S DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GAGAL JANTUNG DI RUANG IGD RSUD CILACAP
DISUSUN OLEH :
NUR CHASANAH
(A1.0900536)
PRODI S1 KEPERAWATAN
GOMBONG
2012
BAB 1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Akademik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
member ventilasi yang adekuat (NANDA, 2009).
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi yang adekuat atau keadaan dimana seorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola napas ( Wilkinson , 2006 )
Pola nafas tidak efektif adalah ventilasi atau pertukaran udara
inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.Keadaan ketika seorang
individu mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau potensial
yang berhubungan dengan perubahan pola pernapasan.(Lynda Juall C, 383)
(NANDA, 2009 )
B. Etiologi
1. Ansietas
2. Posisi tubuh
3. Deformitas tulang
4. Deformitas dinding dada
5. Gangguan kognitif
6. Keletihan
7. Hiperventilasi
8. Sindrom hipoventilasi
9. Gangguan musculoskeletal
10. Imaturitas neurologis
11. Disfungsi neuromuscular
12. Obesitas
13. Nyeri
14. Gangguan persepsi
15. Keletihan otot pernafasan
16. Cedera modula spinalis
C. Batasan Karateristik
Batasan karakteristik pola nafas tidak efektif menurut NANDA (2009)
adalah sebagai berikut :
Perubahan kedalaman pernafasan
Perubahan ekskursi dada
Melakukan posisi tiga titik
Bradipnea
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan tekanan inspirasi
Penurunan kapasitas vital
Dispnea
Peningkatan diameter anterior posterior
Pernafasan cuping hidung
Ortopnea
Fase ekspirasi memanjang
Pernafasan bibir mencucu
Takipnea
Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas
D. Pathway
( Terlampir )
E. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola napas b.d nyeri (dada)
Intervensi :
1) Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
3) Pasang mayo bila perlu
4) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
5) Keluarkan secret dengan batuk atau suction
6) Auskultasi suara napas, catat adanya nafas tambahan
7) Lakukan suction pada mayo berikan bronkodilator bila perlu
8) Berikan pelembab udara
9) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10) Monitor repirasi dari status O2
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pensiunan kesehatan di PKM Maos
Status : menikah
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Tgl masuk : 16 november 2012
Dx medis : gagal jantung
No RM : 911817
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : S1 akutansi
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan klien : anak
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Sesak napas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien Tn.S umur 78 tahun datang ke IGD RSUD CILACAP
dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak sudah ± 1 minggu
yang lalu, kepala pusing, jantung sering berdebar – debar, Nyeri
dada sebelah kiri, nafsu makan menurun. Setelah dilakukan
pengkajian 16 november 2012 jam 21.30 WIB kepada klien
didapatkan data pemeriksaan fisik TD : 140/100 mmHg, N : 150
x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C. kesadaran chomposmetis, dengan
pengkajian GCS diperoleh E4M6V5, tampak lemah dan gelisah,
keluar keringat banyak, menggunakan otot bantu pernapasan
INF RL 20 Tpm dan terapi O2 binasal kanul 5 liter.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS dengan keluhan
yang sama dan pernah masuk ICU RSUD CILACAP pada tahun
2006, RSI Fatimah Cilacap dan pernah periksa di BP4
Purwokerto. Klien mengatakan 2 bulan yang lalu klien
mempunyai riwayat bengkak pada ke 2 kakinya. Klien selalu
rutin memeriksakan penyakitnya ke Poli atau ke puskesmas
maos apabila penyakitnya kambuh. Klien juga mempunyai
riwayat asma urat dan tidak merokok setelah sakit- sakitan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit yang sama seperti Tn.S dan tidak
mempunyai penyakit keturunan ataupun menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah dan gelisah, kesadaran
chomposmetis dengan GCS E4M6V5
b. Tanda-tanda Vital : TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28
x/m, S : 36,5 C
c. Kulit : Warna kulit pucat, konjungtiva tidak anemis,
punggung kuku pucat, CRT kembali dalam 2 detik, cubitan
perut kembali normal dalam 2 detik, telapak tangan dan kaki
dingin, kulit teraba dingin.
d. Kepala : menshochepal, tidak ada lesi atau odema ,
rambut cukup bersih dan beruban
e. Mata : konjungtiva anemis, ikhterik, bentuk
simetris
f. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pholip, tidak ada
cuping hidung
g. Telinga : bentuk sejajar, tidak ada serumen
h. Mulut : mulut tampak kotor, tidak ada caries gigi
dan , bibir tidak tampak sianosis
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
JVP
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada oedema dan lesi
k. Paru-paru
I : tidak ada lesi, menggunakan otot bantu
pernapasan.
Pe : terdengar suara sonor
Pa : tidak ada oedema paru dan terdengar vocal
vomitus
Au : terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi
RR : 28 x/m
l. Jantung
I : ictus cordis pada intercosta ke 2-4
Au : terdengar S1 dan S2 ireguler
Pe : bunyi redup
Pa : ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
jantung
m. Abdomen
I : tidak ada lesi, tidak ada oedema dan datar
Au : bising usus 16 x/m
Pe : terdengar bunyi timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan
tidak ada pembesaran hepar
n. Ektremitas
Atas : tangan kanan terpasang IF RL 20 TPM
Bawah : terpasang DC no 16
o. Genetalia : tidak ada lesi dan berjenis kelamin laki-laki
4. Pola Fungsional
1. Pola Oksigenasi
Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR : 22x/mnt,
tanpa alat bantu pernafasan serta tidak sesak nafas.
Saat di kaji: Pasien RR : 28 x/mnt, menggunakan alat bantu
pernafasan dengan menggunakan binasal kanul 5 liter.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas
perhari jenis air putih, kadang the, kopi atau pun susu
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
menu yang diberikan dari RSUD tetapi klien hanya
menghabiskan ¼ porsi dari RSUD dan minum 3- 4 gelas perhari
jenis air putih,
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsistensi berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ± 4-5
perhari berwarna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien belum BAB sejak 2 hari yang lalu.,terpasang
DC dengan volume urin 30 cc/jam.berwarna kuning dan bau
khas amoniak.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivas secara
mandiri tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : Pasien hanya bisa tiduran di tempat tidur dan
terbaring lemah.
5. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur malam ± 6 –
7 jam tanpa ada keluhan di malam hari dan istirahat tidur siang
± 1-2 jam tetapi kadang-kadang.
6. Personal hygine
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore,
gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji : pasien belum pernah diseka oleh
keluarganya.
7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
9. Kebutuhan berpakaian
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Hitung jenis :
c) Therapy
INF RL 20 TPM
Osigenasi : 2-5 L
Injeksi ranitidine 1 A/12 jam
Injeksi cefotaxim 1 vial/12 jam
Injeksi aminophilin 1 A drip
Injeksi Furosemide 1 A/24 jam
Intra vena : ISDN 2 x ½ mg,
captopril 2 x 25 mg
salbutamol
6. Analisa Data
No. Data Fokus Pathway Problem Etiologi
1. DS : klien mengeluh hipertensi, penyakit Ketidakefektifan b.d nyeri
sesak nafas dan batuk arteri koroner, aritmia pola napas (dada)
berdahak sudah ± 1 akut, infeksi emboli
minggu yang lalu paru,dll
DO : kontraksi miokard
Ada sekret
Klien tampak pengosongan ventrikel
sesak nafas kiri
dan batuk
berdahak tekanan ventrikel kiri
Klien tampak
gelisah dan penumpukan darah
lemah divena pulmonalis
Menggunakan
otot bantu tek.hidrostatik
pernapasan perpindahan cairan
Terdengar kapiler ke intersisial di
suara napas paru
ronkhi
TTV : edema paru
TD :140/100
mmHg, N : kapiler disaluran
150 x/m, RR : pernafasan
28 x/m,
S :36,5 C produksi sputum,
Posisi semi sekret disaluran
fowler pernafasan
bersihan jalan nafas
tidak efektif
2. DS : - klien mengeluh hipertensi, penyakit Penurunan curah b.d
jantung sering arteri koroner, aritmia jantung perubahan
berdebar-debar akut, infeksi emboli frekuensi
paru,dll jantung
DO :
Kepala pusing
jantung sering kontraksi miokard
berdebar-
debar penurunan curah
tampak jantung
gelisah dan \
lemah
gambaran
EKG : Hasil
EKG pada
pasien ini
didapatkan
Irama
Ireguler, HR
150x/m, atrial
fibrillation
with rapid
ventricular
response left
axis deviation
septal infarct,
age
undetermined
TTV :
TD :140/100
3. mmHg, N : Nyeri
150 x/m, RR : hipertensi, penyakit b.d agen
28 x/m, arteri koroner, aritmia cedera
S :36,5 C akut, infeksi emboli biologis
paru,dll
kontraksi miokard
DS : Klien mengeluh
nyeri dada sebelah kiri
suplai o2 ke seluruh
menjalar ke belakang
tubuh
punggung
P : Nyeri dirasakan
tiba-tiba muncul saat
metabolisme
batuk
Q : Nyeri dirasakan
seperti disayat-sayat
asam laktat pada
R :: nyeri pada dada
miokardium
kiri menjalar
kebelakang punggung
T : nyeri timbul
nyeri
secara tiba-tiba
S : Skala nyeri 5
DO :
klien tampak
menahan nyeri
tampak
gelisah dan
lemah
tampak keluar
keringat
banyak
TTV :
TD :140/100
mmHg, N :
150 x/m, RR :
28 x/m,
S :36,5 C
7. INTERVENSI
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1) Buka jalan
pola napas b.d keperawatan selama 2 x 24 nafas,
nyeri (dada) jam diharapkan klien guanakan
menunjukkan napas efektif teknik chin lift
dengan kriteria hasil: atau jaw thrust
Respitratory status : bila perlu
ventilation 2) Posisikan
indikator awal Tujuan pasien untuk
Frekuensi 2 4 memaksimalk
pernafasan an ventilasi
sesuai yang identifikasi
diharapkan pasien
perlunya
Kedalaman 2 4 pemasangan
inspirasi alat jalan
napas buatan
Penggunaan 2 4 3) Pasang mayo
otot otot bila perlu
bantu 4) Lakukan
pernafasan fisioterapi
dada jika
Bersuara 2 4 perlu
secara 5) Keluarkan
adekuat secret dengan
batuk atau
Keterangan : suction
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat 6) Auskultasi
3. Sedang suara napas,
4. Adekuat catat adanya
Sangat adekuat nafas
tambahan
7) Lakukan
suction pada
mayo berikan
bronkodilator
bila perlu
8) Berikan
pelembab
udara
9) Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
10) Monitor
repirasi dari
status O2
8. IMPLEMENTASI
No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Respon
keperawatan
1. Kamis, 16 Ketidakefektifan 1) Memposisikan S : pasien
nov 2012 pola napas b.d pasien untuk mengatakan sesak
Jam nyeri (dada) memaksimalkan nafas
22.00 ventilasi O : terpasang binasal
WIB identifikasi kanul 5 liter/menit
pasien perlunya dan posisi semi
Jam pemasangan alat fowler
22.05 jalan napas
buatan S:-
Jam 2) Mengeluarkan O : pasien terlatih
22.10 secret dengan batuk efektif
batuk atau
Jam suction S:-
22.15 3) Mengauskultasi O : terdengar bunyi
suara napas, suara nafas tambahan
Jam catat adanya yaitu ronkhi, RR : 28
22.20 nafas tambahan x/menit, CRT : ≥ 2
4) Memberikan detik
Jam pelembab udara
22.25 5) Mengatur intake S : -
untuk cairan O : humidifier terisi
mengoptimalkan aquabides
keseimbangan
6) Memonitor S :-
repirasi dari O : terpasang INF RL
status O2 20 tpm dan DC no 16
S:-
O : menggunakan
terapi O2 dengan
binasal kanul 5
liter/menit
S:
O : irama jantung
ireguler dan Hasil
EKG didapatkan
Irama Ireguler, HR
150x/m, atrial
fibrillation with rapid
ventricular response
left axis deviation
septal infarct, age
undetermined
S:-
O:
S :-
O : terpasang INF
RL 20 tpm dan DC
no 16
S:-
O : menggunakan
terapi O2 dengan
binasal kanul 5
liter/menit
9. EVALUASI
No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Paraf
keperawatan
1. Kamis , 17 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan
nov 2012 pola napas b.d masih sesak nafas
Jam 06.00 nyeri (dada) O :
WIB terpasang binasal
kanul 5 liter/menit
terdengar bunyi
suara nafas
tambahan yaitu
ronkhi, RR : 27
x/menit
menggunakan
terapi O2 dengan
binasal kanul 5
liter/menit
klien lebih rileks
setelah dapat terapi
O2
keluar keringat
banyak
posisi semi fowler
CRT : ≥ 2 detik
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Auskultasi
suara napas,
catat adanya
nafas tambahan
Monitor
repirasi dari
status O2
2. Kamis ,17 Penurunan curah S : pasien mengatakan
nov 2012 jantung b.d jantung masih sering
Jam 06.15 perubahan berdebar-debar
WIB frekuensi jantung O :
TD : 150/90
mmHg, N : 130
x/mnt, RR :
27x/mnt, S : 36,4 C
irama jantung
ireguler dan Hasil
EKG didapatkan
Irama Ireguler, HR
150x/m, atrial
fibrillation with
rapid ventricular
response left axis
deviation septal
infarct, age
undetermined
kepala pusing
keluar keringat
banyak
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
Monitor jumlah dan
irama jantung
Monitor TTV dan
monitor status
kardiovaskuler
3. Kamis, 17 Nyeri b. d agen S : pasien mengatakan nyeri dada
nov 2012 cedera biologis
Jam 06.30 O:
WIB
P : Nyeri dirasakan tiba-tiba muncul
saat batuk dan menahan batuk
Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat
R :: nyeri pada dada kiri menjalar
kebelakang punggung
T : nyeri timbul secara tiba-tiba
S : Skala nyeri 5
tampak memegangi bagian dadanya
TTV : TD : 150/90 mmHg, N : 130
x/mnt, RR : 27x/mnt, S : 36,4 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik , durasi ,frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
BAB III
ETIK LEGAL
Dari kasus diatas terdapat etik legal yang tidak sesuai dalam peraturan
keperawatan yang telah ditentukan meliputi :
Penjelasan
Bab ini berisi uraian tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada Tn. S
dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Pembahasan mencakup bagaimana masalah keperawatan pada kasus tersebut
muncul, mengapa diperlukan tindakan keperawatan pada kasus tersebut,
efisiensi dan efektifitas tindakan keperawatan. Berikut adalah masalah
keperawatan aktual yang muncul menurut prioritas intervensi, implementasi,
serta evaluasi yang telah dilakukan :
Ketidakefektifan pola nafas adalah Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi
dan atau ekspirasi yang tidak member ventilasi yang adekuat (NANDA,
2009).
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi yang adekuat atau keadaan dimana seorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola napas ( Wilkinson , 2006 )
Pola nafas tidak efektif adalah ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan
atau ekspirasi tidak adekuat.Keadaan ketika seorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola pernapasan.(Lynda Juall C, 383)
Dengan batasan karakteristik mengkomunikasikan penggambaran
perubahan kedalaman pernafasan, perubahan ekskursi dada , melakukan
posisi tiga titik , bradipnea , penurunan tekanan ekspirasi , penurunan
tekanan inspirasi , penurunan kapasitas vital , dispnea , peningkatan
diameter anterior posterior , pernafasan cuping hidung , ortopnea , fase
ekspirasi memanjang , pernafasan bibir mencucu , takipnea , tenggunaan
otot aksesorius untuk bernafas
Alasan ditegakan diagnosa ini karena terdapat data klien
mengatakan saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sesak nafauk
berdahak ± 1 minggu yang lalu. Data objektif : Ada secret, Klien tampak
sesak nafas dan batuk berdahak, Klien tampak gelisah dan lemah,
Menggunakan otot bantu pernapasan, Terdengar suara napas ronkhi, TTV :
TD :140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S :36,5 C
O :
terpasang binasal kanul 5 liter/menit
terdengar bunyi suara nafas tambahan yaitu ronkhi, RR : 27 x/menit
menggunakan terapi O2 dengan binasal kanul 5 liter/menit
klien lebih rileks setelah dapat terapi O2
keluar keringat banyak
posisi semi fowler
CRT : ≥ 2 detik
P : Lanjutkan intervensi
Carpenito. L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Alih Bahasa Ester
M. Jakarta: EGC.
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.