Anda di halaman 1dari 14

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

(PLTMH)
MAKALAH MATA KULIAH

Penulisan Ilmiah

Oleh

MUHAMMAD FAUZI (150150035)

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE-ACEH

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt. berkat rahmat dan hidayat-Nya maka
penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)”. Selawat beriring salam kepada
Rasulullah Muhammad saw, yang telah membawa umatnya dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang
dapat kita rasakan pada saat ini.

Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi i


ni tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan ibu dosen kami ,
sehingga kendala-kendala yangkami hadapi bisa teratasi dengan baik. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Dosen yang telah memberi tugas ini
kepada kami, semoga makalah yang kami buat ada manfaatnya.

Aceh Utara , 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

2.2. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

2.3. Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

2.4. Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol

2.5. Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


(PLTMH)

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

3.2. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki topografi pegunungan yang tersebar hampir di


seluruh wilayah. Pada umumnya, pegunungan bertekstur terjal dengan
jumlah penduduk yang relatif sedikit. Kondisi ini menghambat pembangunan
infrastruktur oleh pemerintah atau swasta, karena biaya dan perawatan tidak
berimbang dengan hasil yang didapat. Oleh karena itu,listrik masih menjadi
sesuatu yang mahal bagi masyarakat pegunungan

Daerah pegunungan memiliki energi listrik yang besar dalam bentuk air.
Sebagian daerah pegunungan terdapat sumber mata air yang mengalir
melalui sungai-sungai sepanjang tahun. Aliran sepanjang tahun dan
mempunyai ketinggian dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan teknologi yang


handal dan ramah lingkungan. Peralatan yang digunakan relatif sederhana
dan mudah dicari. Lahan yang dibutuhkan tidak luas, sehingga tidak perlu
membuka hutan untuk membangun instalasinya. Pemasangan peralatan
dapat disesuaikan dengan kondisi alam yang ada dan desainnya dapat
disesuaikan dengan ketersediaan debit air.
Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air
yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang
memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air
persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketingglan daerah aliran
sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.

Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan teluemahan bebas


bisa dikatakan “energi putih“. Dikatakan demikian karena instalasi
pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan
oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air
terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi
sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya
dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah
menjadi energi listrik.
1.2. Rumusan Masalah

Makalah ini penulis batasi, adapun batasan rumusan masalahnya


adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga mikro hidro?


2. Bagaimana prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro?
3. Apa saja bagian-bagian dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro?
1.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari mikro hidro.


2. Mendeskripsikan prinsip kerja pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
3. Mengetahui bagian-bagian pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia mikro adalah kecil,


sedangkan hidro adalah bentuk terikat air. Sehingga dapat diartikan mikro
hidro adalah air dengan debit yang kecil. PLTMH adalah istilah yang
digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air
dengan debit air yang kecil. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas
aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi. Pembangkit listrik kecil yang
dapat menggunakan tenaga air pada saluran irigasi dan sungai atau air terjun
alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head, dalam m) dan
kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow
capacity). Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi
maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik. Air dialirkan ke power house (rumah pembangkit) yang biasanya
dibangun dipinggir sungai. Air akan memutar turbin (runner), kemudian air
tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik dari putaran poros
turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Pembangkit
listrik tenaga air dibawah 200 kW digolongkan sebagai PLTMH.
2.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah


air yang jatuh (debit) perdetik yang ada pada saluran air yang dikondisikan
dengan pipa. Air yang mengalir selanjutnya menggerakkan turbin, kemudian
turbin kita hubungkan dengan generator. Generator inilah yang akan
menghasilkan listrik. Hubungan antara turbin dengan generator dapat
menggunakan jenis sambungan sabuk (belt) ataupun sistem gear box. Jenis
sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat
beltsedangkan V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Selanjutnya
listrik yang dihasilkan oleh generator ini akan melalui trafo guna mendapat
tegangan yang di sesuaikan kebutuhan. Kemudian listrik akan melewati
jaringan transmisi rendah (JTR) untuk dialirkan ke rumah-rumah dengan
memasang pengaman (sekring). Yang perlu diperhatikan dalam merancang
sebuah PLTMH adalah menyesuaikan antara debit air yang tersedia dengan
besarnya generator yang digunakan. Jangan sampai generator yang dipakai
terlalu besar atau terlalu kecil dari debit air yang ada. Generator yang tidak
sesuai juga akan menyebabkan tingkat efisiensi rendah.
Gambar Skema PLTMH

Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:


Daya (P) = 9,8 x Q x Hn x h ;
dimana: Q = debit aliran ( m3/s ), Hn = Head net/ tinggi jatuhair ( m ); 9,8=
konstanta gravitasi bumi, h = efisiensi keseluruhan. Misalnya diketahui data di
suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 100 m3/s, Hn = 2 m dan h = 0,5.
Maka besarnya potensi daya (P) adalah
P = 9,8 x Q x Hn x h
P = 9,8 x 100 x 2 x 0,5 = 980 watt

2.3. Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Gambar Sistem PLTMH


1. Waduk (reservoir)
2. Bendungan (dam)
3. Saringan (Sand trap)
4. Pintu pengambilan air (Intake)
5. Pipa pesat (penstok)
6. Katub utama (main valve atau inlet valve)
7. Power House

2.4 Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik


menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan
PLTMH ini adalah:
Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan
penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).
Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada
perencanaan turbin propeller open flume.
Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 phasa dengan
keluaran tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum adalah
Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8
Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85
Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85
Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9
Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95
Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini
menggunakan pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator
selalu sama dengan beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen,
maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem pemanas udara (air heater)
yang dikenal sebagai ballast load/dumy load.
Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah
Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron
Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMA
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti
handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi
pada panel kontrol (switch gear). Fasillitas operasi panel kontrol minimum
terdiri dari:
Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual
Stop/berhenti secara otomatis.
Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under
frekuensi.
Emergency shutdown, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)

2.5. Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


(PLTMH)

2.5.1. Keuntungan

Keuntungan dari pengembangan PLTM dan PLTMH bagi masyarakat


pedesaan dan desa terpencil antara lain yaitu:

1. Menggunakan energi terbarukan.


2. Ramah lingkungan.
3. Indonesia memiliki potensi energi air yang besar.
4. Jumlah sumberdaya manusia yang banyak.
5. Indonesia telah mampu membuat turbin air sendiri.
6. Telah ada pabrikan mikrohidro di beberapa wilayah Indonesia.
7. Ada insentif dan bantuan fiskal kepada para pengembang yang tertera dalam
Permen ESDM No. 04 Tahun 2012 Tentang Pembeliah Harga Jual Energi
Listrik ke PLN pada kapasitas tegangan rendah dan menengah.
8. Lokasi sumber daya air untuk PLTM dan PLTMH pada umumnya berada
diwilayah pedesaan dan desa terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.
9. Penggunaan energi konvensional, seperti batubara untuk pembangkit listrik
di wilayah ini akan memerlukan biaya yang tinggi karena adanya tambahan
biaya transportasi bahan.
10. Mengurangi ketergantungan pada penggunanan bahan bakar fosil.
11. Meningkatkan kegiatan perekonomian sehingga diharapkan dapat
menambah penghasilan masyarakat.
12. Menjadi energi alternatif pengganti listrik untuk penerangan di desa-desa
terpencil yang tidak tersentuh jaringan PLN.
13. Penerima manfaat (penduduk desa) yang langsung merasakan manfaat dari
potensi air tentunya akan berupaya untuk menjaga ketersediaan air
sepanjang tahun dengan jalan melestarikan kawasan hutan sebagai kawasan
penyangga air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dimanfaatkan.
Di beberapa Desa yang telah membangun PLTMH biasanya membuat
Hukum Adat untuk menjaga kelestarian hutan yang diperkuat dengan Perdes
perlindungan hutan sebagai kawasan penyangga air. Juga berarti menjaga
fungsi hutan dalam menyediakan sumber daya air, energi, penyedia oksigen,
penyaring karbon dan konservasi keanekaragaman hayati.
14. PLTMH menggantikan penggunaan mesin genset diesel. Dapat mengurangi
emisi karbon akibat pembakaran bahan bakar fosil solar. Dalam satu desa
biasanya didapati sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) buah mesin genset
diesel.
15. Digantikannya peran mesin genset diesel dengan PLTMH sekaligus
merupakan penghematan pemakaian BBM solar yang cukup besar.
Sehingga dana yang sedianya untuk membeli solar dan biaya operasional
genset dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan,
kesehatan atau kebutuhan ekonomi lainnya.
16. Penguatan kelembagaan kelompok pengelola listrik desa dan kelompok
pelestarian PLTMH yang berkelanjutan.
17. PLTMH yang dikelola dengan baik dapat menjadi sumber PADes
(Pendapatan Asli Desa).

2.5.2 Kerugian

Beberapa kerugian dalam pembangunan PLTMH diantaranya adalah:

1. Tidak semua aliran air dapat digunakan untuk pembangunan PLTMH. Faktor
debit aliran sangat menentukan.
2. Beberapa jenis turbin air sangat sensitif terhadap fluktuasi debit air.
3. Perlu konservasi daerah tangkapan air, terutama di daerah hulu sungai.
4. Biaya investasi pembangunan masih relatif mahal.
5. Biaya perijinan sebagai syarat untuk memperoleh Power Purchase
Agreement (PAA) dalam membangun PLTMH juga masih relatif tinggi.
Padahal PPA merupakan syarat untuk memperoleh kredit dari Perbankan.
6. Kemampuan teknisi lokal yang masih terbatas dan sering menimbulkan
kesalahan yang fatal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan energi mikrohidro dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif energi baru terbarukan untuk mengatasi permasalahan komsumsi
listrik yang besar serta penyediaan energi listrik yang belum merata terutama
di daerah pedesaan. Penggunaan mikrohidro ini sesuai dengan kondisi
lingkungan di Indonesia yang mempunyai banyak bukit dan sungai. Kondisi
geografis seperti inilah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan PLTMH.
Daya yang dihasilkan oleh PLTMH berkisar antara 10-200 KW. Walaupun
daya tersebut tergolong kecil untuk suatu pembangkin, akan tetapi hal ini
sangat membantu masyarakat terutama yang berada di daerah terpencil
yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Prinsip kerja PLTMH
adalah memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh (debit)
perdetik yang ada pada saluran air yang dikondisikan dengan pipa. Air
tersebut selanjutnya menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator.
Generator inilah yang akan menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan oleh
suatu PLTMH tergantung dari spesifikasi generator yang digunakan. Semakin
besar generator yang digunakan maka akan semakin besar pula daya yang
dihasilkan.

3.2. Saran
Sebaiknya sebelum membuat suatu Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro, kita perlu mengetahui terlebih dahulu berapa debit air yang
mengalir. Sehigga dapat mengetahui seberapa besar potensi dari aliran air
tersebut. Kemudian menentukan jenis dan spesifikasi dari generatornya.
Besar debit air dan kemampuan dari generator harus seimbang agar
didapatkan tingkat efisiensi yang tinggi.
Daftar pustaka

http://miftah18arifin.blogspot.co.id/2015/12/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
mikro_14.html

http://sami-dedy.blogspot.co.id/2010/06/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-
hidro.html

Anda mungkin juga menyukai