IGRF
IGRF
Kevin Mickus
Program Studi Geosains, Universitas Negri Missouri, Springfield, MO 65804
Klm983f@.sms.edu
Ikhtisar
Pendahuluan
Teori
𝑴𝒆
g=G 𝒓′ .................................................................... (1)
𝒓𝟐𝒆
Pengumpulan Data
Akuisisi data gravitasi terbilang cukup mudah dan dapat dilakukan oleh satu
orang. Meskipun begitu, biasanya terdapat dua orang yang menentukan lokasi
pengukuran. Alat yang digunakan disebut gravity meter. Terdapat beberapa
pabrikan gravity meter yang ada di dunia ini. Yang paling umum digunakan adalah
buatan LaCoste & Romberg dan Scrintex.
Setelah menentukan graitimeter mana yang digunakan, pengguna harus
membaringkan grid atau profil titik pengukuran. Ini untuk menentukan spasi antar
titik pengukuran, lokasi, dan elevasi setiap stasiun. Pada bidang teknik dan
lingkungan, biasanya bervariasi antara 0.5 hingga 5 meter bergantung pada objek
yang akan diteliti. Meskipun begitu, banyak juga studi yang membentangkan spasi
hingga 100 meter. Setelah membentangkan lintasan, maka selanjutnya adalah
pengukuran base. Pengukuran base ini dilakukan sebaiknya setiap 0.5 hingga 1 jam.
Ini digunakan untuk mengoreksi pegas gravity meter yang semakin kurang elastis
jika semakin lama digunakan.
Gambar 1 Kurva Linear Drift (Kurva Tengah) yang Merupakan Kombinasi dari
Instrument Drift dan Variasi Pasang-Surut (Burger, 1992)
Asumsi dari Linear Drift biasanya diperoleh dari survey harian. Ini yang
menjadi dasar sebaiknya pengukuran base dilakukan lebih dari setiap 0.5 jam pada
penelitian lebih lanjut. Faktor penting dalam mendapatkan nilai gravitasi yang baik
adalah menentukan efek pasang – surut sebagaimana efek gravitasinya mungkin
lebih besar dari variasi medan gravitasi. Pada gravity meter Scrintex, alatnya
otomatis menghilangkan efek pasang – surut.
Pengolahan Data
Data gravitasi yang telah diperoleh dari survey menggambarkan nilai medan
gravitasi. Untuk menginterpretasikan data gravitasi, yang perlu dihilangkan adalah
segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan perubahan massa jenis. Ini termasuk
pada variasi garis lintang, elevasi, topografi, pasang – surut, dan bangunan.
Gambar 2 Gravitasi Bouguer Sebelum dan Setelah Dikoreksi dari Efek Bangunan
(Debeglia dan Dupont, 2002)
Gambar 3 Contoh dari Survei 4-D Gravitasi pada Sinkhole di Israel. Wilayah yang
Hitam Menunjukkan Penurunan Anomali Gravitasi dari Maret-April
hingga Mei – Juni (Rybakov et al.,2001).
Biasanya pengkoreksian efek pasang – surut dilakukan saat penentuan kurva drift.
Survei gravitasi pada bidang teknik dan lingkungan biasanya menimbulkan
perubahan jarak utara – selatan sebanyak beberapa ratus meter. Oleh karena itu, diperlukan
koreksi garis lintang sebagai berikut :
......................................................................... (2)
Di mana ȹ adalah sudut garis lintang dari stasiun gravitasi paling selatan.
Untuk akurasinya, pada jarak horisontalnya harus dalam 1,2 meter.
Untuk menghitung penurunan nilai gravitasi secara vertikal dengan
meningkatnya elevasi, digunakan bidang datum (biasanya sea level) dan massa
medan gravitasi di antara bidang datum dan stasiun, koreksi udara bebas, dan
koreksi bouguer.
Massa Jenis
Pengayaan Data
Pengayaan data digunakan untuk meningkatkan daya persepsi dari anomali
gravitasi yang mungkin berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Ini sangat
penting di bidang teknik dan lingkungan dan sangat mudah dihilangkan oleh medan
gravitasi regional. Metode pengayaan yang paling penting adalah metode turunan.
Turunan yang paling banyak digunakan adalah metode first (gradient) dan second
(berbentuk kurva) yang keduanya dikalkulasi secara analitik dari grid anomali
bouguer. Turunan pertama (first) digunakan untuk menentukan batas – batas objek
yang akan diteliti, sedangkan turunan kedua (second) digunakan untuk menentukan
jenis objek yang akan diteliti.
Gambar 5 Peta Gravitasi Bouguer dan Peta Residual Orde Ketiga yang Dibentuk dengan
Menghilangkan Polinomial Permukaan Orde Ketiga dari Data Gravitasi
Bouguer (Hinze,1990)
Pemodelan
Pemodelan gravitasi biasanya adalah langkah akhir dalam interpretasi dan
melibatkan percobaan untuk menentukan massa jenis, kedalaman, dan geometri
bawah permukaan. Prosedur pemodelan biasanya dibuat pada anomali gravitasi
residual. Saat memodelkan anomali gravitasi residual, sang interpreter harus
menggunakan kontras massa jenis antara objek yang akan diteliti dengan material
di sekitarnya, sementara saat memodelkan gravitasi bouguer, massa jenis dari
objek yang akan diteliti yang digunakan.
Ada banyak metode pemodelan yang dapat dilakukan. Metode – metode
tersebut dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu : 1) solusi analitik pada geometri
yang sederhana. 2) pemodelan ke depan dengan menggunakan model 2-D, 2,5-D,
dan 3-D, dan 3) pemodelan ke belakang dengan menggunakan model 2-D, 2,5-D,
dan model 3-D.
Gambar 7 (a) Model Gravitasi 2 Dimensi (Burger, 1992). Garis Tegas adalah Nilai
Gravitasi yang Telah Dikalkulasi (b) dan Bintang – Bintangnya adalah
Data Observasi.
Kesimpulan