Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat
serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
Tiada gading yang tak retak, begitu pun referat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga referat ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi penulis dan pihak yang bersangkutan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Stroke adalah "penyakit pembuluh darah otak". Hal ini terjadi ketika
pasokan darah ke otak berkurang atau terhambat karena hal-hal tertentu, yang
mengarah ke kurangnya kadar oksigen dalam sel-sel otak secara mendadak. Dalam
beberapa menit, sel-sel otak bisa rusak dan kehilangan fungsinya. Kerusakan otak
ini memengaruhi fungsi tubuh yang dikendalikan oleh bagian sel-sel otak yang
rusak tersebut.
Stroke adalah suatu keadaan darurat medis yang serius. Sekitar 30% dari
penderita stroke meninggal dalam jangka waktu tiga bulan. Namun, lebih dari 50%
pasien yang selamat bisa memulihkan kemampuan perawatan diri mereka dan
kurang dari 20% pasien yang menderita cacat berat. Faktor yang memengaruhi
pemulihan tergantung pada tingkat keparahan kerusakan otak (termasuk jenis stroke
dan area tubuh yang terpengaruh), komplikasi yang terjadi, dan kemampuan
perawatan diri pasien sebelum stroke terjadi. Selain itu, sikap pasien dan dukungan
dari keluarga/perawat mereka serta perawatan rehabilitasi yang sesuai juga bisa
stroke hemoragik dan stroke non hemoragik (stroke iskemik). Stroke hemoragik
hemoragik. Stroke hemoragik dapat terjadi karena adanya ruptur arteri, sehingga
Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8
per 1.000 penduduk). Dari 8,3 per 1.000 penderita stroke, 6 diantaranya
telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus
kematian akibat stroke tetap tinggi. Hal ini terlihat dari angka kematian stroke
berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-
64 tahun), dan 23,5% (umur 65 tahun). Data menunjukkan bahwa stroke menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian utama semua umur di Indonesia. Stroke,
Indonesia. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia di
bawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun 54,2%, dan usia di atas 65 tahun
sebesar 33,5%. Adanya unit stroke telah terbukti dapat menurunkan angka kematian
dan menurunkan derajat kecacatan selain mengurangi waktu perawatan bagi pasien
di rumah sakit. Menurut NIHSS (National Institute Health Stroke Scale), perawatan
dibandingkan bangsal biasa (10,4% pada unit stroke dan 5,4% pada bangsal biasa).
Untuk dapat mendiagnosis dan mendefinisikan tipe stroke bisa cukup sulit dan
Penggunaan Head CT-Scan sebagai baku emas dalam mendiagnosa stroke perlu
dilakukan. Namun tidak semua penyedia pelayanan kesehatan memiliki Head CT-
Scan.
Oleh sebab itu, penyusunan referat kasus ini bertujuan untuk menjelaskan
lebih dalam tentang stroke hemoragik dan ditujukan untuk praktisi klinis yang
membaca referat kasus ini. Diharapkan setelah membaca laporan kasus ini,
pembaca dapat sedikit ataupun lebih banyak mengerti tentang stroke hemoragik dan
tatalaksananya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung
dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke adalah sindrome
klinis yang pada awalnya timbul mendadak, progresif cepat, berupa defisit
neurologi fokal dan global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
2.2 Patofsiologi
tetap tidak terdiagnosis. Sekitar 27.000 kasus perdarahan subarakhnoid baru akibat
rupture aneurisma terjadi setiap tahun (sekitar 5-15%). Rupturnya aneurisma ini
risiko yang telah disebutkan sebelumnya. Ekspansi hematoma terjadi beberapa jam
Ekspansi ini akan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam. Ekspansi
hematoma juga akan mengganggu integritas jaringan lokal (cedera otak primer
talamus, putamen, serebelum, dan batang otak. Selain daerah otak yang rusak
karena perdarahan, otak sekeliling dapat rusak karena tekanan yang disebabkan
efek masa hematom. Peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi. Pada sekitar
terjadi dapat mengganggu dan menekan jaringan sekitar. Hal ini yang menyebabkan
Proses patologis yang terjadi pada PSA adalah terjadi pecahnya darah arteri secara
salah satu arteri pada dasar otak, sekitar sirkulus Willis Sebagian besar kasus
Penyebab lain adalah malformasi arterivena atau tumor. Efek patologis dari
Gangguan ini dapat terjadi dengan adanya vasokonstriksi akut, agregasi platelet
2.3 Etiologi
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat
faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku,
dan faktor genetik Hipertensi merupakan faktor risiko stroke paling penting yang
meningkatkan risiko untuk terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali.8
Tekanan darah sistemik yang meningkat akan membuat pembuluh darah serebral
akan menyebabkan hialinisasi pada lapisan otot pembuluh darah serebral yang
mengakibatkan diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal
ini berbahaya, karena pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi
dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi
penurunan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak
kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler
manajemen yang cepat diperlukan karena perburukan terjadi pada beberapa jam
setelah onset serangan. Lebih dari 20% pasien akan mengalami penurunan GCS >=
2 poin sebelum tiba pada pelayanan kesehatan gawat darurat dan penilaian awal
pada ruang gawat darurat. Apabila terjadi penurunan kesadaran sebanyak 6 poin
pada pasien prehospital, telah diketahui angka mortalitasnya > 75%. Hal yang perlu
dilakukan adalah menentukan apakah stroke yang diderita adalah stroke infark atau
neurologis tidak sulit karena adanya CT-Scan, tetapi karena alat ini hanya dijumpai
pada kota besar, maka diagnosis harus dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis.
Anamnesis
Hal yang harus diketahui adalah mengenai onset gejala, apakah gejala
dialami pada saat pasien sedang beraktivitas, bagaimana perjalanan gejala, factor-
faktor risiko yang ada pada pasien, berapa kali serangan telah dialami oleh
penderita. Apakah serangan disertai nyeri kepala, mual dan muntah. Hal lain yang
perlu ditanyakan juga adalah apakah pasien mengalami kesemutan separuh badan,
Pemeriksaan Fisik
meliputi kepala, jantung, paru, abdomen, dan ekstremitas. Pemeriksaan kepala dan
leher (cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit karotis, dan tanda distensi vena
selaput otak, sistem motorik, sikap dan cara jalan, refleks koordinasi, sensorik, dan
fungsi kognitif. Skala stroke yang digunakan adalah NIHSS (National Institutes of
Heart Stroke Scale). Hipertensi (tekanan darah sistolik di atas 220 mmHg) biasanya
dengan kerusakan neurologis dini. Hal yang sama juga berlaku pada demam. Onset
akut defisit neurologis, perubahan kesadaran atau status mental lebih sering
ditemukan pada stroke hemoragik. Hal ini disebabkan karena peningkatan tekanan
subarakhnoid.
Defisit fokal neurologis
Defisit neurologis yang terjadi tergantung daerah otak yang terlibat. Apabila
1. Hemiparesis kanan
5. Afasia
Apabila terjadi pada hemisfer sebelah kanan, terjadi hal sebaliknya dari yang telah
tinggi terjadi herniasi dan kompresi batang otak. Herniasi akan menyebabkan
Tanda lain dari perdarahan pada serebelum atau batang otak dapat berupa
ataxia, vertigo atau tinitus, mual dan muntah, hemiparesis atau quadriparesis,
sensorik pada separuh tubuh atau keempat ekstremitas, kelemahan orofaringeal atau
bervariasi mulai dari nyeri kepala ringan sampai gangguan neurologis. Perdarahan
Gejala stroke yang ditandai dengan nyeri kepala hebat, muntah, tekanan
darah sistolik > 220 mmHg, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran, dan
atau MRI.
2.6 Tatalaksana
Dengan penanganan yang benar pada jam‐jam pertama, angka kecacatan stroke
jalan napas dan pernapasan. Pemberian oksigen dapat dilakukan pada pasien
dengan saturasi oksigen. Tekanan darah tidak perlu diturunkan secara cepat. Pasien
stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 mL, perdarahan
Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau 15-20% bila
tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan
volume hematoma bertambah. Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus
6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral. Neuroprotektor dapat diberikan kecuali
perdarahan yaitu pada pasien yang kondisinya kian memburuk dengan perdarahan
saja, tetapi juga terhadap kerusakan organ lain misalnya jantung dan ginjal.
Meskipun demikian jika tekanan darahnya rendah pada pasien yang mempunyai
riwayat hipertensi pada fase akut serangan stroke, hal tersebut mungkin
merupakan outcome yang buruk pada bulan pertama saat serangan, khususnya
dapat dirubah dan dapat dipakai sebagai penanda stroke pada seseorang. Selain itu
dan mortalitas yang cukup tinggi dengan cara menurunkan tekanan darah, tidak
adalah langkah yang paling penting untuk mengurangi risiko ICH dan ICH
kemampuan kepada penderita yang telah mengalami disabilitas fisik dan atau
penyakit kronis, agar dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan
KESIMPULAN
intraserebral,
akan lebih baik. Pengenalan tanda dan gejala dini stroke dan upaya rujukan ke
rumah sakit harus segera dilakukan karena keberhasilan terapi stroke sangat
ditentukan oleh kecepatan tindakan pada stadium akut; makin lama upaya rujukan
ke rumah sakit atau makin panjang saat antara serangan dengan pemberian terapi,
Qurbany Zuryati Toiyiba dan Adityo Wibowo. 2016. Stroke Hemoragik e.c
Roger VL, Go AS, Lloyd‐Jones DM, Benjamin EJ, Berry JD, Borden WB, dkk.
Sholiha Ahda Amila , Hermina S , Dwi Pudjonarko. 2016. Korelasi Antara Volume
Jakarta. 2011.
250.