H2 No. B089
Made in Tianjin China
c. Fungsi secara umum
Digunakan untuk mencampurkan bahan-bahan yang berpartikel
padat .
B. PEMBAHASAN
Praktikum peralatan industri tentang peralatan pencampuran ini dilakukan
pengamatan langsung terhadap masing-masing peralatan pencampuran yang
berada di Seafast. Sebelum dibahas lebih lanjut hasil praktikum yang didapat,akan
dibahas terlebih dahulu sedikit mengenai proses pencampuran. Pencampuran
adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen
bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan dari pencampuran
adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin
memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna.
Prinsip percobaan pencampuran adalah berdasarkan pada peningkatan
pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang
berbeda. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan,
keadaan produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan
pencampuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran antara lain
adalah: ukuran partikel, bentuk, dan densitas dari masing-masing komponen,
Gambar 1
• Open impeller dengan sudu ganda
Penggunaannya : Untuk cairan kotor,lumpur, cairan mengandung
benda-benda padat yang cukup besar, cairan yang mengandung gas.
Gambar 2
Gambar 3
2. Axial impeller
Axial impeller disebut juga propeller dimana dapat dipasang secara tetap
atau dapat diubah-ubah ketika pompa dibuka maupun diubah-ubah pada saat
pompa tersebut dioperasikan. Pompa dengan impeller ini digunakan untuk
memompa cairan dengan kapasitas yang besar tetapi total head yang dicapai
relatif rendah. Contoh penggunaan pompa axial impeller ini adalah untuk pompa
penanggulangan banjir, pompa irigasi, pompa air pendingin pembangkit tenaga
listrik dan lain-lain.
• Axial impeller tetap
Penggunaannya : Untuk air bersih dan air kotor
Gambar 1
• Axial flow impeller yang dapat diubah-ubah pada saat pompa dibuka
• Axial flow impeller yang dapat diubah-ubah pada saat pompa beroperasi
3. Specialty Impellers
Gambar 1
• Star impeller (impeller pompa denyut)
Penggunaannya : untuk cairan yang benar-benar bersih dan cairan yang
mengandung gas.
Gambar 2
• Peripheral impeller (Turbine impeller)
Penggunaannya : Untuk cairan yang benar-benar bersih dan cairan yang
mengandung gas. Dipakai untuk kapasitas yang kecil tetapi mempunyai total
head yang tinggi.
Gambar 3
[http://ksbforblog.blogspot.com/2009/04/type-penggunaan-impeller-
pompa.html]
Pada pengamatan yang dilakukan pada peralatan pencampuran meliputi:
1. Planetary mixer
Aplikasi :
a. SPIRAL untuk mengaduk adonan tepung dan jenis makanan yang sangat kental
b. BEATER untuk mengaduk makanan keju, adonan pastry dan croissant, aneka
tepung, mentega
c. WHIP untuk mengaduk bahan makanan encer, seperti : cream, telur, susu segar.
Spesifikasi:
• Model : B-60A
• Dimensi : 59x58x113 cm
• Volume Bowl : 60 liter
• Kapasitas adonan : 20 kg
• Listrik : 2800 watt, 380 V / 3 P / 50 Hz
• Mixing speed : 76/109/216 rpm
• Berat : 280 kg
• Harga : US $ 2.900
Fitur penting:
• Menghomogenkan pencampuran adonan bubuk kering & basah berbagai
bahan viskositas yang berbeda, kerapatan, dalam proporsi yang berbeda.
• Pencampuran padat-padat, cair-padat, dan cair-cair dicapai secara efektif.
• planet mixer digunakan untuk penyusunan salep, pasta gigi, krim,
suspensi, dll
• Gerak planet pengocok
• Scrapper pisau yang terletak di pusat
• Geser tinggi emulsifier untuk membuat krim, suspensi.
• Serbaguna untuk semi padat, padat, cair persiapan.
[http://www.mesinroti.com/Mesin_Mixer_Roti_Planetary_RRC_Mesin_P
engaduk_Roti.html]
dan kecepatan yang berbeda pula. Kecepatan perputaran pada bagian wadah lebih
lambat dibandingkan kecepatan pada bagian pengaduk.
4. Ribbon mixer
Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar.
Oleh karena itu diperhatikan jangan sampai energi yang dikonsumsi diubah
menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari
produk. Alat ini digunakan untuk pencampuran bahan pasta dan bahan lain yang
memiliki derajat viskositas yang tinggi. Posisi pengaduk pada alat ini tersusun
secara horizontal tetapi proses pengadukan atau pencampuran bahan terjadi
secara vertikal.
Pada praktikum ini dilakukan pencampuran bahan antara tepung terigu dan
tepung jagung. Pada saat pertama, dimasukkan terlebih dahulu tepung jagung dan
tepung terigu. Kemudian, ditambahkan air sebanyak 1 L pada 3 menit pertama.
Lalu, dilakukan pengadukan dan pencampuran pada alat ini. Setelah 3 menit
pertama dapat diketahui bahwa bahan belum tercampur dengan merata sehingga
ditambahkan air sebanyak 1L lagi. Selanjutnya, pada saat 3 menit putaran kedua
(6 menit) didapatkan perubahan bahwa bahan sudah cukup tercampur jika
dibandingkan pada saat 3 menit pertama.
Pada saat akan melakukan 3 menit putaran terakhir (9 menit) ditambahkan
air sebanyak 1L lagi dan setelah 3 menit didapatkan hasil bahwa adonan
(campuran bahan) menjadi terlalu cair dan tidak tercampur dengan merata karena
masih ada yang berupa tepung. Hal ini dapat disebabkan karena tidak tepatnya
takaran penambahan air pada saat proses pencampuran bahan. Selain itu, salah
satu tepung yang digunakan adalah tepung jagung yang tidak terdapt zat pektin
sehingga tidak bisa elastis. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut tidak tercampur
dengan merata.
Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan,
keadaan produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan
pencampuran. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang
Ribbon Mixer
Mixing Principle
Instruction
Mixing Principle
Instruction With Oil
Spraying Device
A. KESIMPULAN
Fungsi alat pencampur adalah unit operasi yang mampu mencampur dua
atau lebih komponen pangan. Peralatan pencampuran diklasifikasikan berdasarkan
jenis bahan yang akan dicampurkan. Pada planetary mixer digunakan untuk
mencampur bahan padat-padat. Pada vertical double juga digunakan untuk bahan
yang padat sehingga menghasilkan adonan yang lembut. Kemudian pada single
rotary mixer dan ribbon mixer sama-sama digunakan untuk bahan yang padat-cair
(pasta, adonan roti). Namun pada single impellernya dapat diubah-ubah dan dalam
ukuran yang kecil.
Pada vertical double dan ribbon mixer membutuhkan waktu kurang lebih 9
menit untuk mencapai keadaan homogen (campuran bahan yang merata). Namun,
pada ribbon mixer hasil praktikum dapat dikatakan gagal karena terdapat
kesalahan dalam penakaran ketika melakukan penambahan air, sehingga hasil
pencampuran yang didapat menjadi terlalu cair dan masih ada gumpalan tepung.
Selain itu, salah satu tepung yang digunakan adalah tepung jagung yang tidak
terdapt zat pektin sehingga tidak bisa elastis. Oleh karena itu, bahan-bahan
tersebut tidak tercampur dengan merata.
B. SARAN
Dalam perancangan dan penggunaan alat harus senantiasa menerapakan
dan fokus terhadapa aspek kesehatan dan keselamatan kerja agar diharapkan tidak
terjadi kecelakaan dalam penggunaanya. Pengguna dalam hal ini juga harus
terlebih dahulu fungsi dan prosedur pemakaian alat.
Perawatan alat harus secara berkala dilakukan. Sebab alat yang tidak
dirawat hanya akan menambah biaya produksi dan berpotensi besar terjadi
kerusakan. Oleh karena itu hal ini harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://www.mesinpertanian.com/Mesin_Ribbon_Mixer_Mesin_Mixer_A
donan_Kering_Horizontal.html [ 15 Mei 2010].
Anonim.http://ksbforblog.blogspot.com/2009/04/type-penggunaan-impeller-
pompa.html. [15 Mei 2010].
Anomim.http://www.mesinroti.com/Mesin_Mixer_Roti_Planetary_RRC_Mesin_
Pengaduk_Roti.html.[15 Mei 2010]
Brennan. J. G. dkk.. 1968. Food Engineering Operations. Applied Science
Publisher Limited. London.
Fellow, P.J.1988. Food Processing Technology. Principle and Practice. Ellis
Horwood. New York.