Disusun oleh:
Kelompok 559
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu
ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat akan lebih produktif
kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya
saing manusia.
status kesehatan.
pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap
penelitian.
Selanjutnya Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi
manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun bersifat
aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan
disini terdiri 4 unsur pokok, yakni sakit & penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
membantu masyarakat mempelajari apa yang harus mereka kerjakan sendiri dan
perencanaan.
PEMBAHASAN
akan dibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologis
adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri.
Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat
kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan
Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi dasar atau modal
perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam
misalnya menangis karena sedih atau sakit, muka merah (tekanan darah
hadiah maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi
atau respondent behaviour) sangat terbatas keberadaannya pada manusia. Hal ini
dikatakan tidak terbatas. Fokus teori Skinner ini adalah pada respons atau jenis
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu, untuk
membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi
dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil
komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini
a. Bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya
ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu
berencana.
Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu gunanya
imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah mempunyai sikap yang
belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab
b. Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi
imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana
dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini
sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behaviour.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk
mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan
oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi,
Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena
perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan saraf pusat
objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak
dalam rangka mencapai suatu tujuan, juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
kedewasaan semua aspek tersebut diatas akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan.
dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan
dan ekstern.
motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik
Dari uraian di atas tampak jelas bahwa perilaku merupakan konsepsi yang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan
stimulus atau rangsangan disini terdiri 4 unsur pokok, yakni sakit & penyakit,
penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun
tersebut.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
orang lain.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seeking
pemulihan kesehatannya).
kesehatan.
- Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut
terbagi atas:
sebagainya.
2. Illness Behavior
Semua aktivitas yang diambil seseorang yang mempunyai persepsi
Konsep :
administrasi/kebijakan.
Keluarga secara klasik adalah sekelompok orang yang diikat dalam tali
perkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam tanggung jawab
social masing-masing (suami dan istri, ibu dan suami, antara saudara kandung)
masalah keluarga, dan sebaliknya. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu
keluarga untuk berbuat dan bertindak atas keputusan yang berdasarkan informasi
menggunakan sumber dayanya sendiri atau dengan jalan mengakses sumber daya
lainnya.
Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara ayah, ibu, dan
anak yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya
perilaku hidup yang bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan
masyarakat, desa dan kelurahan sehat, kecamatan sehat, kabupaten dan kota sehat,
provinsi sehat dan bangsa sehat. Bangsa yang sehat, yang memiliki derajat
tersebut. Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah investasi suatu bangsa bagi
lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan atau
mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut. Penilaian semacam
gangguan atau ancaman kesehatan. Dalam hal ini persepsi individu yang
orang lain (anggota keluarga) dan mereka yang diberi informasi tersebut
perilaku.
c. Penerapan pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang
kesehatan itu, baik secara tradisional maupun modern. Berbagai cara penerapan
perilaku.
Keluarga sehat berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau
dicegah bila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan
pakai sabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan
yang bebas dari jentik nyamuk. Malaria dapat dicegah jika seluruh anggota
Gizi Buruk dapat dideteksi secara dini dan dicegah bila bayi dan balita selalu
dibawa ke Posyandu setiap bulan. Kematian bayi dapat dicegah bila ibu
jantung dan hipertensi dapat dicegah bila masyarakat menerapkan gaya hidup
sehat yaitu berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan makan makanan yang
di rumah (home nursing). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kebutuhan
penyuluhan/pendidikan kesehatan.
dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar
melaksanakan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yang belum atau tidak
mempertinggi nilai atau derajat tingkah laku sehat yang ada selain itu mampu
intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut
belum sehat menjadi perilaku sehat. Azwar membagi menjadi 3 macam, yaitu:
masyarakat sehari-hari.
2. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri
adalah posyandu.
3. Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif
1. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
agar dipertahankan.
3. Pengembangan perilaku
Terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak-
penyuluhan kesehatan.
dan sebagainya.
antara lain
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
b. Wawancara (interview)
sebagainya.
yang unik dalam struktur perencanaan ini tertuju pada tercapainya dua tujuan,
Luasnya pengertian sehat yang menjadi subjek dan objek upaya kesehatan,
tujuan yang akan dicapai setelah menyelesaikan setiap pokok bahasan atau
satuan bahasan tertentu dalam suatu bidang studi sedangkan tujuan khusus
dan dapat diukur oleh pemberi materi dan ini merupakan perilaku yang
Contoh :
a. Klien dapat menunjukkan atau mendemontrasikan teknik
perilaku ditampilkan)
3. Memilih Substansi atau Isi Materi yang Harus Dipilih
Sumber yang dipilih hendaknya akurat, terbaru, didasarkan atas tujuan
dengan materi yang dipelajari, dan cocok dengan pengajar dan berbagai
dicapai, oleh karena itu pilihla alat bantu secara hati-hati, lihat kembali
misalnya waktu dan sasaran yang akan dievaluasi dan indikator apa yang
adalah untuk menilai apa yang sudah dicapai dan mengidentifikasi hambatan-
perilaku dibedakan menjadi 2, yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern
yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern
meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia,
mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Perubahan perilaku yang mendukung
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
DAFTAR PUSTAKA