Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Menyadari kenyataan sejauh ini Indonesia masih memerlukan investor asing,


demikian juga dengan pengaruh globalisasi peradaban dimana Indonesia sebagai
negara anggota WTO harus membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada kelengkapan peraturan yang
mengatur persyaratan tenaga kerja asing, serta pengamanan penggunaan tenaga kerja
asing. Peraturan tersebut harus mengatur aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan
yang mengatur tidak hanya di tingkat Menteri, dengan tujuan penggunaan tenaga
kerja asing secara selektif dengan tetap memprioritaskan TKI.

Dalam hal ini bagi tenaga kerja asli Indonesia seharusnya mampu
memanfaatkan kedatangan tenaga-tenaga kerja asing itu untuk menimba ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mengalihkan teknologi yang mereka kuasai,
sehingga dalam jangka panjang ketergantungan terhadap penggunaan tenaga kerja
asing sedikit demi sedikit dapat dikurangi dan akhirnya Indonesia mampu mencukupi
kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dari dalam negeri.

Dalam kaitannya dengan penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia, pada


tahun 1958 Pemerintah menyatakan berlakunya Undang-undang Nomor 3 Tahun
1958 tentang penempatan Tenaga Kerja Asing yang diundangkan dalam Lembaran
Negara Nomor 8 Tahun 1958. Undang-undang ini menentukan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia,
antara lain, prosedur perizinan penggunaan tenaga kerja asing, pengawasan tenaga
kerja asing yang bekerja di Indonesia, kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia, dan sebagainya.

Dengan adanya Undang-undang ini diharapkan bahwa penempatan tenaga


kerja asing di Indonesia dapat berjalan tertib dan teratur serta dapat memberikan
manfaat yang maksimal bagi tenaga kerja Indonesia.

Menghadapi era globalisasi ini banyak orang yang meramalkan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang, dimana pada masa mendatang akan membawa
tantangan dan kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan negara

1
yang sedang maju dan berkembang. Walaupun masa mendatang membawa tantangan
dan kesulitan, suatu perusahaan tetap dituntut untuk efektif dalam pengelolaan
perusahaannya, karena bila tidak demikian perusahaan itu tidak dapat bersaing
dengan perusahaan lain atau tidak dapat mengikuti perubahan yang terjadi. Untuk
menghadapi tantangan dan kesulitan tersebut maka aset perusahaan yang paling
berharga adalah sumber daya manusianya. Sumber daya manusia ini berharga, bukan
saja untuk tujuan perkembangan ekonomi, tetapi untuk segala aspek perkembangan
kehidupan.

Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui


mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan bagi
perusaahan atau korporasi yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di
Indonesia dengan membuat rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang
Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Penempatan Kerja dan Tenaga Kerja Asing ?

2. Apa Tujuan Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia ?

3. Pembatasan-pembatasan yang mengatur Teenaga Kerja Asing ?

4. Bagaimana Konsep Penggunaan TKA di Indonesia ?

5. Posisi apa saja yang tidak diperbolehkan bagi TKA ?

6. Apa saja persyaratan untuk menjadi TKA ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Penempatan Kerja dan Tenaga Kerja Asing

2. Untuk mengetahui tujuan dari penempatan TKA di Indonesia

3. Batasan-batasan apa saja yang mengatur tentang TKA

4. Bagaimana Konsep dari pengunaan TKA

2
5. Posisi atau Jabatan yang tidak diperbolehkan untuk TKA

6. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh TKA

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENEMPATAN KERJA DAN TENAGA KERJA ASING

A. PENEMPATAN KERJA

Langkah awal dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil dan
handal perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan pegawai yang akan
mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan
dalam pengadaan Tenaga Kerja terletak pada ketepatan dalam penempatan pegawai,
baik penempatan pegawai baru, pegawai lama pada posisi jabatan baru dan baik
Tenaga Kerja Indonesia maupun Tenaga Kerja Asing.

Proses penempatan merupakan proses yang sangat menentukan dalam


mendapatkan pegawai yang kompetenyang dibutuhkan perusahaan, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

B. TENAGA KERJA ASING

Tenaga Kerja Asing (TKA) adalah Tiap orang yang bukan warga negara
Indonesia yang melakukan pekerjaan yang dilakukan di bawah perintah orang lain di
Indonesia baik dengan menerima upah atau tidak, atau yang melakukan pekerjaan di
Indonesia yang dijalankan atas dasar borongan dalam suatu perusahaan, baik oleh
orang yang menjalankan pekerjaan itu sendiri maupun oleh orang yang membantunya
(Pasal 1 ayat (a) dan (b) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958).

Untuk dapat bekerja di Indonesia, maka tenaga kerja asing itu harus
mempunyai visa yang khusus diberikan bagi mereka yang bermaksud untuk berdiam
sementara waktu di Indonesia dengan tujuan bekerja sesuai dengan peraturan yang
berlaku (SK. Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Kehakiman RI No.
2531/BU/VIII(79)/01 dan No. JM/1/23 Pasal 12 ayat (1a)). Visa ini disebut Visa
Tinggal Terbatas (Vitas) yang dikeluarkan oleh Kepala Perwakilan Republik
Indonesia.

4
2.2 TUJUAN PENEMPATAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

Mempekerjakan TKA adalah suatu hal yang ironi, sementara di dalam negeri
masih banyak masyarakat yang menganggur. Menurut Budiono, ada beberapa tujuan
penempatan TKA di Indonesia, yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional pada bidang -


bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh TKI.
2. Mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan mempercepat
proses alih teknologi atau alih ilmu pengetahuan, terutama di bidang industri.
3. Memberikan perluasan kesempatan kerja bagi TKI.
4. Meningkatkan investasi asing sebagai penunjang modal pembangunan di
Indonesia.

Tujuan penggunaan tenaga kerja asing tersebut adalah untuk memenuhi


kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan professional pada bidang tertentu yang
belum dapat diduduki oleh tenaga kerja lokal serta sebagai tahapan dalam
mempercepat proses pembangunan nasional maupun daerah dengan jalan
mempercepat alih ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan investasi asing
terhadap kehadiran TKA sebagai penunjang pembangunan di Indonesia walaupun
pada kenyataannya perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia baik itu
perusahaan-perusahaan swasta asing ataupun swasta nasional wajib menggunakan
tenaga ahli bangsa Indonesia sendiri.

2.3 PIHAK PEMBERI KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING

Tercantum pada Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga
Kerja, pemberi kerja Tenaga Kerja Asing meliputi :

1. Kantor perwakilan dagang asing, kantor perwakilan perusahaan asing


atau kantor perwakilan berita asing yang melakukan kegiatan di
Indonesia
2. Perusahaan swasta asing yang berusaha di Indonesia
3. Badan usaha pelaksana proyek pemerintah termasuk proyek bantuan
luar negeri
4. Badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
5. Lembaga-lembaga sosial, pendidikan, kebudayaan atau
6. Usaha jasa impresariat.

5
Tujuan pengaturan mengenai Tenaga Kerja Asing jika ditinjau dari aspek
hukum ketenagakerjaan pada dasarnya adalah untuk menjamin dan memberi
kesempatan kerja yang layak bagi warga negara Indonesia di berbagai lapangan dan
tingkatan. Sehingga dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing di Indonesia harus
dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang ketat dimulai dengan seleksi dan
prosedur perizinan hingga pengawasan.

2.4 PEMBATASAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI


INDONESIA

Masalah lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tenaga kerja asing
adalah masalah pembatasan penggunaan tenaga kerja asing. Yang dimaksud dengan
pembatasan di sini bukan mengenai banyaknya jumlah tenaga kerja asing yang boleh
dipekerjakan dalam suatu perusahaan, melainkan pembatasan pekerjaan atau jabatan
yang dapat diduduki atau dipegang oleh tenaga kerja asing tersebut. Berkaitan dengan
hal ini Presiden Republik Indoensia dalam Keputusan Presiden No. 23 Th. 1974
tentang Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing menetapkan di dalam Pasal 1
ayat (2) bahwa Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi mengatur
penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dengan mengadakan
pembatasan-pembatasan sebagai berikut :

1. Menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang tertutup sama sekali bagi tenaga kerja
warga negara asing pendatang karena sudah tersedia tenaga kerja Indonesia.
2. Menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk jangka waktu tertentu dapat
diisi tenaga kerja warga negara asing pendatang sementara menyiapkan tenaga
kerja warga negara Indonesia untuk menggantikannya.
3. Menyiapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk jangka waktu tertentu terbuka
bagi tenaga kerja warga negara asing pendatang sehubungan dengan
penanaman modal dan kepercayaan yang diperlukan untuk itu.

Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kerja yang


seluas-luasnya bagi tenaga kerja Indonesia, dan menutup kemungkinan bagi
perusahaan untuk mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing pada jabatan atau
jenis pekerjaan yang diperkirakan dapat dijalankan oleh tenaga kerja Indonesia.

6
2.5 KONSEP PENGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (UUK), penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing
(UUPTKA). Dalam perjalanannya, pengaturan mengenai penggunaan tenaga kerja
asing tidak lagi diatur dalam undang-undang tersendiri, namun sudah merupakan
bagian dari kompilasi dalam UU Ketenagakerjaan yang baru. Dalam UUK,
pengaturan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dimuat pada Bab VIII, Pasal 42
sampai dengan Pasal 49. Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja
yang menggunakan TKA untuk memperoleh izin tertulis; memiliki rencana
penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan
TKA; kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai pendamping TKA; hingga
kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya hubungan kerja.

Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK) Menegaskan bahwa setiap


pengusaha dilarang mempekerjakan orang-orang asing tanpa izin tertulis dari
Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga dipersempit yaitu warga negara asing
pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Di dalam ketentuan
tersebut ditegaskan kembali bahwa setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga
kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia
(TKI), pemerintah membatasi penggunaan tenaga kerja asing dan melakukan
pengawasan. Dalam rangka itu, Pemerintah mengeluarkan sejumlah perangkat hukum
mulai dari perizinan, jaminan perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan.

`Kementerian Tenaga Kerja memperketat sistem seleksi tenaga kerja asing


melalui penerapan Konvensi Internasional Klasifikasi Standar Pekerjaan. Di sisi lain,
daya saing pekerja lokal menghadapi tenaga kerja asing diharapkan
meningkat. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP). Berbeda dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang menggunakan istilah tenaga kerja asing terhadap warga negara
asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indoensia (NKRI), dalam Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP),
menggunakan istilah tenaga warga negara asing pendatang, yaitu tenaga kerja warga
negara asing yang memiliki visa tingal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin

7
tetap untuk maksud bekerja (melakukan pekerjaan) dari dalam wilayah Republik
Indonesia (Pasal 1 angka 1).

Pada prinsipnya, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang


penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang adalah mewajibkan
pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang
tersedia kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak
sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga
negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal 2).

Ketentuan ini mengharapkan agar tenaga kerja Indonesia kelak mampu


mengadop skill tenaga kerja asing yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa
harus melibatkan tenaga kerja asing. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing
dilaksanakan secara slektif dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja Indonesia
secara optimal.

2.6 POSISI YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN BAGI TENAGA KERJA ASING

Pada tanggal 29 Februari 2012, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs.
H.A Muhaimin Iskandar, M.Si memutuskan jabatan-jabatan tertentu yang dilarang
diduduki oleh Tenaga Kerja dari luar negeri (Aasing) yaitu :

1. Direktur Personalia
2. Manajer Hubungan Internasional
3. Manajer Personalia
4. Supervisor Pengembangan Personalia
5. Supervisor Perekrutan Personalia
6. Supervisor Penempatan Personalia
7. Supervisor Pembinaan Karir Pegawai
8. Penata Usaha Personalia
9. Kepala Eksekutif Kantor
10. Ahli Pengembangan Personalia dan Karir
11. Spesialis Personalia
12. Penasehat Karir
13. Penasehat Tenaga Kerja
14. Pembimbing dan Konseling Jabatan
15. Perantara Tenaga Kerja
16. Pengadministrasi Pelatihan Pegawai
17. Pewawancara Pegawai

8
18. Analisis Jabatan
19. Penyelenggara Keselamatan Kerja Pegawai

2.7 PERSYARATAN TENAGA KERJA ASING

Hal ini diatur dalam Permenaker No. 16 Tahun 2015 yang berisi

1. Pendidikan harus sesuai dengan jabatan yang akan diduduki


2. Memiliki kompetensi yang dapat dibuktikkan dengan sertifikat pendukung
dan memiliki pengalaman kerja paling tidak 5 tahun
3. Bersedia mengisi pernyataan untuk alih keahlian kepada Tenaga Kerja
Indonesia pendamping dan dibuktikan dengan laporan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
4. Memiliki NPWP bagi TKA yang telah bekerja lebih dari 6 bulan
5. Memiliki bukti polis asuransi pada asuransi yang berbadan hukum Indonesia
6. Kepesertaan Jaminan Sosial Nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6
bulan

Note * Tidak berlaku bagi jabatan Direksi, Anggota Dewan Kkomisaris atau Anggota
Pembina, Anggota Pengurus, Angota Pengawas

9
BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Berdasarkan uraian terdahulu, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Ketentuan mengenai tenaga kerja asing di Indonesia dengan dikeluarkannya


Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tidak diatur lagi
dalam suatu peraturan perundang-undangan tersendiri seperti dalam Undang-Undang
Nomor 3 tahun 1958 tentang penempatan tenaga kerja asing, tetapi merupakan bagian
dari kompilasi dalam UUK yang baru tersebut. Ketentuan mengenai penggunaan
tenaga kerja asing dimuat pada Bab VIII Pasal 42 sampai dengan Pasal 49. Namun
demikian untuk dapat melaksanakan undang-undang yang baru masih banyak kendala
terutama dalam menggalakkan investasi karena sejumlah peraturan yang melengkapi
kelancaran program penggunaan tenaga kerja asing belum siap, sejauh ini baru
Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing yang sudah ada.

Penempatan tenaga kerja asing dapat dilakukan setelah pengajuan rencana


penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) disetujui oleh Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dengan mengeluarkan izin penggunaan tenaga kerja asing. Untuk
dapat bekerja di Indonesia, tenaga kerja asing tersebut harus mempunyai izin tinggal
terbatas (KITAS) yang terlebih dahulu harus mempunyai visa untuk bekerja di
Indonesia atas nama tenaga kerja asing yang bersangkutan untuk dikeluarkan izinnya
oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.

Tenaga Kerja Asing hanya boleh sebagai Tenaga ahli yang dalam bekerja
nantinya harus didampingi oleh Tenaga Kerja Indonesia. Tenaga Ahli yang
didatangkan dari luar negeri oleh perusahaan pemerintah/swasta hendaknya benar-
benar tenaga ahli yang terampil sehingga dapat membantu proses pembangunan
ekonomi dan teknologi di Indonesia.

10
Tenaga Kerja Asing tidak boleh menjadi buruh kasar, dikarenakan tujuan dari
adanya Tenaga Kerja Asing adalah untuk memberikan kontribusi ilmu yang tidak
banyak dimiliki oleh Tenaga Kerja di Indonesia. Jika terjadi hal seperti itu maka akan
merugikan pekerja indonesia , dan hal tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah.

3.2 SARAN

Makalah ini bermaksud agar setiap pekerja atau calon pekerja mengerti Fungsi serta
Tujuan dari perlunya Tenaga Kerja Asing di Indonesia.

Yang terpenting bagi masyarakat khususnya Pekerja Indonesia harus siap


untuk menghadapi Tenaga Kerja Asing yang akan masuk ke Indonesia akibat adanya
MEA. Percaya diri, siapkan ilmu dan mental agar pekerjaan yang tersedia tidak di
kuasai oleh tenaga kerja asing. Kita tidak dapat menghalangi Tenaga Kerja Asing
masuk ke Indonesia, namun kita dapat menyiapkan diri serta memperbaiki peraturan
yang ada yang mungkin belum menguntungkan bagi posisi pekerja Indonesia.

Semoga apa yang kami paparkan di atas bisa menambah pengetahuan para
pembaca serta dapat diamalkan sebagaimana mestinya. Sebagai seorang manusia
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami selalu
mengharap kritik dari pembaca yang sifatnya dapat membangun dan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Kompas.com, Dilema Indonesia dalam ACFTA, diakses tanggal 14 September


2016. Jakarta.

2. http://www.putra-putri-indonesia.com/tenaga-kerja-asing.html

3. http://www.seputarukm.com/keberadaan-tenaga-kerja-asing-di-indonesia/

12

Anda mungkin juga menyukai