Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SERVICITIS

SERVICITIS
Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia
interna, dalam hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas
kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari
daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum. Radang pada serviks uteri bisa terdapt pada
portio uteri diluar ostium uteri eksternum dan atau pada endoserviks uteri. Pada beberapa
penyakit kelamin, seperti gonoroe, sifilis, ulkus mole, dan granuloma inguinale serta pada
tuberculosis dapat ditemukan radang pada serviks.
1. DEFENISI
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput
lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih mudah
terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. Juga merupakan :
 Infeksi non spesifik dari serviks
 Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik )
 Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
2. ETIOLOGI
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan
mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus,
enterococus, e.coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel
gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat
atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain.
3. GEJALA KLINIS
 Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau
 Sering menimbulkan erusio ( erythroplaki ) pada portio yang tampak seperti daerah merah
menyala.
 Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari
kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat
kemungkinan gonorroe
 Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis
 Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang
merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat retensi
kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka
serviks atau karena peradangan.
 Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih
 Perdarahan saat melakukan hubungan seks
4. KLASIFIKASI
a) Servisitis Akuta
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe, infeksi postabortum,
postpartum, yang disebakan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini
streptococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi
gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengah-tengah gejala lain dari
infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh
tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
b) Servisitis Kronika
Penyakit ini dijumpai pada sebagisn wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau
besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam
endoserviks serta keleenjer-kelenjernya sehingga menyebabkan infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
1) Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan infiltrasi
leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala, kecuali
pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
2) Di sini ada portio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-
merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret yang
dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3) Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan
dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari
vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, secret
mukopurulent bertambah banyak.
5. DIAGNOSA BANDING
 Karsinoma
 Lesi tuberculosis
 Herpes progenitalis
6. PEMERIKSAAN KHUSUS:
1) Pemeriksaan dengan speculum
2) Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan
3) Pap smear
4) Biakan damedia
5) Biopsy
7. PENATALAKSANAAN
1. Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret
2. Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 %
dan irigasi.
3. Cervicis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau
sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 % atau Albothyl
yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti
dengan epitel gepeng berlapis banyak
5. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-radial
dengan termokauter atau dengan krioterapi.
8. PROGNOSIS:
 Biasanya baik
 Dapat kambuh
LANDASAN ASUHAN KEBIDANAN

Proses menejemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus di
laksanakan secara berurutan dan secara periodik perlu berulang-ulang sesuai dengan
permasalahan pada mioma uteri. Penerapan 7 langkah varney yang memberikan asuhan
kebidanan pada wanita penderita servisitis.

1. Pengumpulan data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk
menilai keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium.

Jenis data yang dikumpulkan :

a. Data subyektif
1) Biodata ibu dan suami
a) Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk
berkomunikasi.

b) Nama suami
Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan

c) Umur ibu
Untuk menunjang diagnose ibu mengalami menopause atau belum. Wanita
biasanya mengalami servisitis pada usia 20-35 tahun.
d) Agama ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya, adakah
kepercayaan terkait keluhan yang dialami.

e) Suku bangsa ibu


Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.
f) Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan
dalam pemberiaan informasi dan konseling.

g) Pekerjaan ibu dan suami


Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami yang akan
berpengaruh terhadap kesehatan keluarga sehingga memudahkan dalam
penanganan gangguan pada alat kelamin yang dialami.

h) Alamat ibu dan suami


Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar
tempat tinggal ibu.

i) No tlp/hp ibu dan suami


Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.

2) Alasan datang
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diangnosa
gangguan pada alat kelaminnya. Ibu yang mengalami gangguan pada alat kelaminnya
biasanya akan mengeluh nyeri punggung, dan gangguan kemih, dan akan ada
perdarahan saat melakukan hubungan seksual.

3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, siklus, lama haid. Hal ini penting untuk
diagnosis, apakah ada gangguan pada saat menstruasinya.

4) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama perkawinan, umur ibu saat menikah
serta apakah ibu sudah mempunyai anak atau belum.
5) Riwayat obstetri terdahulu
Untuk mengetahui jumlah anak yang dimiliki, umur kahamilan saat lahir, apakah ada
penyulit saat hamil, tempat bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir
jenis kelamin anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak
sekarang serta umur anak sekarang.

6) Riwayat ginekology
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami masalah dengan organ
reproduksinya serta sejak kapan masalah dirasakan.

7) Riwayat penyakit ibu


Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, apakah ibu
mempunyai riwayat penyakit tertentu terutama yang berhubungan dengan alat
reproduksi.

8) Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui apakah pernah menderita tumor alat
kandungan/tidak ataupun tumor di luar alat kandungan.

9) Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
a) Biologis
(1) Bernafas
Untuk mengetahui apakah ibu ada keluhan saat bernafas atau tidak.

(2) Pola nutrisi

Untuk mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi, jenis
dan porsi makan ibu serta adakah keluhan dalam pola makan akibat gangguan
psikis yang dialami.
(3) Eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola BAK ibu,
karena salah satu keluhan yang di rasakan ibu, jika mengalami gangguan pada
organ reproduksi ibu yaitu merasa nyeri saat berkemih.

(4) Istirahat dan tidur


Untuk mengetahui adakah gangguan pada pola tidur dan istirahat akibat
keluhan yang di rasakan ibu.

(5) Aktifitas sehari-hari


Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, apakah ada keluhan saat
beraktivitas akibat keluhan dialami.

(6) Personal hygiene


Untuk mengetahui bagaimana personal hygiene ibu apakah sudah menerapkan
hygiene yang benar atau belum.

c. Sosial

Untuk mengetahui interaksi ibu dengan masyarakat dilingkungan yang dirasakan


pandangan masyarakat terhadap kondisi ibu dan ada tidaknya kebiasaan yang
merugikan kesehatan, serta mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam
keluarga.

d. Spiritual

Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu dalam mendekatkan diri kepada


tuhan serta kepercayaan yang dianut yang berkaitan dengan kesehatan.

10) Pengetahuan
Untuk mengkaji pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berkaitan dengan keluhan
yang dirasakan, penyebab ibu mengalami keluhan yang dirasakan, serta pengetahuan
ibu tentang cara mengatasi keluhanya.
b. Data obyektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya ibu akan tampak
cemas dan gelisah.

b) TTV
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan
keluhan yang dirasakan ibu

2) Pemeriksaan sistematis dan ginekologi

a) Kepala dan leher

Kepala : Untuk mengetahui bagaimana kebersihan dan struktur rambut

Muka : Untuk mengamati pada muka apakah ada oedema / pucat

Mata : Untuk mengetahui bagaimana warna konjungtiva

Mulut :Untuk mrngetahui bagaimana keadaan mulut apakah lembab/kering,


kemerahan/pucat

Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran


kelenjar tiroid maupun pembesaran vena jugularis

b) Payudara

Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita wanita terutama


dalam hubungan dengan diagnostik kelainan endokrin
c) Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, apakah ada kelainan berupa massa
abnormal maupun nyeri tekan.

c) Anogenital
Pada penderita yang mengeluh pada organ reproduksinya akan di lakukan
pemeriksaan dengan menggunakan inspikulo, untuk mengetahui masalah apa yang
sebenarnya terjadi pada alat reproduksinya, penanganan yang sesuai dan tindakan
yang akan di berikan.

e) Ekstermitas atas bawah

Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki dan tangan, serta keadaan
kuku apakah kemerahan ataukah pucat.

3) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang perlu di lakukan untuk mengetahuitindakan yang akan di


lakukan selanjutnya. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan misalnya, pemeriksaan
dengan speculum, sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan. Perlu juga dilakukan
pemeriksaan pap smear.

2. Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan


Untuk merumuskan diagnosa berdasarkan dari pengumpulan data yang diperoleh dari klien
langsung atau dari keluarga, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Selain itu
bertujuan untuk menentukan masalah yang dihadapi klien serta segala sesuatu yang
dibutuhkan klien tanpa klien sadari atau klien butuhkan.

Di sini kita menentukan diagnosa aktual, masalah, dan kebutuhan.

Diagnosa : Wanita umur……dengan gejala servisitis

Masalah : nyeri punggung, gangguan saat berkemih, gangguan saat berhubungan seksual
Kebutuhan : KIE tentang keluhan yang dialami dan beri support mental.

3. Antisipasi masalah potensial

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kondisi yang lebih parah dari perumusan diagnosa
actual apabila tidak dilakukan intervensi yang jelas.

Diagnosa potensial : Servisitis kronis

Tindakan antisipasi : konseling

4. Identifikasi akan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dan rujukan


Mengidentifikasi berdasarkan diagnosa apakah kondisi klien memerlukan tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi maupun rujukan. Wanita dengan gangguan pada serviks memerlukan
terapi khusus oleh tenaga ahli seperti SpOg.

5. Perencanaan

Untuk mengetahui apa saja yang harus direncanakan berdasarkan diagnosa masalah dan
kebutuhan klien.

a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga


b. Berikan dukungan kepada ibu dan libatkan pendamping.
c. Anjurkan ibu untuk melakukan vulva hygiene yang benar dan rutin.
d. Anjurkan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual dulu.
e. Berikan ibu antibiotic.
f. Lakukan kolaborasi dengan SpOg bila setelah dilakukan tindakan tidak
membuahkan hasil.

6. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan perumusan perencanaan yang telah dibuat magacu pada diagnosa,
masalah dan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi klien saat diberikan asuhan.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui hasil dari asuhan yang telah diberikan kepada klien yang mengacu pada
pemecahan masalah dan perbaiki kondisi ibu evaluasi disesuaikan dengan pelaksanaan yang
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai