Anda di halaman 1dari 9

1.

3 Potensi bahaya di TPS

Sebagai salah satu industri yang bergerak di bidang fasilitas bongkar muat petikemas,

TPS memiliki serangkaian kegiatan produksi yang memiliki cakupan bahaya yang

ditimbulkannya, adapun potensi bahaya yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Potensi Bahaya di Area PT.TPS


Klasifikasi
No. Jenis Potensi Bahaya Contoh
Potensi Bahaya
1 Bahaya Benda Benda bergerak lurus RTG, CC, Mobil, Forklift,
Bergerak Head Truck dll.
Benda bergerak berputar roda, roda gigi, crane, gerinda.
pulley, katrol dll.
Pengangkaatan/Pengangkutan (beban terlalu berat / cepat) dll.
2 Bahaya Benda Bahaya air/genangan Jika ada cemaran/genangan air.
Diam Bahaya kerusakan Peralatan/perkakas/sarana kerja.
Bahaya konstruksi Jembatan/perancah ambruk/
lubang galian dll.
3 Bahaya Fisik Cahaya (terang/silau atau gelap), bagian
CFS dan CY
Bising Suara benda bergerak, mesin,
generator dll.
Suhu Heat stress dll
Radiasi ultravioLet, gama ray, x ray dll
Getaran Pada pengemudi HT, peralatan
bengkel dll.
4 Bahaya Listrik Tersentuh, kegagalan alat Area plugging reefer dll
pengaman (fuse, grounding,
breaker), kelebihan beban,
loncatan bunga api, isolasi
tidak sempurna dll.
5 Bahaya Kimiawi Bahan B3 Kebakaran/ledakan, keracunan,
korosif dll.
6 Bahaya Biologis Bakteri, virus, jamur, Unit pengolahan limbah dll.
epizootik,
7 Ergonomik Posisi bekerja ,sifat kerjaan, Operator CC, petugas reefer dll.
repetitive movements
8 Bekerja di Bekerja di ketinggian pada Petugas reefer pada proses
Ketinggian alat kerja plugging/unplugging
Sumber: TPS, 2015
1.4 Penerapan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan di PT. TPS

Industri petikemas merupakan salah satu sector industri yang sangat vital di Indonesia

khususnya bagian timur. Industri ini merupakan pintu masuk dan keluarnya segala

kebutuhan dan pemasukan devisa negara melalui proses penyediaan fasilitas terminal dalam

pelaksanaan bongkar muat petikemas.

PT. TPS memiliki serangkaian kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja

sebagai aset berharga yang harus diperhatikan dalam sisi kesehatan dan keselamatan

kerjanya dan juga pada sisi dari perhatian masalah lingkungan (limbah). Dalam hasil

penelaah kegiatan observasi lapangan dan wawancara yang telah dilakukan, adapun hal

dalam pemenuhan upaya tersebut terlihat dalam bentuk antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan program Keselamatan Kesehatan Kerja dan Keamanan (K4) yang sifatnya

mengatur kebijakan secara umum, serta memantau pelaksanaan yang dilakukan divisi

untuk pelaksanaan program Keselamatan Kesehatan Kerja dan Keamanan (K4) yang

sifatnya rutin.

b. Penetapan 7 Fatal Risk Standard sebagai urgensi risiko dari kegiatan di area PT. TPS

yaitu:

1. Keselamatan Pejalan Kaki (Pedestrian Safety)

2. Alat bergerak ( Mobile Equipment)

3. Menangani Muatan (Handling Load)

4. Bekerja di Ketinggian (Working at Height)

5. Keselamatan Kapal (Vessel Safety)

6. Teknik (Engineering)

7. Isolasi (Isolation)
c. Memiliki Target Keselamatan & Lingkungan

1. Tidak ada kejadian meninggal akibat kecelakaan kerja

2. Nol Kejadian kedelakaan yang mengakibatkan LTI

3. Mengurangi emisi Gas buang per TEUS sebesar 21%

d. Upaya dari Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

1. Komitmen dan Kebijakan dari pucuk manajemen melalui pembentukan organisasi

K3, penetapan personel yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang

jelas.

Sumber: TPS, 2015

Gambar 4.3 Struktur organisasi P2K3 TPS


2. Peninjauan awal K3 seperti upaya mengidentifikasi aspek K3 pada proses,

penyesuaian dengan standar yang berlaku, menganalisa data-data K3 yang sudah

ada dll.

3. PT.TPS merencanakan sistem K3 untuk memenuhi kebijakan, sasaran, dan tujuan

K3 yang telah diterapkan.

4. Pemantauan, Pengukuan dan Evaluasi K3 telah dilakukan oleh PT. TPS dengan

melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan melalui: Inspeksi, pemantauan dan

pengujian, audit sistem manajemen K3 baik secara internal maupun eksternal,

tindakan perbaikan dan pencegahan.

5. Peninjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Manajemen dilakukan oleh PT.TPS

secara rutin meninjau ulang sistem manajemen K3 dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.

e. Untuk penanganan pencemaran lingkungan, PT. TPS memiliki mesin OWS (Oil Water

Separator), mesin pembakaran (incinerator), tempat penanganan tumpahan bahan

kimia, tempat penimbunan sampah bahan beracun dan berbahaya (B3).

 Kondisi incinerator ?

 Pekerja yang mengelola incinerator?

 Kesehatan ?

 Keselamatan ?

 Ketidak sesuaian pekerja dengan pekerjaannya ?


f. PT. TPS juga melakukan pengukuran kualitas udara ambient, kualitas emisi gas buang

tidak bergerak dari incinerator, kualitas emisi gas buang bergerak (Head Truck,

Forklift, Rubber Tyres Gantry Crane, Container Crane dan kendaraan operasional),

temperatur, kebisingan, air limbah hasil olahan OWS dan air laut.

g. Sebagai penunjang kesehatan, TPS mempunyai klinik 24 jam, Klinik ini didirikan

sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan kerja. selain itu TPS juga rutin melakukan

pemeriksaan kesehatan berkala terhadap seluruh tenaga kerja TPS.

h. PT. TPS juga memiliki program rencana tanggap darurat beberapa situasi

kegawatdaruratan yang mungkin terjadi di TPS antara lain : kebakaran, terorisme,

Emergency Response, angin kencang dll.

PERMEN

NO. 18 tahun 1999 (PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

INCENERATOR

Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang di operasikan dengan


menggunakan teknologi pemhakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat
terbakar habis. Kebutuhan udara sekunder pada proses pembakaran di

incinerator dengan laju massa sampah 608J2 kg / jam adalah 1M2,47


kg/Jam dengan exces air 3 % maka didapat penghematan minyak

tanah sebesar7 liter/jam. Incinerator merupakan peralatan pemusnah sampah


khusus yang bekerja pada suhu yang tinggi, sehingga dapat menghancurkan
sampah – sampah berbahaya dan beracun ataupun sampah – sampah infeksi,
sehingga sisanya dapat dibuang dengan aman ke tempat pembuangan sampah
umum.

Incenerator ini memiliki ruang pembakaran, tempat sampah yang akan dibakar.
Pada chamber terdapat saluran untuk mengalirkan bahan bakar juga dilengkapi
saluran untuk mengalirkan udara dari blower, yang diperlukan pada proses
pembakaran, pembakaran ini dilakukan pada chamber tertutup, untuk
menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari sampah yang akan dimusnahkan.
Proses pembakaran ini memerlukan waktu yang bervariasi, tergantung
jenis sampahnya serta volume sampah yang akan dimusnahkan. Pada
incinerator, biasanya memiliki dua buah ruang pembakaran untuk
membakar obyek dan membakar asap sebelum difilter, sehingga sisa
– sisa karbon dari pembakaran yang terbawa asap akan semakin
berkurang, sehingga gas CO yang dihasilkan juga semakin berkurang,
dan tidak membahayakan bagi lingkungan.

Jenis insinerator yang biasanya digunakan untuk limbah rumah sakit adalah jenis
controlled-air ,yang dikenal di pasaran sebagai pembakaran secara starved air
atau secaramodular atau secara pyrolytic. Sistem ini disebut demikian karena
jenis ini dioperasikan dengandua ruangan yang bekerja secara seri. Ruangan
pertama (bagian limbah padat) difungsikan padakondisi substoichiometris
(beberapa jenis dijumpai juga pada model kiln), sedang ruangan kedua (bagian
limbah gas) di fungsikan pada kondisi udara yang berlebih.
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah

1. Untuk menghancurkan sampah – sampah berbahaya dan beracun ataupun


sampah – sampah infeksi, sehingga sisanya dapat dibuang dengan aman ke
tempat pembuangan sampah umum.
2. Mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti mikroorganisme pathogen
dan meminimalisir pencemaran udara yg dihasilkan dari proses pembakaran
sehingga gas buang yg keluar dari cerobong menjadi lebih terkontrol
dan ramah lingkungan.

MEKANISME KERJA

1. Membuat air dalam sampah menjadi uap air yang kemudian hasilnya dapat
berupa limbah yang menjadi kering dan siap terbakar.
2. Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana
temperature belum terlalu tinggi.
3. Berikutnya adalah pembakaran sempurna yang dimana ruang bakar pertama
digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400OC-
600OC. Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau
dengan suhu antara antara 600OC-1200OC. Suplay oksigen dari udara luar
ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan
teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran
yg sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.
CARA KERJA

1. Switch pompa di “on” kan lebih dahulu agar sirkulasi air dialat scrubber dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
2. Masukkan limbah padat yang sudah dimampatkan dan dibungkus kantong (
bukan bahan dari Plastik ) kedalam ruang pembakaran, Jarak kantong
terhadap ujung burner paling dekat 30 cm, agar tidak menutup lubang nozzel
dari burner.
3. Tutup daun pintu incinerator sampai bisa rapat, sehingga “limit switch” bisa
bekerja dengan baik, dan burner bisa menyala dengan baik
4. Aturlah timer (waktu kerja) sesuai waktu yang dikehendaki. Secara automatik,
incinerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah diatur tersebut.
Matikan tombol POWER On-Off terlebih dahulu dan hidupkan tombol ”on”
tersebut guna melakukan pembakaran berikutnya.
5. Setting pengatur suhu ( temperature Controler ) pada posisi 800 derajat
Celcius atau suhu yang dikehendaki di dalam ruang bakar. Burner akan secara
otomatis menyesuaikan suhu yang telah diset
6. Selesai operasi pembakaran switch pada stop kontak (sumber listrik )
dimatikan, supaya tidak ada pengaruh listrik lagi pada incinerator. Juga umur
pakai perangkat otomatis lebih panjang dan tidak cepat rusak
7. Hasil pembakaran atau abu dikumpulkan dengan kantong untuk di bawa ke
TPA (Tempat Pengolahan Akhir ) kemudian dilakukan solidifikasi
http://dityaaditya.blogspot.co.id/2013/06/insenerator.html

http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/konstruksi-dan-kerja-incinerator-
limbah.html

https://www.google.com/search?q=identifikasi+bahaya+pekerjaan+di+incenerato
r&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-
b#q=identifikasi+bahaya+pekerjaan+di+incenerator&start=10

http://fauzalenviron.blogspot.co.id/2011_02_01_archive.html

http://dokumen.tips/documents/bahaya-potensial-berdasarkan-lokasi-dan-
pekerjaan.html

Anda mungkin juga menyukai