Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang penulisan ini antara lain, adalah sebagai syarat memenuhi tugas Mata
Kuliah “Mutu Pelayanan Kebidanan”. Semoga dengan adanya pembahasan standar
pengenalan standar pelayanan kebidanan di dalam ini juga dapat menjadi daftar bacaan
yang berisi pengetahuan tentang “standar pengenalan standar pelayanan kebidanan”.

Standar layanan merupakan bagian penting dari layanan kesehatan itu sendiri dan
memainkan peranan penting dalam masalah mutu layanan kesehatan. Jika suatu
organisasi layanan kesehatan ingin meyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu
secara konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu standar layanan
kesehatan atau standar proseduroperasional.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulisan makalah ini memiliki tujuan umum antara lain :

a. Agar Mahasiswi Akademi Kebidanan Semester V, mengetahui pengertian


standar dan syarat standar.
b. Agar Mahasiswi Akademi Kebidanan Semester V, mengetahui tentang 24
standar mutu pelayanan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :

a. Mahasiswi Akademi Kebidanan mengetahui dan dapat mengaplikasikan


pengetahuannya didalam masyarakat kelak dalam memberikan informasi
tentang standar pengenalan pelayanan kebidanan.
b. Mahasiswi Akademi Kebidanan Semester V, memahami bagaimana
Pengenalan pelayanan kebidanan
c. Mahasiswi Akademi Kebidanan Semester V, memahami akan pengenalan
Pelayanan kebidanan
d. Mahasiswi Akademi Kebidanan Semester V, mampu mengaplikasukan
pengenalan pelayanan kebidanan

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah, penulis mengetahui dan
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pengenalan pelayanan kebidanan
untuk dapat berbagi informasi ini dengan orang lain.

1
2. Bagi Institusi Pendidikan Dan Umum

Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi institusi pendidikan maupun
umum mengenai standar pengenalan pelayanan kebidanan dan pencapaian mutu
pelayanan kebidanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STANDAR

a. Menurut Clinical Practice Guideline (1990)


b. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.
c. Menurut Donabedian (1980)
d. Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu
dicapai,berkaitan dengan parameter yang telahditetapkan.
e. Menurut Rowland and Rowland (1983)
f. Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
g. Secara luas, pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan
tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan
keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan
merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke
dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan
kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan
kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya
masing-masing.

B. SYARAT STANDAR

a. Spesifik (specific)
b. Dapat diukur (measurable)
c. Tepat (appropriate)
d. Dapat dipercaya (reliable)
e. Tepat waktu (timely

C. STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar , yang dikelompokan menjadi 5


bagian besar – yaitu :

a. Standar Pelayanan Umum (2 standar)


b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
c. Standar Pelayanan Persalinan (4 standar)
d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

3
STANDAR 12 : PENANGANAN KALA DUA DENGAN GAWAT JANIN MELALUI
EPISIOTOMI

A. Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda –tanda
gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.

B. Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda- tanda gawat janin pada kala
dua, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum.

C. Hasil :

– Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat.

– Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua.

D. Prasyarat:

Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomo dan menjahit perineum secara
benar.

Tersedia sarung tangan / alat / perlengkapan untuk melakukan episiotomi, termasuk


gunting tajam yang steril/ DTT, dan alat/ bahan yang steril /DTT untuk penjahitan
perineum, ( anastesi local misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat suntik/ jarum
hipodermik steril).

Menggunakan kartu ibu, partograf dan buku KIA.

E. Proses

Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah telihat pada vulva , episiotomi
mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk
menyelamatkan janin.

Bidan harus :

4
 Mempersiapkan alat-alat steril/ DTT untuk tindakan ini.
 Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakannya .
 Kenakan sarung tangan steril/ DTT.
 Jika kepala janin meregangkan perineum , anastesi lokal diberikan ( pada saat his)
Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan
dengan tangan kanan tusukan jarum sepanjang garis yang akan di gunting ( sebaiknya
dilakukan insisi medio- lateral ). Sebelum menyuntikannnya , tarik jarum sedikit (
untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah). Masukkan anastesi
perlahan – lahan , sambil menarik alat suntik perlahan sehinnga garis yang akan di
gunting teranastesi.
 Begitu bayi lahir , keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan resusitasi bayi
baru lahir jika diperlukan ( lihat standar 24).
 Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkah- langkah
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, sesuai dengan standar 11. Periksa perineum
untuk menentukan tingkat luka episiotomyi, perluasan episiotomi dan / laserasi.
 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan , dengan menggunakan
teknik aseptic, berikan anastesi lokal ( lidokain 1% ), lalu jahit perlukaan dan/ laserasi
dengan peralatan steril/ DTT. ( lihat standar 12).
 Lakukan jahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomy atau laserasi di dalam
vagina . lakukan penjahitan secara berlapis, mulai dari vagina kea rah perineum, lalu
teruskan dengan perineum.
 Sesudah penjahitan , lakukan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus
berkontraksi dengan baik. Pastikan bahwa tidak ada kasa yang tertinggal di vagina
dan masukkan jari dengan hati- hati ke rectum untuk memastikan bahwa penjahitan
tidak menembus dinding rectum . bila hal tersebut terjadi , lepaskan jahitan dan
lakukan jahitan ulang. Lepaskan sarung tangan yang sudah terkontaminasi .
 Kenakan sarung tangan yang bersih , bersihka perineum dengan air matang , buatlah
ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah
berhenti. Bila perdarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka
episiotomy, temukan titik perdarahan dan segera ikat, jika bukan ikuti satandar 21.
 Pastikan agar ibu di beritahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering serta
menggunakan pembalut wanita/ kain bersih yang sudah di jemur. Catat semua
perawatan dan temuan dengan seksama. Ikuti standar 14 untuk perawatan
postpartum.

CATATAN …!!!

 Gawat janin pada kala satu selalu memerlukan rujukan segera .


 Episiotomy hanya bermanfaat pada kala dua, ketika perineum sudah meregang . dan
kepala sudah tampak pada vulva . jika kepala masih tinggi ibu segera di rujuk,
kecuali bidan terlatih dan terampil dan melakukan ekstraksi vakum.

5
 Melakukan dorongan pada fundus adalah berbahaya dan tidak akan mempercepat
proses persalina .
 Tanda- tanda gawat janin adalah : DJJ di bawah 100 kali/ menit atau 180 kali/ menit
atau DJJ tidak segera kembali normal setelah his.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

STANDAR 12 : PENANGANAN KALA DUA DENGAN GAWAT JANIN MELALUI


EPISIOTOMI

Bidan mengenali secara tepat tanda- tanda gawat janin pada kala dua, dan segera melakukan
episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan
perineum.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nafieun.11.2018.https://nafieun.wordpress.com/2013/04/10/24-standar-asuhan-pelayanan-
kebidanan/

Mustika.11.2018.http://winnie_mutika.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/57102/PELAKSANAAN.
docx

Arinsamalia.11.2018.https://arinsamalia.wordpress.com/2012/12/07/24-standar-pelayanan-kebidanan/

Sariyah.11.2018.https://qanitatalatsariyah.wordpress.com/2013/03/29/standar-pelayanan-kebidanan/

Rizky.11.2018.https://anggunnovillarizky.wordpress.com/2014/07/01/standar-pelayanan-kebidanan-
dan-kode-etik-kebidanan/

Net.11.2018.http://pemerintah.net/standar-pelayanan-minimal-pp-no-2-tahun-2018/

Anda mungkin juga menyukai