Anda di halaman 1dari 5

BAB 6

PEMBAHASAN

Hasil analisis data yang diperoleh dari uji One Way Onova menunjukkan

terdapat perbedaan jumlah sel radang PMN yang bermakna antar kelompok.

Perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan terjadi karena kelompok

kontrol yang hanya diberikan karagenan akan menginduksi respon inflamasi

sehingga meningkatkan jumlah sel radang PMN. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Campo (2009) yang mengatakan bahwa karagenan

menyebabkan perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat yang kemudian

menghasilkan mediator utama inflamasi yaitu TNF-α dan IL-8. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Morris (2013) dan Necas Bartosikova (2013) juga dijelaskan

bahwa dalam memberikan efek inflamasi, karagenan memiliki 3 fase. Fase

pertama diperantarai oleh histamin dan 5-hydroxytryptamine. Fase kedua

diperantarai oleh kinin terutama endogenous nonapeptide bradykinin yang

diproduksi oleh kalikrein dan serotonin. Fase ketiga diakibatkan oleh peningkatan

produksi prostaglandin, terutama E series yang mengakibatkan vasodilatasi,

sehingga menimbulkan eksudasi dinding kapiler dan migrasi sel radang PMN ke

daerah jejas. Karagenan juga berespon terhadap peningkatan produksi NO yang

berefek pada peningkatan produksi dan aktivasi neutrofil (Posadas, 2014).

Perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol yang signifikan ini juga

dapat disebabkan karena pemberian ekstrak kulit apel fuji pada kelompok

perlakuan dapat menurunkan proses inflamasi dimana kulit apel fuji mengandung

komponen, terutama ursolic acid dan polyphenol yang mampu menurunkan

jumlah sel radang PMN yang berperan dalam proses inflamasi. Hal ini sejalan

47
48

dengan penelitian Jung (2009), Mueller (2013), Ogura (2016) yang membuktikan

bahwa pemberian ekstrak kulit apel fuji dapat menurunkan proses inflamasi

dengan cara menurunkan proinflamatory cytokine, leukotrien, dan menghambat

enzim COX dan LOX.

Hasil Uji Pos Hoc Tamhane’s menunjukkan perbedaan yang signifikan

antara kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok perlakuan. Pemberian

ekstrak kulit apel fuji pada dosis 487 mg/KgBB dapat menurunkan jumlah sel

radang PMN secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Sementara dosis 1950 mg/KgBB secara signifikan mampu menurunkan jumlah sel

radang PMN paling banyak dibandingkan dengan dosis 487 mg/KgBB dan 975

mg/KgBB. Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Padua (2014) yang

mengisolasi ursolic acid pada apel Malus domestica untuk mengurangi

rheumatoid arthritis, menunjukkan bahwa dosis 5-100 mg/kgBB ursolic acid

dapat menurunkan inflax leukosit 73 %. Penelitian yang dilakukan oleh Denis

(2016) dengan menggunakan dosis ekstrak polyphenol dari apel varietas

Mc.Intosh 80 % dan 20 % Northern Spy blend, Cortland, Empire, Idared,

Jonagold, dan Spartan yang memiliki kandungan polyphenol sebesar 1410 mg,

didapatkan dosis terapi untuk Inflammatory Bowel Disease adalah 200-400

mg/kgBB. Apabila dosis tersebut dikonversikan sesuai dosis polyphenol apel Fuji

sebesar 577,99 mg maka didapatkan hasil 975 mg/kgBB. Dosis tersebut

berdasarkan penelitian Denis 2016 dapat berefek 50 % pada penurunan proses

inflamasi pada pasien IBD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ursolic acid dan

polyphenol yang terkandung dalam ekstrak kulit apel Fuji memiliki efek yang

sinergis dalam menurunkan inflamasi.


49

Ursolic acid dapat menurunkan mediator inflamasi seperti, TNF α dan IL-

1β yang dapat memacu vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas endotel,

meningkatkan adhesi neutrofil dan migrasi sel-sel ke jaringan sekitar. Ursolic acid

juga menurunkan kemokin yang akan berperan dalam proses emigrasi leukosit

dari darah ke jaringan, dan menurunkan leukotrien yang bertindak sebagai

kemoatraktan kuat untuk eosinofil, monosit, dan leukosit polimorfonuklear

(Baratawidjaya, 2010; Mitchell, 2013; Padua, 2014; Wozniak, 2015).

Phenolic dapat menghambat enzim lipoxygenase dan cyclooxygenase dan

cukup sekeltif dalam menghambat COX-2 sehingga mencegah pembentukan

PGE2, menghambat infiltrasi neutrofil, dan NF-ĸB yang merupakan faktor

transkripsi yang menstimuli produksi pro-inflamatory cytokine. (Denis, 2013;

Jensen, 2014; Pozo, 2011).

Berdasarkan hasil analisis uji regresi didapatkan nilai Adjusted R Square =

0,910 % yang berarti bahwa pemberian ekstrak kulit apel fuji terhadap jumlah sel

radang PMN tikus putih jantan dapat memberikan pengaruh secara signifikan

sebesar 91 % dan sisanya 9 % dipengaruhi oleh oleh faktor lain, yaitu faktor

endogen dan eksogen. Faktor endogen bisa berupa peningkatan sitokin

antiinflamasi yaitu IL-10 dan TGF-β yang dikeluarkan hampir bersamaan dengan

cytokine proinflamatory saat terjadi cedera, kortisol yang dapat menghambat up-

regulation dari IL-8, Il-6, dan COX-2, dan memiliki efek yang sinergis dengan

IL-10 (Castro et al., 2011), sehingga dapat menurunkan efek inflamasi. Faktor

eksogen bisa berupa penurunan stabilitas karagenan yang disebabkan proses

autohidrolisis. Laju autohidrolisis tersebut akan bertambah pada temperatur yang

tidak stabil (Imeson, 2009) Faktor eksogen juga meliputi faktor yang
50

memengaruhi keadaan tikus dari luar tubuh tikus, seperti kandang tikus, pakan

dan tindakan sonde pada tikus (Brock, 2011). Dalam penelitian yang dilakukan

Jonathatan et al. (2004) menunjukkan peningkatan heart rate, tekanan darah,

kadar kortisol, glukosa dalam darah, penurunan growth hormone dan peningkatan

respon leukosit akibat pemegangan tikus yang tidak benar, kualitas serta lama

pemegangan dan pemberian makan personde.

Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan kontrol negatif dikarenakan

tidak adanya sel radang PMN pada jaringan yang tidak mengalami jejas. Secara

normal sel PMN berada di pembuluh darah, dan jika ada jejas baru mengaktifkan

pro inflamatory cytokine yang akan membuat sel PMN bermigrasi dari pembuluh

darah menuju ke jaringan yang terkena jejas (Mitchell, 2015)

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa induksi

karagenan dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada plantar pedis tikus putih

jantan. Selain itu pemberian ekstrak kulit apel Fuji dapat menurunkan jumlah sel

radang PMN pada dosis 487 mg/KgBB, 975 mg/KgBB dan 1950 mg/KgBB

secara signifikan. Didapatkan dosis 487 mg/KgBB sebagai dosis minimal dalam

penelitian ini yang mampu menurunkan jumlah sel radang PMN, sementara

penurunan jumlah sel radang PMN paling banyak pada kelompok dengan

pemberian dosis 1950 mg/KgBB.

Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan sesuai dengan hipotesis yang

ditetapkan yaitu pemberian ekstrak kulit apel fuji (Malus domestica) dapat

menurunkan jumlah sel radang PMN pada plantar pedis tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) strain wistar yang diinduksi karagenan. Kekurangan dari penelitian

ini adalah ketidak mampuan peneliti dalam mengendalikan faktor eksternal yang
51

dapat menjadi perancu penelitian, ketidak mampuan dalam mengendalikan tingkat

stres yang dialami tikus, pemberian ekstrak dalam dosis terbatas sehingga tidak

dapat menentukan ketepatan dosis ekstrak kulit apel dalam menurunkan jumlah

sel radang PMN.

Anda mungkin juga menyukai