Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KAJIAN OBSERVASI

DI
KOTA CIREBON

PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


BERDASARKAN HIERARKI K3

Disusun Oleh:

1. Mohamad Jihad Faturrahman (160711002)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2018
VISI, MISI DAN TUJUAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDAIYAH CIREBON

Visi
1. Unggul : Sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian serta
menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang Kesehatan.
2. Islami : Fakultas menyelenggarakan manejemen danTri Dharma Perguruan Tinggi
berdasarkan prinsip dan nilai-nilai Islami.
3. Profesional : Fakultas menyelenggarakan manejemen pendidikan kesehatan sesuai
tuntutan kebutuhan pengguna dibidang pelayanan kesehatan, dan menggunakan ilmu
dan teknologi sesuai perkembangan jaman.
4. Mandiri : Alumni Fakultas Ilmu Kesehatan memiliki jiwa kemandirian.

Misi
1. Menyelenggarakan proses pendidikan dibidang kesehatan untuk menghasilkan
lulusan yang profesional dan mandiri.
2. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pelayanan dan pendidikan
kesehatan untuk mendukung masyarakat indonesia yang sehat dan berkualitas.
3. Melaksanakan aktifitas peneltian dibidang kesehatan yang memiliki daya ungkit bagi
pengembangan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Menanamkan nilai-nilai Islam kepada seluruh civitas akademik secara komprehensif.

Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
memanfaatkannya bagi kemajuan Islam dalam peningkatan status kesehatan
Masyarakat.
2. Menghasilkan lulusan yang professional, siap kerja dan berjiwa interpreneurship
berdasarkan nilai Islami.
3. Menghasilkan penelitian dan pengabdian yang inovatif dibidang kesehatan dan sesuai
dengan masalah kesehatan yang sedang dihadapi Masyarakat.
4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak dan pemerintah untuk
menciptakan profesionalitas mahasiswa dan lulusan.
5. Mengembangkan sistem organisasi dan manajemen yang rapi, efektif dan efisien
sehingga mampu memberikan pelayanan administrasi yang memuaskan pengguna.
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDAIYAH CIREBON

VISI
Visi Program Studi Ilmu Keperawatan dan Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Cirebon adalah :
“Menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ners yang Islami, professional dan
mandiri di bidang keperawatan komunitas tingkat nasional pada tahun 2022”.
MISI
Misi Program Studi Ilmu Keperawatan dan Program Profesi Ners :
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana dan profesi keperawatanyang Islami sesuai
catur darma pendidikan tinggi Muhammadiyah.
2. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah keperawatan tingkat nasional.
3. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kompetensi
keperawatan.

Tujuan

Tujuan Program Studi Ilmu Keperawatan


1. Menghasilkan lulusan yang berkompeten dan islami di bidang keperawatan
2. Menghasilkan penelitian berkualitas dalam bidang keperawatan
3. Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat secara berkesinambungan dalam
bidang keperawatan
4. Terselenggaranya kegiatan ilmiah yang mendorong peningkatan kompetensi
keperawatan tingkat nasional berupa seminar, workshop, maupun symposium
5. Terbinanya kerjasama nasional maupun internasional guna meningkatkan kompetensi
lulusan di bidang keperawatan.
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN KAJIAN OBSERVASI K3 2018

Judul : Penerapan Manajemen K3 Berdasarkan Hierarki K3


Oberver
Nama Lengkap : Mohamad Jihad Faturrahman
NIDN : 160711002
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan

Penanggung jawab :
Nama Lengkap : Liliek Pratiwi., M.KM
NIDN : 0430038901
Jabatan : Perseptor Klinik
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Mata Kuliah : Kesehatan Keselamatan Kerja

Cirebon, Juli 2018


Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Kaprodi Fakultas Ilmu Kesehtaan,

dr. Dadan Hadiwardhana., Sp.An Erida Fadila., M.Kep., Ners

Menyetujui,
Perseptor Klinik

Liliek Pratiwi., M.KM


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesempatan kepada Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammdiyah Cirebon untuk melaksanakan kajian observasi ilmiah sebagai salah satu
pengejawantahan dari tridharma bakti perguruan tinggi. Kegiatan observasi ilmiah yang
dilaksanakan berjudul “Penerapan Manajemen K3 Berdasarkan Hierarki K3”. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah kami untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu :
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Cirebon
2. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
3. Perseptor Klinik dan Penanggung jawab Mata Kuliah Kesehatan Keselamatan
Kerja
4. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
terlaksananya kegiatan ini.
Kegiatan kajian observasi ilmiah ini masih belum mencapai target ideal karena
keterbatasan waktu yang tersedia. Untuk pencapaian tujuan yang diinginkan, menurut
kami perlu kiranya dilakukan kegiatan obsevasi ilmiah dilain waktu sebagai kelanjutan
kegiatan tersebut.
Namun demikian, besar harapan kami semoga obsevasi ilmiah ini dapat
memberikan manfaat, Amin.
Cirebon, Juli 2018

Observer
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Perkembangan dunia di era globalisasi dewasa ini, pertumbuhan industrialisasi
semakin pesat dan terus menerus berkembang setiap tahunnya karena persaingan industri
yang semakin ketat. Sehingga pemakaian bermacam-macam peralatan kerja dan
penggunaan mesin-mesin dengan teknologi tinggi dilakukan pada proses produksi untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi hasil produksi. Hal tersebut disamping memberikan
kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya memiliki efek samping yang tidak dapat
dielakkan yaitu bertambahnya 418 jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna
teknologi itu sendiri.
Di samping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat keselamatan
dan kesehatan kerja, proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek
dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan kerja.
Mesin memang menguntungkan akan tetapi, perusahan terkadang lupa jika mesin juga
dapat membuat kerugian. Hal ini dikarenakan mesin dapat sewaktu-waktu rusak, meledak
ataupun terbakar. Oleh sebab itu perusahaan perlu memelihara keselamatan dan
kesehatan kerja para karyawanya, baik kesehatan secara fisik maupun mental. Program
kesehatan kerja ini dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat yang
menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental ataupun emosi atau
rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Angka kecelakaan kerja di dunia tergolong tinggi, hal tersebut dilansir oleh ILO
(International Labour Organitation) yang menyatakan bahwa sebanyak 337 juta
kecelakaan kerja terjadi setiap tahunnya di berbagai negara yang mengakibatkan sekitar
2,3 juta orang pekerja kehilangan nyawa. Alat Pelindung Diri didefinisikan sebagai alat
yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh
adanya kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis,
radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. APD merupakan salah satu bentuk upaya
dalam menanggulangi resiko akibat kerja. Dalam dunia kerja, penggunaan Alat Pelindung
diri (APD) sangat dibutuhkan terutama pada lingkungan kerja yang memiliki potensi
bahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja seperti pada industri pengecoran logam,
atau industri-industri lainnya.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur penggunaan APD salah satunya
adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1981,
disebutkan dalam pasal 4 ayat 3, bahwa “pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma
semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya untuk mencegah penyakit akibat kerja”. Namun, pada
kenyataannya APD tidak selalu dikenakan pekerja pada saat bekerja, dan dilapangan
banyak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD. Hal tersebut bisa dikarenakan
oleh perusahaan yang tidak menyediakan APD, walaupun pada umumnya banyak juga
perusahaan yang telah menerapakan sistem manajemen K3, yang didalamnya juga
terdapat ketentuan-ketentuan dalam penggunaan APD.

1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan observasi, mahasiswa mampu menerapkan
pengetahuan yang telah di dapat untuk menerapkan sistem manajemen K3
di Instansi Medis maupun Perusahaaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas nilai akhir mata kuliah Kesehatan Keselamatan
Kerja.
2. Untuk menggali konsep hieraraki K3.
3. Untuk mengobservasi penerapan sistem manajemen K3 di Ruang
Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon.
4. Untuk mengobservasi persiapan perawat ruangan dalam menerapkan
sistem manajemen K3 di Ruang Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit
Sumber Kasih Cirebon.
5. Untuk mengobservasi langkah-langkah dalam menerapkan sistem
manajemen K3 di Ruang Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Sumber
Kasih Cirebon.

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan obervasi dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 11 Juli 2018
Pukul : 12.30 s.d 15.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon

1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan observasi dalam pembahasan ini dapat dikemukakan menjadi dua
sisi diantaranya adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan mahasiswa mengenai tindakan keperawatan secara
langsung di lapangan khususnya dalam kegiatan pelaksanaan sistem manajemen
K3 di Rumah Sakit, untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam
meningkatkan keselamtan kerja pada tenaga perawat dan pasien sebagai
manusia yang holistik.
2. Bagi Institusi
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas maupun
kuantitas Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan, termasuk para pendidik yang ada di
dalamnya, serta penentu kebijakan dalam Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan.
Dan juga dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia kesehatan
sebagai pengembangan metode pembelajaran praktika di masa depan agar lebih
baik dan efektif.
BAB II
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL KEGIATAN


Hasil dari kegiatan observasi ini sangat memberikan pengetahuan dan
gambaran yang jelas tentang teori yang didapatkan dalam perkuliahan, dan
membandingkannya ketika diaplikasikan pada dunia nyata atau secara langsung
pada tenaga perawat, pasien dengan latar belakang dan kepribadian yang berbeda,
serta terlaksanakannya sistem manajemen K3 di Ruang Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon, sehingga mahasiswa dapat medeskripsikan
pembahasan perbedaan antara teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan
mengaplikasikan tindakan secara nyata di lahan instansi. Selain itu, observasi ini
juga dapat memberi pengalaman bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan
kerja, baik dengan teman sejahwat ataupun dengan pasien. Adapun beberapa hasil
kegiatan observasi mengenai sistem manajemen K3 di Ruang Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon, yaitu sebagai berikut:
1. PENERAPAN SMK3 BERDASARKAN HIRARKI K3
Dalam tahap perencanaan, standar OHSAS 18001 memiliki persyaratan untuk
organisasi untuk membangun hirarki kontrol. Selama proses identifikasi bahaya k3,
organisasi perlu mengidentifikasi apakah sudah ada kontrol dalam organisasi dan
apakah kontrol tersebut memadai untuk identifikasi bahaya. Ketika mendefinisikan
kontrol atau membuat perubahan yang sudah ada, organisasi perlu
memperhitungkan hierarki kontrol /pengendalian bahaya.
Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan
dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya k3. Ada beberapa
kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya k3, yakni diantaranya:

1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Kontrol Teknik / Perancangan
4. Kontrol Administratif
5. Alat Pelindung Diri.

Tapi, masalahnya adalah bahwa efek dari kelompok kontrol tidak sama, dan
beberapa dari mereka tidak benar-benar menghilangkan atau mengurangi risiko
bahaya dengan cara yang paling memuaskan.
Oleh karena itulah hierarki diperkenalkan, untuk mendorong organisasi untuk
mencoba untuk menerapkan kontrol yang lebih baik dan benar-benar menghilangkan
bahaya, jika memungkinkan.

2. Cara Kerja Penerapan Hirarki k3 di Lingkungan Kerja


Setelah Anda menyelesaikan penilaian risiko dan diperhitungkan kontrol yang
ada, Anda harus dapat menentukan apakah kontrol yang ada memadai atau butuh
memperbaiki, atau jika kontrol baru yang diperlukan. Jika kontrol baru atau yang
ditingkatkan diperlukan, pilihan mereka harus ditentukan oleh prinsip hirarki
kontrol, yaitu, penghapusan bahaya bila memungkinkan, diikuti pada gilirannya
dengan pengurangan risiko (baik dengan mengurangi kemungkinan terjadinya atau
potensi keparahan cedera atau merugikan), dengan penerapan alat pelindung diri
(APD) sebagai pilihan terakhir.
Pada dasarnya, hirarki ini mendefinisikan urutan mempertimbangkan kontrol;
Anda dapat memilih untuk menerapkan satu atau kombinasi dari beberapa jenis
kontrol.

Di sinilah Anda harus mulai ketika merencanakan kontrol:

1. Eliminasi – memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya; misalnya,


memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan
penanganan bahaya manual;
2. Subtitusi – pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem
(misalnya, menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll);
3. Kontrol teknik / Perancangan – menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan,
interlock, dll .;
4. Kontrol administratif – tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda,
tanda-tanda foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene /
lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem
yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .;
5. Alat Pelindung Diri (APD) – kacamata safety, perlindungan pendengaran,
pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.

Umumnya tiga tingkat pertama adalah paling diinginkan, namun tiga tingkat
tersebut tidak selalu mungkin untuk diterapkan. Dalam menerapkan hirarki, Anda
harus mempertimbangkan biaya relatif, manfaat pengurangan risiko, dan keandalan
dari pilihan yang tersedia. Dalam membangun dan memilih kontrol, masih banyak hal
yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

 Kebutuhan untuk kombinasi kontrol, menggabungkan unsur-unsur dari hirarki di


atas (misalnya, perancangan dan kontrol administratif),
 Membangun praktik yang baik dalam pengendalian bahaya tertentu yang
dipertimbangkan, beradaptasi bekerja untuk individu (misalnya, untuk
memperhitungkan kemampuan mental dan fisik individu),
 Mengambil keuntungan dari kemajuan teknis untuk meningkatkan kontrol,
 Menggunakan langkah-langkah yang melindungi semua orang (misalnya, dengan
memilih kontrol rekayasa yang melindungi semua orang di sekitar bahaya
daripada menggunakan Alat Pelindung Diri),
 Perilaku manusia dan apakah ukuran kontrol tertentu akan diterima dan dapat
dilaksanakan secara efektif,
 Tipe dasar kegagalan manusia/human error (misalnya, kegagalan sederhana dari
tindakan sering diulang, penyimpangan memori atau perhatian, kurangnya
pemahaman atau kesalahan penilaian, dan pelanggaran aturan atau prosedur) dan
cara mencegahnya,
 Kebutuhan untuk kemungkinan peraturan tanggap darurat bila pengendalian risiko
gagal,
 Potensi kurangnya pengenalan terhadap tempat kerja, contoh: visitor atau personil
kontraktor.

Setelah kontrol telah ditentukan, organisasi dapat memprioritaskan tindakan untuk


melaksanakannya. Dalam prioritas tindakan, organisasi harus memperhitungkan
potensi pengurangan risiko kontrol direncanakan. Dalam beberapa kasus, perlu untuk
memodifikasi aktivitas kerja sampai pengendalian risiko di tempat atau menerapkan
pengendalian risiko sementara sampai tindakan yang lebih efektif diselesaikan –
misalnya, penggunaan mendengar perlindungan sebagai langkah sementara sampai
sumber kebisingan dapat dihilangkan, atau aktivitas kerja dipisahkan untuk
mengurangi paparan kebisingan. kontrol sementara tidak harus dianggap sebagai
pengganti jangka panjang untuk langkah-langkah pengendalian risiko yang lebih
efektif.
Seleksi dan pelaksanaan kontrol adalah bagian paling penting dari Sistem
Manajemen K3, tapi itu tidak cukup untuk membuatnya bekerja. Efek dari
implementasi kontrol harus dipantau untuk menentukan apakah sudah mencapai hasil
yang diinginkan, dan organisasi harus selalu mengejar kemungkinan adanya kontrol
baru yang lebih efektif dan lebih low cost.

2.2 ANALISIS HASIL


2.2.1 ANALISIS HASIL
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiyowati, Siti Dessy. (2010). Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri


Sebagai Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Di PT Bayer Indonesiabayer
Cropsceince. KTI. [Online]. Tersedia :
https://core.ac.uk/download/pdf/12348344.pdf
2. Praseya, Tofan Agung Eka dan Yudi A. (2016). Gambaran Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pekerja Bongkar Muat Petikemas Pt. X Surabaya. Dalam Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal) [Online]. 3 (1), 8 halaman. Tersedia :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
3. Depkes RI. 2008, Panduan Nasional Keselamatn Pasien Rumah Sakit(patient
safety), 2nd ed, Bakti Husada,Jakarta.
4. International Organization for Standardization (ISO), Road Vehicles – Fuctional
Safety, ISO 26262 (2011).
5. John ridley. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 2008. Jakarta : Erlangga
6. Yahya, A. 2009, Integrasikan Kegiatan Manajemen Risiko. Workshop
Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Klinis. PERSI:KKP-RS
7. ILO. 2005. Statistic and Databases. Online. Diaksespada 20 Mei 2018. Further
link : http://www.ilo.org
8. Chairani, Reni. 2015. Modul Keperawatan Komunitas 1 : Asuhan Keperawatan
Komunitas pada Kelompok Khusus. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaaan Sumber Daya
Manusia
9. Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (2
ed.). Jakarta: EGC.
10. Efendi, Ferry, & Makhfudli. (2009). KEPERAWATAN KESEHATAN
KOMUNITAS. Teori dan Praktik dalam Keperawatan (Nursalam Ed.). Jakarta:
Salemba Medika
11. Kozier, E.B, Erb, G. L, et. All. Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice. 5th Ed. California: Addison-Wesley Publ. 1995.
12. Marriner-Tommey, A. Nursing Theorist and Their Work, 3th Ed. St. Louis:
Mosby Company 1994.
13. Jurusalem, Mohammad Adam &Khayati Enny Zuhny. 2010. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta.
14. Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Dian Rakyat.
15. Vaugha, Emmet. Fundamentals of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 2012.
16. Kristian, B. Holling, D. 2016. Journal of A Structured Hazard Analysis and Risk
Assessment Method for Automotive System – A Descriptive Study. Available on
https://www.uni-due.de/imperia/md/content/swe/papers/2013issre.pdf
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Obersver


Lampiran 2. Foto dokumentasi
Lampiran 5. Surat Tugas
Lampiran 1. Biodata Observer
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir

6 E-mail

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor

Nama Institusi Universitas


Muhammdiyah
Cirebon
Jurusan S1 Keperawatan

Tahun Masuk-Lulus 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Kegiatan Observasi Ilmiah/Fieldtrip.

Cirebon, Juli 2018

Observer,
Lampiran 2. Dokumentasi Foto
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGBDIAN
MASYARAKAT
Kampus 1 : Jl. Tuparev No.70 45153 Telp. +62-231-209608, +62-231-204276, Fax. +62-231-209608
Kampus 2 dan 3 : Jl. Fatahillah – Watubelah – Cirebon Email : info@umc.ac.id
Email : fikes.umc@gmail.com Website : www.umc.ac.id
SURAT TUGAS
No. /FIKES-UMC/A/I/2018

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Liliek Pratiwi., M.KM
Jabatan : Perseptor Klinik

Dengan ini menugaskan kepada :


Ketua Tim Penelitian
Nama :
NIM :
Prodi :
Universitas : Universitas Muhammadiyah Cirebon

Untuk melakukan Observasi Ilmiah/Fieldtrip Sistem Manajemen Kesehatan


Keselamatan Kerja (SMK3) yang dilaksanakan pada ;
Tanggal :
Waktu :
Tempat :

Demikian surat tugas ini untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Cirebon, Juli 2018


Perseptor Klinik

Liliek Pratiwi., M.KM

Anda mungkin juga menyukai