net/publication/321289071
CITATIONS READS
0 537
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Elly Lilianty Sjattar on 25 November 2017.
* E-mail: adhe.stikpan@gmail.com
Abstrak
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Self Care education dan
Pursed Lip Breathing exercise terhadap toleransi fisik pada pasien Penyakit Paru
Obstruksi Kronis (PPOK).
Metode : penelitian ini menggunakan desain Quasi-Eksperimen dengan pendekatan two
group-pre test and post test design. Studi Quasi-eksperimental dengan kelompok
intervensi dan kelompok kontrol, dengan jumlah sampel 20 responden pasien PPOK yang
dilakukan pengukuran six minut walking test.
Hasil : terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik hasil pengukuran six minut
walking test pre dan post pada kelompok intervensi (p<0,05) dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan hasil pengukuran six minut walking test post setelah 14 hari
pada kelompok intervensi dan kelompok control (p>0,05) perbedaan yang signifikan
secara klinis pada selisih hasil pengukuran post test pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol six minut walking test >10.
Kesimpulan : terdapat pengaruh pemberian self care education dan pursed lip
breathing exercise terhadap toleransi fisik yang diukur dengan six minut walking test
pada Pasien PPOK setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi. Diharapkan
perawat atau tenaga kesehatan meningkatkan pemberian edukasi, melatih dan
memberikan motivasi kepada Pasien PPOK untuk melakukan perawatan diri yang
disertai dengan latihan Pursed Lip Breathing sebagai salah satu tindakan non
farmakologis.
Kata kunci: 1; self care Education 2; Pursed lip breathing exercise 3;toleransi fisik 4;
PPOK.
49
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
orang. Jumlah penderita PPOK didunia non farmakologi yang dapat diberikan
sangat tinggi sehingga diperkirakan pada pada pasien dengan PPOK yang mengalami
Tahun 2020 akan menjadi penyakit nomor keadaan tersebut adalah latihan
urut kelima yang penyakit yang akan pernafasan dengan teknik pursed lip
diderita di seluruh dunia (Black & Hawks, breathing . Penelitian sebelumnya teknik
2014). PPOK saat ini menjadi penyebab ini dinilai efektif dalam pendekatan
utama keempat kematian di dunia tetapi rehabilitasi paru yang digunakan untuk
diproyeksikan menjadi 3 penyebab meningkatkan arus puncak ekspirasi dan
kematian terkemuka pada tahun 2020. meredakan pasien sesak (Singh & Singh,
Lebih dari 3 juta orang meninggal karena 2012). Menurut penelitian Sachdeva,
PPOK pada tahun 2012 akuntansi untuk 6% Shaphe, & Mahajan, (2013) yang dilakukan
dari semua kematian global. PPOK di ruang perawatan Rumah Sakit AIIMS di
merupakan penyebab utama morbiditas India yang menggunakan desain crossover
kronis dan kematian di seluruh dunia; acak dengan 30 pasien PPOK diatas usia 40
banyak orang menderita penyakit ini tahun menunjukkan hasil bahwa pursed
selama bertahun-tahun, dan meninggal lip breathing meningkatkan arus puncak
sebelum waktunya karena komplikasinya. ekspirasi dan saturasi oksigen pada pasien
Secara global, PPOK diperkirakan akan PPOK serta menurunkan frekuensi
meningkat dalam masa yang akan datang pernafasan dan secara signifikan
karena paparan faktor resiko PPOK dan meningkatkan toleransi fisik Pasien yang
penuaan penduduk (GOLD, 2017). menderita PPOK (Sachdeva et al., 2013).
Tingginya jumlah penderita akan
menyebabkan tingginya angka kematian Obstruksi jalan nafas yang di alami
penduduk dan penurunan kualitas hidup oleh pasien PPOK menyebabkan gangguan
masyarakat di negara tersebut. pemenuhan kebutuhan oksigen oleh
pasien hal ini dibuktikan oleh penurunan
Diperkirakan di Indonesia terdapat 4,8 arus pucak ekspirasi dan toleransi fisik
juta pasien PPOK dengan prevalensi sehingga pemenuhan kebutuhan aktivitas
sebesar 5,6% . Di Sulawesi Selatan, PPOK sehari-hari pasien juga terganggu, dalam
merupakan penyebab kematian tertinggi pemberian asuhan keperawatan secara
penyakit tidak menular berbasis rumah komprehensif hendaknya perawat
sakit rawat inap yang berjumlah 43 kasus memandirikan pasien dalam melakukan
pada tahun 2016 (Profil dinas kesehatan perawatan pada dirinya sendiri, oleh
Provinsi Sulawesi Selatan, 2016). PPOK karena itu rumusan masalah dalam
merupakan penyakit yang berkembang penelitian ini adalah apakah ada
secara perlahan-lahan dan gejala sering pengaruh self care education dan pursed
memburuk dari waktu ke waktu akibat lip breathing exercise terhadap toleransi
obstruksi saluran nafas yang semakin fisik pada pasien Penyakit Paru Obstruksi
memburuk (Profil dinas kesehatan Provinsi Kronis (PPOK) di Balai Besar Kesehatan
Sulawesi Selatan, 2016). PPOK merupakan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar ?
penyakit yang dapat dicegah dan
diringankan baik dengan pengobatan Tujuan penelitian ini adalah diketahui
maupun dengan program latihan (GOLD, pengaruh Self Care education dan Pursed
2017). Lip Breathing exercise terhadap toleransi
fisik pada pasien Penyakit Paru Obstruksi
Pencegahan dan upaya untuk menangani Kronis (PPOK) di Balai Besar Kesehatan
keluhan dari PPOK tidak hanya dilakukan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar.
oleh tenaga kesehatan saja tetapi juga
dapat dilakukan oleh pasien dengan cara
melakukan perawatan pada dirinya sendiri Metode
(self care) yang di ajarkan oleh perawat
atau tenaga kesehatan lainnya baik Desain dalam penelitian ini adalah desain
penanganan secara farmakologis dan Quasi-Eksperimen dengan pendekatan
nonfarmakologis. Salah satu penanganan two group-pre test and post test design.
50
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
51
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
52
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
= 0.67) atau (p > 0.05) yang berarti secara pada Kelompok intervensi dan kelompok
statistik karakteristik nadi responden control responden dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah homogen. adalah homogen.
Rata-rata pernafasan pre responden
kelompok intervensi adalah 26.0 ± 2.1 dan Tabel 4. Hasil ukur Pre Post Six Minut walking
post 25.2 ± 1.9 dengan nilai p pada test pada kelompok intervensi dan kontrol
penderita Penyakit Paru Obstruksi kronis di Balai
kelompok intervensi (p = 0.54) atau (p > Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
0.05) yang berarti secara statistik (n = 20)
karakteristik pernafasan responden dalam Kelompok
Six minut walking test
penelitian ini adalah homogen. Mean SD p value
Intervensi
Sedangkan pernafasan pre pada kelompok Pre 286.0 89.6 0.00*
kontrol 27.2 ± 3.1 dan post 27.2 ± 1.69 Post 306.5 86.7
Kontrol
dengan nilai p pada kelompok kontrol (p Pre 246.0 78.9 0.02*
= 0.34) atau (p > 0.05) yang berarti secara Post 239.0 80.3
statistik karakteristik pernafasan * Uji t dependen
responden dalam penelitian ini adalah Tabel 4. menunjukkan rata-rata hasil
homogen. Rata-rata Suhu pre pada pemeriksaan Six Minut walking test pada
kelompok intervensi 37.0±0.23 dan post kelompok intervensi sebelum diberikan
36.9 ± 1.58 dengan nilai p pada kelompok intervensi yaitu 286.0 ± 89.6 dan sesudah
intervensi (p = 0.31) atau (p > 0.05) yang diberikan intervensi yaitu 306.5 ± 86.7
berarti secara statistik karakteristik suhu dengan nilai signifikan 0.00 (p < 0.05)
tubuh responden dalam penelitian ini yang secara statistic dan klinis terdapat
adalah homogen dan rata-rata suhu pre perbedaan yang bermakna nilai Six Minut
pada kelompok kontrol 36.9±0.21 dan walking test sebelum dan setelah 14 hari
post 36.9 ± 0.28, dengan nilai p pada dengan perbedaan hasil ukur >10
kedua kelompok (p = 1.00 ) atau (p > pemberian intervensi Self Care Education
0.05) yang berarti secara statistik dan pursed lip Breathing exercise pada
karakteristik suhu tubuh responden dalam penderita PPOK. Sedangkan rata-rata
penelitian ini adalah homogen. hasil pemeriksaan Six Minut walking test
pada kelompok kontrol sebelum diberikan
Tabel 3. Hasil ukur Pre Post Six Minut walking intervensi yaitu 246.0 ± 78.9 dan diukur
test pada kelompok intervensi dan kontrol setelah 14 hari kemudian yaitu 239.0 ±
penderita Penyakit Paru Obstruksi kronis di Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar 80.3 dengan nilai signifikan 0.02 (p <
(n = 20) 0.05) yang secara statistic terdapat
perbedaan yang bermakna namun secara
Kelompok
Six minut walking test klinis tidak terdapat perbedaan yang
Mean SD p value bermakna dan terjadi penurunan rata-
Pre Intervensi 286.0 89.6 0.30* rata nilai Six Minut walking test pada
Pre Kontrol 246.0 78.9 penderita PPOK.
Post Intervensi 306.5 86.7 0.08*
Post Kontrol 239.0 80.3 Tabel 5. pengukuran sesudah toleransi fisik
* Uji t dependen dengan Six Minut walking test pada kelompok
intervensi dan kontrol penderita Penyakit Paru
Tabel 3. menunjukkan rata-rata nilai six Obstruksi kronis di Balai Besar Kesehatan Paru
minut walking test pre intervensi 286.0 ± Masyarakat Makassar
(n = 20)
89.6 dan pre control 246.0 ± 78.9 dengan
nilai p pada (p = 0.30) atau (p > 0.05) Six minut walking test
Kelompok
yang berarti secara statistik nilai pre Mean SD p value
SMWT pada Kelompok intervensi dan Intervensi
Post 306.5 86.7
kelompok control responden dalam Kontrol
0.63*
penelitian ini adalah homogen. Rata-rata Post 239.0 80.3
*Uji t Independen
nilai SMWT post intervensi 306.5 ± 86.7
dan post control 239.0 ± 80.3 dengan nilai
p pada (p = 0.08) atau (p > 0.05) yang Tabel 5. menunjukkan rata-rata hasil Six
berarti secara statistik nilai post SMWT Minut walking test pada kelompok
intervensi setelah diberikan intervensi
53
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
54
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
55
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
200207000-00004
11. Gregg, N. A. (2004). Peak Expiratory
Daftar Pustaka Flow Rate - Normal Values. Br Med
Journal, 44(1), 456304.
1. Alligood, M. (2014). Nursing Theorists 12. Grove, S. K., Burns, N., & Gray, J. R.
and Their Work. Evolution of Nursing (2013). Designs for Quantitative
Theories (Edition 8). United States Of Nursing Research : Quick-Access Chart
America: Elsevier. Descriptive Study Designs
2. Arbor, A., & Potter-bynoe, G. (2016). Correlational Study Designs Quasi-
Lung Health. Retrieved from experimental Study Designs (7th ed.).
http://www.lung.org/lung-health- Elsevier Inc.
and-diseases/lung-disease- 13. Gupta, D., Agarwal, R., Aggarwal, A.
Lookup/copd/symptoms-causes-risk- N., Maturu, V. N., Dhooria, S., Prasad,
factors/what-causes-copd.html K. T., … Chopra, V. (2013). Guidelines
3. Avanji, F.S.I dan Hajbaghery, M.A. for diagnosis and management of
(2011). “Effects of Pursed Lip chronic obstructive pulmonary
Breathing on Ventilation and disease: Joint ICS/NCCP (I)
Activities of Daily Living in Patients recommendations. Lung India, 30(3),
with COPD”. Webmed Central. 228–267.ttps://doi.org/10.4103/0970-
WMC001904. 2113.116248
4. Balai Besar Kesehatan Paru 14. Izadi-avanji, A. F. S., & Adib-
Masyarakat Makassar. (2017). Data hajbaghery, M. (2011). Effects of
Sepuluh Besar Penyakit Tahun 2016. Pursed Lip Breathing on Ventilation
Makassar : BBKPM. and Activities of Daily Living in
5. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Patients with COPD Effects of Pursed
Keperawatan Medikal Bedah. (A. Lip Breathing on Ventilation and
Suslia, F. Ganiajri, P. P. Lestari, & R. Activities of Daily Living in Patients
wulan A. Sari, Eds.) (8th ed.). with COPD Abstract, 2(4), 1–8.
Singapore: ELSEVIER. 15. Morales-Blanhir, J. J. E., Palafox
6. CDC. (2016). Chronic Obstructive Vidal, C. D., Rosas Romero, M. D. J.,
Pulmonary Disease. Retrieved from García Castro, M. M., Londoño
https://www.cdc.gov/copd/index.ht Villegas, A., & Zamboni, M. (2011).
ml Six-minute walk test: a valuable tool
7. Close, E.A, dkk. 2013. “Patients’ for assessing pulmonary impairment.
perceptions of the potential of Jornal Brasileiro de Pneumologia,
breathing Training for asthma: a 37(June 2010), 110–117.
qualitative study”. Primary Care https://doi.org/10.1111/j.1365-
Respiratory Journal. 449-453. 2036.2011.04753.x
8. Dharma, K. K. (2015). Metodologi 16. Nanda. (2015). Diagnosis
Penelitian Keperawatan. Jakarta Keperawatan : definisi dan
Timur: CV. Trans Info Media. Kalisifikasi. (T. H. Herdman & S.
9. Enright, P. L. (2003). The Six-Minute Kamitsuru, Eds.) (10th ed.). Jakarta:
Walk Test. Respiratory Care, 48(8), EGC.
783–785. Retrieved from 17. Obaseki, D. O., Akanbi, M. O.,
https://ezp.lib.unimelb.edu.au/login? Onyedum, C. C., Ozoh, O. B., Jumbo,
url=https://search.ebscohost.com/log J., Akor, A. A., & Erhabor, G. E.
in.aspx?direct=true&db=cin20&AN=200 (2014). Peak expiratory flow as a
3160289&site=eds-live surrogate for health related quality of
10. GOLD. (2017). Global Initiative for life in chronic obstructive pulmonary
Chronic Obstructive Lung A Guide for disease: a preliminary cross sectional
Health Care Professionals. Global study. Ghana Medical Journal, 48(2),
Initiative for Chronic Obstructive 85–90. Retrieved from
Lung Disease, 22(4), 1–30. http://www.pubmedcentral.nih.gov/a
https://doi.org/10.1097/00008483- rticlerender.fcgi?artid=4310338&tool=
56
Patria Artha Journal of Nursing Science. Vol. 1, No.1, April 2017
57