Anda di halaman 1dari 2

FISIOLOGI MENSTRUASI

Uterus terdiri dari dua lapisan : miometrium, lapisan otot polos disebelah luar, dan
endometrium, lapisan bagian dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar.
Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormone ini juga
meningkatkan sintesis reseptor progesterone di endometrium. Progesterone mampu
mempengaruhi endometrium hanya setelah endometrium dipersiapkan oleh estrogen.

Daur haid terdiri dari tiga fase : fase menstruasi, fase proliferasi, dan fase sekresi. Fase
menstruasi adalah fase yang ditandai oleh pengeluaran darah dan debris endometrium dari
vagina. Fase ini bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel.
Sewaktu folikel luteum berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dn implantasi ovum
yang dikeluarkan dari siklus sebelumnya, kadar estrogen dan progesterone menurun drastis.
Estrogen dan progesterone yang semula mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum
yang dibuahi, terjadi penarikan kembali kedua hormone steroid tersebut menyebabkan
endometrium yang banyak nutrisi dan pembuluh darah itu tidak ada yang mendukung secara
hormonal. Penurunan kadar hormone ovarium itu juga merangsang penegeluaran
prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium,
sehingga aliran darah ke endometrium terganggu dan terjadi penurunan penyaluran O 2 yang
mengakibatkan kematian endometrium, termasuk pembuluh-pembuluh darahnya. Perdarahan
yang timbul melalui disentrigasi pembuluh darah itu membersihkan jaringan endometrium yang
mati ke dalam lumen uterus. Pada setiap kali haid, seluruh lapisan endometrium terlepa,
kecuali lapisan dalam dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang akan menjadi
bakal regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus merangsang kontraksi ritmik ringan
miometrium. Kontraksi-kontraksi itu membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium
dari rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Selain darah dan debris endometrium,
darah haid mengandung banyak leukosit yang berperan dalam pertahanan endometrium
terhadap infeksi. Haid biasanya berlangsung 5-7 hari setelah degenerasi korpus luteum,
bersamaan dengan bagian awal fase folikel ovarium. Penurunan estrogen dan progesterone
menyebabkan terlepasnya endometrium dan perkembanganfolikel-folikel baru di ovarium
dibawah pengaruh hormone-hormon gonadotropik yang kadarnya meningkat. Kemudian terjadi
penurunan sekresi FSH dan LH meningkat dan fase folikel baru kembali dimulai. Setelah 5-7 hari
dibawah pengaruh FSH dan LH. Folikel-folikel baru berkembang mengeluarkan cukup banyak
estrogen untuk mendorong pemulihan dan pertumbahan endometrium.

Haid berhenti dan fase proliferasi siklus uterus dimulai bersamaan dengan bagian
terakhir fase folikel ovarium pada saat endometrium mulai memperbaiki dirinya dan mengalami
proliferasi di bawah pengaruh estrogen yang berasal dari folikel-folikel baru yang sedang
tumbuh. Sewaktu darah haid berhenti, diuterus tertinggal 1 lapisan tipis endometrium setebal
kurang dari 1 mm. estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah
diendometrium sehingga ketebalan lapisan ini dapat mencapai 3-5 mm. fase prolierasi yang di
dominasi oleh estrogen berlangsung dari akhir haid sampai ovulasi. Kadar estrogen puncak
memicu lonjokan LH yang menyebabkan ovulasi.

Setelah ovulasi, pada saat korpus luteum terbentuk, uterus memasuki fase sekretorik.
Korpus luteum mengeluarkan progesterone dan estrogen. Progesterone bekerja pada
endometrium tebal yang sudah dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi
jaringan yang banyak pembuluh darah dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik karena
kelenjar-kelenjar endometrium secara aktif mengeluarkan glikogen (Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem, hal 716-717).

Anda mungkin juga menyukai