ABSTRACT
Keywords: Mutual funds, performance of equity mutual funds, stock selection, risk
level
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat
pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para pemodal. Untuk
mengembangkan berbagai produk dan salah satunya adalah reksa dana. Melalui
1
rekasa dana, sumber dana investasi dapat menjangkau investor individu secara
luas, sehingga dapat terkumpul dana yang lebih besar (Pratomo dan Ubaidillah
Nugraha, 2009). Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat
(27) menyebutkan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana adalah wadah dan pola
pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam
penyertaan reksa dana. Dana ini kemudian dikelola oleh manajer investasi ke
dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek
Di dalam reksa dana terdapat tiga pelaku penting yaitu manajer investasi,
bank kustodian, dan investor yang menanamkan dananya ke dalam reksa dana.
dana terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu adanya kumpulan
dana dari masyarakat baik individu maupun institusi, adanya investasi bersama
dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi dan adanya manajer
Kumpulan dana dari masyarakat individu atau institusi ini kemudian akan
dikelola oleh manajer investasi ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham,
obligasi, SBI, surat berharga pasar uang, surat berharga pemerintah ataupun efek
2
atau sekuritas lainnya. Oleh karena itu reksa dana merupakan sarana investasi
tersedia di pasar. Manajer investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
reksa dana karena manajer investasilah yang nantinya akan mengelola dana dari
masyarakat tersebut.
Kebijakan alokasi aset yang dilakukan oleh para manajer investasi dalam
mengelola dana antara reksa dana yang satu dengan reksa dana yang lainnnya
instrumen di pasar uang dan instrumen di pasar modal maupun campuran dari
(Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). Tingkat risiko reksa dana tergantung
Berdasarkan isu diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah kebijakan alokasi aset, pemilihan saham, dan tingkat risiko dapat
3
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(Bapepam, 1997). Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan
obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui
pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga
memberikan hasil lain berupa dividen. Dibandingkan dengan reksa dana pasar
uang dan reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham memberikan potensi
pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian juga risikonya. Manajer
dalam portofolio reksa dana saham yang dikelolanya karena adanya batasan
jenis sekuritas yang berbeda (saham, obligasi dan pasar uang) sehingga modal
yang diinvestasikan terproteksi dari berbagai faktor yang ada di pasar. Kebijakan
alokasi aset yang dilakukan oleh para manajer investasi dalam mengelola dana
antara reksa dana yang satu dengan dana reksa yang lainnnya berbeda. Kebijakan
alokasi aset untuk masing-masing reksa dana saham tercantum dalam prospektus
untuk menyebarkan investasi ke beberapa jenis aset yanag berbeda. Alokasi aset
4
bertujuan untuk mengurangi risiko serta sekaligus untuk mengoptimalkan hasil
investasi. Contoh, suatu portofolio pribadi bisa memiliki strategi alokasi aset
sebagai berikut : reksa dana pasar uang atau deposito 30%, reksa dana pendapatan
tetap atau reksa dana campuran 40% dan reksa dana saham 30%. Komposisi
alokasi aset sangat tergantung profil risiko pribadi (tingkat pemahaman dan
pemilhan jenis instrumen atau reksa dana yang dipilih dalam portofolio, juga akan
sangat bergantung dari komposisi alokasi aset. Alokasi aset strategis juga penting
tepat, maka investor dapat membatasi kerugian dan mengurangi fluktuasi imbal
keuntungan.
"Don't put all your eggs in one basket" (Jangan taruh semua telurmu dalam satu
bahwa jika salah satu instrumen mengalami kerugian, maka keuntungan yang
aset terhadap kinerja reksa dana syariah dan dari hasil penelitiannya diketahui
5
bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana
syariah, hal tersebut menunjukkan bahwa alokasi aset merupakan aktivitas yang
Kemampuan pemilihan saham dan market timing dari manajer investasi produk
reksa dana membuat produk reksa dana tersebut dapat menghasilkan imbal hasil
yang lebih tinggi dari imbal hasil pasar. Kemampuan market timing lebih
saham pada saat yang tepat, sedangkan pemilihan saham merupakan kemampuan
manajer investasi untuk memilih saham yang tepat dalam portofolionya sehingga
Menurut Ekandini (2008) kinerja reksa dana adalah salah satu komponen
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh para investor untuk melakukan
pemilihan investasi pada reksa dana. Kinerja ini dapat tercermin dari kemampuan
pemilihan saham dan market timing para manajer investasi reksa dana. Model
pengukuran kemampuan pemilihan saham dan market timing telah banyak diteliti,
obyek pasar modal Amerika Serikat dan Eropa yang minat investornya sangat
oleh manajer investasi karena kemampuan mereka dalam memilih saham yang
6
memiliki potensi return yang tinggi sangat diharapkan oleh investor. Ekandini
para manajer investasi reksa dana terhadap return yang dihasilkan. Hasil
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis yang kedua sebagai berikut :
Risiko dan return merupakan dua hal yang berlawanan namun keduanya
kedua faktor ini. Risiko dan return mempunyai hubungan yang positif, semakin
besar risiko yang harus ditanggung maka semakin besar juga return yang harus
Tingkat risiko adalah tingkat kemungkinan return aktual tidak seperti yang
dan semakin kecil risiko yang dihasilkan maka akan semakin tinggi rasionya, dan
semakin baik kinerja suatu reksa dana (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).
Reksa dana adalah suatu produk pasar modal yang mengandung risiko.
Walaupun reksa dana sudah dikelola oleh manajer investasi yang handal, namun
ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi penuruan nilai aktiva bersih reksa
dana. Hal ini disebabkan oleh turunnya nilai efek (saham, obligasi, deposito) pada
7
Arifiani (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh kompensasi
manajemen, ukuran reksa dana, dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana
bahwa tingkat risiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa
dana campuran pada tahun 2006-2008. Nurcahya dan Bandi (2010) yang meneliti
tentang kinerja reksa dana saham di Indonesia pada periode penelitian 2006-2008.
Hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan alokasi aset (asset allocation policy)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, yang berarti
jika asset allocation policy semakin tinggi maka kinerja akan semakin baik.
kinerja reksa dana saham, karena stock selection merupakan kemampuan manajer
investasi untuk memilih saham yang tepat dalam porfolionya sehingga mampu
memberikan imbal hasil yang tinggi. Tingkat risiko (risk level) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja, semakin tinggi risiko suatu reksa dana maka akan
semakin tinggi pula imbal hasil (return) yang diperoleh, sehingga makin baik
kinerja suatu reksa dana. Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis yang
METODE PENELITIAN
8
Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana saham yang terdaftar
harus reksadana saham yang aktif dan beroperasi selama periode Januari 2006
Tabel 1
Daftar Sampel Reksa Dana Saham
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
Aktiva Bersih, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Deposito, dan Proporsi Alokasi Aset.
3. Pengukuran Variabel
a. Kinerja reksa dana adalah kinerja yang berasal dari perubahan return
bulanan reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia. Yang diukur dengan
9
Reward to Variability Ratio (RVAR). Rasio RVAR ini mengukur performa
portofolio dengan mengkalkulasi excess return dari setiap unit dari total
dari portofolio dalam suatu periode, : Rata-rata suku bunga bebas risiko
periode
alokasi aset. Berikut model Asset Class Factor Model (Sharpe, 1992):
untuk alokasi aset kelas aset 1 yaitu saham, : Proporsi dana reksa dana i
untuk alokasi aset kelas aset 2 yaitu obligasi, : Proporsi dana reksa dana
i untuk alokasi aset kelas aset 3 yaitu deposito, : Return yang diperoleh
10
dari indeks kelas aset 1 yaitu IHSG pada periode t, : Return yang
diperoleh dari indeks kelas aset 2 yaitu tingkat bunga deposito 12 bulan
pada perode t, : Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 3, yaitu
untuk melihat pengaruh pemilihan saham dan market timing. Berikut ini
market return atau slope pada waktu pasar turun (bearish), : Koefisien
d. Tingkat risiko dalam penelitian ini menggunakan Beta (β) atau risiko pasar.
linear dari return reksa dana saham dengan return pembandingnya yaitu
11
, ,
dana yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar dan variabel ini
3. HASIL PENELITIAN
alokasi asset, pemilihan saham dan tingkat resiko terhadap kinerja reksadana
saham periode 2006-2010. Hasil analisis asumsi klasik menunjukkan bahwa data
12
Adapun hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini;
Pembahasan
alokasi aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham,
dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga menolak H0 dan
menerima HA1. Hal ini berarti jika manajer investasi mampu melakukan kebijakan
alokasi aset dengan baik maka kinerja reksa dana saham akan semakin baik.
saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, dengan
nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga menolak H0 dan menerima
HA2. Hal ini berarti jika manajer investasi mempunyai kemampuan yang baik dalam
melakukan pemilihan saham maka kinerja reksa dana saham akan semakin baik.
13
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat
risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, dengan
nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,023 < 0,05) sehingga menolak H0 dan menerima
HA3. Hal ini berarti jika semakin tinggi tingkat risikonya maka kinerja reksa dana
saham akan menurun dan sebaliknya jika tingkat risikonya semakin rendah maka
Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar 26,065 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian terbukti bahwa secara simultan terdapat
pengaruh yang signifikan dari kebijakan alokasi aset, pemilihan saham, dan tingkat
risiko terhadap kinerja reksa dana saham. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa
model yang dibangun adalah fit / robust. Dari hasil uji koefisien determinasi
diketahui besarnya adjusted R2 adalah 0,798. Hal ini berarti 79,8% variasi model
persamaan regresi dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen yaitu
kebijakan alokasi aset, pemilihan saham, dan tingkat risiko. Sedangkan sisanya
sebesar 20,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
PENUTUP
Dari hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
kinerja reksa dana saham, artinya bahwa alokasi aset dan pemilihan saham
14
reksa dana saham. Hasil ini juga mendukung penelitian Purnomo (2007)
artinya bahwa tingkat risiko dapat mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Nurcahya dan Bandi
bahwa kebijakan alokasi aset, pemilihan saham dan tingkat risiko mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana di Indonesia pada tahun
2006-2008.
mempengaruhi kinerja reksa dana saham yang berada di luar model. Sehingga
dengan mengacu kepada hasil-hasil penelitian lainnya seperti umur reksa dana
15
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja reksa dana saham.
dalam rentang penelitian yang digunakan, yaitu hanya lima tahun. Sehingga
memberikan hasil yang lebih konsisten mengenai kinerja reksa dana saham
kepada instrumen saham yang merupakan investasi jangka panjang (long term
investment).
DAFTAR PUSTAKA
Bapepam. (1997). Peraturan Nomor IV. C.3: Pedoman Pengumuman Harian Nilai
Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka: Jakarta.
Ekandini, Astrid Indrajati. (2008). Analisis Kinerja Market Timing dan Pemilihan
Saham Pada Reksa Dana Saham Indonesia: Aplikasi Model GARCH. Tesis
Pascasarjana Manajemen dan Bisnis tidak dipublikasikan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
16
Fuady, Munir. (1996). Pasar Modal Indonesia (Tinjauan Hukum). Bandung : PT.
Citra Aditiya Bakti.
Gumilang, Tinur Fajar dan Heru Subiyantoro. (2009). Reksadana Pendapatan Tetap
di Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection - Periode 2006 –
2008. Jurnal Keuangan dan Moneter; Badan Kebijakan Fiskal; Departemen
Keuangan: Vol. 11 (1); April 2008; pp. 114-146
Ibbotson, Roger G. dan Paul D. Kaplan. (2000). Does Asset Allocation Policy
Explain 40, 90, or 100 Percent of Performance?. Financial Analysts Journal,
Vol. 56, No. 01, pp. 26-33.
Jogiyanto. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke-6; Yogyakarta:
BPFE
Markowitz, Harry. (1952). Portfolio Selection. The Journal of Finance, Vol. 7, No.
01, pp. 77-91.
Nurcahya, Enka Ginting Prasetya dan Bandi. (2010). Reksa Dana di Indonesia:
Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham, dan Tingkat Risiko.
Simposium Nasional Akuntansi XIII
Pozen, Robert C. (1998), The Mutual Fund Business, The MIT Press, Cambridge,
England.
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. (2009). Reksa Dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Purba, Victor. (2000). Perkembangan dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju
Era AFTA 2003. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Purnomo, Catur Kuat. (2007). Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan
Sekuritas Terhadap Kinerja Reksadana Syariah. The 1st PPM National
Conference on Management Research
17
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. Fourth Edition. New York:
John Wiley and Sons, Inc.
Sharpe, William F., Winter. (1992). Asset Allocation: Management Style and
Performance Measurement, Journal of Portfolio Management, pp. 7-19
Sharpe, William F. (1966). Mutual Fund Performance. The Journal of Business, Vol.
39, No. 01, pp. 119- 138.
Sihombing, Brian R. Adobe. (2006). Analisi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia
2003-2006. Tesis Fakultas Ekonomi tidak dipublikasikan, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Treynor, J. L. dan K. Mazuy. (1966). Can Mutual Funds Outguess The Market?.
Harvard Business Review, Vol. 44; pp. 131-136.
Untung, Rahman. (2007). Berburu Manajer Investasi yang Menghasilkan Alfa Positif:
Evaluasi Monthly Return Reksa Dana Saham Tahun 2004-2006. Majalah
Usahawan Indonesia, Vol. XXXVI, No. 04: Jakarta.
Widjaja, Gunawan dan Almira Ramaniya. (2006). Reksa Dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Edisi ke-1; Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
18