Anda di halaman 1dari 17

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN

ORGANISASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam pendidikan, administrasi itu dapat diartikan sebagai aktivitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih administrasi sebagai aktivitas,
bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan
administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai
pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam
mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber
pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar
mengajar.
Selain makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran
bagaimana aliran pikiran manusia tentang administrasi masa lalu, diharapkan dapat
bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari ilmu administrasi lebih lanjut.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam mememenuhi kebutuhan hajat hidupnya selalu
membutuhkan interaksi dengan individu lainnya. Dalam berinterksi itu tentunya
membutuhkan aturan dan etika karena setiap individu memiliki karakter dan
kepentingan serta kebutuhan yang berbeda.
Untuk menyamakan persepsi dan komunikasi yang baik demi tercapainya sebuah
tujuan maka dibutuhkan sebuah bentuk kerja sama sebagai suatu sistem yang saling
berhubungan dan berkebutuhan satu sama lain. Untuk mengatur sebuah sistem itu
perlu langkah-langkah nyata yang terhimpun dalam suatu komunitas yang disebut
dengan organisasi.
Sebagai suatu organisasi formal sekolah merupakan sebuah sistem yang
memiliki tujuan. Dalam sebuah sistem untuk mencapai tujuan maka ada bagian-
bagian yang saling berkaitan. Bagian- bagian tersebut sering sekali menimbulkan
masalah apabila tidak disinergikan dalam sebuha pola perencanaan yang matang.
Untuk itulah, dibutuhkan sebuah manajemen dalam sebuah organisasi pendidikan.
Administrasi pendidikan bisa dilihat sebagai sebuah sistem. Dengan demikian,
kita dapat melihat bagian-bagian system itu serta interaksinya satu sama lain. Bagia-
bagian itu sering disebut dengan komponen. Dengan melihat komponen-komponen
yang saling berkaitan maka dapat diketahui kekurangan-kekuranganya. Untuk
selanjutnya, ditetapkan sebuah langkah untuk memperbaiki komponen tersebut dan
mengembangkannya.
Komponen lain yang sangat menentukan dalam penacapian tujuan sebuah
organisasi adalah proses organisasi. Proses organisasi inilah yang menyebabkan suatu
perubahan kea rah yang lebih baik.proses yang terjadi dalam suatu organisasi tidak
terlepas dari dari unput organisasi itu sendiri. Proses organisai yang dimaksud adalah
proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program,
proses pembelajaran, proses monitoring dan evaluasi.
Proses dikatakan bermutu apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta
pemanduan input organisasi dilakukan secar aharmonis shingga terjadi situasi
pengembangan yang menyenangkan. Secara umum bisa dimpulkan bahwa
organisasasi itu adalah system kerja sama antara dua individu atau lebih yang
berdasarkan kesadaran dan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Terbentuknya
kerja sama itu didorong oleh kesadaran manusia bahwakebutuhan manusia itu mudah
terpenuhu bila diupayakan bersama orang lain. Karena kekurangan kemampuan,
waktu, daya tahan dan bahan-bahan manusia menjadi sadar bahwa harapan dan
kebutuhannya itu perlu bantuan manusia lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


Adminstrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakterristik tersendiri
yang berbeda dengan ilmu administrasi lain, meskipun untuk memahami administrasi
pendidikan diperlukan pemahamn atau penguasaan prinsip-prinsip administrasi
umum, tidak berarti bahwa pengetahuan administrasi lain dapat diterapkan didalam
administrasi pendidikan karena prinsip operasionalnya berbeda.
Proses ilmu administrasi pada mulanya hanya bertumpu dalam dunia industry
dan perusahaan, kemudian merambah ke dalam dunia pemerintahan atau lembaga
Negara, sehingga sekarang kita mengenal dengan sebutan administarsi bisnis dan
administrasi pemerintahan atau administrasi publik.
Pelaksanaan administrasi pendidikan sebagai salah satu tugas dan tanggung jawab
para ahli pendidikan, bagaimana cara dan tata kelola prinsip prinsip administrasi
sehingga bisa menghasilkan produk pendidikan yang bermutu dan siap pakai dalam
menghadapi dunia secara global.

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1. Supaya mahasiswa lebih memahami dan mengerti pokok bahasan tentang
administarasi pendidikan dan organisasi
2. Memberi gambaran dan melatih mahasiswa dalam menyusun sebuah karya ilmiah
dalam upaya peningkatan pengetahuan, skill dan kreatifitas mahasisiwa.

1.4. Metode Penulisan


Perpustakaan memang menjadi rujukan penulis dalam menyelesaikan berbagai
masalah tentang administrasi pendidikan dan organisasi, oleh karena itu penulis
mencoba menggunakan metode kepustakaan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan
berbagai macam masalah yang penulis hadapi. Kepustakaan disini bukan berarti
sebagai patokan khusus dengan perpustakaan tapi dapan pula dilakukan dengan pergi
ke Wi-Fi, warung internet dan media lain yang mendukung untuk mengakses internet.
Penulis mencoba menggunakan metode ini kerena terasa sangat praktis, efektif dan
terasa sangat mudah untuk mencari berbagi data-data dan bahan yang menyangkut
dengan administrasi pendidiakan dan organisasi.
1.5. Ruang Lingkup
Keterbatasan waktu dan kesempatan serta kemampuan yang penulis miliki
maka karya tulis ini hanya berorientasi pada pembahasan administrasi pendidikan dan
organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Administrasi Pendidikan


Secara umum dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan langkah
untuk memanajerial tujuan, manusia, sumber, dan juga waktu kedalam suatu bentuk
satuan sosial tertentu, yang sering disebut dengan organisasi. Yang mana administrasi
merupakan bagian dari suatu organisasi.
Perkembangan global saat ini menuntut dunia pendidikan untuk selalu
mengubah Konsep berpikirnya, konsep lama mungkin tidak cocok dengan
perkembangan dunia saat ini, lebih-lebih untuk yang akan datang. Untuk itulah,
perubahan selalu dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.
Tidak sedikit orang yang menilai bahwa organisasi itu merupakan pekerjaan
tenaga juru tulis, para pekerja struktural, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan
dengan tulis menulis dan berorientasi dengan kantor. Disini penulis dapat memberi
gambaran tentang bahwa administrasi pendidikan adalahsuatu usaha yang dilakukan
dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang sangat sempurna dengan
melibatkan orang lain dalam bentuk kerja sama.

2.2. Pengertian Administrasi Pendidikan


Administraasi pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan
pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual, maupun material, yang
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Tidak semua kegiatan
pencapaian tujuan pendidikan itu adalah administrasi pendidikan (Drs. Ngalim
Purwanto, MP-2009:2)
H.M. Daryanto (2011:1) secara garis besarnya pengertian administrasi
pendidikan itu adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai pengertian sama dengan manajemen.
2. Menyuruh orang agar bekerja secara produktif.
3. Memanfaatkan manusia, material, uang dan metode secara terpadu.
4. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain.
5. Fungsi eksekutif pemerintah
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang
menjadi tujuan administrasi adalah tujuan, manusia, sumber, dan juga waktu. Kalau
keempat unsure itu digabungkan dan dilihat dari bentuk perilakunya, maka akan
menampakkan dirinya sebagai suatu satuan sosial tertentu, yang lazim disebut dengan
organisasi.
Menurut Najib Sulhan, M.A. (2010:2) beberapa pakar pendidikan memberikan
arti arti administrasi pendidikan dengan pengertian yang agak berbeda, yaitu sistem
penddikan. Manajemen pendidikan disekoalh juga mempunyai mempunyai beberapa
makna dari berbagai sudut pandang berbeda, mengutip pendapat Prof. Sutjipto dkk.
Dalam B. Suryosubroto. sudut pandang itu adalah:
1. Manajemen/administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya dimulai dari yang sederhana sampai dengan
yang sangat kompleks.
2. Manajemen/administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai
tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemantauan, dan penilaian.
3. Manajemen/administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem.
Sistem adalah keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian dan berinteraksi dalam
suatu proses mengubah masukan menjadi keluaran.
4. Manajemen/administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektifitas
pemantauan sumber. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang,
sarana, dan prasarana, maupun waktu.
5. Manajemen/administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Manajemen pendidikan dilihat dari kepemimpina meripakan usaha untuk menjawab
pertanyaan bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh administrator pendidikan itu, ia
daapt melaksanankan tut wuri handayani, ing madto mangun karso, dan ing ngarso
sung tulado dalam pencapaian tujuan pendidikan.
6. Manajemen/administrasi pendidikan dapat dilihat dari pengambilan keputusaan.
7. Manajemen/administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.
Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagi usaha untuk membuat orang lain
mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudka
orang lain itu.
8. Manajemen/administrasi pendidikan sering diartikan dalam pengertian yang sempit,
yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin cata-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala
aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan ilmu administrasi lain. Seperti dikatakan oleh Drs. Ngalim
Purwanto, MP. (2009:3) mengutip Drs. Sodiq A. Kuntoro, M.Ed., perbedaan
administrasi pendidikan dan administrasi lain terletak pada prinsip-prinsip
operasionalnya, dan bukan pada prinsip-prinsip umumnya

2.3. Manajemen dan Administrasi Pendidikan


Pada umumnya istilah manajemen lebih dikenal dan relatife digunakan oleh
umum untuk dunia perusahaan/ekonomi, bukan dalam dunia pendidikan. Manajemen
merupakan salah satu aspek dari organisasi karena kesuksesan dalam kegiatn
administrasi pada umumnya sangat ditentukan oleh manajemen. Yang berarti bahwa
setiap kegiatan manajemen adalah kegiatan administrasi meskipun tidak setiap
kegiatan administrasi adalah manajemen. Drs. Ngalim Purwanto, MP. (2009:7)
Banyak para pakar pendidikan dan pakar manajemen yang memiliki
pandangan yang berbada tentang pengertian adntara administrasi pendidika dan
manajemen pendiidkan. Administrasi pendidikan adlah proses keseluruhan kegiatan
bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan
pembiayaan dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, material,
maupun spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Drs. Ngalim Purwanto, MP. (2009:6) memberi gambaran tentang pengertian
manajemen adalah sebagai berikut:
1. Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan
tertentu.
2. Manajemen adalah fungsi dewan manajer (biasanya dinamakan manajemen), untuk
menetapkan kebijakan (Policy) mengenai berbagai macam produk yang akan dibuat,
bagimana pembiayaannya, memberikan servis dan memilih serta melatih pegawai,dan
lain-lain factor yang mempengaruhi kegiatan suatu usaha.
3. Keseluruhan definisi manajemen pada prinsipnya mengandung arti sama dengan
administrasi pendidikan.
 Mengutip pendapat The Liang Gie dan Sutarto:
Dikemukakan bahwa manajemen termasuk salah satu unsur administrasi. Dalam
bukunya mengemukakan ada delapan unsure administrasi, yaituorganisasi,
manajemen, komunikasi, informasi, personalia, finansia, materia, dan relasi publik.
 Mengutip pendapat Prof.Dr. Arifin Abdurrachman:
Bahwa manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan
tujuan pokok yang telah ditentukan dengan
Menggunakan orang-orang pelaksana (kegiatan terutama dalam manajemen adalah
mengelola orang-orangnya sebagai pelaksana).
 Mengutip pendapat Dwight Waldo:
Manajemen adalah suatu rangakaian tindakan dengan maksud untuk mencapai
hubungan kerja sam yang rasional dalam suatu system organisasi. Oleh karena di
dalam keseluruhan proses administrasi pembinaan atau pengelolaan orang-orang
sebagai pelaksana merupakan kegiatan yang sangat penting dan menentukan, maka
tetaplah seperti yang telah dikatakan bahwa manjemen adalah inti administrasi.
Dari berbagai macam penjelasan tentang manajemen dan administrasi, dapat
disimpulkan bahwa di dalam proses administrasi pendidikan terdapat kegiatan
manajemen. Dengan demikian dalam pandangan penulis bahwa administrasi
pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang selalu butuh tehnik dan langkah-
langkah yang terstruktur dan tersusun secara rapi yang telah dipersiapkan jauh
sebelum dilaksanakan suatu kegiatan.
Hal lain yang perlu ditijau lebih lanjut administrasi pendidikan itu adalah
barkenaan dengan perubahan dan kondisi sosial masyarakat yang selalu menuntut
perubahan menuju kearah yang lebih baik dan lebih maju. Secara sederhana proses
pelaksanaan administrasi pendidikan itu berkenaan dengan penyelenggaraan tujuan
pendidikan Negara yaitu menciptakan manusia yang cerdas dan beriman, bertaqwa
serta menciptakan manusia yang mandiri.
Berdasarkan berbagai macam batasan administrasi administrasi dan
manajemen, dapat dinyatakan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses
penataan suatu bentuk kelembagaan pendidikan dengan melibatkan sumber-sumber
potensial, yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.

2.4. Proses Administrasi Pendidikan

Sistem administrasi pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal


persekolahan hanyalah sebagian dari tangggung jawab kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan. Setiap pengelolaan pendidikan harus mampu mengamati dan
merespon segenap tantangan yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal baik yang
dekat maupun yang jauh. Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh langsung pada
operasional lembaga pendidikan., seperti berbagi potensi dan keadaan dalam bidang
pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah atau lembaga pendidikan itu
sendiri, situasi persaingan, situasi pasar dan pengguna lulusan.
Proses administrasi pendidikan diperlukan berbagai pendekatan untuk
mencapai tujuan, salah satu pendekatan yaitu pendekatan terpadu. Konsep pendekatan
administrasi terpadu ialah suatu pendekatan yang dilandasi oleh norma dan keadaan
yang berlaku, menelaah ke masa silam dan berorientasi ke masa depan secara cermat
dan terpadu dalam berbagai dimensi. Pendekatan terpadu melibatkan dimensi serta
optimalisasi fungsi koordinasi,dan pelaksanaannya ditunjang dengan konsep
manajemen partisipatif. Konsep manajemen partispasif, mempunyai dimensi konteks,
tujuan dan lingkungan. Hal itu dikembangkan menjadi suatu proses dalam
administrasi pendidikan terpadu yang intinya ada keterlibatan semua pihak yang
terkait dalam organisasi pendidikan. (
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/05/proses-dan-bidang-garapan-
administrasi.html)
Kesemuanya berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan
mendukung sekolah atau lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya. Lingkungan
ekternal lain yang juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan
adalah keadaan sosial ekonomi, politik, keamanan nasional, perkembangn teknologi,
dan bahkan tantangan global pada umumnya.
Semua faktor yang penulis sebutkan di atas perlu di antisipasi, dipantau,
dinilai dan sisertakan sedemikian rupa kedalam proses pengambilan keputusan para
pengelolaan pendidikan. Para pengambilan keputusan sering kali terpaksa
mengalahkan tuntutan kegiatan intern lembaga pendididkan demi melayani berbagai
macam kepentingan baik tuntutan dinas yang berupa birokrasi maupun kepentingan
pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan eksternal lembaga pendidiakn yang terus
berubah sehingga proses pengambilan kebijakan dan keputusan seringkali tidak
sempurna dalam menghasilkan keputusan-keputusan strategis.

2.5. Peran Administrasi dalam Organisasi


Lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi
berbagai tuntutan atau aktifitas rutin dan birokrasi, namun lebih dari itu lembaga
pendidikan harus dapat berusaha keras dalam merancanakan kegiatan-kegiatan,
mengimplementasikan dan mengendalikan segenap operasional kelembagaan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
Organisasi merupakan sebagai sebuah struktur hubungan antar manusia dan
antar kelompok tentu saja memiliki nilai-nilai tertentu yang menjadi kode etik atau
pola perilku anggota organisasi yang bersangkutan, betapapun kecilnya organisasi
bersangkutan. Salah satu nilai etika yang secara umum berlaku bagi setiap anggota
organisasi jenis apapun adalah apa yang dirimuskan “ menjaga nama baik organisasi”.
Berdasarkan nilai tersebut setiap anggota organisasi apapun harus mampu bersikap
dan berperilaku yang mendukung terjaga nama baik organisasinya.
Tujuan utamanya bukanlah lagi sukses bersama atau pengembangan organisasi
itu sendiri melainkan kesuksesan untuk individu saja. Jadi penting sekali adanya
pengawasan pada setiap anggota organisasi dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh
administrator atau orang yang mengerjakan administrasi.
( http://www.anneahira.com/administrasi.htm)
Dalam konsep ini penulis menilai bahwa dalam proses pelaksanaan suatu
bentuk organisasi bukan saja menjaga nama baik organisasi, bahkan jika
memungkinkan harus meningkatkan nama baik organisasi.
Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa Kemampuan untuk
menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek administrasi menjadi lebih baik
dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi tersebut dapat menjadi
kenyataan apabila:
1. Tujuan dirinci menjadi perilaku yang berarti bahwa tindakan yang bermutu.
2. Tindakan bermutu tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina terus-menerus
sehingga menjadi budaya.
3. Tindakan administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan menyelesaikan
pekerjaan
4. Kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan dan pelatihan.
Gering Supriayadi (2006:58) upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam
manajemen/administrasi dapat dilakukan melalui:
1. Struktur yang benar sesuai dengan tuntutan/tujuan dan sebagai strategi;
2. Melakukan administrasi/manajemen secara horizontal, lebih banyak bersifat kerja
sama/koordinasi;
3. Memberikan pelayanan atas asas strategi yang baik;
4. Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asih, asah dan asuh;
5. Membuang, budaya yang negative dan memasukkan nilai-nilai baru;
6. Orientasi kerja pada peningkatan kualitas;
7. Mengembangkan upaya kemitraan atau partnership;
8. Melakukan kepemimpinan dengan keteladanan;
9. Adninistrasi/manajemen dengan melakukan perubahan terus menerus.
Dengan memperhatikan bebagai macam nilai-nilai budaya yang telah di
ungkapkan diatas penulis menilai bahwa dalam proses pelaksanaan suatu bentuk
organisasi perlu ditanamkan kepada setiap anggota adalah keikhlasan dalam bertugas
dan menjalankannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Untuk
meningkatkan kualitas produk suatu organisasi sangat perlu profesionalitas anggota
arganisasi itu sendiri, karena bila tidak sesuai dengan skill dan kemampuannya maka
tujuan organisasi itu tidak akan tercapai dengan maksimal.
Rasullullah SAW bersabda: letakkalah sesuatu pada tempatnya. Merujuk pada
hadits tersebut, maka kita perlu meninjau ulang kriteria organisasi yang kita kenal
selama ini, yang terkadang membentuk suatu bentuk organisasi “family company”
dan ”family Goeverment”. Bisa diperkirakan bahwa ada dua kemungkinan yang
terjadi apabila dua bentuk organisasi yang penulis sebutkan diatas terbentuk yaitu bisa
menghasilkan produk yang sangat bagus dan kemungkinan kedua yaitu bisa
menjatuhkan organisasi itu sendiri. Hal ini akan terjadi karena:
1. Apabila anggota organisasi itu terampil dan profesioanal maka suatu organisasi itu
akan maju dan bisa menhasilkan produk yang berkualitas.
2. Penempatan jabatan yang sesuai atau tidak sesuainya akan sangat mempengaruhi
terhadap keefektifan kerja onggota organisasi tersebut.
3. Mengedepankan keinginan kelurga mungkin saja bisa meningkatkan kualitas
organisai apabila yang menjadi oanggota organisasi itu mempunyai skill dan
kemampuan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sebaliknya Apabila hanya
mengedepankan rasa ketidaknyamanan dengan keluarga tanpa memperhatikan
kemampuannya maka bisa diprediksikan suatu organisasi yang mengalami hal-hal
seperti itu akan mengalami kemunduran yang sangat berat.

Desi Fernanda (2006:42) dimensi perilaku manusia dalam organisasi dengan


nilai-nilai etikanya, mencakup beberapa dimensi yaitu:
1. Dimensi hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam perjanjian
atau aturan-aturan yang legal;
2. Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya, antara anggota
dengan pejabat struktur hirarki;
3. Hubungan antara anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota dan
organisasi lainnya; dan
4. Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang dilayaninya.
Dari berbagai pendapat diatas penulis menilai, bahwa dalam pelaksanaanya
tentu saja banyak mengalami hambatan dan tantangan yang membuat suatu organisasi
tertentu hurus bekerja ekstra dalam menyikapi semua tantangan dan tuntutan
perubahan yang mengikuti perkembangan global.
Untuk menjawab tantangan dunia, penulis bisa sedikit memberikan gambaran
tentang suatu rencana strategis yang telah dirumuskan oleh suatu organisasi berisi
tentang pernyataan strategi yang siap dilaksanakan dalam rangka mencapi tujuan
utama organisai. Aplikasinya, menjadikan organisasi startagis merupakan proses
menghasilkan strategi dan memperbaikinya sesuai dengan keperluan. Pengutamaan
strategi sebagai rencana besar organisasi untuk mengatasi tantangan saat ini, dan
sekaligus mencapai keberhasilan misi organisasi dimasa-masa yang akan datang, dan
apabila dalam suatu organisasi bisa menerapkan administrasi strategi maka
kemungkinan besar organisasi tersebut akan bisa meningkatkan daya saing untuk
meraih keberhasilan.

2.6. Komunikasi dalam organisasi


Dalam melaksanakan peningkatan kualitas dan keterampilan suatu organisasi
diperlukan komunikasi yang harmonis karena komunikasi merupakan faktor penting
dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat
teraktulisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan suatu program
berdasar pada tingkat kepercayaan dalam interaksi dalam individu yang terkait,
sehingga tempat tingkat kepercayaan pada kualitas kerja sama. Makin tinggi tingkat
kepercayaan, makin baik tingkat kerjasamanya. Kondisi semacam itu harus semakin
dapat terwujud agar tingkat sinergi dapat tercapai, sehingga output (hasil) program
menjadi semakin berkualitas.
Dengan kata lain, bahwa fungsi aadministrasi dalam setiap organisasi dari
pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai-nilai menciptakan dukungan untuk
melakukan operasi ynag efektif dan efesien. Pengambilan keputusan terletak dalam
suatu kerja sama yang kompleks, saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling
mempercayai dan keakraban yang tumbuh melalui kebersamaan.
Fungsi dan tujuan komunikais tidak hanya dimaksudkan sebagai pertukaran
informasi, tetapi lebih dari sebagai kegiatan individu dan kelompok dalam orgnisasi.
(http://pelitaminyak.blogspot.com/2010/05/komunikasi-dalam-sebuah-
organisasi.html)
Oleh itu fungsi komunikasi adalah sangat luas antara lain:
A. Informasi, Penyebaran berita, data, fakta dan pesan.
B. Sosialisasi. Mensosialisasikan ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap
dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang sedar akan fungsi sosialnya sehingga
ia dapat aktif didalam organisasi.
C. Motivasi Memberi dorongan kepada individu dan kelompok untuk menentukan
pilihannya atau keinginannya yang akan dicapai dalam organisasi.
D. Pendidikan. Pembentukan watak, keterampilan dan kemahiran yang
diperlukan pada semua bidang kehidupan melalui proses pendidikan.
E. Memajukan kebudayaan. Penyebaran hasil budaya dan seni dengan maksud
melestarikan warisan nenek moyang suatu bangsa.
F. Hiburan. Menyebarluaskan simbol, suara dan image dalam kesenian untuk ketenangan
dan kesenangan individu dan kelompok dalam sesebuah organisasi.
Kemampuan dalam mengelola proses perubahan yang berdasar pada nilai-
nilai kebersamaan/intergritas, sehingga sedikit demi sedikit sikap perilaku yang
negatif akan terkikis dan munculnya nilai-nilai baru yang lebih baik untuk mendorong
administrasi menjadi lebih optimal. Peran komunikasi dalam suatu program organisasi
tidak lain adalah sebagai upaya membuka benteng-benteng birokrasi yang selama ini
membuat SDM itu terkotak-kotak, sehingga komunikasi terhambat, yang berarti
penyebaran informasi tidak mencapai sasaran dan menimbulkan kesulitan dalam
upaya partisipasi pengambilan keputusan.
Endang Lestari (2006:17) proses komunikasi ada dua macam yaitu:
1. Model linier yaitu sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana
proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan.
2. Model sirkuler yaitu ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian ,
proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi,
proses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Model yang di ungkapkan oleh pakar diatas menunjukkan bahwa proses
komunikasi tersebut merupakan faktor utama dalam penyampaian informasi dan
proses penerimaan serta tindak lanjut dari informasi yang disampaikan. Untuk
membangun suatu bentuk kerjasama yang saling mendukung dan membutuhkan maka
diperlukan suatu terobosan komunikasi yang terbuka.
Dengan komunikasi yang terbuka, maka jalan menuju kerjasama dan
koordinasi dalam administrasi menjadi lebih mudah, karena setiap orang tidak lagi
mementingkan dirinya sendiri, rasa saling ketergantungan meningkat yang berarti
tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya sangat tinggi.
Kondisi semacam ini merupakan kekuatan dalam menggerakkan sumberdaya
dan berjalannya fungsi-fungsi administrasi dengan benar, sehingga akan menjadi
tangguh dalam menghadapi tantangan apapun. Disamping itu komunikasi yang baik
memerlukan persiapan dalam mencari bagaimana cara menyampaikan yang efektif
dan efesien. Ajaran agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran-ajarannya
agar mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh umatnya.
Beberapa prinsip-prinsip komunikasi yang efektif juga di ungkapkan oleh
Endang Lestari (2006:48):
1. Berbicara dengan efektif
2. Mendengar dengan efektif
3. Keterampilan berbicara
4. Gaya berbicara
Dari prinsip-prinsip tersebut kita perlu melihat proses penerimaan informasi
yang bisa saja terjadi salah pengertian. Maka dari itu penerima informasi perlu
mengevaluasi setiap informasi agar terhindar dari multi tafsir yang berujung pada
kesalahan pada pelaksanaan tujuan organisai.

Ada beberapa macam komunikasi dalam organisasi yaitu :


1. Komunikasi ke atas, ke bawah dan gabungan
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah
dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan,
dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.
2. Komunikasi Horizontal dan Komunikasi lateral.
3. Komunikasi horizontal terjadi jika komunikasi terjadi antara anggota organisasi
dengan tingkatan yang sama. Biasanya komunikasi ini terjadi antara manajer dalam
organisasi. (http://www.kumpulanistilah.com/2011/07/komunikasi-dalam-
organisasi.html)

KOMUNIKASI UNTUK KEBERHASILAN


VISI
MISI
NILAI-NILAI TUJUAN
STRATEGI
TENTUKAN KEJELASAN

SDM
KERJA

YAKIN AKAN
KEMAMPAUN
TERBUKA
KONSISTEN
MANAJER
MOTIVASI DAN
DORONGAN
HUBUNGAN
DENGAN JELAS
HUBUNGAN
DENGAN JELAS

Bagan Diatas Menunjukkan keterkaitan semua aktifitas dalam organisasi


dengan memperhatikan berbagai kegiatan yang mendukung terjadinya interaksi dan
komunikasi yang baik agar visi, misi dan nilai-nilai tujuan organisasi dapat tercapai
dengan maksimal. Disini tergambar bahwa seorang manajer sangat berperan penting
dalam proses pelaksanaan suatu organisasi, pengambilan keputusan dan kebijakan
merupakan kunci kesuksesan dalam rangka pencapaian tujuan arganisasi.
Untuk itu maka diperlukan suatu usaha maksimal agar mampu berperan
sebagai sebuah organisasi yang dinamis dengan memiliki kinerja yang sangat tinggi,
organisasi yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam organisasi tersebut
untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan visi,misi dan tujuan organisasi
tersebut. Organisasi dinamis merupakan organisasi yang yang penuh rasa percaya diri,
organisasi yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Bebrapa manfaat komunikasi
1. Mengetahui kondisi kerja
2. Terlaksananya tugas operasional organisasi
3. Menumbuhkan moral dan komunikasi
4. Menumbuhkan komunikasi kerja
5. Menumbuhkan tanggung jawab kerja

2.7 Motivasi Administrasi dan Organisasi.


Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan
suatu proses kerja, karena memuat unsur pendorong bagi seseorang untuk melakukan
pekerjaan sendiri maupun kelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam drinya
sendiri, yang berupa kesadaran diriuntuk bekerja lebih baik atau memberikan yang
terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun
tidak semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif, mereka perlu
dibantu oleh orang lain yang berperan sebagi pemimpin atau atasan.
Juni Pranoto (2006:28) ada dua faktor yang harus diperhatikan agar anggota
tim/organisasi mampu membangun kebanggaan adalah:
1. Memotifasi anggota tim/organisasi untuk berkomitmen;
2. Memotifasi anggota tim yang tidak termotifasi.
Dalam memberikan motivasi, atasan tidak sekedar mendorong sebisanya, akan
tetapi mereka harus mempergunakan strategi agar apa yang dilakukan itu dapat yang
menghasilakan yang baik secara optimal. Beberpa faktor yang diperlukan untuk
strategi antara lain, seperti tujuan, cara kerja, teknologi, masyarakat dan pelanggan,
budaya SDM dan sumber daya lainnya. Dengan mengenal faktor faktor tersebut akan
dapat disusun suatu langkah bagaimana membuka peluang keberhasilan melalui pintu
internal untuk merubah sikap dan perilaku baru yang kondusif terhadap tantangan
yang dihadapainya.
Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki
kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi.
 Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.
 Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu.
Masing-masing peranan atau fungsi tersebut, secara singkat dapat dijelaskan
dengan Bersikap adil, Memberikan sugesti, Mendukung tercapainya tujuan,
Katalisator, Menciptakan rasa aman, Sebagai wakil organisasi, Sumber inspirasi,
Bersikap menghargai. (http://www.banyumaskab.go.id/berita-379-kepemimpinan-
dan-motivasi.html )
Sebenarnya motiavasi itu tidak dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari,
orang yang tidak mempunyai motivasi kerja secara alami akan kalah bersaing dengan
mereka yang bermotivasi kerja tinggi. Motivasi kerja walaupun telah dimiliki bukan
merupakan jaminan akan mampu bersaing. Mereka harus mampu memanfaatkan
motivasi yang semakin lebih baik dalam mencapai kualitas sumber daya manusia,
kualitas kerja dan hasil kerja.
Motivasi kerja yang digerakkan oleh pemimpin akan memberi bentuk dalam
gaya administrasi. Banyak gaya administrasi yang bisa dilakukan sesuai dengan
kondisi lingkungan kerja dan tantangan yang dihadapi serta alat yang dimilikinya.
SUMBER DAYA MANUSIA
M
O PEMENUHAN LINGKUNGAN YANG
T  Prestasi KONDUSIF
 Kondisi kerja
I  Tanggungjawab  Kebijaksanaan
V
A  Pekerjaan  Birokrasi
S  Kelangsungan  Hubungan kerja
I  Rekruitmen/penempatan
hidup  Nilai-nilai/norma kelompok
T  pengeluaran  Gaji/insentif
U
J
U
A
N

Sekilas gambaran tentang hubungan motivasi dengan segala aspek pendukung


kinerja dalam mencapai tujuan organisasi, setiap aksi dan aktifitas dalam organisasi
perlu dilakukan pembenahan dan pemenuhan hubungan kerja yang kondusif agar
individu yang terlibat didalamnya bisa bekerja dengan nyaman dan tergerak untuk
selalu bekerja lebih profesioanl sesuai dengan tuntutan dan tujuan organisasi.
Nilai-nilai kerjasama banyak diungkap dalam ajaran agama, yang menyatakan
bahwa siapapun yang tidak mau bekerjasama, mereka tergolong temannya syaitan.
Nilai tradisioanal juga juga terungkap dalam pepatah ataupun peribahasa “bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh”,”ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”. Kerjasama
merupakan suatu nilai-nilai yang sangat penting dalam administrasi, khususnya
administrasi serba sasaran ataupun adaministrasi partisipasi. Dengan kata lain adalah
sebagai konsekwensi yang mendasari karakteristik suatu manajemen dimana
partisipasi itu dimungkinkan berperan dalam setiap pengambilan keputusan
administrasi.
Upaya untuk mencapai tingkat optimal keberhasilan dalam mencapai tujuan
organisasi harus secara psikologis terlibat dalam aktivitas partisipasional, artinya
mereka harus juga memiliki kecerdasan dan kehendak untuk melakukan hal itu.
Dalam kegiatan yang berasifat gotong-royong tersebut mereka menjadi lebih kreatif,
munculnya prakarsa lebih banyak dan menjadi semakin lebih bertangguang jawab.
Oleh karena itu perlu diciptakan sasaran partisipasi tersebut pada setiap organisasi
adalah sifat dan bentuk yang bervariasi tergantung pada kebutuhan dan jenis kerjanya.
Dalam praktek kepemimpinan harus mengakuai bahwa orang-orangnya
memiliki kemampuan selain dari apa yang dapat mereka kerjakan dengan tangan.
Mereka harus mengakui bahwa bawahannya mempunyai kemampuan untuk berfikir
menciptakan ide-ide baru, memprakarsai prosedur baru serta cara-cara kerja mutakhir.
Dalam pelaksanaannya memang masih banyak terdapat kendala, meskipun
banyak rujukan,teori dan bahkan banyak para pakar yang memberikan pencarahan
bagaimana mengendalikan suatu organisai yang yang berlandaskan pada sistim
administrasi yang akuntabilitas. Seperti yang di ungkapkan oleh Ngalim Purwanto
(2009:59) fator-faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin adalah sebagai berikut:
1. Keahlian dan pengetauan;
2. Jenis pekerjaan atau lembaga;
3. Sifat-sifat kepribadian pemimpin;
4. Sifat-sifat kepribadian pengikut;
5. Sangsi sangsi yang ada di tangan pemimpin.
Pimpinan dalam administrasi partisipatif ini harus yakin benar bahwa
paartisipasi tersebut bukan hanya diperlukan, namun juga bersifat hakiki. Artinya
pimpinan dan semua lini wajib memberikan komitmen dalam arti yang benar,
sehingga sikap dan perilakunya selalu mendukung dan mendorong serta terjun secara
aktif membantu jalanya kelompok partisipasi tersebut. Sehingga partisipasi tersebut
sebagai pengontrol mental untuk mengurangi konflik antar pribadi maupun kelompok
pada lingkungan yang tidak pasti.
Administrasi partisipatif cenderung untuk:
1. Meningkatkan pengertian antar individu berupa toleransi dan kesadaran;
2. Mengembangkan iklimkerja yang kreatif dan yang menguntungka organisasi;
3. Medorong partisipan berfikir dalam kerangkaorganisasi secara menyeluruh tidak
terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit;
4. Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatua ynag dimiliki partisipan dalam
organisasi;
5. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan diantara partisipan.
Berbagai tindakan dalam organisasi yang penulis ungkap dia atas tentunya
masih sangat membutuhkan sinergi dalam administrasi, karena mengandung arti
pengerahan seluruh sumber daya organisasi yang selaras, serasi dan seimbang untuk
mencapai tujuan angka optimal dalam arti efektif, efesien dan memuaskan.
Bagaimana kita dapat mencapai kondisi selaras-serasi-seimbang, hal itu merupakan
suatu seni, sebab sangat tergantung pada kemampuan kita sendiri atau
profesioanalisme, tantangan yang bersifat internal maupun bersifat eksternal. Oleh
karena itu disebut sebagi suatu seni mempergunakan strategi untuk mencapai
keberhasilan. Secara teknik operasional selaras itu mengandung arti semua orang
dalam organisasi paham akan tujuan, falsafah, misi, visi organisasi yang
bersangkutan. Kemudian serasi mempunyai arti setiap orang yang terkait dalam
organisasi tersebut mengatur strategi operasional dala upaya mencapi tujuan sesuai
dengan struktur dan fungsi dalam organisasi tersebut.
Selanjutnya pengertian seimbang dapat diuaraikan agar masing-masing orang
atau unit bekerja menurut irama prioritas organisai secara professional. Perlu diyakini
bahwa kekuatan sumber daya manusiaiyu terletak pada kemampuan kerjasama yang
dimiliki dan kerjasama tersebaut dapat menjadi kenyataan bilaman tingkat
kepercayaan masing-masing individu dalam kelompok dapat ditimbulkan. Oleh
karena itu kualitas kerjasama sumber daya manusia terletakpada tingkat kepercayaan
yang dapat ditumbuhkan, makin tinggi berarti makin baik.

2.8. Disiplin Dalam Organisasi


Salah satu aspek kekuatan sumber daya manusia itu dapat tercermin pada
sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin dapat member dampak kuat terhadap suatu
organisasi untuk mencapai keberhasilan dalm mengejar tujuan yang direncanakan.
Disiplin harus dimulai dari dirinya sendiri, tidak boleh menunda-nunda tugas dan
kewajibannya dan memberikan yang terbaik bagi prganisasinya. Karena organisasi itu
adalah masalah orang, maka harus dipelajari secara sungguh-sungguah agar dalam
penempatan orang itu sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki, sehingga
dimungkinkan disiplin organisasi dapat ditegakkan dalam upaya mencapai tujuan.
Disiplin kerja yang tinggi merupakan suatu proses belajar yang terus-menerus.
Supaya proses pembelajaran lebih efektif, maka pimpinan yang merupakan agen
pengubah perlu memerhatikan prinsip-prinsip yang konsisten, adil, bersifat positif,
dan terbuka (http://www.equator-news.com/kolom/20111213/disiplin-sdm-dalam-
organisasi)
Dalam pelaksanaan tugasnya setiap individu yang terlibat dalam organisasi
harus memahami dan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, menjunjung
tinggi ketidakberpihakan terhadap semua golongan, masyarakat, individu, serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan. Disamping itu setiap individu harus
menunjukkan akuntabilitasnya dengan mempertanggungjawabkan seluruh
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya baik kepada organisasi maupun
kepada pemakai produk organisasi melalui pimpinan atau atasan langsungnya.

2.9. Lingkungan Kerja Organisasi


Untuk melakukan program membudayakan kerja diperlukan persiapan yang
berupa penciptaan lingkungan kerja dengan paradigm yang disepakati untuk mencapai
tujuan organisasi dengan cara yang lebih efektif dan efesien. Oleh karena itu kita
sendiri melihat pada diri kita sendiri sebagai SDM, yang memiliki kekuatan semangat
dan kemampuan kerja dan kerajasama yang akan mampu meningkatkan mutu dan
mutu yang dicapai terus menerus, dipertahankan dan dikembangkan akan menjadi
budaya kerja yang dimiliki oleh kelompok ynag bersangkutan.
Nilai-nilai kerjasama tersebut banyak di ungkapkan oleh agama seperti “Allah
tidak akan merubah nasip suatu kaum melainkan kaum itu merubah nasipnya
sendiri” . dari kalam Ilahi tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa kita sendiri
harus mempunyai usaha untuk menentukan jalan ynag terbaik untuk merubah nasib
kita kedepan kedalam keadaan yang lebih baik, hal ini sama juga permasalahannya
yang terjadi didalam tubuh suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu
dilakukan pembenahan dari dalam tubuh organisasi itu sendiri.
Ada tiga yang juga mempengaruhi kinerja anggota organisasi :
1. Pola Kerjasama
Pola kerjasama merupakan bentuk-bentuk hubungan antar karyawan dalam
perusahaan, yang memungkinkan seseorang dapat memperoleh dan memberikan
respon terhadap suatu tugas.
2. Ketersediaan alat kerja
Dapat dipastikan bahwa pekerjaannya tidak dapat terselesaikan apabila segala sesuatu
alat kerja yang dibutuhkan tidak tersedia dengan baik di suatu organisasi.
3. Imbalan
Reward atau imbalan dalam membangun kinerja karyawan keberadaannya sangat
vital. Reward harus ada dan tepat pemberiannya. Tidak semua pemberian yang dari
pimpinan kepada anggota organisasi dapat diartikan sebagai imbalan.
(http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/06/02/membangun-kinerja-melalui-
perbaikan-lingkungan-kerja-pola-kerjasama/).
Dengan membudayakan kerja kita dapat memberikan arahan bagaimana
seharusnaya kita berbuat sesuai dengan hukum-hukum Allah SWT sesuai dengan
kodrat manusia yang beriman yang dikenal dengan istilah back to basic atau kembali
ke fitrah. Dengan membudayakan kerja berarti kerja ibadah dan barang siapa
beribadah, Allah akan memberikan rahmad berupa bimbingan kea rah jalan yang
benar, sehingga kita akan dapat lindungan Allah dalam menghadapi segala tantangan
berupa apapun. Untuk memperoleh prestasi kerja yang lebih baik terkadang kita perlu
memperhatikan motto “tiada hari tanpa prestasi”. Nabi Muhammad SAW bersabda
“beruntunglah orang-orang yang hari ini lebih baik dari kemarin, dan sangat rugi dia
apabila sama dengan kemarin dan celakalah orang-orang yang hari ini lebih buruk
dari kemarin.
Bila kita analisa hadits diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tidak ada
kata-kata “terlambat” dan tidak bisa dalam bekerja karena kita dituntut untuk selalu
membuat suatu gebrakan baru menuju kearah yang lebih baik.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan akan dapat lebih cepat, lebih efektif
dan efesien jika didukung oleh personel-personel yang memiliki jiwa kewirausahaan,
memahami dan dapat menerapkan falsafah wirausaha. Pengenalan terhadap potensi
diri, dapat dijadikan landasan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. Sikap
positif, merupakan salah satu pendukung untuk mengembangkan diri dan mencapai
tujuan-tujuan secara optimal.
Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya kerja sama tim. Yang
memiliki makna bahwa orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok dan
memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara satu dengan yang
lainnya, dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan apabila
terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan berbagai pendekatan-
pendekatan yang bersifat komunikatif.
Dengan demikian, dalam pandangan penulis bahwa keberadaan
kepemimpinan, manajemen, administrasi dan organisasi khususnya dalam lembaga
pendidikan tidak bisa dipisahkan dalam rangka mengembangkan dan memajukan
lembaga pendidikan tersebut. Komponen-komponen tersebut (kepemimpinan,
manajmen, administarai dan organisasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki
hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses
kegiatan dan pemgembangan lembaga pendidikan, empat komponen tersebut
merupakan alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila salah satu dari
empat komponen tersebut diabaikan, maka akan mempengaruhi terhadap komponen
yang lainnya sehingga berdampak terhadap lekeberadaan lembaga pendidikan. Oleh
sebab itu, antara kepemimpinan, manajemen, administrasi dan organisasi memiliki
hubungan yang saling mendukung dalam sebuah lembaga pendidikan demi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengelolaan organisasi, kepemimpinan, administrasi dan manajemen saling
berkaitan dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan pada pengembangan
organisasi tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis
simpulkan secara umum, antara lain yaitu:

1. Hubungan antara kepemimpinan, manajemen, administrasi dan organsiasi


sangat berkaitan erat terhadap pengembangan lembaga pendidikan terutama
pengembangan disektor sumber daya mansusia.
2. Dalam suatu organisasi, perencanaan merupakan langkah awal untuk
mencapai tujuan berdasarkan visi dan misi organisasi tersebut.
3. Untuk mengembangan lembaga pendidikan/organisasi, maka keberadaan
penggerakan (actuating) sangat penting dalam mencapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan. Maju dan berkembangnya suatu lembaga
pendidikan/organisasi sangat tergantung dengan fungsi manajemen yang
berhubungan dengan penggerakan. Apabila fungsi ini berjalan dengan efektif
dan efisen, maka akan bertampak terhadap pengembangan organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain organisai adalah aktivitas membagi-bagi kerja, mengolong-


golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan
tanggung jawab kepada para pelaksana.
3.2. Saran
Demikianlah pembahasan kelompok kami tentang administrasi pendidikan dan
organisasi. Pembahasan kami hanya sebatas wacana tentang pelaksanaan administrasi
pendidikan dan organisasi.
Kami sadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami
sebagai penyaji memohon saran dan kritik yang membangun, sebagai alat pacu
perbaikan bagi kami. Demikianlah penyajian kami atas perhatiannya kami sampaikan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto (2011), Administrasi Pendidikan, Jakarta, penerbit Rineka Cipta


Desi Fernanda (2006), Etika Organisasi Pemerintah, Jakarta, LAN
Endang Lestari dan Maliki (2006), Komunikasi Yang Efektif, Jakarta, LAN
Gering Supriyadi dan Tri Guno, (2006), Budaya Kerja Organisasi Pemerintah, Jakarta, LAN.
Juni Pranoto dan Wahyu (2006), Membangun Kerja Sama Tim, Jakarta, LAN
Najib Sulhan (2010), Pembangunan Karakter Pada Anak – Manajemen pembelajarn guru menuju
sekolah yang efekktif, Surabaya, Surabaya Intelektul Club.
Ngalim Purwanto (2009), Aministrasi dan Supervisi Pendidikan, penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/06/02/membangun-kinerja-melalui-perbaikan-
lingkungan-kerja-pola-kerjasama/
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/05/proses-dan-bidang-garapan-administrasi.html
http://pelitaminyak.blogspot.com/2010/05/komunikasi-dalam-sebuah-organisasi.html
http://www.anneahira.com/administrasi.htm
http://www.banyumaskab.go.id/berita-379-kepemimpinan-dan-motivasi.html
http://www.equator-news.com/kolom/20111213/disiplin-sdm-dalam-organisasi
http://www.kumpulanistilah.com/2011/07/komunikasi-dalam-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai