FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
SKRIPSI
NIM. 1103005007
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
ii
2015
iii
EFEKTIFITAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN
TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DI
KABUPATEN TABANAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
Lembar Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
SKRIPSI INI TELAH DIUJI
v
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas asung kerta wara nugraha Ida penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
praktek. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Adapun selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu melalui
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, S.H., M.H., Dekan Fakultas
Universitas Udayana.
vi
4. Bapak I Wayan Suardana, S.H., M.H., Pembantu Dekan III Fakultas
skripsi.
8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Tata Usaha, Laboratorium dan
9. Orang tua tercinta, Bapak Drs. I Made Sudira dan Ibu Ni Wayan Diah
Ratnawati S.E. serta Kakak saya I Putu Mega Christanta S.Kom dan
vii
Komang Dexter, peran mereka sungguh besar terhadap penulis karena
tanpa dukungan, dampingan serta kasih saying mereka penulis tidak akan
agar penulis tidak putus asa, merekalah sinar dalam kehidupan penulis.
10. Rekan seperjuangan senasib, Putu Tantry Octaviani S.H. yang selalu
11. Sahabat saya dari Keluarga Ceria yaitu Dodi, Adiarya, Yudhi
Prastika Jaya, Ayu Diwa, Shintia Dewi, Bunga Revina, Chika, Rini,
Regina dan (alm) Angga Jeyeng Rana yang selalu ada disaat suka
skripsi ini.
12. Sahabat terbaik dari Ovienanda, Mas Putri Dewanti, Saras Adhelia, Putri
viii
Widura, Wahyu Pratama Putra, Harta serta teman-teman almamater SMA
Agung Wulandari, Cokis Krisnanda, Mirah Cahyati dan Yunix Citra yang
Gusti Wira, Santa, Sri Dana, Wira Aditya, Arya Surya, Bima Kumara,
persatu.
ix
Semoga semua budi baik berserta bantuan semua pihak Bapak/Ibu sekalian
mendapat imbalan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Skripsi ini masih belum
sempurna, kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis terima dengan
Penulis
x
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Penulisan
Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
manapun dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan
duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggungjawaban ilmiah
tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
DAFTAR ISI
xi
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................. ii
ABSTRAK................................................................................................. xvi
ABSTRACT............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
TANGGA
xii
2.1 Pengertian Sampah, Sampah Rumah Tangga dan Sampah
24
2.2 Asas dan Tujuan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
27
33
3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perda
42
55
xiii
4.2 Upaya Represif dalam Meningkatkan Pelaksanaan Perda
63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................
...........................................................................................
68
5.2 Saran..................................................................................
...........................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Container Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Tabanan....................................................................
....................................................................................................
48
xiv
ABSTRAK
Kehidupan menyeluruh yang ada pada suatu lingkungan tertentu dan pada
saat tertentu disebut sebagai masyarakat organisme hidup. Manusia adalah
sebagian dari ekosistem dan manusia sekaligus juga sebagai pengelola pula dari
sistem tersebut. Semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan aktivitas
kehidupan masyarakat di perkotaan maupun pedesaan, berakibat semakin banyak
timbulnya sampah, yang jika tidak dikelola secara baik dan teratur bisa
menimbulkan berbagai masalah, bukan saja bagi pemerintah tetapi juga bagi
seluruh masyarakat. Dari hal tersebut mengandung permasalahan mengenai
pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
di Kabupaten Tabanan dan upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dalam
meningkatkan pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun
2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga di Kabupaten Tabanan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian yang
bersifat hukum empiris dengan jenis pendekatan berupa pendekatan fakta dan
pendekatan perundang-undangan.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013
tentang Pengelolaan Sampah dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di
Kabupaten Tabanan belum efektif karena terbatasnya sarana dan prasarana
pengelolaan sampah, kurangnya sumber daya manusia dalam Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kabupaten Tabanan, lemahnya koordinasi pengawasan antar
instasi dalam pengelolaan persampahan, kebiasaan masyarakat yang membuang
dan membakar sampah sembarangan serta budaya masyarakat desa yang tidak
memiliki hukum adat tentang larangan membuang sampah. Upaya preventif
Pemerintah Kabupaten Tabanan yaitu melakukan sosialiasi mengenai pemilahan
sampah dengan penerapan 3R. Upaya represif dari adalah memberikan sanksi
administratif bagi para pelanggar peraturan daerah dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.
xv
Disarankan perlu adanya penerapan sanksi secara tegas bagi pihak-pihak yang
melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 serta menambah sarana dan prasarana pengelolaan
sampah.
Kata Kunci : Efektifitas, Sampah Rumah Tangga, Pengelolaan.
ABSTRACT
xvi
Tabanan District Regulation No. 6 of 2013 and increase waste management
infrastructure.
Keywords: Effectiveness, Household Waste, Management.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
tetapi ia nyaris lupa bahwa ia sendiri merupakan bagian dari alam dimana tempat
harus diterapkan untuk mengatur lingkungan hidup manusia secara tepat dan baik.
Indonesia.5
Di negara Indonesia, yang merupakan negara berkembang dimana letak
1
Koesnadi Hardjasoemantri, 1999, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, h. 4.
2
Ibid, h. 5.
3
Supriadi, 2005, Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 4.
4
Koesnadi Hardjasoemantri, op.cit, h. 39.
5
Mochtar Kusumaatmadja, 1972, Pengelolaan Lingkungan Hidup Manusia dan
Pembangunan Nasional, Makalah pada Seminar BPHN, Tanggal 15-18 Mei, h. 49.
1
2
umat manusia ini semakin tidak terkendali yang menyebabkan terjadinya dampak
negatif akibat dari kerusakan lingkungan seperti kebakaran hutan, banjir dan
sampah, yang jika tidak dikelola secara baik dan teratur bisa menimbulkan
berbagai masalah, bukan saja bagi pemerintah tetapi juga bagi seluruh
hukum lingkungan serta menuntut hak-hak mereka atas lingkungan yang bersih
dan sehat karena mereka sadar akan bahayanya kehancuran yang akan menimpa
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
6
Sukanda Husin, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h.
72.
7
Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, h. 39.
8
Aziz Syamsuddin, 2011, Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, h.43.
3
sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan.
fungsi lingkungan hidup. Pemerintah dalam hal ini yakni Pemerintah Daerah
dengan badan usaha. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) huruf c
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Selain itu
sampah. Pada hakekatnya pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
9
Marbun dan Mohammad Mahfud, 1987, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara,
Liberty, Yogyakarta, h.71.
4
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pasal 1 ayat (38) yang menentukan “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
peraturan tersebut. Begitu juga masyarakat yang menjadi subyek hukum juga
harus menaati peraturan pemerintah pusat yang dijalankan oleh tiap-tiap desa
sesuai Pasal 1 ayat (39) Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun
2013 yang menyebutkan “Masyarakat adalah semua orang yang secara alami dan
tersebut sesuai dengan Pasal 1 ayat (17) Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan
10
Andi Hamzah, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 9.
5
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 24
atau bangkai binatang di jalan, jalur hijau, taman, sungai, saluran air, fasilitas
umum dan tempat lainnya yang sejenis” dan Pasal 24 ayat (1) huruf d yang
melanggar Perda Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 Pasal 24 ayat (1)
huruf c dan huruf d tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
11
Sukanda Husin, op.cit, h. 44.
6
pelakunya yang konkret, pelaku yang melanggar aturan hukum. Norma hukum
agar tertib dan teratur. Oleh karena itu, norma hukum harus mempunyai sanksi
dari aparat yang terlibat dan kurangnya pengaturan substansi hukum lingkungan
adalah tugas aparat kepolisian, kejaksaan, hakim. Hal ini menyebabkan tidak
efektifnya suatu peraturan daerah dalam masyarakat desa dan apabila terus terjadi
seperti ini, peraturan daerah tidak akan berguna sama sekali karena tidak adanya
akan hukum perlu ditingkatkan melalui penelitian atau pendidikan sehingga aparat
12
Ishaq, 2005, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 36.
13
Chainur Arrasjid, 2000, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 12.
14
Aziz Syamsuddin, op.cit, h. 46.
15
Andi Hamzah, op.cit, h. 54.
16
Ibid.
7
tentang peran masyarakat pada Pasal 70 ayat (1) yaitu “Masyarakat memiliki hak
dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
melakukan penelitian atau kajian secara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul
TABANAN”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
masalah yang akan dibahas. Hal yang akan dibahas, yaitu mengenai pelaksanaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga serta upaya
Kabupaten Tabanan.
Namun berdasarkan salah satu sistematika penulisan harus menyertakan
penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang terkait
memiliki izin. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang
berikut :
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini untuk mengetahui pelaksanaan
Rumah Tangga di Kabupaten Tabanan. Selain itu, tujuan khusus lainnya yaitu
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
tunduk pada hukum, peraturan-peraturan hukum berlaku pula bagi segala badan
dan alat-alat perlengkapan negara. Negara hukum menjamin adanya tertib hukum
Penegakkan dan fungsi dari hukum tersebut dijalankan oleh pemerintahan yang
normal.17 Sistem hukum sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan ketertiban
17
Hendarmin Ranadireksa, 2007, Arsitektur Konstitusi Demokrasi, Fokus Media, Bandung,
h. 30.
13
berlaku secara yuridis apabila penentuannya berdasarkan pada kaidah yang lebih
tinggi tingkatnya.
Efektifitas suatu peraturan daerah merupakan suatu ketentuan-ketentuan dasar
yang menjadi pedoman bagi daerah dalam kebijakan yang diaturnya yang harus
bertingkah laku sesuai dengan kaidah hukum tersebut. Dengan demikian, maka
efektifitas merupakan kondisi dari sahnya suatu kaidah hukum, dalam arti bahwa
intern Pemerintah sesuai pasal 218 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
umum.” Selanjutnya Pasal 373 ayat (1) Paragraf 1 BAB XIX tentang Pembinaan
nasional dikoordinasikan dengan Menteri. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 373
ayat (2) dan ayat (3) Paragraf 1 BAB XIX tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 1 ayat (3) dan (4) menyatakan bahwa Pembinaan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar
Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana
Pasal 70 ayat (1) menentukan yaitu “Masyarakat memiliki hak dan kesempatan
yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan
memperhatikan asas “ultimum remedium” yang hanya berlaku bagi tindak pidana
formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah,
ayat (38) tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan kewajiban atau menjadi subyek hukum sesuai Pasal 39 Peraturan Daerah
1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah, maka perlu dibuktikan untuk
menegaskan apakah suatu hipotesis diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta
atau data empiris yang akan diuji dalam penelitian. 21 Dari landasan teoritis diatas,
Pengelolaan Sampah dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Hal ini
21
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali
Press, Jakarta, h. 58.
17
Peran Masyarakat pada Pasal 70 ayat (1) yaitu “Masyarakat memiliki hak
dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
penelitian ini adalah penelitian hukum empiris.22 Dalam konteks ini hukum
sebagai ius constituendum (law as what ought to be), tidak pula semata-mata
sebagai ius constitutum (law as what it is in the book), akan tetapi secara
pendekatan fakta (the fact approach),24 dimana pendekatan ini mengacu pada
pencarian data dari beberapa informan dalam penulisan skripsi ini. Selain itu,
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
Tabanan.
1.9.3 Sumber Data
Sumber data adalah sumber darimana data diperoleh yang pada
22
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 46.
23
Ade Saptomo, 2009, Pokok-pokok Metodologi Penelitian Hukum Empiris Sebuah
Alternatif, Universitas Trisakti, Jakarta, h. 39.
24
Ibid, h. 71.
19
(data primer) dan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka (data
sekunder).25
Data primer yakni data yang diperoleh langsung melalui penelitian
kepada pihak pejabat dari Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kabupaten Tabanan serta Klian Dinas dari beberapa banjar
25
Ibid.
20
hukum.26
3. Bahan hukum tersier, yaitu berupa bahan yang memberikan petunjuk
26
Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit, h. 32.
27
Ibid.
28
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, op.cit, h. 52.
21
teknik analisis data kualitatif. 30 Maka keseluruhan data yang terkumpul baik
dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan
cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema,
interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
29
Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit, h. 82.
30
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, op.cit, h. 53.
31
Ibid.
32
Ibid.
22
sasaran dari pencemaran yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan isi
alam semesta. Hal ini diakibatkan oleh tindakan manusia yang disengaja atau
yang berasal dari suatu kawasan industri maupun kegiatan sehari-hari. 34 Sudah
sejak lama sampah menjadi persoalan dalam lingkungan hidup karena sampah
merupakan salah satu faktor utama dalam pencemaran lingkungan hidup terutama
di kota-kota besar.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga pada Pasal 1 ayat (1) menyebutkan definisi sampah rumah tangga yakni
“Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik”. Sampah
oleh pajak setempat.35 Sementara sampah sejenis sampah rumah tangga adalah
sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
33
Daud Silalahi, 2001, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia, Alumni, Bandung, h. 9.
34
Soedjono, 1979, Pengamanan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan Akibat Industri,
Alumni, Bandung, h. 21.
35
Koesnadi Hardjasoemantri, 1994, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, h. 194.
23
Waste)
c Limbah atau sampah kimia (Toxic Chemical)
d Sampah Berbahaya (Hazardous Waste)
e Sampah Radioaktif (Radioactif Waste).36
Sampah atau limbah padat adalah benda-benda yang berbentuk plastik,
alumunium, besi, kaleng, botol, beling, kaca, dan sebagainya. Sampah organik
adalah sisa-sisa benda hidup seperti sisa-sisa makanan dan sisa-sisa minuman
yang selalu ada dimana-mana dan dapat didaur ulang menjadi olahan pupuk atau
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga pada Pasal 1 ayat (7) menyebutkan “Sampah organik adalah sampah yang
mengalami pelapukan karena proses alam dan dapat diolah secara spesifik
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga yaitu “Sampah yang tidak mengalami pelapukan karena
proses alam tetapi dapat didaur ulang menjadi bahan lain”. Sementara sampah
kimia yaitu sampah yang berbahaya dan beracun yang banyak diperdagangkan
36
M.Taufik Makaro, 2008, Aspek-aspek Hukum Lingkungan, PT.Indeks, Jakarta, h. 155.
37
Subagyo dan Joko, 1996, Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya, Rajawali
Pers, Jakarta, h. 74.
24
dalam industri petrokimia sehingga berdampak negatif pada air tanah, air, pantai
dan udara karena terkontaminasi dari efek sampah kimia tersebut. Sampah
berbahaya dan beracun biasanya diproduksi oleh industri berupa logam berat,
sianida, pestisida, cat, bahan pewarna, kemasan obat serangga, kemasan oli,
elektronik rumah tangga. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 17 ayat (2) huruf a
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
2.2 Asas dan Tujuan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
sumber sampah dari pengelolaan khusus tersebut diperoleh dari asal timbunan
sampah yang kemudian diolah oleh penghasil sampah. Penghasil sampah adalah
setiap orang yang menghasilkan timbunan sampah akibat proses alam. Hal
tersebut sesuai dengan Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Sampah. Semua kotoran yang berasal dari kertas, daun-daun, kepingan
kayu maupun barang-barang bekas lainnya merupakan sampah yang berasal dari
2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
terdiri dari :
a Pembatasan timbulan sampah (reduce)
b Pemanfaatan kembali sampah (reuse)
c Pendauran ulang sampah (recycle).”
huruf b meliputi:
a Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
c Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;”
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga,
terdiri dari :
a Pemilahan;
b Pengumpulan;
c Pengangkutan;
d Pengolahan; dan
e Pemrosesan akhir sampah
Pengembangan seperti ini terus dilakukan dengan penetapan besarnya pajak
didasarkan atas jumlah sampah yang dibuang oleh pihak yang bersangkutan.
dapat diberikan pungutan khusus dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai
merupakan beban keuangan yang perlu ditanggung oleh semua pihak. 39 Dengan
yaitu :
38
Koesnadi Hardjasoemantri, loc.cit.
39
Ibid, h. 195.
27
tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
berbunyi “Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
sampah sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan”.
dijelaskan “Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
40
Harun Husein, 1992, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
Bumi Aksara, Jakarta, h. 51.
28
manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas
hidup yang baik dan sehat. Asas berkelanjutan yaitu asas yang pengelolaan
sampahnya dilakukan dengan cara menggunakan metode dan teknik yang ramah
masyarakat dan lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi
yang akan datang. Yang dimaksud dengan asas manfaat adalah pengelolaan
aktif dalam pengelolaan sampah. Definisi mengenai asas kesadaran adalah asas
setiap orang agar memenuhi sikap kepedulian dan kesadaran untuk mengurangi
asas yang menjamin dan melindungi masyarakat dari berbagai dampak negatif.
Asas nilai ekonomi yaitu bahwa sampah merupakan sumber daya yang
29
tambah.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Hal
Sampah. Selain itu, kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga yang tersebut bermakna agar pada saatnya nanti
seluruh lapisan masyarakat dapat terlayani dan seluruh sampah yang timbul dapat
BAB III
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN
6 Tahun 2013
Efektifitas merupakan suatu fakta bahwa kaidah hukum secara aktual
41
Ibid.
30
kondisi dari sahnya suatu kaidah hukum, dalam arti bahwa efektifitas harus
menyertai suatu kaidah agar sahnya tidak hilang.42 Namun, suatu kaidah tidak
identik dengan kenyataan yang berwujud suatu prilaku dan hal tersebut sama
Efektifitas suatu tertib hukum dan efektifitas suatu kaidah hukum tertentu,
merupakan suatu kondisi bagi sahnya kaidah tersebut. Efektifitas merupakan suatu
kondisi dalam arti bahwa tertib hukum tertentu tidak dapat dianggap sah lagi
apabila efektifitasnya hilang atau pudar. Kaidah dasar adalah dasar sahnya suatu
secara umum efektif dengan cara diterapkan dan dipatuhi, maka suatu tertib
hukum tersebut dapat dikatakan sah. Suatu kaidah juga tidak kehilangan
Namun, suatu kaidah tidak dapat dianggap sah jika kaidah tersebut tidak pernah
terjabarkan dalam didalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai
42
Soerjono Soekanto I, op.cit, h. 20.
43
Ibid, h. 26.
44
Soerjono Soekanto, 2004, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali
Pers, Jakarta, (selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto II), h. 5.
31
baik dalam arti formal maupun material atau ideologis mendapat pengakuan.
yudikatif
c Kaidah-kaidah hukum harus selaras dengan hak-hak asasi manusia
d Negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan kondisi-kondisi sosial
penyerasian antara nilai dengan kaidah serta dengan prilaku manusia yang nyata.46
Mengenai pengertian penegakan hukum, Andi Hamzah mengemukakan, 47
bahwa penegakan hukum disebut dalam bahasa Inggris law enforcement, bahasa
membawa kita kepada pemikiran bahwa penegakan hukum selalu dengan force
dengan hukum pidana saja. Pikiran seperti ini diperkuat dengan kebiasaan kita
45
Soerjono Soekanto, 1983, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, (selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto III), h. 149.
46
Soerjono Soekanto I, op.cit, h. 13.
47
Andi Hamzah, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 48.
32
penerapan diskresi yang menyangkut dan membuat keputusan yang tidak secara
tidak ketat diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaia
mungkin terjadi, apabila ada ketidakserasian antara “tritunggal” nilai, kaidah dan
dan pola prilaku tidak terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup.
Selain itu, ada kecendrungan yang kuat untuk mengartikan penegakan hukum
faktor, yaitu :
a Kaidah hukum atau peraturan itu sendiri
b Petugas yang menegakkan atau yang menerapkan kaidah hukum tersebut
c Fasilitas yang diharapkan akan dapat mendukung pelaksanaan kaidah
hukum
d Warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan tersebut.50
Keempat faktor tersebut merupakan esensi dari penegakan hukum dan tolak
sangat tergantung pada usaha menanamkan ketentuan hukum itu sendiri. 51 Hukum
menentukan peranan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para subyek hukum
48
Soerjono Soekanto II, op.cit, h. 7.
49
Ibid.
50
Soerjono Soekanto I, op.cit, h. 30.
51
Ibid, h. 77.
33
maka, hukum yang berlaku tersebut berjalan secara efektif dan semakin mendekati
lingkungan hidup dan kesehatan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali
rute pelayanan sampah yang telah terdaftar dalam rute Dinas Kebersihan dan
pengelompokkan sampah menjadi 5 (lima) jenis sampah yang terdiri dari sampah
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya,
sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah yang
52
Ibid, h. 79.
34
Hal mengenai pemilahan sampah juga ditegaskan dalam Pasal 22 ayat (1)
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
19 huruf b meliputi :
a Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
b Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan
sampah terpadu
c Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
d Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah
sampah.”
Februari 2015), terdapat dua kecamatan yang dilayani oleh Dinas Kebersihan dan
Kediri. Dari dua kecamatan tersebut, terdapat delapan desa yaitu desa Dajan
Peken, Dauh Peken, Delod Peken, Bongan, Denbatas dari Kecamatan Tabanan.
Khusus untuk daerah yang dilayani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
tersebut berupa truk container, bin-container, bak yang dari beton atau batako dan
35
pemerintahan.
Melalui TPS (Tempat Pembuangan Sementara), sistem pembuangan akan
dilanjutkan pengangkutan sampah dari TPS menuju Depo oleh truk pengangkut.
untuk kelancaran proses pemilahan sampah. Jika sampah rumah tangga maupun
Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Sampah Rumah Tangga dan
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan pelaku usaha wajib menyediakan sarana dan
pengelompokkan sampah serta bentuk, bahan dan wadah yang diberi simbol
masyarakat.
Sebelum melakukan proses pengangkutan sampah, pemerintah wajib
Sampah 3R (TPS 3R) pada wilayah pemukiman masyarakat sesuai Pasal 9 ayat
Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah
pada tempat pembuangan sementara (TPS) atau tempat pembuangan akhir (TPA)
yang meliputi :
a pemadatan;
b pengomposan;
c daur ulang;dan
d pengolahan sampah lainnya.
Kegiatan pengolahan sampah tersebut tercantum dalam Pasal 11 ayat (2) dan
Pasal 12 ayat (1) pada Paragraf 6 tentang Pengolahan Sampah Peraturan Daerah
Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Sampah Rumah Tangga dan
Tahun 2013 tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
dibiayai oleh pajak setempat karena semakin pesatnya jumlah penduduk serta
bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga, masyarakat Kabuapten Tabanan khususnya dari desa Dauh
Peken, Delod Peken, Dangin Peken serta kecamatan yang sudah terdaftar dalam
pengelolaan sampah rumah tangga karena hal tersebut sudah menjadi tanggung
jawab masyarakat untuk menciptakan Tabanan yang bersih. Beliau juga berharap
agar masyarakat seluruh Kabupaten Tabanan untuk ikut aktif dalam mengelola
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga demi terciptanya Tabanan yang
Serasi.
Jadi, pengelolaan sampah dan sampah rumah tangga diolah melalui Depo
ruang lingkup dua kecamatan yakni Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri
38
sampah menjadi 5 (lima) jenis sampah yang terdiri dari sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya, sampah yang mudah
terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah yang dapat didaur ulang
faktor, yaitu :
a Kaidah hukum atau peraturan itu sendiri
b Petugas yang menegakkan atau yang menerapkan kaidah hukum tersebut
c Fasilitas yang diharapkan akan dapat mendukung pelaksanaan kaidah
hukum
d Warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan tersebut.53
Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi berfungsinya hukum tersebut
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
tersebut.
Perda Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga memiliki
sanksi yang tegas jika ada masyarakat yang terbukti melanggar ketentuan tersebut.
ijin kegiatan atau usaha pelayanan pengelolaan sampah dan pelanggaran pidana
yang dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) yaitu pelanggaran yang dilakukan oleh
tidak tepat pada waktunya di Kabupaten Tabanan. Selain itu, terdapat juga sanksi
biaya denda serta ganti kerugian yang harus dibayarkan dalam jumlah tertentu
sesuai Pasal 103 ayat (1) huruf d Peraturan Bupati Kabupaten Tabanan
oleh Institusi yang berdiri sendiri. Hal ini mengingat luasnya ruang
sebagai berikut :
Kendaraan Truk sebanyak 13 buah
Kendaraan Truk Tangki sebanyak 4 buah
Kendaraan Pick Up sebanyak 4 buah
Kendaraan Truk Arm Roll sebanyak 7 buah
Kendaraan Kijang sebanyak 2 buah
Kendaraan roda dua sebanyak 10 buah
Truk lif sebanyak 1 buah
Louder sebanyak 1 unit
Gerobak sampah sebanyak 34 buah
Mesin potong rumput sebanyak 14 buah
Mesin chain saw sebanyak 2 buah
Bapak Ramli, selaku Kepala Seksi Angkutan Dinas Kebersihan dan
container) yang tersebar di berbagai lokasi. Untuk data lokasi dan jumah
Candi Kuning
Pasar Marga - 1 -
Pasar Kerambitan - 1 -
1 -
Pasar Bajera - - -
Pasar Pupuan - - -
Jumlah 155 30 8
Sumber Data: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan
Selain alat pengangkut, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
kemampuan terbatas baik dari segi personil, sarana dan prasarana yang
Sementara (TPS) terdekat dari pukul 05.00 s/d 08.00 Wita dan bila
masih ada sisa sampah di rumah tangga agar dibuang esok hari untuk
umum maupun jalur hijau, kecuali pada tempat dan waktu yang telah
mengatakan bahwa sampai saat ini sudah ada gerakan masyarakat mandiri
Persampahan/Kebersihan.
Dengan adanya faktor pendukung, tentu ada faktor penghambat yang
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
sudah tidak dapat dioperasionalkan lagi dan louder juga rusak namun
daerah sampai saat ini, rata-rata per-harinya baru sebanyak 382 m 3 dari
pasar.
Selain itu, kendaraan pengangkut dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan
gelonggongan atau dalam skala besar saja. Hal tersebut disampaikan oleh
46
sampah tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Peraturan Daerah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pada BAB
VII tentang Larangan dan Peran Serta Pasal 24 ayat (1) huruf a dan e.
Masyarakat masih belum mematuhi jadwal pembuangan sampah yakni
sampah dibuang di bak sampah dari pukul 05.00 s/d 08.00 WITA. Bapak
Pembuangan Akhir).
Dengan adanya pemahaman tersebut menyebabkan masyarakat membuang
begitu saja limbah padat yang dihasilkan akibat dari kegiatan yang
BAB IV
UPAYA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABANAN DALAM
rumah tangga. Maka dari itu, pemerintah harus memberikan paradigma baru
pendidikan formal dan non formal bekerjasama dengan dinas pendidikan dan
instansi terkait. Upaya tersebut disampaikan oleh bapak I Wayan Sugatra, selaku
sampah; dan
c Pembangunan proyek percontohan program pengelolaan sampah yang
ramah lingkungan.”
Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan memiliki upaya preventif
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga, diantaranya :
1 Membentuk Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi sesuai Keputusan Bupati
sampah non-organik.
Daur Ulang (Recycle)
Daur Ulang adalah upaya pemanfaatan limbah melalui pengolahan
fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atau produk
skala rumah tangga dan besi bekas diolah kembali menjadi barang-
barang dari besi, dapat untuk barang sama maupun barang yang lain.
Pengunaan Kembali (Reuse)
Penggunaan kembali adalah pemanfaatan limbah dengan jalan
minyak lagi.
Dalam pelaksanaan tugas khusus mengenai persampahan, Tim POKJA
Tabanan
- Revitalisasi TPA
Mandung
- Supervisi Pembangunan
TPA
- Pengadaan 5 truk
sampah, 2 truk tangki air
dan 5 armrool
- Pengadaan alat pencacah
sampah
Program Peningkatan - Penyiapan lahan TPA
3 sarana dan prasarana Kecamatan
persampahan - Pengadaan TPA skala
kecamatan di 2 lokasi
(Baturiti dan
Selemadeg)
- Pembangunan 20 TPST
Baru
Program pengembangan - Pengembangan tempat
4 sarana dan prasarana pengolahan sampah
pengolahan sampah medis medis di tiap puskesmas
- Pelatihan tenaga teknis
Program penguatan pengelola sampah di
5 kelembagaan pengelola TPA
persampahan - Pembentukan UPTD
TPA Mandung
- Pembentukan 6
kelompok swadaya
Program pengelolaan masyarakat pengelola
6 sampah berbasis persampahan
masyarakat - Bantuan teknis
pengolahan sampah di
tingkat desa
Program pelaksanaan
kerjasama regional - Operasional pengiriman
7
persampahan sampah ke TPA Suwung
SARBAGITA
Program penyusunan - Review Masterplan
8 dokumen perencanaan Persampahan Kabupaten
persampahan Tabanan
- Penyusunan perda
9
pengelolaan sampah
53
Kabupaten Tabanan.
Berdasarkan peraturan daerah tersebut, dibentuk dinas daerah di
Kabupaten Tabanan.
54
Banjar Dinas dan sekolah-sekolah sebanyak 200 (dua ratus) orang terdiri
dari :
a Kecamatan Baturiti (65 orang)
b Kecamatan Marga (70 orang)
c Kecamatan Penebel (65 orang)
Inti dari sosialisasi Gemah Ripah Bank Sampah adalah mengajak
Dengan tercapainya lahan TPA seluas 5 Ha, maka anggaran APBD dari
kegiatan pengelolaan sampah. Sampai saat ini, luas lahan TPA di Kabupaten
Kabupaten Tabanan.
Pemerintah Kabupaten Tabanan khususnya yang terkait adalah Satuan Polisi
upaya represif lainnya dengan cara memberikan sanksi administratif kepada para
Kebersihan dan Pertamanan serta Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan
sudah menindak tegas para pengelola usaha persampahan pelanggar perda melalui
57
melanggar ketentuan Pasal 24 ayat (1) Perda Kabupaten Tabanan Nomor 6 Tahun
2013. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak I Gusti Putu Oka Paryadnya
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Tabanan dapat
punish dan reward terhadap masyarakat yang mau peduli terhadap limbah ataupun
tanggal 14 Februari 2015), melalui upaya represif seperti ini diharapkan dapat
memberikan efek jera kepada masyarakat. Target yang ingin dicapai adalah
Tabanan untuk membuat awig-awig atau hukum adat setempat untuk mengurangi
tindakan pelanggaran pengelolaan sampah karena Bali sebagai daerah yang masih
sangat kental dengan adat istiadat serta awig (aturan yang ada) maka dengan
adanya keterlibatan desa pekraman pengelolaa sampah akan lebih efektif dan
efisien. Hal ini disampaikan oleh bapak I Wayan Sukanrayasa selaku Sekretaris
14 Februari 2015).
Untuk meminimalkan volume sampah di TPA Mandung, Pemerintah
memanfaatkan sampah baru dan sampah lama menjadi produk yang bernilai
ekonomis. Sampah yang dapat didaur ulang sebelumnya diolah menjadi kertas
pembuatan kertas dan bahan organik residu yang tidak dapat diolah. Pemanfaatan
60
sampah menjadi kertas ini dilakukan dalam skala besar karena sudah tersedianya
pabrik yang mengelola sampah rumah tangga tersebut dengan peralatan yang
lengkap. Hal ini disampaikan oleh Ibu Ni Made Ayu Wikarmini selaku Kepala
regional persampahan dengan PT. Navigat Organic Energi Indonesia (PT. NOEI)
IPST yang lokasinya ditetapkan berada di areal TPA Suwung, Kota Denpasar.
untuk kabupaten Tabanan rata-rata 60 truk setiap minggu. Hal ini disampaikan
oleh Bapak I Wayan Sugatra selaku Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
5.2 Saran
1. Pemerintah Kabupaten Tabanan perlu meningkatkan partisipasi
Kabupaten Tabanan.
2. Perlu adanya penerapan sanksi secara tegas bagi pihak-pihak yang