Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAIDAH PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF


Dibuat sebagai salah satu syarat Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Arif Widagdo, S.Pd. M.Pd

KELOMPOK 6

Disusun oleh:
1. Nafa Karunia Fajar (1401416007)
2. Enie Vita Sari (1401416018)
3. Ammira Fathin (1401416048)

ROMBEL 16

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB I
PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan dalam bentuk kalimat. Kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata
yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat, sehingga
makna kalimat menjadi jelas. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang
lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif
haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas masyarakat Indonesia tidak mampu
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Secara kebahasaan, kesulitan tersebut
merupakan akibat dari ketidakmampuan pembicara atau penulis untuk mengungkapkan
kalimat-kalimat yang benar sebagai media penyampaian ide-idenya. Seringkali
ditemukan orang yang mempunyai konsep ide yang brillian, namun kurang berhasil
dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini merupakan salah satu kendala
dalam pengembangan ilmu. Realitanya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
memahami apa dan bagaimana kalimat efektif itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kalimat Efektif ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri Kalimat Efektif?
3. Apakah Penyebab Kalimat menjadi tidak Efektif?
4. Apasajakah syarat Kalimat yang Efektif?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Kalimat Efektif.
2. Mahasiswa mampu membedakan kalimat-kalimat yang merupakan kalimat efektif
berdasarkan ciri-cirinya.
3. Mahasiswa mampu mengetahui Penyebab Kalimat menjadi tidak Efektif.
4. Mahasiswa mampu menyunting kalimat menjadi kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Menurut Diana (2008 : 103), kalimat efektif ialah kalimat yang mampu
menyampaikan pesan kepada orang lain sebagaimana yang dimaksudkan oleh
penuturnya. Kosasih (2003 : 72 ) berpendapat bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang
memenuhi syarat, yaitu tepat d mewakili pikiran pembicara atau penulisnya,
mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan penutur atau penulisnya. Dan menurut Barus (2010 :
81 ) kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau penutur
secara tepat dan dapat menimbulkannya dalam pikiran pembaca atau pendengar sesuai
dengan yang dipikirkan oleh penulis atau penutur.
Selanjutnya menurut Parera (1982) menyatakan bahwa kalimat efektif tidak saja
menyampaikan pesan, berita, atau amanat tetapi juga merakit gagasan ke dalam bentuk
yang lebih kompleks dan kesatua pikiran yang utuh.Razak (1988) mengungkapkan
bahwa kalimat efektif deikenal dalam hubungan fungsi kalimat sebagai komunikasi.
Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
pesan berlangsung dengan sempurna. Keraf (1993) menyatakan bahwa penguasaan
tidak saja mencakup penguasaan kaidah atau pola kalimat tetapi juga mencakup
perbendaharaan kata, kemampuan menemukan gaya yang cocok untuk menyampaikan
gagasan, dan tingkat logika seseorang. Sebagai alat komunikasi, kalimat dikatakan
efektif bila dapat mencapai sasaran dengan baik.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif
merupakan satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap atau kalimat efektif merupakan kalimat yang
dapat menimbulkan gagasan yang sama dalam pikiran pendengar atau pembaca dengan
pembicara atau penulis Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Kalimat efektif
benar-benar dapat mejalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi yang baik.
2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif
Kalimat yang digunakan dalam karnagan ilmiah haruslah kalimat yang efektif.
Artinya, kalimat tersebut harus jelas, benar, dan hemat sehingga mudah dipahami oleh
orang lain secara tepat. Sebuah kalimat dikatakan efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Ciri Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat memiliki
beberapa ciri, seperti tercantum dibawah ini:
a. Mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Kejelasan subjek dan predikat
suatu kalimat dapat dilihat dengan tidak memakai kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
- Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Contoh 1:
- Pelaksanaan kegiatan itu saya dibantu oleh dosen-dosen.
- Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara:
1) Dalam pelaksanaan kegiatan itu, saya dibantu oleh para dosen.
2) Soal itu bagi saya kurang jelas.
c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh 2 :
1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara:
Pertama, dengan menjadikan kalimat itu kalimat majemuk,
Kedua, mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
- Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.
- Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli
sepeda motor Suzuki.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
- Bahasa Indoensia yang berasal dari bahasa Melayu
- Sekolah kami yang terletak di depan bioskop.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
- Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
- Sekolah kami terletak di depan bioskop.
2. Ciri Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara bertahap.
Kalimat a tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
- Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara bertahap.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok,
memasang penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecetan, memasang, pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai
berikut.
- Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan
tata ruang.
3. Ciri Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
- Harapan Presiden, rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah Presiden mengharapkan. Jadi, penekanan kalimat dapat
dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
b. Membuat urutan kata yang logis
Contoh:
- Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, ia telah membantu
anak-anak terlantar.
Urutan yang benar adalah:
- Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah ia telah membantu
anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata
Contoh:
- Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
- Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh:
- Saudaralah yang bertanggung jawab.
4. Ciri Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan
di sini mempunyai arti menghilangkan atau membuang kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa cara yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Menghilangkan subjek ganda. Perhatikan contoh:
- Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
- Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
b. Menghidarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Misalnya, kata
merah sudah mencakup kata warna. Kata pipit sudah mencakup kata burung.
Kata Selasa sudah mencakup nama hari. Jadi, tidak efektif bila ditulis warna
merah, burung pipit, hari Selasa.
Perhatikan contoh berikut:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
- Ia benar-benar akan datang hari Selasa besok.
Dapat diubah:
- Ia memakai baju merah.
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
- Ia benar-benar akan datang Selasa besok.
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
- Kata naik bersinonim dengan kata ke atas
- Kata turun bersinonim dengan kata ke bawah
- Kata hanya bersinonim dengan kata saja
- Kata sejak bersinonim dengan kata dari
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini
- Dia hanya membawa badannya saja
Menjadi : Dia hanya membawa badannya.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Menjadi : Sejak pagi dia bermenung.
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jaman.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang

5. Ciri Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut :
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, Mahasiswa atau
perguruan tinggi.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut :
- Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan
para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
- Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6. Ciri Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan
tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Karena itu, hindari
kalimat yang panjang dan berteletele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak
sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
Di samping itu, kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal
secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Perhatikan contoh berikut:
a. Surat itu saya sudah baca
Kalimat ini tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal :
- Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkannya.
Kalimat ini tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal :
- Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata
kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini.
- Mereka membicarakan tentang kehendak rakyat.
Kata tentang pada kalimat tersebut hendaknya dihilangkan menjadi :
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
- Makalah ini akan membahas tentang desain ineterior pada rumah-rumah adat.
Kata tentang pada kalimat tersebut hendaknya dihilangkan menjadi :
- Makalah ini membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
7. Ciri Kelogisan
Kelogisan ialah ide kalimat yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini :
a. Kepada Bapak Menteri waktu dan tempat kami persilahkan.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal) sehingga harus diubah menjadi
kalimat yang logis :
- Bapak Menteri kami persilahkan.
b. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal) sehingga harus diubah menjadi
kalimat yang logis :
- Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Kelogisan sebuah kalimat ditandai pula oleh ejaan, seperti yang dibicarakan pada
bab-bab terdahulu. Perhatikan pula contoh berikut.
Bentuk yang Tidak Efektif Bentuk yang Efektif
Untuk mengetahui baik atau buruknya Baik atau burukya pribadi seeorang
pribadi seseorang dapat dilihat dari dapat dilihat dari tingkah lakunya
tingkah lakunya sehari-hari sehari-hari
Semoga dimaklumi Semoga Bapak dapat memakluminya
atau harap maklum
Pekerjaan itu Ayah tidak cocok Pekerjaan itu bagi ayah tidak cocok
Perkara yang diajukan ke meja hijau Perkara yang diajukan ke meja hijau
51, sedangkan yang telah selesai
berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara
disidangkan 23.
yang telah selesai disidangkan
berjumlah
23 buah.

2.3 Penyebab Kalimat menjadi tidak Efektif


1. Kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat atau kalimat bunting
No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku

1. Hari ini saya tidak dapat berangkat ke Hari ini saya tidak dapat berangkat ke
kampus. Karena saya sakit. kampus karena sakit.
2. Kami datang agak terlambat. Sehingga Kami datang agak terlambat sehingga kami
kami tidak dapat mengikuti acara tidak dapat mengikuti acara pertama.
pertama.
3. Semua orang akan berhasil dalam Semua orang akan berhasil dalam hidup
hidup. Apabila bekerja keras. apabila bekerja keras.
4. Mereka tetap bekerja seperti biasa. Mereka tetap bekerja seperti biasa walaupun
Walaupun diperlakukan tidak adil oleh diperlakukan tidak adil oleh pimpinannya.
pimpinannya.
5. Saya akan datang ke pertemuan itu. Saya akan datang ke pertemuan itu kalau
Kalau hari tidak hujan. hari tidak hujan.
2. Penggandaan Subyek
No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Penyusunan laporan ini kami dibantu Dalam menyusun laporan ini kami dibantu
oleh Bapak Dosen. oleh Bapak Dosen.
2. Obat-obatan yang rasanya pahit dia Dia tidak suka obat-obatan yang rasanya
tidak suka. pahit.
3. Rumah yang bertingkat itulah orang Di rumah yang bertingkat itulah orang asing
asing tersebut tinggal. tersebut tinggal.
4. Devaluasi rupiah 12 September yang Karena devaluasi rupiah 12 September yang
lalu, harga barang-barang mengalami lalu, harga barang-barang mengalami
kenaikan. kenaikan.

3. Penggunaan Kata-kata yang Tidak Perlu


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Sejak dari kecil ia sudah terlihat Sejak (dari) kecil ia sudah terlihat sebagai
sebagai anak yang cerdas. anak yang cerdas.
2. Berbuat baik kepada ibu bapak adalah Berbuat baik kepada ibu bapak adalah
merupakan kewajiban kita. (merupakan) kewajiban kita.
3. Kita harus menghormati orang lain Kita harus menghormati orang lain supaya
agar supaya orang lain itu (agar) orang lain itu menghormati kita.
menghormati kita.
4. Kredit investasi kecil membantu Kredit investasi kecil membantu
masyarakat, seperti misalnya petani dan masyarakat, seperti (misalnya) petani dan
pedagang. pedagang.

4. Penghilangan Kata Hubung


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Dilihat secara keseluruhan, kegiatan Jika dilihat secara keseluruhan, kegiatan
usaha koperasi perikanan tampak koperasi perikanan tampak semakin
semakin meningkat setelah adanya meningkat setelah adanya pembinaan yang
pembinaan yang lebih intensif, terarah lebih intensif, terarah dan terpadu.
dan terpadu.
2. Membaca surat Anda, saya sangat Setelah membaca surat Anda, saya sangat
terkejut. terkejut.
3. Menjawab pertanyaan reporter TVRI, Ketika menjawab pertanyaan reporter TVRI,
Daniel Ilyas, Direktur Utama Pertamina Daniel Ilyas, Direktur Utama Pertamina
menyatakan bahwa persediaan minyak menyatakan bahwa persediaan minyak
cukup banyak. cukup banyak.

5. Padanan yang Tidak Serasi


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Karena modal di bank terbatas Karena modal di bank terbatas, tidak semua
sehingga tidak semua pengusaha lemah pengusaha memperoleh kredit.
memperoleh kredit.
2. Apabila pada hari itu saya berhalangan Apabila pada hari itu saya berhalangan
hadir, maka rapat akan dipimpin oleh hadir, rapat akan dipimpin oleh saudara
saudara Daud. Daud.
3. Walaupun malam tadi bertugas Walaupun malam tadi bertugas siskamling,
siskamling, tetapi ia masuk kantor ia masuk kantor seperti biasanya.
seperti biasanya.

6. Kesalahan Urutan Kata


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Masalah kemacetan kredit Bimas saya Masalah kemacetan kredit Bimas ingin saya
ingin laporkan kepada Bapak. laporkan kepada Bapak.
2. Ini malam kita menyaksikan berbagai Malam ini kita menyaksikan berbagai
atraksi yang akan dibawakan oleh atraksi yang akan dibawakan oleh putra-
putra-putri kita. putri kita.
3. Apakah tugas itu Saudara dapat Apakah tugas itu dapat Saudara kerjakan ?
kerjakan?

7. Urutan yang Tidak Paralel


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Harga minyak dibekukan atau kenaikan Harga minyak dibekukan atau dinaikan
secara luwes. secara luwes.
2. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah pengecatan tembok, memasang adalah pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, dan pengaturan tata ruang. penerangan dan pengaturan tata ruang.
3. Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga yang Kegiatan proyek itu memerlukan tenaga
terampil, biayanya banyak dan harus cukup yang terampil, biaya yang banyak, dan
waktunya. waktu yang cukup.

8. Kalimat yang Tidak Logis


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Acara berikutnya adalah sambutan Camat Acara berikutnya adalah sambutan
Cikatomas, waktu dan tempat kami Camat Cikatomas, Bapak camat kami
persilahkan. persilahkan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan Untuk menghemat waktu, kita teruskan
acara ini. acara ini.
3. Acara berikutnya adalah sambutan Camat Acara berikutnya adalah sambutan
Cikatomas. Kepada Bapak Abdul Wahid, B.A Camat Cikatomas. Bapak Abdul Wahid,
kami persilahkan. B.A. kami persilahkan.

9. Bentuk Resiprokal yang Salah


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Sesama pengemudi dilarang saling dahulu- Sesama pengemudi dilarang saling
mendahului. mendahului.
2. Dalam pertemuan itu para mahasiswa dapat Dalam pertemuan itu para mahasiswa
saling tukar-menukar informasi. dapat saling menukar informasi.

10. Penjamakan yang Ganda


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Beberapa menteri-menteri luar negeri Asia- Beberapa menteri Luar negeri Asia-
Afrika mengadakan pertemuan di Bandung. Afrika mengadakan pertemuan di
Bandung.
2. Banyak surat-surat yang masuk ke kantor Banyak surat yang masuk kek kantor
redaksi. redaksi.
3. Para duta-duta besar diharapkan dapat Para duta besar diharapkan dapat
mempromosikan produksi Indonesia di luar mempromosikan produksi Indonesia di
negeri. luar negeri.

11. Pengaruh Bahasa Asing


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Masalah itu akan saya laporkan kepada saya Masalah itu akan saya laporkan kepada
punya atasan. atasan saya.
2. Masalah yang mana sudah saya jelaskan tidak Masalah yang sudah saya jelaskantidak
perlu ditanyakan lagi. perlu ditanyakan lagi.
3. Pembunuhan tokoh yang terkemuka itu, hal Pembunuhan tokoh yang terkemuka itu
mana patut disesalkan. merupakan hal yang patut disesalkan.

12. Pengaruh Bahasa Daerah/dialek


No. Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
1. Saya pernah bilang hal itu kepadamu. Saya pernah mengatakan hal itu
kepadamu.
2. Amir sedang bikin perjanjian diatas kertas Amir sedang membuat perjanjian diatas
segel. kertas segel.
3. Karena berhasil memimpin anak asuhannya, Karena berhasil memimpin anak
ia dikasih penghargaan dari pemerintah. asuhannya, ia diberi penghargaan dari
pemerintah.

2.4 Syarat Sebuah Kalimat Efektif


Kalimat dibuat untuk menyampaikan pesan/informasi yang tepat. Agar pesan yang
ingin disampaikan ini mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman,
maka kalimat tersebut haruslah kalimat yang efektif. Beberapa syarat yang harus dimiliki
sebuah kalimat yang efektif antara lain adalah sebagai berikut :
 Mempunyai Subjek (S) dan Predikat (P) yang jelas.
 Tidak menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Dapat diterima oleh logika (logis)
 Tepat sasaran dan tidak bertele – tele.
 Informasi yang ingin disampaikan tidak mengandung makna ganda.
 Memenuhi aturan Ejaan yang berlaku.
 Menggunakan diksi (pemilihan dan penempatan) kata yang tepat.
 Adanya penekanan ide pokok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kuntarno Eko, dkk. 2015. E-book Materi Kulian Bahan Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Zulaeha Ida, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Warigan Doyin Mukh, dkk. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang. PUSAT PENGEMBANGAN MKU/MKDK-LP3
Universitas Negeri Semarang.
.2015.https://goresankertasadres.blogspot.co.id/2015/10/makalah-penggunaankalimat-
efektif.html ............................
AHA. 2017. http://www.ilmudasar.com/2017/08/Pengertian-Unsur-Struktur-Jenis-Kalimat-
adalah.html ................................

Anda mungkin juga menyukai