Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama masa pubertas seorang anak mengalami berbagai perubahan

dalam tubuh, jika tidak dipersiapkan maka perubahan tersebut akan cenderung

menjadi pengalaman yang traumatis. Orangtua khususnya ibu mempunyai peranan

penting dalam membekali anak untuk menghadapi fase remaja, sehingga

dibutuhkan pengetahuan yang cukup dari ibu. WHO mendefinisikan kesehatan re-

produksi sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang bukan karena

ketiadaan penyakit dan kecacatan, yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses-

prosesnya (Saparinah Sadli, dkk. 2006). Pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010 : 27). Dengan

sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran

(telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. (Notoatmodjo, 2010:27).

Menurut Santrock (2003), remaja (adolescence) diartikan sebagai masa

perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup

perubahan biologis, kognitif dan social-emosional. Dari definisi itu nampak bahwa

masalah kesehatan reproduksi adalah masalah yang menyeluruh, luas dan saling

terkait. Problematika yang dihadapi oleh remaja tidak lain bersumber pada kurangnya

1
2

informasi tentang kesehatan reproduksi. Pubertas merupakan masa peralihan antara

masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa

kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa

pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. (Widyastutik , 2009 : 23). Upaya Ibu

dalam mempersiapkan masa pubertas anak dengan membekali anak dengan

pengetahuan tentang masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja. Cara

menyampaikannya tentu harus dengan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan

pemahaman anak-anak. Hal yang penting supaya anak tidak merasa kaget, malu,

gelisah, cemas dan tertekan (Gunarsa, 2007 ). Fenomena yang terjadi masih

banyaknya remaja masa pubertas yang belum mengetahui tentang perubahan-

perubahan dalam dirinya, disebabkan karena kurangnya pengetahuan orangtua

tentang kesehatan reproduksi remaja dalam upaya mempersiapkan masa pubertas

anak. Sehingga timbul perasaan negatif misalnya ketika menarche seperti cemas,

takut, malu dan bingung.

Menurut UNPFA tahun 2010, 85% remaja di Dunia banyak yang sudah aktif

seksual, setiap tahun ± 15 Juta remaja melahirkan, 4 juta remaja aborsi, 100 juta

remaja terjangkit PMS dan 7000 remaja terinfeksi HIV. Permasalahan ini juga

terjadi di Indonesia. Dari data yang diperoleh sampai dengan Juni 2011 ditemukan

26.483 kasus infeksi HIV. Lebih dari setengah kasus HIV di Indonesia terjadi

pada remaja atau bisa dikatakan 56,8 % kasus HIV ditemukan pada usia 15 – 29

tahun. Dari data tersebut ditemukan sebanyak 46,7 % infeksi HIV disebabkan

karena interaksi seksual (Kemenkes, 2011). Data Program HIV-AIDS Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebutkan, jumlah kasus kumulatif sampai


3

dengan Juni 2011 di Jawa Timur menduduki peringkat No. 6 yaitu sebesar 3789

kasus. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 30 Ibu siswa yang

berusia 11-12 tahun pada tanggal 5 Februari 2013 di SDN 1 Canga’an Kecamatan

Kanor Kabupaten Bojonegoro, didapatkan hasil 6 Ibu siswi (20%) mengetahui

pengertian pubertas 4 Ibu siswi (13,33%) tidak mengetahui pengertian pubertas.

10 Ibu siswi (33,33%) tidak mengetahui kapan pubertas terjadi, 4 Ibu siswi

(13,33%) mengetahui ciri-ciri pubertas, 6 Ibu siswi (20%) tidak mengetahui ciri-

ciri pubertas.

Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara

usia 18 sampai 22 tahun. Keterbatasan pengetahuan dan informasi tentang

kesehatan reproduksi orang tua khususnya ibu yang memiliki anak yang

menginjak masa pubertas dapat menjadi pencetus perilaku atau kebiasaan tidak

sehat pada remaja. Orang tua yang tidak mampu memberikan informasi yang

memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi itu. Tidak adanya

informasi dari orang tua membuat remaja mengalami kebingungan akan fungsi

dan proses reproduksinya, justru mengakibatkan remaja diliputi oleh

ketidaktahuan atau mencari informasi yang belum tentu benar, yang pada akhirnya

justru dapat menjerumuskan remaja kepada ketidaksehatan reproduksi. Jika anak

pubertas tidak diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang

perubahan fisik dan psikologis yang dialaminya maka pengalaman akan

perubahan tersebut dapat merupakan pengalaman yang traumatis. Akibatnya anak

cenderung mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap perubahan, sikap

yang cenderung menetap daripada menghilang. Kurangnya persiapan anak dalam


4

menghadapi masa pubertas merupakan bahaya psikologis yang serius (Gunarsa,

2007).

Diperlukan adanya kegiatan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang

baik dimaksudkan untuk membantu remaja mencapai KAP (Knowledge, Attitude

and Practice) atau Pesilak (Pengetahuan, Sikap dan Pelaksanaan). Dalam hal ini,

orangtua, utamanya ibu mempunyai peranan penting dalam kegiatan KRR tesebut.

Seorang ibu sebaiknya sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang

masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja. Cara menyampaikannya

tentu harus dengan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman

anak-anak. Dalam melakukan pendekatan kepada anaknya, seorang ibu perlu

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan reproduksi remaja, dengan

begitu seorang ibu dapat mengimplementasikannya dalam membimbing serta

mendampingi anaknya dengan baik ketika memasuki masa remaja dengan

berbagai macam upaya yang sesuai dengan pengetahuan ibu. Hal yang penting

supaya anak tidak merasa kaget, malu, gelisah, cemas dan tertekan (Gunarsa,

2007).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti ”

hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya

mempersiapkan masa pubertas kelas 6 SD di SDN 1 Canga’an Kecamatan Kanor

Kabupaten Bojonegoro tahun 2013 ”


5

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja

dengan upaya mempersiapkan masa pubertas kelas 6 SD di SDN 1 Canga’an

Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tahun 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi

remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas kelas 6 SD di SDN 1

Canga’an Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja di

SDN 1 Canga’an Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tahun 2013.

b. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan reprosuksi remaja

dengan upaya mempersiapkan masa pubertas kelas 6 SD di di SDN 1

Canga’an Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfat bagi peneliti dan

semua pihak, antara lain :

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti
6

Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan

peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus

dengan keadaan yang ada di masyarakat.

b. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan informasi dan panduan

dalam penelitian lebih lanjut bagi rekan-rekan mahasiswa yaitu pengetahuan ibu

tentang kesehatan reprosuksi remaja dengan upaya mempersiapkan masa pubertas

yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah sebagai

tugas akhir perkuliahan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Dapat mengetahui dampak yang diakibatkan dari keterbatasan pengetahuan

ibu tentang kesehatan reproduksi remaja bagi kesehatan. Sehingga, diharapkan

responden dapat lebih memperhatikan dan mencari informasi mengenai kesehatan

reproduksi remaja.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan informasi tentang permasalahan yang terjadi pada ibu yaitu

tentang pengetahuan kesehatan repsroduksi remaja dengan upaya mempersiapkan

masa pubertas sehingga dapat menjadi prioritas program di Puskesmas yang

bekerja sama dengan bidang kesehatan yang ada di sekolah yaitu Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) untuk meningkatkan pelayanan KIE (Komunikasi,

Informasi dan Edukasi) dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan tentang


7

pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan upaya

mempersiapkan masa pubertas

Anda mungkin juga menyukai