Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini menunjukkan hubungan atau keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia diseluruh dunia sangatlah jelas. Salah satu sebab globalisasi adalah
cenderung berpengaruh terhadap perekonomian dunia. Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana Negara – Negara diseluruh dunia
menjadi satu kegiatan pasar yang makin terintegrasi dengan tampa rintangan batas territorial
Negara. Berbicara globlisasi tidak terlepas dari ekonomi internasional. Dalam banyak hal
globalisasi mempunyai karakteristik yang sama dengan internasionalisi sehingga kedua istilah ini
sering dipertukarkan. Ekonomi internasional mencakup masalah hubungan ekonomi antar
Negara satu dengan Negara lain. Hubungan ekonomi yang dimaksud disini paling tidak
mencakup tiga bentuk yang berbeda satu sama lain, meskipun antara yang satu saling berkaitan
dengan yang lain. Hubungan ekonomi tersebut dapat berupa pertukaran hasil output, pertukaran
sarana produksi atau factor produksi dan hubungan utang piutang.
Pengertian hasil atau output meliputi output barang dan output jasa. Output baik yang
berupa barang maupun jasa dari suatu Negara ditukar dengan output Negara lain. Hubungan
tukar menukar ini disebut dengan hubungan perdagangan.
Bentuk hubungan ekonomi yang kedua adalah pertukaran sarana produksi atau factor
produksi. Yang dimaksudkan dalam sarana produksi misalnya modal, tenaga kerja dan teknologi.
Bentuk hubungan ekonomi yang ketiga adalah hubungan hutang piutang. Suatu Negara
dapat mempunyai hutang atau piutang dengan Negara lain. Hubungan hutang piutang ini timbul
biasanya disebabkan oleh adanya hubungan perdagangan dan hubungan pertukaran sarana
produksi. Sebagai contoh misalnya Timor Leste mengimpor kapal dari indonesia dan dibayar
dengan cara kredit. Hubungan dagang yang timbul adalah impor kapal oleh Timor Leste telah
mengakibatkan Timor Leste mempunyai hutang pada pengusaha kapal di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis cenderung membahas bidang ekonomi
internasional khususnya mengenai perdagangan internasional.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penulisan makalah ini adalah hal-hal apa saja yang terkandung
dalam perdagangan internasional

C. Pembatasan Masalah
Mengingat bidang ekonomi internasional memiliki ruang lingkup yang begitu luas, sehingga
dalam penulisan makalah ini dibatasi dengan hanya membahas masalah perdagangan
internasional.

D. Tujuan
Tujuan daripada penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk membahas hal-hal yang
terkandung dalam perdagangan internasional.

E. Mamfaat
Mamfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis mengenai hal-
hal yang terkandung dalam perdagangan internasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antar subyek
ekonomi Negara yang satu dengan subyek ekonomi Negara yang lain, baik mengenai barang
maupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari
warga Negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industry, perusahaan
Negara ataupun departemen pemerintah yang dapat didilihat dari neraca perdagangan (Sobri,
2000).Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar memukar yang
didasarka atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Pihak harus mempunyai kebebasan
untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing
dan kemudian menentukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 200).
Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional.

B. Teori Klasik
1. Merkantilis
Para penganut merkantilis berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu Negara untuk
menjadi kaya dan kuat adalah de ngan mekakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkan selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas
atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang
dimiliki oleh suatu Negara maka semakin kaya dan kuatlah Negara tersebut. Dengan demikian,
pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor dan mengurangi
serta membatasi impor (khususnya barang-barang mewah). Namun oleh karena setiap Negara
tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak
adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat memperoleh keuntungan
dengan mengorbankan Negara lain.

2. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga
kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin
merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu Negara dicapai dari surplus ekspor.
Kekayaan aka bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan
dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith
suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena Negara tersebut bisa menghasilkan barang
dengan biaya yang secara mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak
menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan suatu barang
dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibandingkan
kemampuan Negara-negara lain.

C. Teori Modern
1. John Stuart Mill dan David Ricardo
Teori J.S. Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang
yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah
dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar)
David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang
dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu
barang karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David
Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai
dengan kemauan orang, dilain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli
(misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di
lereng gunung tertentu dan sebagainya).

2. Heckscher-Ohlin
Menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, Negara-negaracenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan factor produksi yang relative melimpah secara
intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu Negara akan melakukan perdagangan dengan Negara
lain disebabkan jegara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
Faktor endowment, yaitu kepemilikan factor-faktor produksi didalam suatu Negara.
Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan didalam proses produksi

D. Perdagangan Internasional
Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan
impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara ke Negara
lain. Sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk
kesuatu Negara. Pada hakikatnya perdagangan luar negeri timbul karena tidak ada satu Negara
pun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk.
Dewasa ini, hampir tidak ada Negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya
sendiri tampa mengimpor barang dan jasa dari Negara lain. Contohnya Jepang, sebagai Negara
yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid naturel gas) dari
Indonesia.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk satu
Negara dengan penduduk Negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud
dapat berupa perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah satu
Negara atau pemerintah satu Negara dengan pemerintah Negara lain. Bila dibandingkan dengan
pelaksanaan perdagangan didalam negri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan
kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh factor-faktor antara lain:
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.
2. Barang harus dikirim atau diangkut dari satu Negara kenegara lainnya melalui
bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang
dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.
3. Antara satu Negara dengan Negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa,
mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya.

E. Bentuk-bentuk perdagangan Internasional


1. Kerja Sama Bilateral
Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Misalnya, kerja sama
ekonomi yang terjalin antara Indonesia dengan Singapura atau Amerika dengan Arab Saudi.
Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan
kerja sama perdagangan dengan negara mitra. Pemerintah Indonesia sendiri telah
mentandatangani perjanjian perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik dengan 14
negara, di Afrika dan Timur Tengah dengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9 negar, di Eropa
Barat dengan 12 negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.

2. Kerja Sama Regional


Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara sewilayah atau
sekawasan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan perdagangan bebas antara negara di
suatu kawasan tertentu. Bentuk kerja sama regional sudah dijajaki oleh PBB melalui
pembentukan komisi regional yang dimulai dari Eropa, Asia Timur dan Amerika Latin. Komisi
ini mengembangkan kebijakan bersama untuk masalah pembangunan khususnya pada bidang
ekonomi. Kerja sama secara regional biasanya lebih pada hubungan dengan lokasi negara serta
berdasarkan alasan historis, geografis, teknik, sumber daya alam dan pemasaran.

F. Mamfaat Melakukan Perdagangan Internasional


Setiap Negara yang melakukan perdagangan dengan Negara lain tentu akan memperoleh
mamfaat bagi Negara tersebut. Mamfaat tersebut antara lain:

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negri sendiri.


Banyak factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi disetiap Negara.
Factor-faktor tersebut diantaranya: kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-
lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap Negara mampu memenuhi kebutuhan
yang tidak diproduksi sendiri.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu Negara dapat memproduksi suatu barang yang
sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh Negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila
Negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri. Sebagai contoh: Amerika Serikat dan
Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, jepang dapat
memproduksi dengan lebih efisien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, Amerika
Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan
mengadakan spesialisasi dan perdangan, setiap Negara dapat memperoleh keuntungan sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap Negara dapat digunakan dengan lebih
efisien.
2. Setiap Negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat dirpoduksi
dalam negri
3. Memperluas pasar dan menambah pasar
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka kahwatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal dan
menjual kelebihan produk tersebut ke luar negri.
1. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negri memungkinkan suatu Negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efisien dan cara-cara manajemen yang modern.

G. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antar Negara, diantaranya;
1. Keanekaragaman kondisi produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi factor-faktor produksi
yang dimiliki suatu Negara.
2. Penghematan biaya produksi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu Negara memproduksi barang dalam
jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi
rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin
besar. Jadi, apabila suatu Negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan
mengekspornya, biaya produksi rata-rata akan turun.
3. Perbedaan selera
Sekalipun kondisi produksi di semua Negara adalah sama, namun setiap Negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
perdagangan internasioal suatu Negara dapat memenuhi kebutuhan akan produk-produk yang
tidak diproduksi dalam negri dan dapat mengefisiensi biaya produksi dalam negri.
Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memperluas
pasar atau menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari teknik produksi yang lebih
efisien dan cara-cara manajemen yang modern.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya
atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh karena itu kritik dan saran
baik itu dari bapak dosen maupun rekan mahasiswa/i yang bersifat konstruktif sangat diharapkan
guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.
Kata pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang Maha Esa atas semua
rahmat dan karunia- Nya ,sehingga makalah untuk mata kuliah ekonomi internasional ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ekonomi internasional.

Penulis sadar ,tak ada gading yang tak retak.Oleh sebab itulah,penulis sangat
mengharap kan kritik dan saran dari pembaca agar terjadi perbaikan di masa yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai