Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid Kongenital
Castigliano Liadylova
(10.2013.539)
Email : Castigliano.2013fk108@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Hormon tiroid yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dibutuhkan
sepanjang hidup manusia untuk mempertahankan metabolisme serta fungsi organ
dan peranannya sangat kritis pada bayi yang sedang tumbuh pesat. Kekurangan
hormon tiroid sejak lahir (hipotiroid kongenital) bila tidak diketahui dan diobati sejak
dini akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Hipotiroidisme kongenital bisa disebabkan oleh berbagai kelainan seperti misalnya
kelainan anatomis berupa tidak terbentuknya kelenjar tiroid (agenesis/ atiroid),
hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak pada tempatnya (ektopik). Selain itu kelainan
genetik, kekurangan atau kelebihan iodium, serta gangguan sintesis hormon tiroid
atau dishormogenesis juga dapat menyebabkan hipotiroidisme kongenital.
Hipotiroidisme kongenital atau kretinisme ini mungkin sudah timbul sejak lahir atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Hipotiroidisme ini
mempunyai gejala-gejala yang sangat kompleks dan bermacam-macam
manifestasinya.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien.
Tujuan dari anamnesis antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin
mengenai penyakit pasien, membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa
banding, serta membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang
baik seringkali sudah dapat mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit
1|Page
tertentu. Adapun anamnesis meliputi: pencatatan identitas pasien, keluhan utama
pasien, riwayat penyakit pasien serta riwayat penyakit keluarga.1
Identitas penderita:
Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,status sosial ekonomi
keluarga serta lingkungan tempat tinggal.1
Riwayat penyakit sekarang:2
Apakah keluhan utama pasien datang berobat?
Apakah pasien mengalami bradikardi?
Apakah bicara lambat?
Apakah gerak letargik?
Apakah suara serak?
Apakah tangan terasa gementar?
Apakah badan terasa panas dan lebih enak di udara dingin/panas?
Apakah berat badan turun?
Apakah banyak/ kurang makan?
Apakah ada oedema pada wajah atau perifer?
Apakah anak mengalami konstipasi?
Riwayat penyakit dahulu:2
Apakah pasien diketahui menghidap hipotiroidisme? Jika ya tanyakan
mengenai terapi, dosis dan durasi.
Apakah ada riwayat kelainan endokrin atau penyakit autoimun lain?
Apakah ada kelainan pada organ atau sistem tubuh yang lain?
Riwayat obat-obatan:2
Apakah pernah mengkonsumsi obat-obatan menahun?
Apakah pasien pernah mendapatkan pengobatan atau resep dari dokter
lain?
Apakah pasien menggunakan tiroksin atau amiodaron?
Riwayat penyakit keluarga:2
• Adakah riwayat penyakit tiroid dalam keluarga?
2|Page
• Apakah sanak keluarga dekat pasien pernah ada riwayat penyakit tiroid
maupun penyakit metabolik lain?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ciri/karakteristik
Tekanan darah Tekanan cenderung naik. Dalam keadaan normal,tekanan darah
sistolik di tungkai=tekanan di lengan karena ismus aorta masih
agak sempit.
Neonatus=80/45mmHg
6-12 bulan=90/60mmHg
Nadi Sangat bervariasi,bayi lebih sensitif terhadap penyakit atau emosi.
Nadi bayi baru lahir=140 kali per menit
Nadi 0-6 bulan = 130 kali per menit
Nadi 6-12 bulan = 115 kali per menit
Frekuensi nafas Dilakukan dengan cara inspeksi(lihat gerakan nafas), palpasi(letak
tangan pada dinding abdomen) atau auskultasi.
Frekuensi antara 30-60 kali/menit
Suhu Paling akurat adalah pengukuran suhu melalui anus dengan cara
memasukkan thermometer ke dalam anus dengan inklinasi 20
derajat sedalam 2-3cm.
Suhu lebih dari 38 derajat pada bayi <2-3 bulanInfeksi serius.
Tabel 1 : Pemeriksaan tanda vital pada bayi
3|Page
Pengukuran Cara melakukan pengukuran
Panjang Anak yang berusia kurang 2 tahun,pemeriksaan panjang badan
badan dilakukan dengan meletakkan bayi atau anak terlentang di atas papan
ukuran(infantometer), tanpa sepatu atau topi. Panjang badan diukur
dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap,sedangkan
kayu yangbayi
Panjang dapat
barubergerak
lahir: 50 menyentuh
cm tumit bayi.
<30cm: Mikrosefalus
>37cm: Hidrosefalus
4|Page
3. Pemeriksaan fisik tiroid(Apgar Score Hipotiroid)
Diperhatikan/ dilakukan inspeksi dengan melihat wajah,tubuh dan kondisi umum bayi
saat datang ke dokter. Antara yang dapat dilihat pada anak dengan hipotiroid adalah:
4. Tes Denver
Uji skrining yang paling sering digunakan adalah development denver screening test
(DDST) menggunakan kartu seperti di bawah(gambar 2). DDST memberikan
penilaian empat domain perkembangan pribadi-sosial, penyesuaian motorik halus,
bahasa dan motorik kasar sejak lahir sampai umur 6 tahun. Uji ini dilakukan dalam
waktu 20-30 menit tanpa pelatihan yang luas dan peralatan yang mahal.4
Personal social
Aspek ini berhubungan dengan kemandirian, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
5|Page
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil saja tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang suatu benda, dan lain-lain.
Language
Kemampuan untuk memberikan respon pada suara, mengikuti perintah,
dan berbicara spontan
Gross motor
Aspek ini berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium untuk mendapatkan gambaran penyakit dengan mendalam dan
mencakup antara lain beberapa tes seperti tes fungsi tiroid serta USG tiroid.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Thyroid stimulating hormone (TSH):5,6
6|Page
TSH diantara 25-50 µU/ml,dilakukan pemeriksaan ulang 2-3 minggu
kemudian.
T 4:5,6
Tiroksin (T4) adalah hormone utama yang disekresikan oleh kelenjar
tiroid dan minimal 25 kali lebih pekat daripada triiodotironin (T3).
Kadar T4 serum umumnya digunakan untuk mengukur konsentrasi
hormone tiroid dan fungsi kelenjar tiroid.
Jika terdapat penurunan, menandakan berlaku hipotiroidisme,
malnutrisi protein, hipofungsi hipofisis anterior, latihan fisik berat. Jika
berlaku peningkatan, berlaku hipertiroidisme, tiroiditis akut, hepatitis
virus, miastenia gravis, kehamilan dan preeclampsia. Normal: 5.3 -
14.5 μg/ dL
o Penurunan kadar: hipotiroidisme (kretinisme, miksedema),
malnutrisi protein, hipofungsi hipofisis anterior, latihan fisik
berat. Pengaruh obat: kortison, klorpromazin, fenitoin, heparin,
litium, sulfonamif, reserpin, testosterone
o Peningkatan kadar: hipertiroidisme, tiroiditis akut, hepatitis
virus, miastenia gravis, kehamilan, preeclampsia. Pengaruh
obat: kontrasepsi oral, estrogen, klofibrat
Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu diperiksakan antibodi
antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan defisiensi. Defisiensi TBG yaitu
bila dengan hormon tiroid tidak ada respon.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Color Doppler ultrasonografi, tidak menggunakan radiasi, prosedur ini
merupakan alternatif pertama yang dianjurkan untuk pencitraan tiroid.
Ultrasound memberikan informasi tentang morfologi kelenjar tiroid dan
merupakan modalitas yang andal dalam menentukan ukuran dan volume
kelenjar tiroid serta dapat membedakan apakah nodul tersebut bersifat kistik,
padat atau campuran kistik-padat. Ultrasonografi juga dapat digunakan
sebagai penuntun biopsy.7
2. Seperti halnya ultrasonografi, CT Scan atau MRI merupakan pencitraan
anatomi dan penggunaannya lebih diutamakan untuk mengetahui posisi
anatomi dari nodul atau jaringan tiroid terhadap organ sekitarnya seperti
7|Page
diagnosis struma sub-sternal dan kompresi trakea karena nodul,melihat
pembesaran tiroid serta massa dari tiroid.7
3. Bone age Prediksi tinggi akhir. Pada hipotiroidisme ada ketidaksesuaian
antara bone age dan chronological age.8
4. Untuk menentukan penyebabnya maka dilakukan pemeriksaan sintigrafi
kelenjar tiroid. Radiofarmako yang digunakan adalah I-131,I-123 dan Tc99m
pertechnetate.
Working diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosa kerja/working
diagnosis yaitu Hipotiroid kongenital. Diagnosa ini dibuat atas dasar gejala klinis
saat pasien datang ke dokter seperti fontanella yang
melebar,makroglossi,hipotermia,bradikardi dan letargi.8,9
Hipotiroidisme adalah hasil daripada produksi hormon tiroid yang berkurang atau
kelainan pada aktivitas reseptor hormon tiroid. Kelainan ini dapat dialami semenjak
lahir atau didapat. Apabila gejala timbul setelah periode fungsi tiroid yang tampak
normal, kelainan tersebut dapat besifat didapat, atau hanya sebagai hasil salah satu
kelainan kongenital di mana manifestasinya timbul dengan lambat. Istilah cretinism,
walaupun sering digunakan secara sinonim pada endemic iodine deficiency dan
congenital hypothyroidism, istilah ini harus dielakkan.9
Differential diagnosis
1. Acquired Hypothyroidism10
Merupakan hasil akhir dari suatu proses autoimun, tersering tiroiditis
Hashimoto suatu kelainan autoimun yang menyebabkan destruksi kelenjar
tiroid.
8|Page
Tanda dan gejala mirip hipotiroidisme pada orang dewasa, tetapi juga
menimbulkan gejala lain seperti:
o Hambatan usia tulang
o Penurunan kecepatan pertumbuhan
o Perawakan pendek
o Goiter
o Perkembangan seksual dini dengan perawakan pendek dan
usia tulang tertunda.
o Tidak menyebabkan gangguan mental permanen.
Sebab didapat: Tiroiditis,tiroidektomi, defesiensi yodium, bahan-bahan
goitrogen, dan hipopituitarisme.
2. Down Syndrome8
Merupakan kelainan pada kromosom 21 dan 15 dengan kemungkinan:
o Nondisjunction sewaktu osteogenesis(trisomi)
o Translokasi kromosom 21 dan 15
o Postzygotic non disjunction
Gejala yang paling menonjol adalah retardasi mental dan retardasi jasmani.
Kemampuan berfikir dapat digolongkan pada idiot serta tidak akan mampu
melebihi seorang anak yang berumur 7 tahun.
Sulit dibedakan dengan hipotiroidisme tetapi secara kasarnya dapat dilihat
anak dengan hipotiroidisme sangat lambat dan malas sedangkan anak dengan
sindrom Down biasanya sangat aktif.
Gejala lain yang khas pada sindrom Down ialah:
o Kepala agak kecil dan brakisefalik dengan daerah oksipital yang
mendatar.
o Mukanya lebar, tulang pipi tinggi, hidung pesek, mata berjauhan serta
seperti miring ke atas dan samping(seperti mongol).
o Bibir tebal dan lidah besar,kasar dan bercelah-celah(scrotal tongue).
o Pertumbuhan gigi geligi sangat terganggu.
o Gambaran telapak tangan tampak tidak normal, yaitu terdapat satu
garis besar melintang( Simian crease).
3. Sepsis
9|Page
Sepsis merupakan istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan
respons sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Saat ini kritetia sepsis
harus mencakup adanya infeksi pada bayi baru lahir yang menderita penyakit
sistemik serius yang tidak ada penjelasan non-infeksi dan patofisiologis
abnormalnya. Sakit sistemik serius pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh
asfiksia perinatal, penyakit saluran napas, jantung, metabolic, neurologis atau
hematologis. Sepsis menempati bagian kecil dari semua infeksi neonates.
Bakteri dan Candida merupakan agen etiologi yang paling sering, namun virus
dan kadang-kadang protozoa, dapat juga menyebabkan sepsis. Faktor resiko
host meliputi jenis kelamin laki-laki, cacat imun didapat atau kongenital,
galaktosemia, omfalitis dan kembar. Manifestasi akhir sepsis meliputi tanda-
tanda edema serebral dan/atau thrombosis, gagal napas sebagai akibat sindrom
distress respirasi didapat (ARDS), hipertensi pulmonal, gagal jantung, gagal
ginjal, penyakit hepatoselular dengan hiperbilirubinemia dan peningkatan
enzim, waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial memanjang, syok
septik, kegagalan sumsum tulang dan koagulasi intravascular diseminata.
Etiologi
Sering disebabkan oleh malformasi kelenjar tiroid( agenesis atau ektopik),
faktor maternal(kurang iodium, pajanan pengobatan antitiroid atau
radioiodium pada prenatal). 10
Abnormalitas ini dirangkum dalam Tabel di bawah:9
10 | P a g e
Defek metabolisme tiroglobulin.
Ketidaksempurnaan respons perifer terhadap hormone tiroid.
Ingesti goitrogen maternal
Kretinisme endemis
Disgenesis Tiroid.9
11 | P a g e
Defek deiodinasi.9
Hal ini akan menyebabkan defek pada pembentukan T4. Iodide yang
terperangkap di dalam kelenjar tiroid akan segera dioksidasi menjadi iodine
kemudian akan bergabung dengan tirosin yang terikat dengan tiroglobulin.
Proses ini memerlukan H2O2, tiroid peroksidase dan hematin (enzim kofaktor)
dan defek dapat terjadi pada salah satu komponen tersebut.
Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU atau
karbimasolatau metimasil) untuk penyakit graves, bayinya ditandai oleh
pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pernafasan, khususnya bila diberikan obat yang dosisnya tinggi.
12 | P a g e
PATOFISIOLOGI
Fungsinya ialah:8
Konsumsi oksigen
Produksi panas tubuh.
Fungsi saraf
Metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
13 | P a g e
Kelenjar tiroid menggunakan tirosin dan iodine untuk menghasilkan T4 dan T3.
Iodide akan terperangkap dalam sel folikel pada tiroid dengan transport aktif sistem
dan dioksidasi menjadi iodine oleh tiroid peroksidase. Organifikasi terjadi apabila
iodine tempel pada molekul tirosin yang tertempel pada tiroglobulin, menghasilkan
monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT). Coupling antara MIT dan DIT
menghasilkan T3 dan gabungan DIT dan DIT menghasilkan T4. Kelainan pada
metabolisme tiroid akan menyebabkan bayi mengalami hipotiroid kongenital.9
Hormon tiroid mempunyai fungsi yang penting pada perkembangan otak pada
bayi. Hormon tiroid adalah untuk mielinasi dan untuk menghubungkan antara neuron.
Saat paling critical untuk efek hormon tiroid pada perkembangan otak ialah pada
bulan-bulan pertama kelahiran.
Manifestasi klinis
Bayi dengan hipotiroid kongenital biasanya dilahirkan dengan sedikit atau tiada bukti
klinis saat neonatus karena T4 maternal menembus plasenta, tetapi mungkin
menimbulkan gejala seperti: 10
Ikterus berkepanjangan
Konstipasi
Sesak, letargi, riwayat makan yang buruk
Makroglossi, fitur wajah kasar, fontanella besar dan hernia umbilikalis
Kutis dingin
14 | P a g e
Dengan demikian, deteksi yang didasarkan pada tanda dan gejala biasanya
akan terlambat 6-12 minggu atau lebih. Tabel di bawah memperlihatkan beberapa
tanda dan gejala umum hipotiroidisme pada umur tertentu. Tanda klasik meliputi
wajah yang khas, lidah yang besar dan menonjol keluar, serta retardasi pertumbuhan
dan perkembangan yang berkembang secara progresif selama usia beberapa bulan
pertama. Oleh karena itu, diagnosis klinis awal harus didasarkan pada indeks
kecurigaan yang tinggi terhadap tanda dan gejala non-spesifik. Meskipun banyak
tanda dan gejala hipotiroidisme tidak ditemukan atau tidak jelas pada bayi baru lahir,
diagnosanya harus dipertimbangkan pada setiap bayi yang memperlihatkan ikterus
berkepanjangan, hipotermia ringan, pembesaran fontanella posterior (lebih besar dari
1 cm), kegagalan untuk menyusu dengan baik, atau gawat napas saat pemberian
makan.9
Pada usia 3-6 bulan gejala makin jelas. Sekarang mulai kelihatan pertumbuhan
dan perkembangan lambat(retardasi mental dan fisis). Sesudah melewati masa
bayi,anak akan kelihatan pendek, anggota gerak pendek dan kepala kelihatan besar.
Ubun-ubun besar terbuka lebar. Jarak antara kedua mata besar(hipertelorisme). Mulut
sering terbuka dan tampak lidah membesar dan tebal. Pertumbuhan gigi terlmbat dan
gigi lekas rusak. Tangan agak lebar dan jari pendek. Kulit kering tanpa keringat.
Warna kulit kekuning-kuningan disebabkan oleh karotenemia. Miksedema tampak
jelas pada kelopak mata,punggung tangan dan genitalia eksterna. Otot-otot biasanya
hipotonik. Retardasi mental makin jelas. Suara biasanya parau dan biasanya tidak
dapat bicara. Makin tua, anak makin terlambat dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Pematangan alat kelamin terlambat atau sama sekali tidak terjadi.8
15 | P a g e
Siluet jantung mungkin membesar,elektrokardiogram memperlihatkan voltase
yang rendah dan waktu hantaran yang memanjang.
Ekstremitas teraba dingin dan dapat terlihat sangat pucat serta
memperlihatkan bercak-bercak sirkulatorik( circulating mottling).
Sebagian bayi menderita anemia dan gagal berespons terhadap pemberian zat
besi.
Defisiensi hormon tiroid yang sudah ada sejak lahir menyebabkan sangat
terlambatnya perkembangan sistem saraf pusat. Pertumbuhan dan arborisasi sel saraf
menjadi terlambat, interaksi aksodendritik dan konektivitas berkurang, proses
vaskularisasi dan mielenisasi berlangsung dengan kecepatan subnormal, dan terjadi
retardasi mental ireversibel bila pengobatan terlambat dilakukan. Pada bayi,masa
ketergantungan saraf pusat terhadap hormon tiroid berlangsung sehingga usia 2-3
tahun.9
Umur(bulan)
1-3 4-6
7-24
Gejala:
Konstipasi 65 48 59
Masalah makan 60 61 35
Letargi 55 48 31
Respiratorik 30 13 1
Tanda:
Hernia umbilikalis 68 65 44
Lidah membesar dan menonjol 65 91 100
Fasialis 25 91 100
Ikterus neonatal 28 17 15
Tangisan parau 23 30 21
Tabel: Frekuensi beberapa tanda dan gejala hipotiroidisme kongenital9
Penatalaksanaan
MEDIKA MENTOSA
Pengobatan hipotiroidisme membutuhkan hormon tiroid eksogen. Na-L-tiroksin
adalah obat terpilih karena potensinya yang seragam dan penyerapannya yang baik.9
16 | P a g e
Umur µg/kg/hari Rentang dosis(µg)
1-12 bulan 7-15 25-50
1-5 thn 5-7 50-100
5-10 thn 3-5 100-150
10-20 thn 2-4 100-200
Tabel: Dosis penggantian Na-L-Tiroksin pada masa bayi dan kanak-kanak
Pedoman terbaik terapi yang adekuat Pengukuran kadar T4 dan TSH dalam
sirkulasi secara periodik, selama stadium awal pengobatan, penentuan T3 juga
mungkin bermanfaat.9
Bayi yang memiliki kemungkinan hipotiroidisme sementara akibat obat
goitrogenik maternal tidak perlu diobati, kecuali bila kadar serum T4 rendah
dan kadar TSH yang tinggi menetap selama lebih dari 2 minggu. Terapi
dihentikan setelah 8-12 minggu.9
Bayi hipotiroid yang lahir dari ibu yang menderita tiroiditis autoimun harus
menjalani pemeriksaan TBII dan atau TBA dari darah ibu, darah tali pusat
atau darah bayi baru lahir. Bayi ini hatus diobati tetapi pengobatan dihentikan
jika titer antibody telah menurun pada usia 3-4 bulan.9
Dosis Na-L-tiroksin yang adekuat pada tahun pertama biasanya memiliki
rentang antara 25 dan 50 µg per hari. Laju pertumbuhan seharusnya meningkat
setelah pengobatan dimulai, dan setiap defisit pertumbuhan biasanya pulih
dalam beberapa bulan. Umur tulang adalah indeks defisiensi tiroid yang
sensitif maturasi tulang yang terlambat mengusulkan pemberian dosis yang
tidak adekuat bila tanda-tanda hipotiroidisme lainnya telah dihilangkan.9
NON-MEDIKA MENTOSA
Tidak ada pengobatan spesifik non-medika mentosa pada anak dengan
hipotiroid kongenital karena pengobatan cukup dengan Na-L-Tiroksin.
Makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein serta vitamin dan
mineral.8
17 | P a g e
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIKPENUTUP
18 | P a g e
hipoaktif hingga menyebabkan gangguan pemberian makan, tangisan parau, lidah
besar, ikterus fisiologis yang menetap, kulit bersisik yang kering dan kasar. Diagnosis
dipastikan melalui pemeriksaan radioimunoasai yang memperlihatkan penurunan
kadar T3 dan T4 serta peningkatan TSH. Terapi dengan pemberian Synthroid(T4).
Pendeteksian hipotiroidisme kongenital/kretinisme penting dilakukan sebelum terjadi
retardasi mental dan gangguan perkembangan susunan saraf pusat.11
KESIMPULAN
Daftar Pustaka :
1) Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to Physical Examination and History
Taking. International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Wolters Kluwer Health; 2009.
19 | P a g e
2) Gleadle J. Hipotiroidisme. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik.Penerbit Erlangga. Jakarta:2007.p140-1.
3) Yasavati K.N, Mardi S, Gracia J.M.T ,Titi S.S, Harun A. Tumbuh kembang.
Buku Panduan Ketrampilan Medik(Skills Lab).FK Ukrida;2010.
4) Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting.
Pertumbuhan dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000.p.45-85.
5) Kee J.L.F. Uji laboratorium TSH, T4, T3. Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik. 6th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:
2008.
6) Halim S.L, Iskandar I, Edward H, Kosasih R, Sudiono H. Kelenjar tiroid.
Pemeriksaan laboratorium pada kelenjar endokrin. Patologi Klinik. Fakultas
Kedokteran UKRIDA. Jakarta: 2011.
7) Patel P.R. Tiroid. Lecture Notes Radiologi. Edisi kedua. Erlangga Medical
Series. Jakarta: 2007.
8) Hassan R, Alatas H. Hipotiroidisme, Sindrom Down. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Vol I. 11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia:2007.p217-20,266-8.
9) Fisher D.A.Hipotiroidisme kongenital. Buku Ajar Pediatri Rudoplh. Vol.III.
20th ed. Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2007.p1930-5.
10) Janine H. Hypothyroidism. The Toronto Notes. 27th ed. Toronto Notes for
Medical Students, Inc. Toronto, Ontario, Canada. 2011.
11) David E.S. Hipotiroidisme. prognosissiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi ke-6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2006.p1232-6.
20 | P a g e