Anda di halaman 1dari 14

Penggalian Potensi Desa

1
Penggalian Potensi
Desa

Pengantar

Bahwa untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa


dalam penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat
perdesaan, didirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan
dan potensi desa; Badan Usaha Milik
Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah usaha desa yang
dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa
seperti, usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan
hasil pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama


dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu
belum membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan
bersama. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya
program-program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah
intervensi Pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya
kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan
menjalankan mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan mekanisme
kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan
berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah
sehingga mematikan semangat kemandirian. Belajar dari pengalaman
masa lalu, satu pendekatan baru yang diharapkan mampu
menstimuli dan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan
adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang dikelola
sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi
didirikan atas dasar instruksi Pemerintah. Tetapi harus didasarkan
pada keinginan masyarakat desa yang berangkat dari adanya potensi
yang jika dikelola dengan tepat akan menimbulkan permintaan di
pasar. Agar keberadaan lembaga ekonomi ini tidak dikuasai oleh
kelompok tertentu yang memiliki modal besar di pedesan. Maka
kepemilikan lembaga itu oleh desa dan dikontrol bersama di mana
tujuan utamanya untuk meningkatkan standar hidup ekonomi
masyarakat.

Pendirian lembaga ini antara lain dimaksudkan untuk mengurangi


peran para tengkulak yang seringkali menyebabkan meningkatnya biaya
transaksi (transaction cost) antara harga produk dari produsen kepada
konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di
2
pedesaan dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya
produksi yang layak dan konsumen tidak harus menanggung harga
pembelian yang mahal. Membantu kebutuhan dana masyarakat yang
bersifat konsumtif dan produktif. Menjadi distributor utama untuk
memenuhi kebutuhan Sembilan bahan pokok (Sembako). Disamping itu,
berfungsi menumbuh suburkan kegiatan pelaku ekonomi di pedesaan.

3
Pengertia
n

Desa dalam kehidupan sehari-hari sering diistilahkan dengan


kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota
dan dihuni olehsekelompok masyarakat yang sebagian besar mata
pencahariannya dalam bidangpertanian. Hal ini sejalan dengan
pengertian desa menurut Daldjoeni (2003)bahwa, “Desa merupakan
permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya
berpangupajiwa agraris”. Desa dengan berbagai karakteristik
fsikmaupun sosial, memperlihatkan adanya kesatuan di antara unsur-
unsurnya. Sebagaimana menurut R. Bintarto (1977) bahwa wilayah
perdesaan merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kultural yang
terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik
dengan daerah-daerah lainnya. Adapun secara administratif, desa
adalah daerah yang terdiri atas satu ataulebih dukuh atau dusun
yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri
dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi). Desa atau
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Potensi Desa dan Kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang


dimiliki atau digunakan oleh desa dan kelurahan baik sumber daya
manusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun
prasarana dan sarana untuk mendukung
percepatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-Jenis Potensi
desa

Potensi desa dan kelurahan terdiri atas data sumber daya alam,
sumber daya manusia, kelembagaan, prasaranadan sarana. Data
sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam
Permendagri No 12 Tahun 2007 Pasal 5 meliputi:

a) potensi umum yang meliputi batas dan luas wilayah, iklim,


jenis dan kesuburan tanah, orbitasi, bentangan wilayah dan letak;
b) pertanian;
c)
perkebunan;
d)
kehutanan; e)
4
peternakan; f)
perikanan;
g) bahan galian;
h) sumber daya air;
i) kualitas lingkungan;
j) ruang publik/taman;
dan k) wisata.

Data sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal


5 meliputi:

5
a)
jumlah;
b)
usia;
c)
pendidikan;
d) mata pencaharian
pokok;
e) agama dan aliran
kepercayaan;
f)

kewarganegaraan;
g) etnis/suku
bangsa;
h) cacat fisik dan mental;
dan i) tenaga kerja.

Data sumber daya kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi:

a) lembaga pemerintahan desa dan


kelurahan;
b) lembaga kemasyarakatan desa dan
kelurahan;
c) lembaga social
kemasyarakatan;
d) organisasi
profesi;
e) partai
politik;
f) lembaga
perekonomian;
g) lembaga
pendidikan;
h) lembaga adat;
dan
i) lembaga keamanan dan
ketertiban.

Data prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi:

a)
transportasi;
b) informasi dan
komunikasi;
c) prasarana air bersih dan
sanitasi;
d) prasarana dan kondisi
irigasi;

6
e) prasarana dan sarana
pemerintahan;
f) prasarana dan sarana lembaga
kemasyarakatan;
g) prasarana
peribadatan;
h) prasarana olah
raga;
i) prasarana dan sarana
kesehatan;
j) prasarana dan sarana
pendidikan;
k) prasarana dan sarana energi dan
penerangan; l) prasarana dan sarana
hiburan dan wisata; dan m) prasarana dan
sarana kebersihan.

Penggalian Potensi desa

Desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama lain merupakan satu
kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut R. Bintarto (1977) antara
lain:

a) Daerah, terdiri atas tanah-tanah produktif dan non


produktif serta penggunaannya, lokasi, luas, dan batas yang
merupakan lingkungan geografi setempat.

7
b) Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan,
penyebaran dan mata pencaharian penduduk.

c) Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan


ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Ketiga unsur tersebut
merupakan kesatuan hidup (living unit), karenadaerah
yang menyediakan kemungkinan hidup. Penduduk dapat
menggunakankemungkinan tersebut untuk mempertahankan
hidupnya. Tata kehidupan, dalam artian yang baik,
memberikan jaminan akan ketenteraman dan
keserasian hidupbersama di desa.

Maju mundurnya desa, sangat tergantung pada ketiga unsur di


atas.Karena, unsur- unsur ini merupakan kekuasaan desa atau
potensi desa. Potensidesa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan
sumber manusia (non fisik) yangtersimpan dan terdapat di suatu desa,
dan diharapkan kemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan
desa. Adapun yang termasuk ke dalam potensi desa antara lain
sebagai berikut.

Potensi
fisik
Potensi fisik desa antara lain
meliputi:
1) tanah, dalam artian sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang
merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan
tempat tinggal.

2) air, dalam artian sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi,
pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari.

3) iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.

4) ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.

5) manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man


power) baik pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian,
maupun tenaga kerja industri di kota.

Potensi non
fisik
Potensi nonfisik desa antara lain
meliputi:
1) masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong royong
dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi dan
kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling
pengertian.

2) lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan organisasi-organisasi


sosial yang dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan
8
terhadap masyarakat.

3) aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan


keamanan demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

Kondisi lingkungan geografis dan penduduk suatu desa dengan


desalainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda. Potensi yang
tersimpan dan dimiliki desa

9
seperti potensi sosial, ekonomi, demografis, agraris, politis, kulturaldan
sebagainya merupakan indikator untuk mengadakan suatu evaluasi
terhadapmaju mundurnya suatu desa (nilai desa). Dengan adanya
indikator ini, maka berdasarkan tingkat pembangunan dan
kemampuan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, desa
diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desaswakarya, dan desa
swasembada.

1) Desa swadaya (desa terbelakang) adalah suatu wilayah desa yang


masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara
mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan
masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar,
sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang
berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
2) Desa swakarya (desa sedang berkembang), keadaannya sudah
lebih maju dibandingkan desa swadaya. Masyarakat di desa ini
sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain,
di samping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah
mulai nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering..
3) Desa swasembada (desa maju) adalah desa yang sudah
mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara
optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya
untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat luar,
melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain (fungsi
perdaganagan) dan kemampuan untuk saling mempengaruhi
dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut,
masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan
sumber dayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan
baik.

Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan


swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan
potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga tercapai kesejahteraan
dan kemakmuran seluruh masyarakatdesa. Baik PMD maupun
modernisasi desa pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu:

1) memberi gairah dan semangat hidup baru dengan


menghilangkan pola kehidupan yang monoton, sehingga
warga desa tidak merasa jenuh;
2) meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa;
3) meningkatkan bidang pendidikan.

Adanya pembangunan di pedesan seperti ini, diharapkan dapat


menahan laju urbanisasi yang selama ini menjadi permasalahan
kompleks terutama bagidaerah perkotaan. Perkembangan desa tidak
hanya dipengaruhi oleh potensinya,beberapa faktor lain juga sangat

1
0
menentukan, seperti faktor interaksi (hubungan)dan lokasi desa.
Adanya kemajuan-kemajuan di bidang perhubungan
dan lalulintas antardaerah, menyebabkan sifat isolasi desa
berangsur-angsur berkurang. Desa- desa yang berdekatan
dengan kota mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan
desa lainnya akibat dari banyaknya pengaruh kota yang masuk.
Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh
tatakehidupan

1
1
kota disebut dengan rural urban areas atau daerah desa-kota.
Daerah ini juga merupakan suburban fringe, yaitu suatu area
melingkari suburban danmerupakan daerah peralihan antara daerah
rural dengan daerah urban. Menurut Bintarto (1977), petani-petani di
daerah desa-kota keadaannya lebih maju daripetani di daerah
pedesaan, karena:1) jarak yang dekat dengan kota, sehingga
pergaulan antarwarga boleh dikatakan agak tinggi;2) kemungkinan
bersekolah bagi anak-anak lebih besar daripada anak-anak di desa-
desa yang agak jauh;3) kesempatan memperoleh mata pencaharian
tambahan di kota dimungkinkan dengan adanya letak yang berdekatan
dengan kota.

Tujuan Penggalian Potensi


Desa

Tujuan
Umum

Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat Desa/Kelurahan


melalui Pengembangan Potensi Unggulan dan
Penguatan Kelembagaan serta
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat (Pokmas) RTM

Tujuan
Khusus

1. Meningkatkanperan aktif masyarakatdalam pengambilan


keputusan pembangunan secara terbuka, demokratis
dan bertanggung jawab;

2. Mengembangkan kemampuan usaha dan peluang berusaha demi


peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Rumah Tangga Miskin.

3. Membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran Badan Usaha


Milik Desa sebagai Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

4. Membentuk, memfasilitasi dan memberikan pembinaan Pokmas UEP


terutama pada aspek kelembagaan dan pengembangan usaha.

5. Mengembangkan potensi ekonomi unggulan Desa/Kelurahan yang


disesuaikan dengan karateristik tipologi Desa/Kelurahan.

6. Mendorong terwujudnya keterpaduan peran dan kemitraan


antar Dinas/ Instansi Provinsi dan Kabupaten/Kota maupun
stakeholders lainnya sebagai pelaku dan fasilitator program.

Penutu
p
1
2
Adanya peluang demokratisasi pada tingkat desa seharusnya pula
membawa dampak positif bagi desa untuk membangun inisiatif dan
keinginan memajukan desa. Inisiatif itu harus melihat pada banyak aspek
meliputi pelayanan, demokratisasi dan partisipasi serta hal yang lebih
penting adalah meningkatkan potensi ekonomi desa. Untuk mencapai
kondisi tersebut diperlukan langkah strategis dantaktis guna
mengintegrasikan potensi, kebutuhan pasar, dan penyusunandesain
lembaga

1
3
tersebut ke dalam suatu perencanaan. Disamping itu,perlu
memperhatikan potensi lokalistik serta dukungan kebijakan (goodwill)
dari pemerintahan di atasnya (supra desa) untuk
mengeliminirrendahnya surplus kegiatan ekonomi desa disebabkan
kemungkinan tidakberkembangnya sektor ekonomi di wilayah pedesaan.
Sehingga integrasisistem dan struktur pertanian dalam arti luas, usaha
perdagangan, danjasa yang terpadu akan dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam tatakelola lembaga.

Sumber
1) Peraturan
Bacaan : Pemerintah 72 Tahun 2005 Tentang Desa
2) Permendagri No 39 Tahun 2010 Tentang Bumdes.
3) Permendagri No 12 Tahun 2007 Tentang Profil Desa.
4) Ringkasan Statistik Potensi Desa Tahun 2011 Provinsi NTT.
5) Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013, BPS Kabupaten Alor.
6) Panduan Pendirian dan Pengelolaan Bumdes, Pusat kajian
Dinamika sistem
Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Tahun 2007.
7) Ir. Nurjaya.,SE.,MM, Bumdes dan Potensi Desa.
,

1
4

Anda mungkin juga menyukai