Laporan IKM 2
Laporan IKM 2
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. S
b. Jenis Kelamin : Laki - Laki
c. Umur : 65 tahun
d. Pekerjaan : IRT
e. Alamat : Kelurahan Tahtul Yaman
VII.Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tekanan Darah : 110/80 mmhg
4. Nadi : 80x/menit
5. Pernafasan : 26 x/menit
6. Suhu : 36,0°C
7. Berat Badan : 50 kg
8. Tinggi Badan : 150 cm
9. Status Gizi :IMT = 50/(1,50)2 = 20,83 (Normal)
Pemeriksaan Organ
Kepala Bentuk : normocephal, simetris, jejas (-)
Mata Exopthalmus/enophtal: (-)
Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya +/+
Telinga : Nyeri tarik daun telinga (-), sekret (-)
Hidung : Rhinorhea (-), deviasi septum (-), perdarahan (-)
Mulut Bibir : lembab
Gigi geligi : tidak lengkap, caries (-)
Palatum : deviasi (-)
Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)
Lidah : kotor (-), ulkus (-), stomatitis (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), detritus (-)
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiriod (-)
Thoraks;
Cor (Jantung)
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo (Paru)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis: simetris Statis & dinamis : simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler, Wheezing (-), Vesikuler, Wheezing (-),
ronkhi (-) ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi Datar, sikatriks (-), dilatasi vena (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan (+) regio suprapubik, hati dan lien tidak
teraba
Perkusi Timpani, nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Ekstremitas Atas : akral hangat, bengkak (-), CRT< 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, bengkak (+), CRT< 2 detik
X. Diagnosis Kerja
Gout Arthritis
XII. Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit Gout Arthritis yang pasien derita
mulai dari penyebab, faktor risiko, pengobatan, pencegahan, serta komplikasi.
Menjelaskan pentingnya makananbergizi dan seimbang untuk membantu
proses penyembuhan.
Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kesehatan lingkungan di antaranya
dengan membuka jendela setiap hari pada pagi hari dan membersihkan
ventilasi yang tertutup debu sehingga pertukaran udara juga menjadi lebih baik,
mencuci sprei dan sarung bantal dua minggu sekali, tidak menggantung
pakaian terlalu banyak, menguras bak mandi 2-3 minggu sekali, serta
meningkatkan kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, setelah BAK dan BAB menyiram dari arah depan ke belakang,
mengeringkan dengan tisu kering terlebih dahulu sebelum memakai celana
dalam, menjaga kebersihan organ genitalia.
Rajin untuk meminum obat
Banyak istirahat
b. Preventif :
Jangan berkegiatan berat
Berjalan jauh
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Jangan makan makanan yang banyak mengandung asam urat
Farmakologi
Allupurinol 1x1 tab 300 mg
Prednison 3x1 tab
Ranitidin 2x1 tab 150 mg
d. Rehabilitatif
Kontrol ulang dan kcek asam urat ulang setelah 1 minggu pengobatan
Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga dan menyarankan keluarga
pasien untuk membantu mengawasi kegiatan pasien agar jangan beraktivitas
terlalu berat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling
sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat.1
1.2 Epidemiologi
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penderita penyakit goutdari tahun ke tahun semakin meningkat dan terjadi
kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan hasil
rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu padatahun
1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1kasus umur 2-25 tahun, 12
kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah
kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus umur 2-25 tahun,
40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun.5
1.3 Etiologi
Hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya, kelainan genetik, tidak ada
kelainan fisiologis dan anatomi yang jelas.6
1.3 Faktor Resiko
Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di Australia.
Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali sedangkan
Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan yang paling
tinggidi daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan dan
konsumsi alcohol.6
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
Konsumsi ikan laut yang tinggi mengakibatkan asam urat.6
1.3.4 Penyakit-Penyakit
1.3.5 Obat-Obatan
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis
tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.6
Pria memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan perempuan
pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan
sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional Survey III,
perbandingan laki-laki dengan perempuan secara keseluruhan berkisar antara 7:1 dan
9:1. Dalam populasi managed care di Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien
laki-laki dan perempuan dengan gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari
65 tahun, dan 3:1 pada mereka lima puluh persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien
perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke dokter
didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada mereka yang lebih
tua dari 80 tahun.6
Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan bagian dari
kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan dengan purin tinggi
dalam kesimpulan penelitian tentang faktor resiko dari hiperurisemia dengan studi
kasus pasien di rumah sakit Kardinah Tegal.6
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada
gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat
berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan
merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra.
Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan
tangan/kaki, lutut, dan siku. Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma
lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian obat
diuretik dan lain-lain7
2009) Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode
interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda
radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan
bahwa proses peradangan masih terus berlanjut, walaupun tanpa keluhan.7
1.4.2.3 Gout Arthritis Stadium Menahun ( Kronik Bertofus )
Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya
sendiri (self medication). Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat secara
teratur pada dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang
dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada aurikula, MTP-1,
olekranon, tendon achilles dan distal digiti. Tofi sendiri tidak menimbulkan nyeri, tapi
mudah terjadi inflamasi disekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif pada
sendi serta dapat menimbulkan deformitas. Pada stadium ini kadang-kadang disertai
batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.7
1.5 Diagnosis
3. Arthritis monoartikuler
1.6 Penatalaksanaan
13
BAB III
ANALISIS KASUS
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17