PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Berat badan bayi 1160 gram dengan TB 44 cm, lingkar kepala 22 cm dan
Pada pengkajian fisik di dapat kan bahwa bayi Ny. S bayi berada di
dengan keluhan tidak mau menyusu, ketika ibu mencoba memberi susu
melalui oral namun reaksi Bayi Ny. S muntah. Bayi terlihat pucat tidak
individu , keluarga atau komunitas baik bersifat aktual, risiko atau masuh
Diagnosa yang muncul pada pasien BBLR yang kedua di dapatkan hasil
bahwa Ny.S mengatakan anaknya terlihat sesak, suhunya panas. Setelah itu
Ny. S juga mengatakan bahwa anaknya tidak bisa diberikan asi melalui oral
karena telah dicoba dan anaknya muntah. Ny.S mengatakan bahwa ia masih
belum tau bagaimana caranya merawat bayi dengan BBLR di rumah. Data
Objektif di dapatkan bahwa By. Ny. S tampak sesak, retraksi dada + dengan
Respirasi 68 kali permenit, Suhu 37,7 C, reflek menelan (-), muntah (+) jika
diberikan ASI melalui oral dan ibu tampak bingung saat bertanya cara
merawat bayinya.
By.Ny.S. Diagnosa keperawatan aktual yang utama adalah pola nafas tidak
pada bayi Ny.S sehingga penegakkan diagnosa ini perlu untuk mengatasi
dan memperbaiki keadaan umum serta pola pernapasan bayi yang adekuat
organ akibat panas tubuh dan megurangi resiko dehidrasi berlebih pada
bayi.
data bahwa bayi memiliki reflek menelan yang buruk sehingga asupan
invasif ditegakkan karena terjadinya fluktuasi suhu pada bayi ny. S sehingga
C. INTERVENSI
(Setiadi, 2012).
jam diharapkan pola nafas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil
pernapasan dalam keadaan normal, cping hidung (-), retraksi dada +, otot
bernafas, perhatikan pola nafas klien, monitor Tekanan darah, nadi, suhu,
mulut dan hidung jika ada penumpukan lendir, Monitor pola nafas
ditegakkan dengan tujuan dapat memonitor pola nafas klien dengan baik
nyaman , Berikan cairan yang cukup, Anjurkan ibu untuk melakukan KMC,
Pertahankan lingkungan yang stabil, Pasang plastik apabila suhu di bawah
ditandai dengan asupan nutrisi ASI pada byi Ny.S tidak muntah, reflek
D. IMPLEMENTASI
dilakukan oleh Silvia, Yelmi Reni Putri, Elharisda Gusnila (2015) dalam
selama 2,5 jam sekali secara bertahap. KMC dilakukan pada pagi hari atau
ketika ibu datang berkunjung menemui Bayinya. Hal ini terbukti dapat
kehangatan pada tubuh bayi, menjagakondisi suhu bayi agar tetap hangat.
Diagnosa Pola nafas tidak efektif ditegakkan pada tanggal 27-29 September
2017. Tindakan keperawatan yang di lakukan pada tanggal 27 september
kemudahan bernafas. tampak retraksi (+), retraksi substernal (+), otot bantu
nafas tambahan hasil auskultasi Ronki kasar pada kedua paru pada saat
nya pasien tidak dispneu, membersihkan mulut dan hidung jika ada
kental dan lengket, dibersihkan tanpa suction. Monitor pola nafas abnormal
hiperekstensi.
diagnosa pola nafas tidak efektif adalah sebagai berikut : memantau tingkat
auskultasi Ronki kasar pada kedua paru pada saat inspirasi Menentukan
apakah klien dispneu fisiologis atau psikologis hasil nya pasien tidak
tampak secret keluar dari mulut, konsentrasi secret kental dan lengket,
E. EVALUASI
Evaluasi keperawatan yang dida[atkan dari diagnosa pola nafas tidak efektif
terpasang CPAP, Napas cepat dan dangkal, Retraksi dada (+), Apnoe (-),
Dispneu (-), Otot bantu pernapasan (+), Ronki kasar , N : 130 x/m , RR : 66
x/m, S : 37,4 oC